Klasifikasi Biaya Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia

Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan laba analitis dibutuhkan agar manajer dapat menetapkan target laba, menetapkan target departemen untuk manajemen menengah dan manajemen operasi, mengevaluasi efektifitas rencana, menunjukkan keberhasilan atau kegagalan tertentu, mengidentifikasi dan memilih strategi, serta memutuskan penyesuaian dan pebaikan dalam perusahaan. Charter 2006 : 34. Sistem akuntansi biaya adalah sistem yang digunakan untuk menangani pengendalian produksi dan pengendalian biaya. Mulyadi 2001 : 17.

A. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya sangant penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Berdasarjan penelitian yang saya lakukan pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya adalah : 1. Produk Produk yang dihasilkan oleh PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia adalah Arang carbon. 2. volume produksi Volume produksi yang dihasilkan oleh PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia per hari dalam 8 jam kerja adalah sebanyak 3 ton arang. 3. Departemen, proses, pusat biaya call center, atau sub divisi lain dari manufaktur yang kesemuanya memiliki posnya masing-masing untuk lebih fokus dan etrkosentrasi. Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 4. Periode akuntansi Periode akuntansi yang dipakai oleh PT. Ikaindo dalam menyusun laporan keuangannya adalah periode 1 tahun sekali yang berakhir pada 31 Desember tiap tahun. 5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. Semuanya berdasarkan strutur dan tanggug jawabnya sesuai dengan job description yang telah ditatapkan oleh perusahaan. Biaya produksi didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu : 1. Biaya Bahan Baku Langsung Direct Material Cost 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Direct Labor Cost 3. Biaya Overhead PabrikFactory Overhead Cost. Charter 2006:40 Ad 1. Biaya Bahan Baku Langsung Direct Material Cost Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalm perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah tempurung kelapa yang digunakan untuk membuat arang. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung. Charter 2006 : 40. Sedangkan bahan baku tidak langsung adalah perlengkapan operasi, reparasi, dan kebersihan yang digunakan dalam pabrik. Bahan tidak langsung bisa juga termasuk jenis-jenis biaya bahan yang kecil dan tidak signifikan dimana biaya bahan baku itu relatif kecil dibandingkan dengan biaya semua bahan baku lainnya. Rayburn 1999 : 33. Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Biaya Bahan Baku langsung pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia adalah sebagai berikut : 1 kg tempurung kelapa = Rp. 500,00 1 ton = Rp. 500,00 x 1000 = Rp. 500.000,00 Ad. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Direct Labor Cost Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengindentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan. Pertama, pekrja yang sama melakukan berbagai tugas. Mereka dapat bergantian mgerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua, tenaga kerja langsung mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya produksi, membuata hal tersebut menjadi sulit untuk menjastifikasi indentifikasi biaya tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya terpisah. Dalam setting dimana satu atau kedua situasi terebut ada, satu klasifikasi biaya konversi mencukupi, sehingga bahan baku langsung menjadi satu-satunya elemen biaya yang ditelusuri secara langsung ke produk. Charter 2006 : 40. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah pengawas pabrik dan pekerja terlatih serta tidak terlatih lainnya, seperti pesuruh, petugas reparasi, dan pengawas, secvara nyata tidak mengerjakan produk, sehingga pendapatannya Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 tidak dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Selain itu, hasil usaha mereka tidak mudah ditelusuri ke produk jadi. Rayburn 1999 : 33. Adapun sifat-sifat tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut : 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secar langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenga kerja jenis ini merupakan biaya variabel. 3. Umunya dikatakan bahwa tenga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir terutama dalam penentuan harga pokok. Sedangkan sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung adalah sebagai berikut : 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi. 3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu didalam pabrik, tetapi dapat diluar pabrik. Adisaputro 2003 : 259. Biaya tenaga kerja langsung di PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia adalah : 1 jam kerja hari = Rp. 7.000,00 8 jam kerja hari = Rp. 5000,00 x 8 = Rp. 56. 