Tablet yang dinyatakan baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama
proses produksi, pengemasan dan distribusi. 2. Bebas dari kerusakan seperti pecah-pecah, rompal pada permukaan dan sisa-
sisanya. 3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang
terkandung didalamnya.
2.4.3 Evaluasi Tablet
1. Kekerasan tablet Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas
kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Selain itu tablet juga harus dapat
bertahan terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen. Kekerasan tablet yang cukup serta tahan penyerbukan dan kerenyahan merupakan persyaratan penting
bagi penerimaan konsumen. Lachman dkk, 1994. Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang dibutuhkan untuk memecah tablet
Soekemi,dkk.,1987. 2. Friabilitas.
Untuk mengetahui keutuhan tablet terkikis karena selama tranfortasi tablet mengalami benturan dengan dinding wadahnya. Tablet yang mudah
menjadi bubuk , menyerpih dan pecah- pecah pada penanganannya, akan kehilangan keelokannya serta konsumen enggan menerimanya, dan dapat
menimbulkan pengotoran pada tempat pengangkutan dan pengepakan, juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet. Lachman, dkk.,1994
Universitas Sumatera Utara
3.Waktu hancur Menurut Lachman dkk 1994, jika dikaitkan dengan disolusi maka waktu
hancur merupakan faktor penentu dalam pelarutan obat. Sebelum obat larut dalam media pelarut maka tablet terlebih dahulu pecah menjadi partikel-partikel kecil
sehingga daerah permukaan partikel menjadi lebih luas. Namun uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel akan melepaskan bahan obat dalam
larutan dengan kecepatan yang seharusnya, karena uji waktu hancur hanya menyatakan waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi yang
ditetapkan, dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran mesh-10. 4. Kadar zat berkhasiat
Kadar zat berkhasiat tertera dalam monografi masing-masing tablet baik batasan nilainya maupun cara penetapannya. Menurut Lachman dkk 1994,
bahwa selain memenuhi persyaratan kadar suatu tablet juga harus dapat melepaskan kandungan zat berkhasiatnya mendekati 100 dan diabsorbsi secara
utuh sehingga dapat menimbulkan efek farmakologis. 5. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan ditetapkan dengan 2 cara yaitu : a. Keragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang 50 bahan aktifnya lebih
besar atau sama dengan 50 mg. b. Keseragaman kandungan dilakukan terhadap tablet yang 50 bahan
aktifnya kurang dari 50 mg Ditjen POM,1995.
Universitas Sumatera Utara
6.Disolusi
Disolusi adalah proses dimana suatu zat pada menjadi terlarut dalam suatu
pelarut. Saat sekarang ini disolusi dipandang sebagai salah satu uji pengawasan mutu yang paling penting dilakukan pada sediaan farmasi.
Pada uji disolusi dapat diketahui partikel-partikel obat akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan tertentu. Cepatnya melarut obat atau
tablet menentukan berapa kadar bahan berkhasiat yang terlepas kedalam darah, oleh karena itu laju disolusi berhubungan langsung dengan efikasi kemanjuran
dari tablet dan perbedaan biovaibilitas dari berbagai formula Lachman, dkk.,1994.
Secara singkat, alat untuk menguji karakteristik disolusi dan sediaan pada kapsul atau tablet terdiri dari :
1. motor pengaduk dengan kecepatan yang dapat diubah
2. keranjang baja stainless berbentuk silinder atau dayung untuk ditempelkan ke
ujung batang pengaduk 3.
bejana dari gelas, atau bahan lain yang inert dan transparan dengan volume 1000 ml, bertutup sesuai dengan di tengah-tengahnya ada tempat untuk
menempelkan pengaduk, dan ada lubang tempat masuk pada 3 tempat, dua untuk memindahkan contoh dan satu untuk menempatkan termometer.
4. Penangas air yang sesuai untuk menjaga temperatur pada media disolusi
dalam bejana. Pada tiap pengujian, volume dari media disolusi seperti yang
dicantumkan dalam masing-masing monografi ditempatkan dalam bejana dan
Universitas Sumatera Utara
biarkan mencapai temperatur 37
o
C ± 0,5
o
C. Kemudian 1 tablet atau 1 kapsul yang diuji dicelupkan ke dalam bejana atau ditempatkan dalam keranjang dan
pengaduk diputar dengan kecepatan seperti yang ditetapkan dalam monografi. Pada waktu-waktu tertentu contoh dari media diambil untuk analisis kimia dari
bagian obat yang terlarut. Tablet dan kapsul harus memenuhi persyaratan seperti yang terdapat dalam monografi untuk kecepatan disolusi Ansel,1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN