Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PT. SOCFIN INDONESIA MEDAN (SOCFINDO)

PERKEBUNAN AEK PAMIENKE

OLEH

ELPRIDA ANDRIANI NASUTION 082102015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamim, sebagai ungkapan rasa sukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat_Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis masih menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan kemampuan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimilki terbatas.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini, khususnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam,Msi,Ak selaku ketua program Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak DRS. Chairul Nazwar,Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(3)

dan dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Pimpinan PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke dan para pegawai yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ucapan teristimewa untuk kedua orang tua (Ayahanda Makmur Nasution dan Ibunda Paridah Nasution) yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang yang begitu besar hingga akhirnya penulis menjadi seperti sekarang ini. Tiada kata yang pantas diucapkan selain terima kasih untuk semua ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang mebangun dari semua pihak yang lebih berpengalaman demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terima kasih.

Medan, Juni 2011

(Elprida Andriani Nst) NIM. 082102015


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 4

D. Sistematika Penelitian ... 5

1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Laporan Penelitian ... 6

BAB II : PT. Socfin Indonesia Medan ( Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke A. Sejarah Ringkas PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke dan Visi Misi ... 8

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 10

C. Job Discription... 11

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 21

E. Kinerja Usaha Terkini ... 21

F. Rencana Kerja ... 22

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Aktiva Tetap ... 23

B. Jenis-jenis Aktiva Tetap... 25

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 27

D. Penggantian Aktiva Tetap ... 30


(5)

F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap... 37 G. Jenis-jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 38 H. Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap ... 39

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 42 B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

1.1 Jadwal Penelitian ... 5 2.1 Penyusutan Menurut Metode Strigth Line... 34 2.2 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun ... 36


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perekonomian suatu negara mempengaruhi pertumbuhan suatu negara. Tanpa perekonomian yang sehat dan stabil mustahil masyarakat dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat adil dan makmur.Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup:

1 Pertumbuhan yang teru-menerus (Growth) 2 Kelangsungan hidup (Survival)

3 Kesan positif di mata publik (Image).

Laba ( profit ) merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.

Secara umum perusahaan merupakan suatu organisasi di mana sumber daya, seperti bahan baku dan tenaga kerja di proses untuk menghasilkan barang atau jasa. Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan dagang memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud ( tangible asset ) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan


(8)

dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah, mesin dan harta berwujud lainnnya,selain itu aktiva tetap juga dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, yang akan digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya operasional perusahaan dengan lancar. Pengawasan intern merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan akan lebih terarah dan lebih baik dalam mencapai tujuan.

Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara, misalnya : pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa. Bila kita perhatikan dalam laporan keuangan perusahaan, aktiva tetap memiliki jumlah dana yang relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu penilaian khusus dari sudut akuntansi.

Pengawasan atas aktiva tetap harus selalu diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan perusahaan. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Begitu juga dengan PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke setiap periode akuntansi dilakukan pelaporan atas pengawasan aktiva tetapnya. PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke merupakan


(9)

perusahaan perkebunan yang kegiatan usahanya meliputi kelapa sawit dan karet, serta benih unggul kelapa sawit. PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Pekebunan Aek Pamienke menghasilkan 3 jenis komoditi utama, yaitu kelapa sawit, karet,dan benih kelapa sawit.

Peranan aktiva tetap bagi PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke sangat besar, baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang agak rumit.

Aktiva tetap pada PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu aktiva tetap tanaman, dan aktiva tetap non tanaman. Aktiva tetap tanaman, meliputi tanaman menghasilkan dan tanaman yang belum menghasilkan. Contoh : tanaman muda yang belum menghasilkan tidak di masukkan dalam biaya produksi, sedangkan tanaman yang berusia enam tahun maka di masukkan dalam biaya produksi. Aktiva tetap non tanaman, meliputi bangunan rumah, bangunan perusahaan, mesin, alat pengangkutan, dll.

Berdasarkan penjelasan diatas, dan melihat begitu besarnya peran aktiva tetap terhadap perusahaan, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk penulisan tugas akhir dengan judul : “Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT.Socfin Indonesia Medan (SOCFINDO) Perkebunan Aek Pamienke”.


