Sentimen Etnis dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012

58 meskipun tidak sekuat dulu, tetapi tetap penting. ” 2 Hal ini terbukti dengan beberapa aktivitas sejumlah pasangan calon yang berupaya mendekatkan sentimen etnosentrik tersebut. Sentimen etnis acap kali menjadi komoditas politik dan dipakai saat memilih para calon gubernur. Isu etnis untuk sementara diperlukan untuk mendulang suara, bila ini dilakukan, justru akan memberikan pendidikan politik buruk bagi masyarakat. 3 Isu etnis yang digulirkan ini sebetulnya bukan secara langsung dari publik, tapi digulirkan oleh elit-elit politik. Konstruksi elit ini kemudian diartikan oleh konsultan-konsultan politik di belakang para cagub ini. 4 Melalui penelitian berkala yang dilakukan Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta terkait pilkada DKI Jakarta, diketahui setelah putaran pertama pilkada DKI, pemberitaan yang menyangkut suku, agama, ras, antargolongan SARA mendominasi. 5 Dengan kata lain isu SARA itu digunakan untuk mengkondisikan pilihan masyarakat pemilih terhadap kandidat yang sedang bertarung. Pemberitaan yang cukup dominan pada periode ini adalah menyangkut SARA, yaitu pemberitaan yang menggambarkan serangan atas identitas dari calon wakil gubernur Joko Widodo yaitu Basuki Tjahaja 2 http:www.perludem.or.idindex.php?option=com_k2view=itemid=709:pilkada -dki-yang-menembus-sekat diakses tanggal 13 oktober 2012. 3 Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro dalam diskusi “Isu Primordial Pemilukada DKI: Relevankah” di Kantor The Indonesia Institute TII, Jakarta, Rabu 1842012.Seperti dikutip http:www.jurnas.comnews. 4 Peneliti TII The Indonesia Institute TII, Hanta Yudha seperti yang di kutip http:www.jurnas.comnews58476 yang diakses tanggal 15 November 2012. 5 http:www.beritasatu.compilgub-dki-201271955-lipi -media-ikut-menggoreng-isu- sara-dalam-pilkada diakses tanggal 12 Oktober 2012. 59 Purnama. 6 Sementara peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Siti Zuhro menyatakan perkembangan isu SARA memang tak bisa dilepaskan dari tanggung jawab media. Menurut dia, media berpotensi ikut dalam upaya mengedepankan salah satu kandidat dan hal tersebut tidak memberikan informasi yang baik bagi publik. Primodialisme, sering digunakan oleh kandidat agar mendapat suara dari kelompok dominan.

B. Sentimen Agama dalam Pemilihan Kepala daerah DKI Jakarta 2012

Suatu kenyataan yang tak terelakkan bahwa tidak satu negara pun di dunia yang memiliki identitas nasional yang tunggal. Tidak ada negara yang dihuni hanya oleh satu suku bangsa. Setiap Negara selalu didukung oleh pluralitas penduduk dari segi etnis. Pengaruh dari pluralitas etnis adalah lahirnya pluralitas dalam aspek budaya , bahasa, agama , bahkan kelas sosial dalam satu negara. Terlebih lagi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan memiliki ratusan etnis. Di sisi lain , karakteristik pluralitas Indonesia adalah kompleksitasnya dalam hal etnis dan agama. Dari sejumlah golongan etnis suku bangsa yang beragam secara umum bangsa Indonesia terbagi dalam dua golongan besar, yakni golongan etnis pribumi dan golongan etnis pendatang atau dalam hal ini etnis cina. 7 Selain itu, berbagai etnik itu pada umumnya menganut agama masing-masing yang satu dengan yang lainnya 6 Direktur LSPP dan Konsultan Riset, Ignatius Haryanto di gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu 16-9-2012, seperti yang dikutip www.beritasatu.com yang diakses 17 November 2012. 7 Prihartanti Nanik dkk,Jurnal Penelitian Humaniora , Mengurai Akar Kekerasan Etnis pada Masyarakat Pluralis ,Vol.10.No.2 Agustus 2009.108. 60 berbeda. Di Indonesia terdapat banyak sekali agama yang di akui oleh negara yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang demikian majemuk dan heterogen. Dengan kemajemukan komponen bangsa Indonesia itu, di satu sisi kita dapat menghimpun dan mengembangkan berbagai potensi bangsa yang ada. Pluralitas budaya yang ada di tanah air misalnya, merupakan kekayaan yang tiada tara dan harus disyukuri. Namun, di sisi lain pluralitas tradisi dan agama, mudah sekali menimbulkan gesekan antar kelompok, yang berpotensi menimbulkan konflik dan sentimen etnis Pluralitas bangsa Indonesia itu ternyata sangat rentan terhadap tindak kekerasan akibat konflik sosial terutama antar-etnik dan antar-agama, di samping antarkelas dan antar-golongan, yang dalam pembinaan politik di Indonesia pada zaman orde baru lazim disebut dengan SARA suku, agama, ras, dan antar golongan. Gambar IV.4. Pedangdut Rhoma Irama Terkait Ceramah yang Berbau Sentimen Agama Sumber: Tempo.co 61 Gambar di atas adalah pedangdut Rhoma Irama yang menyatakan ceramah Ramadan yang berujung pada dugaan pidana pemilihan umum tidak berisi penghinaan maupun hasutan kepada salah satu pasangan calon. Padahal pada saat itu isi ceramahnya menyatakan bahwa Ahok itu beragama Kristen dan beretnis Tionghoa. Rhoma diduga melakukan kampanye terselubung dalam bentuk ceramah tarawih di Masjid Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Minggu, 29 Juli 2012. Dalam ceramah berdurasi tujuh menit itu, Rhoma disangka menggunakan isu suku, agama, dan ras untuk menyerang pasangan calon Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama . Dalam hal ini terlihat adanya sentimen agama yang terjadi untuk mempengaruhi pilihan publik dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2012. Gambar IV. 5. Spanduk dukungan warga Tionghoa dan umat Kristiani kepada pasangan Cagub dan Wagub DKI Jakarta Joko Wi dan Ahok Sumber: Tempo.co 62 Gambar diatas adalah ajakan warga tionghoa untuk mendukung Jokowi Ahok dalam pemilihan gubernur 2012. Spanduk itu justru dibuat oleh pihak ketiga yang berupaya memanfaatkan isu SARA untuk mendiskreditkan salahsatu kandidat dan sangat kental dengan sentimen agama. Gambar IV.6. Spanduk Laskar Kristus Bertebaran di Jakarta Sumber: Salam online. com Jelang Pilkada DKI putaran kedua yang akan berlangsung pada 20 September lalu, perang spanduk dan statemen terus marak. Setelah sebelumnya beredar spanduk berisi dukungan terhadap Jokowi-Ahok dengan latar gambar mantan preman Tanah Abang, Hercules Rosario Marshal, kini beredar spanduk yang mengatasnamakan Laskar Kristus. Spanduk dengan latar putih dan tulisan merah-hitam mencolok tersebut bertuliskan, “Ayo Kita Pilih Anak Tuhan untuk Jakarta Baru”. Di bawah sebelah kanan tertera “Laskar Kristus”. Ini menunjukkan adanya dukungan kepada Jokowi Ahok dalam bentuk spanduk yang bernada sentimen Agama.