000,00 Uang lembur = Rp. 4.000,00 x 20 jam = Rp. 80.000,00 Gaji karyawan bulan 25 hari kerja = 1400.000 + 80. 000 Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 = Rp. 1.480.000,00 tiap 1 orang karyawan bagian produksi dalam 1 satu bulan. Jumlah karyawan bagian produksi = 150 orang Maka, biya tenaga kerja langsung bagian produksi pada PT. Ikaindo Industri Karbonik dalam sebulan 25 hari jam kerja adalah Rp. 222.000.000 Ad. 3 Biaya Overhead Pabrik Factory Overhead Cost Biaya ovehead pabrik juga disebut overhead produksi atau beban pabrik. Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Penekanannya disini adalah pada istilah biaya produksi, overhead pabrik tidak memasukkan beban pemasaran dan administrasi. Sebagai contoh, gaji seorang petugas penjualan merupakan beban pemasaran, sedangkan gaji yang diperoleh manajemn puncak, controller, dan akuntan keuangan umunya merupakan biaya administrasi. Namun, upah petugas pengendali persediaan atau pencatat waktu adalah overhead pabrik. Selain itu, overhead pabrik untuk bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung mencakup juga sewa, pajak, asuransi, dan penyusutan atas fasilitas pabrik. Sebagai tambahan, pembayaran upah dan gaji yang termasuk sebagai biaya tenaga kerja langsung tidak memasukkan tunjangan pegawai. Perusahaan tidak hanya membayar gaji kotor kepada para pegawainya, tetapi juga memberikan tunjangan, seperti kesejahteraan sosial, kompensasi pengangguran pembayaran cuti dan liburan, tunjangan sakit, serta asuransi jiwa dan kesehatan. Walaupun biaya tunjangan pegawai tersebut berkaitan dengan tenaga kerja langsung namun, untuk lebih mempermudah banyak perusahaan memperlakukan Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 semua biaya tunjangan pegawai sebagai biaya tidak langsung yang akan dibebankan kesemua produk. Rayburn 1999 : 33. Biaya varibel, jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktifitas dalam rentang yang relevan relevant range. Dengan kata lin, biaya variabel menunjukkan jumlah perunit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah akurat, dan dapat dikendalikan oleh supervisor pada tingkat operasi tertentu. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini adalah biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel : 1. Perlengkapan 2. Bahan bakar 3. Peralatan kecil 4. Kerusakan, sisa dan beban reklamasi 5. Biaya penerimaan 6. Royalti 7. Biaya komunikasi 8. Upah lembur 9. Penaganan bahan baku. Charter 2006 : 42 Biaya tetap. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lian, biaya tetap perunit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggung jawab pengendalian untuk biaya tetap biasanya berbeda pada tingkat manajemen Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 menegah atau manajemen eksekutif dibandingkan dengan supevisor operasi. Berikut adalah biaya overhead pabrik yang diklasifikasikan sebagai biaya tetap : 1. Gaji eksekutif produksi 2. Depresiasi 3. Pajak properti 4. Amortisasi paten 5. Gaji supevisor 6. Asuransi, properti dan kewajiban 7. Gaji satpam dan pegawai kebersihan 8. Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan banngunan 9. Sewa. Biaya senivariabel. Beberapa biay memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel, jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya, biaya listrik adalah biaya semivariabel. Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa memperdulikan tingkat aktivitas , sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan. Berikut adalah contoh-contoh dari biaya overhead semivariabel : 1. Inspeksi 2. Jasa deprtemen biaya 3. Jasa departemen penggajian 4. Jasa departemen personalia 5. Jasa kantor pabrik 6. Jasa bahan baku dan persediaan Haris Syahputra : Analisis Biaya Produksi Pada PT. Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 7. Air dan limbah 8. Pemeliharaan dan perbaikan 9. Asuransi kompensasi 10. Asuransi kecelakaan dan kesehatan. Charter 2006 : 44 Berdasarkan data yang diterima penulis, maka biaya overhead pabrik pada PT. Ikaindo Industri Karbonik adalah : Gaji dan tunjangan = Rp. 530.120.000,00 Biaya penyusutan kantor = Rp. 2.555.000,00 Biaya pemeliharaan kantor = Rp. 20.500.000,00 Biaya supplies kantor = Rp. 21.750.000,00 Bunga administrasi = Rp. 13.885.000,00 Biaya listrik dan energi = Rp. 120.000.000,00 Biaya sewa kantor = Rp. 1. Pengenalan introduction adalah suatu volume penjualan yang rendah dan biaya pengenalan produk yang tinggi dimana telah menghasilkan situasi 225.000.000,00 Total biaya = Rp. 933.810.000,00

B. Kalkulasi Biaya Siklus Hidup Produk