(10)

B.Rumusan Masalah

Semua perusahaan akan selalu menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan operasi perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya, berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang berkaitan dengan sistem pengawasan intern aktiva tetap adalah bagaimana sistem pengawasan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. Socfin Indonesia Medan SOCFINDO) Perkebunan Aek Pamienke.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yatu :

a. Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan memperluas wawasan mengenai pengawasan aktiva tetap suatu perusahaan,

b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan untuk dapat terwujudnya kebijakan dan penilaian yang baik terhadap sistem pengawasan intern aktiva tetap perusahaan,


(11)

c. Bagi peneliti yang lain, untuk menyempurnakan penelitian terhadap topik yang sama agar menjadi lebih baik lagi.

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan Tugas akhir.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Mei Juni

Minggu Minggu I II III IV I II III IV A. Persiapan

1 Pelaksanaan penelitian untuk

mendapatkan topik tugas akhir √ 2 Bimbingan untuk pelaksanaan

tugas akhir √

B. Pelaksanaan

3 Bimbingan untuk pengolahan

data perusahaan √

4 Pengolahan data perusahaan

dalam penyusunan tugas akhir √


(12)

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab dibagi atas sub-sub bab sesuai kebutuhannya agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Secara garis besar Rencana Isi adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II :PT. Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkas dan visi misi, struktur organisasi dan personalia, job description, 6 Bimbingan untuk penulisan bab

II tugas akhir √

7 Bimbingan untuk penulisan bab

III tugas akhir √

8 Bimbingan untuk penulisan bab

IV tugas akhir √

9 Bimbingan tahap akhir dalam

penyusunan tugas akhir √


(13)

dan jaringan usaha atau kegiatan, dan kinerja usaha terkini, rencana kerja..

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan defenisi aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, pengggantian aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, pengawasan intern terhadap aktiva tetap, jenis-jenis pengawasan intern aktiva tetap, dan unsur pengendalian antern aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke dalam menunjang kemajuan yang akan datang.


(14)

BAB II

PT. Socfin Indonesia Medan (socfindo) Perkebunan Aek

Pamienke

A. Sejarah ringkas PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke PT. Socfin Indonesia didirikan pada tanggal 7 Desember 1930 dengan nama Socfin Medan S.A. Pada tahun 1965, PT. Socfin Indonesia dialihkan di bawah pengawasan pemerintah Indonesia berdasarkan penetapan Presiden No. 6 Tahun1965.

Pada tahun 1968, PT. Socfin Indonesia menjadi perusahaan patungan antara Plantation Nord Sumatra S.A. - Belgia (pemilik saham Socfin) dengan pemerintah R.I dengan nama PT. Socfin Indonesia (Socfindo), berdasarkan UU penanaman modal asing No. 01/1967 dengan perbandingan kepemilikan 60% saham Plantation Nord Sumatra dan 40% saham pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 13 Desember 2001, sejalan dengan privatisasi beberapa BUMN oleh pemerintah R.I., telah terjadi perubahan kepemilikan saham Socfindo menjadi 90% saham Plantation Nord Sumatra dan 10% saham pemerintah R.I. di bawah kementerian BUMN.

Diawali pada tahun 1909, Societe Financiere des Caouchoucs Medan Societe Anonyme (Socfin) didirikan oleh M. Bunge. Pada saat yang bersamaan juga, Adrian Hallet mendirikan Plantation Fauconnier & Posth bersama Henry Fauconnier.


(15)

Sementara itu, aktivitas pembukaan dan pembangunan perkebunan PT. Socfin Indonesia pertama sekali sudah dimulai pada tahun 1906 di Kebun Sei Liput, Aceh Timur, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (sekarang). Pada tanggal 7 Desember 1930, berdasarkan akta notaris William Leo No.45, nama dan leaglitas PT. Socfin Medan S.A. (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonyme) resmi digunakan. Berdasarkan akta notaris tersebut, PT. Socfin Medan S.A. berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di daerah Sumatera Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur.

PT. Socfin Indonesia sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet yang telah berdiri 100 tahun menyadari pentingnya usaha yang berkelanjutan dalam mengembangkan bisnisnya. Konsep berkelanjutan (sustainability) menjadi landasan dalam beroperasinya usaha perkebunan kelapa sawit dan karet di perusahaan kami.

Produk yang dihasilkan dan dipasarkan secara komersial oleh PT. Socfin Indonesia terdiri atas tiga bagian, yaitu

1. Benih dan bibit Kelapa Sawit

2. Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya 3. Karet

Ketiga produk tersebut memiliki kualitas yang teruji dan terbukti, selalu mengandalkan kualitas, serta tidak kalah bersaing dengan produk yang lain yang ada di pasar.


