Desain dan Pabrikasi Helm Komposit

Hasrin : Desain Dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik, 2008 USU Repository © 2008 Pengujian impak dilakukan untuk mendapatkan respon tegangan pada batang input dengan metoda dua gage, selanjutnya dilakukan pengujian langsung pada helm dengan strain gage terpasang pada arah: x dan y. Dari hasil pengujian helm langsung ini, akan menampilkan karakteristik gelombang tegangan melalui grafik hasil pengukuran data uji yang menggunakan excel, hal ini untuk mengetahui seberapa besar respon tegangan impak dan tegangan insiden pada helm dengan variasi jarak impak yaitu: 40 mm s.d 120 mm dan 40 s.d 100 mm. Pada pengujian ergonomik dilakukan dengan mengenakan helm langsung selama 60 menit.di lapangan terbuka pada siang hari, dan kondisi cuaca cerah. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui data hasil pengukuran temperatur udara yang bersirkulasi pada bagian dalam dinding helm dengan model saluran angin DSA maupun tanpa saluran angin TSA terhadap udara di sekitarnya dengan menggunakan alat termokopel.

4.2. Desain dan Pabrikasi Helm Komposit

Pembuatan helm komposit dilakukan dengan proses pencetakan yang menggunakan cetakan helm standard dengan metode hand lay up. Untuk memudahkan pelaksanaan proses pembuatan helm komposit tersebut adalah dengan menggunakan dua bentuk cetakan secara terpisah yaitu: 1. Bentuk cangkang bagian atas. 2 bentuk kerangka bagian bawah brim yang didesain dan dibuat dari material plat setebal 2 mm. Sebelum dilakukan proses pencetakan helm komposit tersebut, awalnya dilakukan dengan memotong bentuk cangkang helm standard yang digunakan sebagai alat cetakan bagian atas, untuk mendapatkan kontur atas Hasrin : Desain Dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik, 2008 USU Repository © 2008 cangkang helm. Sedangkan kerangka bagian bawah helm dicetak secara terpisah. Kedua bagian helm tersebut dicetak dengan susunan dua lapis serat E-glass, selanjutnya bagian helm yang telah di cetak dikeringkan atau di jemur pada temperatur kamar selama 12 jam. Setelah proses pengeringan, maka kedua bagian helm tersebut masing-masing dibuka dari cetakan. Sebelum dilakukan proses penyambungan, terlebih dahulu dilakukan perataan atau merapikan kedua bagian ujung yang akan disambung dengan menggunakan mesin grinda tangan. Dari hasil penyambungan kedua bagian tersebut, maka terbentuklah helm komposit. Setelah itu dilanjutkan pada pembuatan model helm dengan membentuk saluran angin yang berukuran 40 x 4 mm pada keempat sisi dinding helm tersebut, untuk memenuhi sebuah bentuk model helm industri yang ergonomik sesuai dengan yang direncanakan. Gambar 4.1 berikut ini adalah menunjukkan bentuk konstruksi helm komposit setelah tersambung dari kedua bagian yang dicetak secara terpisah. Daerah Sambungan Gambar 4.1 Bentuk konstruksi helm setelah tersambung a. Tampak Samping b. Tampak Atas Cangkang Brim Hasrin : Desain Dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik, 2008 USU Repository © 2008 Setelah proses pencetakan helm, selanjutnya dilakukan pembentukan saluran angin wind channel pada keempat sisi dinding helm yang dikerjakan dengan menggunakan mesin grinda tangan hand grinding dan kikir halus, hingga saluran angin tersebut terbentuk sesuai desain bentuk model helm yang di inginkan seperti pada gambar 4.2 b di atas. Selanjutnya helm diberi warna dengan proses pengecatan gambar 4.2 d dengan mencampurkan bahan pewarna pada resin polyester sebelum dilakukan proses pencetakan. Gambar 4.2 Helm Komposit Hasil Produksi c. Penampang Helm Bagian dalam dengan tali jaringan d. Model Helm setelah Pewarnaan a. Model Helm Tanpa Saluran Angin TSA b. Model Helm Dengan Saluran Angin DSA Hasrin : Desain Dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik, 2008 USU Repository © 2008

4.3. Pengujian Statik