Metode Penyusutan Aktiva Tetap

yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan pertukaran aktiva tetap yang sejenis. 5. Aktiva tetap yang dihadiahkan Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan donasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent. 6. Aktiva yang dibangun sendiri Dalam memperoleh suatu aktiva terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan sehari-hari.

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Menurut Fakultas Ekonomi USU penyusutan adalah alokasi biaya-biaya tetap berwujud ke dalam beban selama periode tertentu. Menurut Donald E. Kieso 2007 penyusutan adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional. Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005 penyusutan merupakan alokasi dari penurunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Faktor-faktor yang meneyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap antara lain : 1. Penyusutan fisik phisical depreciation Universitas Sumatera Utara penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca, 2. Penyusutan fungsional functional depreciation penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan. Menurut Kieso 2007 faktor-faktor yang akan mempengaruhi penetapan beban penyusutan yaitu : harga perolehan, masa manfaat,dan nilai sisa. Sedangkan menurut Menurut Warren, Reeve dan Fees 2005 menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhinya, antara lain : 1. Harga Perolehan acquisition cost merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan, 2. Nilai Residu residual atau salvage value merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikanpenghentian retirement aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya, 3. Umur Ekonomis Aktiva Tetap economical life time terdiri dari: a. Umur Fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik walaupun mungkin sudah menurun fungsinya, Universitas Sumatera Utara b. Umur Fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara BUMN antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan SAP No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan. Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap Keterangan Diknas : Pendidikan Nasional Dikti : Pendidikan Tinggi USU : Universitas Sumatera Utara Menurut Warren, Reeve dan Fess 2005 metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Metode Garis Lurus straight line method Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodik jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode. Contoh : Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara Diknas Dikti USU Fakultas Ekonomi USU Universitas Sumatera Utara Biaya perolehan infocus adalah sebesar Rp.3.000.000, nilai residunya adalah Rp. 200.000 dan masa pemakainnya 2 tahun. Penyusutan untuk aktiva mobil tersebut dihitung sebagai berikut : Diketahui : C : Rp. 3.000.000 S : Rp. 200.000 n : 2 tahun Penyelesaian : D = C – S :n D =3.000.000 – 200.000 : 2 =1.400.000 Atau dengan menggunakan rumus lain : r = 100 : n r = 100 : 2 = 50 D = C- S × r D = 3.000.000 – 200.000 × 50 = Rp. 1.400.000 b. Metode Saldo Menurun declining-balance method Metode ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk penerapan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Contoh : Biaya perolehan sebuah lemari es adalah Rp. 1.000.000,- nilai residu ditaksir Rp.100.000,- sedangkan penggunaannya diperkirakan selama 5 tahun. Beban penyusutan per tahun adalah : Diketahui : C : Rp.1.000.000 Universitas Sumatera Utara S : Rp. 100.000 n : 5 tahun Penyelesaian : r = 0,368 = 36,8 Setelah besar tingkat penyusutan ditetapkan untuk periode, maka dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : Tabel 3.2 Daftar penyusutan menurut metode saldo menurun Tahun Nilai Buku Awal Tahun Penyusutan Beban Penyusutan untuk Tahun Ke : Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun 1 Rp. 1.000.000 36,80 Rp. 368.000 Rp. 368.000 Rp. 632.000 2 Rp. 632.000 36,80 Rp. 232.576 Rp. 600.576 Rp. 399.424 3 Rp. 399.424 36,80 Rp. 146.988 Rp. 747.564 Rp. 252.436 4 Rp. 252.436 36,80 Rp. 92.896 Rp. 840.460 Rp. 159.540 5 Rp. 159.540 36,80 Rp. 59.540 Rp. 900.000 Rp. 100.000 Total Perolehan Rp. 900.000 Rp. 3.456.600 Rp. 1.543.300 Sumber : Fakultas Ekonomi USU Tahun 2009 Universitas Sumatera Utara c. Metode Unit Produksi unit of production method Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Contoh : Biaya perolehan mesin fotocopi adalah Rp. 20.000.000 dan nilai residunya adalah Rp. 2.000.000. Masa manfaat mesin fotocopi ini diperkirakan selama 4752 jam operasi selama setahun. Maka beban penyusutan untuk 1 unit jam operasi : Diketahui : Biaya perolehan : Rp. 20.000.000 Nilai residu : Rp. 2.000.000 Taksiran unit produksi : 4752 jam Penyelesaian : Beban Penyusutan Per unit : 20.000.000 – 2.000.000 : 4752 = Rp. 3800 Maka beban penyusutan untuk 1 unit jam operasi adalah sebesar Rp. 3800

E. Penggantian Aktiva Tetap