(16)

Visi dan Misi PT. Socfin Indonesia Visi

Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet kelas dunia yang menghasilkan produk yang berkelanjutan dan efisien.

Misi

Adapun misi PT. Socfin Indonesia Perk. Aek Pamienke adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan bisnis dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham

2. Menjadi tempat kerja pilihan bagi karyawannya, aman, sehat, dan sejahtera

3. Penggunaan sumber daya yang efisien minimasi limbah

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsur utama dan juga merupakan alat untuk mencapai pengawasan yang baik.

Pengorganisasian berguna untuk mempersatukan orang-orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan harus ditentukan alat-alat mana yang sesuai, siapa pemegang kunci atau jabatan yang melakukannya dan setiap manajer memiliki wewenang untuk


(17)

mengatur devisi masing-masing. Struktur organisasi perusahaan mencermikan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan dan fasilitas lainnya yang terlihat di dalamnya demi tercapainya tujuan. Seorang pimpinan perusahaan harus mempuyai pandangan luas,selain itu pimpinan harus tahu bagaimana mengatur organisasi, dan menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang tepat.

Bentuk organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu di dalam menetapkan suatu kebijakan terlebih dahulu harus ditetapkan bentuk organisasi yang akan diterapkan menyesuaikan susunan dan penempatan orang sesuai dengan keahlihannya. Disini jelas terlihat bahwa manajer bertanggung jawab atas organisasi-organisasi ini dan mengawasi apakah sumber daya telah digunakan dengan bijak untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan. Ini berarti bahwa setiap manajer mempunyai wewenang sepenuhnya pada bawahannya, yang melapor hanya pada manajer tersebut, atau aliran wewenang langsung dan tidak langsung.

C. Job Description

Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi PT Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke.


(18)

1. Kepala Tata Usaha (KTU) Tugas dan tanggung jawab :

a. Melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh pengurus kebun b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan laporan keuangan kebun

terdiri dari Neraca, tata buku, perkiraan transitoris, Compte capital, Cost Analysis, Cost center.

c. Membuat laporan permintaan uang bulanan

d. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) kebun e. Bertanggung jawab terhadap buku kas kebun beserta bukti-bukti

pendukung kas

f. Membuat journal voucher untuk tata buku

g. Mensupervisi bawahan dalam rangka pelaksanaan ataupun pembuatan laporan keuangan.

h. Melayani/ menerima tamu/pihak-III sesuai instruksi pengurus kebun i. Mewakili pengurus kebun kordinasi dengan pemerintah daerah

maupun swasta

j. Mengumpulkan data-data untuk penyusunan anggaran biaya kebun k. Mengawasi pembuangan limbah padat di Kantor Pengurus

l. Mengkordinir pelaporan bahaya LK3 dikantor. 2. Kepala Gudang

Tugas dan tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab terhadap persediaan barang gudang sesuai dengan administrasi persediaan barang


(19)

b. Membuat pesanan barang (Material Request) untuk kebutuhan kebun c. Menerima barang-barang dan memastikan barang yang diterima sesuai

pesanan dan surat pengantar barang dari Medan/Supplier/Kebun sepupu dan mencatat pada kartu persediaan

d. Membuat bon pengeluaran barang dan mencatat pengeluaran pada kartu persediaan barang (kartu putih), sekaligus membuat nomor perkiraan untuk pembebanan

e. Membuat surat pengantar barang untuk barang-barang yang akan dikirim ke kebun sepupu/ Kantor Besar Medan.

f. Membuat berita acara penerimaan pupuk dan mengambil sampel pupuk untuk diuji kembali di kantor beasar Medan

g. Memastikan bahwa letak barang pad rak telah sesuai dengan ketentuan h. Memeriksa dan memastikan input data peneluaran barang sesuai form

SIR (Stock Issued Requsation) dan penerimaan barang sesuai form GRN ( Good Receive Note)

i. Memastikan persediaan barang B3 telah ditempatkan sesuai dengan ketentuan

j. Memastikan simbol-simbol bahaya dan simbol lainnya terpasang sesuai ketentuan

k. Memastikan pekerja yang bekerja diarea gudang menggunakan APD yang sesuai


(20)

m. Melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh KTU, Tekniker-1 dan pengurus.

3. Kepala Laboratorium Tugas dan tanggung jawab :

a. Mengawasi pengambilan contoh karet dan pengujian mutu kadar karet kering

b. Mendokumentasikan hasil pengujian mutu karet kering dan menyimpan sebagai rekaman mutu

c. Membuat laporan harian mutu produksi karet dan membuat laporan bulanan Laboratorium

d. Menjamin pelaksanaan analisa atau pemeriksaan mutu telah sesuai dengan standar yang berlaku dan memastikan contoh analisa disimpan dan tersusun sesuai ketentuan penyimpanan

e. Memastikan alat laboratorium telah di Kalibrasi dan di verifikasi sesuai ketentuan Sistem Manajemen Socfindo, sekaligus membuat usulan kalibrasi alat-alat Laboratorium sesuai jadwal kalibrasi yang telah di tetapkan

f. Mengontrol persediaan Bahan Kimia, mengontrol pemakaian bahan kimia dan alat-alat Laboratorium

g. Membuat pesanan alat-alat laboratorium, dan bahan-bahan kimia keperluan laboratorium

h. Memberikan pengarahan atau petunjuk kepada petugas laboratorium dalam hal pelaksanaan pemeriksaan atau analisa mutu


(21)

i. Memberikan saran atau rekomendasi kepada pengurus dan tekniker-1 terkait hasil pemeriksaan mutu produksi

j. Menyerahkan limbah B3 (terpentin) kepada Kepala gudang untuk disimpan

k. Memastikan limbah hasil cucian laboratorium dibuang kesaluran IPAL l. Memastikan bahwa contoh air limbah telah dikirim ke Laboratorium T.

Gambus setiap bulan untuk dianalisa

m. Melaporkan potensi bahay lingkungan dan K3 yang ada diarea kerjanya.

4. Asisten Devision Tugas dan tanggung jawab :

a. Membantu pengurus mengawasi semua prosedur pekerjaan lapangan b. Membuat perencanaan pekerjaan harian dan bulanan dilapangan

berdasarkan pedoman dari pengurus perkebunan

c. Memberikan instruksi kerja kepada mandor-mandor,mantri-mantri dan krani-krani setiap pagi (antrian pagi)

d. Membuat laporan bulanan afdeling

e. Mengkordinir mandor-1 harian, mandor-1 produksi,semua mandor, mantri dan krani dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai instruksi dan rencana kerja

f. Mengawasi mutu dan output setiap jenis pekerjaan lapangan g. Mengawasi disiplin kerja tenaga kerja sendiri maupun pihak III


(22)

i. Mengawasi dan mengarahkan operasional alat-alat transport/ alat berat di lapangan

j. Mengatur dan mengawasi seluruh petugas keamanan Division dan bertanggung jawab terhadap keamanan produksi dan seluruh asset perusahaan di Division

k. Mendorong pekerja dan memberi contoh untuk melaksanakan pelaporan bahaya LK3

l. Melakukan identifikasi aspek dan dampak LK3 diarea kerja

m. Mengontrol dn memastikan sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001, Ohasas 18001 dan sistem manajemen lainnya yang telah ditetapkan oleh manajemen PT. Socfindo,terlaksana dengan baik di lapangan n. Melaksanakan instruksi dari Aspek dan pengurus kebun.

5. Mandor-1 Produksi Tugas dan tanggung jawab :

a. Menerima Instruksi dan pengarahan dari asisten setiap pagi (Antrian pagi)

b. Membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kerja penderes dengan mengarahkan mandor-mandor deres

c. Mengatur tenga kerja deresan

d. Memeriksa kelengkapan dan keadaan alat kerja penderes

e. Membantu asisten mengatur pengoperasian alat-alat transport di lapangan


(23)

f. Kontrol mutu dan output pekerjaan deresan g. Mengontrol pekerja dalam penggunaan APD h. Membantu asisten dalam tugas pengamanan kebun

i. Mengawasi pelaksanaan pembuangan limbah dari TPS-III perusahaan ke TPA

j. Mengatur cuti karyawan deres dan mandur deres

k. Memastikan penggunaan bahan kimia dilakukan dengan benar dan aman

l. Melaporkan kondisi/ keadaan maupun penyimpangan dan potensi bahaya LK3 yang terlihat di blok lapangan

6. Mandor-1 Perawatan Tugas dan tanggung jawab :

a. Menerima instruksi dan pengarahan dari asisten setiap pagi (Antrian Pagi)

b. Mengatur tenaga kerja harian

c. Mengkordinir dan mengawasi secara langsung pekerjaan mandor-mandor harian

d. Membantu asisten mengatur pengoperasian alat-alat transport dilapangan

e. Kontrol mutu dan output pekerjaan harian

f. Melaporkan kondisi/ keadan maupun penyimpangan dan potensial bahaya LK3 yang terjadi dilapangan


(24)

g. Mengontrol pekerja dalam penggunaan APD sesuai dengan jenis pekerjaan

h. Membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan pekerjaan harian

i. Membantu asisten dalam tugas pengamanan kebun

j. Bertanggung jawab mengawasi pembuangan limbah padat dari perumahan, kantor afdeling,gudang pupuk ke TPA

k. Memastikan penggunaan bahan kimia telah dilakukan dengan benar dan aman.

7. Krani keliling

Tugas dan tanggung jawab :

a. Menerima instruksi dan pengarahan dari asisten setiap pagi ( Antrian Pagi)

b. Mengabsensi seluruh karyawan ke buku mandor berdasarkan jenis pekerjaan

c. Mengerjakan/ membuat administrasiafdeling

d. Melayani pekerja yang akan mengambil hak normatif sesuai PKB e. Membuat/ mengisi formulir input data absensi harian

f. Mencatat pemakaian bahan-bahan/alat-alat kerja di lapangan


(25)

8. Mandor Semprot Pestisida Tugas dan tanggung jawab :

a. Menerima instruksi dan pengarahan dari asisten setiap pagi ( Antrian Pagi)

b. Menagtur tenaga kerja semprot pestisida

c. Bertanggung jawab terhadap alat kerja dan pemakaian bahan pestisida d. Bertanggung jawab terhadap penggunaan APD di msndorannya e. Melaporkan prestasi kerja harian kepada asisten

f. Melaporkan kondisi/ keadaan maupun penyimpangan dan potensi bahaya LK3 yang terjadi di lapangan

g. Memastikan tidak terjadi ceceran pestisida ke lingkungan h. Membuat daftar pusingan semprot piringan dan gawangan i. Mengontrol kondisi piringan dan gawangan

j. Mengontrol pencampuran racun k. Mengontrol mutu hasil semprotan

l. Memastikan penggunaan bahan kimia telah dilakukan dengan benar dan aman.

9. Mandor Deres

Tugas dan tanggung jawab :

a. Menerima instruksi dan pengarahan dari asisten setiap pagi ( Antrian Pagi )


(26)

c. Mengawasi dan mengkordinir secara langsung pekerjaan deres di mandorannya

d. Mengambil larutan amoniak 2,5% dari pabrik dan mendistribusikannya kepada karyawan deres dimadorannya

e. Bertanggung jawab terhadap mutu dan output deresan dimandorannya f. Melporka kondisi/ keadaan maupun penyimpangan dan potensi bahaya

LK3 yang terjadi di ancak mandorannya

g. Bertanggung jawab terhadap produksi Latex dan Lower grade dari lapangan ke meja latex.

h. Mengtur dan mengontrol pelaksanaan cuci mangkok i. Mengontrol kelengkapan alat-alat deres

j. Memastikan penggunaan bahan kimia telah dilakukan dengan benar dan aman

k. Memastikan penderes telah menggunakan APD yang sesuai

l. Turut menjaga kebersihan produksi yang dikumpul oleh karyawan deres

m. Melaporkan potensi bahaya LK3 di area kerjanya. 10.Karyawan

Tugas dan tanggung jawab :

a. Melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh mandor setiap pagi b. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan


(27)

d. Turut menjaga kebersihan lingkungan kebu sesuai persyaratan ISO 14001

e. Wajib menggunakan APD yang telah di tetapkan sesuai dengan pekerjaannya

f. Melaporkan potensi bahaya LK3 diarea kerjanya.

D. Jaringan Usaha/ Kegiatan

PT.Socfin Indonesia memiliki Beberapa anak perusahaan diantaranya; PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Loba , PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke , PT. Socfin Indonesia Perk. Aceh dll.

PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke merupakan salah satu unit usaha yang dikelola oleh PT.Socfin Indonesia Medan provinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan anak perusahaan. Jaringan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke adalah mengelola hasil kebun karet yang akan di kirim ke kebun sepupu/ kantor besar Medan.

PT.Socfindo juga menyediakan infrastruktur yang memadai yang mendorong keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila sarana umum tidak tersedia, PT Socfindo juga akan menyediakan sarana tempat tinggal, pendidikan, air bersih, kesehatan, dan fasilitas umum yang memadai.

E. Kinerja Usaha Terkini


(28)

pada PT Socfin Indonesia Perk. Aek Pamienke, yang terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah merencanakan dan mengalokasikan sumber daya tertentu untuk menjalankan program pembangunan dan pengembangan masyarakat dalam bentuk kegiatan ataupun sumbangan yang ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, lingkungan dan budaya setempat.

F. Rencana Kerja

Rencana kerja PT Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke antara lain adalah sebagai berikut :

1. Membuat journal voucher untuk tata buku

2. Mengumpulkan data-data untuk penyusunan anggaran biaya kebun 3. Mengawasi pembuangan limbah padat di kantor pengurus


(29)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh PT Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke.

A.

Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 16 tahun 2007. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh PT.Socfin Indonesia Medan (Socfindo) Perkebunan Aek Pamienke.

Aktiva atau aset ( assets ) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh aktiva adalah kas ( uang tunai ), piutang usaha, perlengkapan, beban di bayar dimuka ( seperti asuransi ), bangunan, peralatan, tanah dan hak paten.( Warren, Reeve, Fess, 2006, 18 ).

Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai karakteristik relatif permanen, tidak dimaksudkan untuk di jual dan dipakai untuk memperoleh penghasilan.


(30)

Aktiva tetap ini meliputi tanah, bangunan ( gedung ) mebel, dan peralatan serta kendaraan. ( Dwi Prastowo Darminto, 2000, 30 ).

Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud ( tangible assets ) karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. ( Warren, Reeve, Fess, 2006, 504 ).

Menurut Suharli (2006, 259) menyatakan aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed asset dan mendefisikannya sebagai berikut :

Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, benilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan.

Harta tidak berwujud (Intangible asset) merupakan aktiva yang tidak dapat dilihat, bukti keberadaannya hanya dilihat dari akte perjanjian, kontak, dan lailn-lain, seperti goodwill, paten, frenchise, dan lain-lain.

Menurut Simamora (2000, 297) aktiva tetap adalah :

“Aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dadulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :


(31)

1. mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk

menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung,

2. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat tersebut,

3. transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aktiva yang memiliki nilai ekonomi dan mempunyai wujud yang menjadi milik perusahaan dinamakan aktiva tetap berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya.

Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain :

a) Berwujud

b) Dimiliki oleh perusahaan

c) Masa operasinya lebih dari satu tahun atau dalam jangka waktu relative lama

d) Nilainya besar e) Tidak untuk dijual.

B. Jenis-jenis Aktiva tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain: a. Sudut Substansi


(32)

1. Tangible fixed asset ( aktiva berwujud )

Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. 2. Intangible fixed asset ( Aktiva tidak berwujud )

contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya. b. Sudut Disusutkan atau tidak

1. Depreciated Plant Asset yaitu aktiva tetap yang disussutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, jalan dan lain-lain.

2. Undepreciated Palnt Asset, aktiva tetap yang tiadak disusutkan seperti Land (Tanah).

c. Sudut Umur

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Beradasarkan umurnya aktiva tetap terdiri dari :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan jenis aktiva sejenis. Misalnya : bangunana, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti denga aktiva lain yang sejenis. Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.


(33)

Menurut Mulyadi, ( 2001) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement), b. Gedung dan perbaikan gedung,

c. Mesin, d. Meubel,

e. Kendaraan-kendaraan

PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 tahun 2007, yaitu :

1. tanah

2. bangunan/gedung 3. kendaraan

4. peralatan

5. Inventaris Kantor, seperti : komputer, meja, dll.

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yamg dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.


(34)

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.

Harga perolehan akan tetap tercantum sebagai alat aktiva tetap selama masa pemilikan atau pemakaian kecuali, apabila perusahaan merasa bahwa harga perolehan sudah tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar dari aktiva dan melakukan penilaian kembali atau dikenal dengan revaluasi atas aktiva tetapnya agar sesuai dengan keadaan yang nyata.

Untuk aktiva – aktiva yang disusutkan, pelaporannya menunjukkan harga perolehan dikurangi dengan kumpulan penyusutan yang telah dilakukan selama masa pemakaiannya. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara dengan pembelian, disumbangkan (hadiah), dan dibangun sendiri.

PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke dalam perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pembelian secara tunai

Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.


(35)

Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan.

b. Aktiva Tetap yang dibangun sendiri

Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri meliputi seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan.

Perusahaan sering membangun sendiri aktiva yang dibutuhkannya. Hal ini disebabkan oleh 3 hal antara lain:

1. Menekankan biaya

2. Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai ( idle capacity) 3. Keinginan untuk mendapatkan mutu yang baik.

Biaya perolehan aktiva tetap juga meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :

1. Metode Incremental Cost


(36)

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.

D. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke yaitu :

1. Dengan cara di buang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.

2. Dengan cara di jual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.


(37)

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva tetap seperti peralatan, bangunan, dan pengembangan tanah (Land Improvment) akan kehilangan kemampuan mereka seiring dengan berlalunya waktu, untuk menyediakan manfaat kepada perusahaan. Penyusutan merupakan penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Selain pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva. Menurut Harahap (2002; 53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”. Atau dapat juga disebut sebagai ” biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itudalam proses produksi”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :

“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.


(38)

Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode antara lain:

1. Harga perolehan aktiva tetap

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva sampai keadaan siap pakai.

2. Umur Tekhnis

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.

3. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( Nilai Residu )

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan.

4. Pola Pamakaian

Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Ada beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain:


(39)

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

b. deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Metode-metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan mungkin juga berbeda dari metode-metode yang digunakan dalam penentuan pajak penghasilan dan pajak properti. Tiga metode yang paling umum digunakan adalah 1) metode garis lurus (straight line method), 2) metode unit produksi, 3) metode saldo menurun.

1. Metode garis lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah alokasi perolehan yang mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian dalam metode ini beban penyusutan dari waktu ke waktu sama besarnya. Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai karena cara penentuannya sangat sederhana, karena untuk menghitung beban penyusutan per periode adalah dengan cara membagi harga perolehan yang disusutkan ( harga


(40)

penyusutan per periode dapat di hitung dengan membagi penyusutan per periode dengan harga perolehannya.

Contoh sebagai berikut:

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.15.000.000,- nilai sisa diperkirakan Rp. 1.500.000,- dan taksiran umur 5 tahun. Penyusutan tahunan akiva tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

Keterangan sebagai berikut: HP = harga pokok

S = nilai sisa n = taksiran umur

t = tarif penyusutan per periode p = penyusutan per periode Penyusutan per tahun

P = HP – S = Rp.15.000.000 – Rp.1.500.000

N 5

P = Rp. 2.700.000 per tahun Tarif penyusutan per tahun t = P = Rp. 2.700.000 HP Rp. 15.000.000 t = 1,8% per tahun


(41)

Tabel 2.1

Penyusutan menurut metode garis lurus Tahun Penyusutan (D)

Akumulasi Penyusutan (K) Saldo Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5 Rp. 2.700.000 Rp. 2.700.000 Rp.2.700.000 Rp.2.700.000 Rp.2.700.000 Rp.15.000.000 Rp.2.700.000 Rp.5.400.000 Rp.8.100.000 Rp.10.800.000 Rp.13.500.000 Rp.15.000.000 Rp.12.300.000 Rp.9.600.000 Rp.6.900.000 Rp.4.200.000 Rp.1.500.000

2. Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.

Metode unit produksi (Unit-of-Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama


(42)

Contoh:

Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aktiva tetap dimisalkan 45000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut : 15.000.000 – 1.500.000 = 300.per jam

45.000

Dengan mengasumsikan bahwa aktiva tetap dioperasikan 9000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 9000 × 300 = Rp 2.700.000

3. Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun (declining-balance method) menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan.

Contoh:

Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldo menurun adalah :

= 100% / 5 tahun = 20%

Digandakan menjadi 20% × 2 = 40 %

Tabel 2.2

penyusutan metode saldo menurun

Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku 1

2 3

40% × 15.000.000 = 6.000.000 40% × 9.000.000 = 3.600.000 40% × 5.400.000 = 2.160.000

Rp.6.000.000 Rp.9.600.000 Rp.11.760.000 Rp.9.000.000 Rp.5.400.000 Rp.3.240.000


(43)

4 5

40% × 3.240.000 = 1.296.000 40% × 1.944.000 = 777.600

Rp.13.056.000 Rp.13.833.600

Rp.1.944.000 Rp.1.166.400

Pada PT. Socfin Indonesia perkebunan Aek Pamienke, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan.

F. Pengawasan Intern Aktiva tetap

Dalam pelaksanaannya PT.Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengawasi aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terciptanya suatu spesifikasi kerja baik.

Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjung peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian pengeluaran untuk barang


(44)

perusahaan. Selain itu pengawasan juga dilakukan dalam usaha perolehan, penghapusan maupun penjualan aktiva tetap.

Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur – prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data adminstrasi misalnya,mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertical. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :

1. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan perusahaan.

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan,

3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap,

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.


(45)

7. direncanakan berada dalam batas-batas keuangan perusahaan .

G. Jenis – jenis pengawasan aktiva tetap

Adapun pengawasan dalam PT. Socfin Indonesia dapat meliputi: 1. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu : a. terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur

penyelenggaraan inventarisasi,

b. terkait dan berhubungan dengan masalah tekhnis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

2. Pengawasan Fisik

Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya.

3. Pengawasan Penggunaan.

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau kebutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, PT. Socfin Indonesia menjalankan berbagai pengawasan baik


(46)

H.Unsur Pengendalian Intern Aktiva tetap

Unsur pengendalian intern dalam aktiva tetap mencakup organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.

1. Organisasi

Fungsi pemakai harus terpisah dari dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pmakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakaian aktiva tetap.Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit yang organisasi yang bekerja secara independen.

2. Sistem otoritas

Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham karena investasi dalam aktiva pada umumnya melipiti jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.

Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan.


(47)

3. Prosedur pencatatan

Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

4. Praktik yang sehat

Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap. Pengawasan intern dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran inverstasi.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :

1. Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.

2. Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.

3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan. 4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh

pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

5. Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan


(48)

harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.


(49)

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penulis dalam bab - bab terdahulu serta hasil penelitian pada PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan serta saran yang Penulis anggap penting bagi pihak perusahaan serta bagi mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang telah diuraikan.

1. PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai, dan membangun sendiri,

2. Penggantian aktiva tetap pada PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke dilakukan dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aktiva lain,

3. Metode penyusutan yang dipakai PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke adalah metode garis lurus / straight line method.

4. pengawasan intern terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas


(50)

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Agar aktivitas perusahaan tidak terganggu, maka pengawasan aktiva tetap tidak hanya menjadi tanggung jawab para karyawan pada bagian bersangkutan khususnya bagian akuntansi aktiva tetap,tetapi merupakan tanggung jawab seluruh bagian yang mempergunakan. aktiva tetap


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Darminto,Dwi Prastowo, 2000, Analisis Laporan Keuangan Hotel, Penerbit Andi, yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ketiga, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi 1, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fees, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Jilid 1, Terjemahan oleh Aria Farahmita,SE.Ak.: Amanugrahani, SE, Ak.: Taufik Hendrawan, SE,Ak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

H.Unsur Pengendalian Intern Aktiva tetap

Unsur pengendalian intern dalam aktiva tetap mencakup organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.

1. Organisasi

Fungsi pemakai harus terpisah dari dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pmakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakaian aktiva tetap.Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit yang organisasi yang bekerja secara independen.

2. Sistem otoritas

Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham karena investasi dalam aktiva pada umumnya melipiti jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.

Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan.


(2)

3. Prosedur pencatatan

Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

4. Praktik yang sehat

Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap. Pengawasan intern dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran inverstasi.

Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :

1. Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.

2. Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.

3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan. 4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh

pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

5. Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan


(3)

harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.


(4)

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penulis dalam bab - bab terdahulu serta hasil penelitian pada PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan serta saran yang Penulis anggap penting bagi pihak perusahaan serta bagi mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang telah diuraikan.

1. PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek Pamienke memperoleh aktiva

tetap dengan cara pembelian tunai, dan membangun sendiri,

2. Penggantian aktiva tetap pada PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek

Pamienke dilakukan dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan

aktiva lain,

3. Metode penyusutan yang dipakai PT. Socfin Indonesia Perkebunan Aek

Pamienke adalah metode garis lurus / straight line method.

4. pengawasan intern terhadap aktiva tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:


(5)

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Agar aktivitas perusahaan tidak terganggu, maka pengawasan aktiva tetap tidak hanya menjadi tanggung jawab para karyawan pada bagian bersangkutan khususnya bagian akuntansi aktiva tetap,tetapi merupakan tanggung jawab seluruh bagian yang mempergunakan. aktiva tetap


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darminto,Dwi Prastowo, 2000, Analisis Laporan Keuangan Hotel, Penerbit Andi, yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ketiga, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi 1, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fees, 2005, Pengantar

Akuntansi, Edisi 21, Jilid 1, Terjemahan oleh Aria Farahmita,SE.Ak.:

Amanugrahani, SE, Ak.: Taufik Hendrawan, SE,Ak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.