3.1.2 Retraksi impaksi kaninus dengan menggunakan mini implant.
Kanomi 1997 memperkenalkan titanium mini-implant yang pada saat ini paling banyak digunakan dalam bidang ortodonti, karena mempunyai ukuran yang
cukup kecil untuk diletakkan pada daerah tulang alveolar, bahkan sampai tulang apikal. Proses pembedahan mudah dilakukan sehingga memungkinkan ortodontis
untuk melakukan pemasangan. Selain itu, proses penyembuhan berlangsung lebih cepat dan alat mudah dilepas setelah perawatan ortodonti selesai.
15,34
Keuntungan pemakaian mini implant, yaitu mempunyai retensi mekanis yang baik karena mini implant terkunci secara mekanis di dalam tulang alveolar sehingga
akan menghasilkan penjangkaran yang stabil. Mini implant juga berfungsi sebagai rigid anchorage dalam perawatan ortodonti seperti pada kasus retraksi dan realigning
gigi anterior tanpa dukungan dari gigi posterior, mengoreksi mid-line, mengintrusi dan mengekstrusi gigi, protraksi atau retraksi salah satu lengkung gigi, dan
menstabilkan gigi pada daerah dengan kehilangan tulang yang banyak. Selain itu, juga mengurangi ketidaknyamanan dan kooperatif pasien terhadap alat ekstra oral.
35
Kerugian pemakaian mini implant, yaitu posisi implant yang terlalu dekat dengan akar gigi sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan pada akar gigi selama
proses pemasangan mini-implant maupun saat gigi yang berdekatan dengan mini- implant bergerak. Selain itu, operator harus memiliki keterampilan yang baik untuk
memasang mini implant, kondisi fisik dan oral hygiene pasien harus baik.
35
Seong Hun Kim, Hye Ran Choo, dkk memperkenalkan double-archwire mechanics yang terdiri dari independent arch wire, orthodontic mini implants, dan
mini-plates pada kasus kaninus impaksi.
36
Universitas Sumatera Utara
Laporan Kasus
36
Riwayat Kasus dan Pemeriksaan Klinis
Pasien perempuan berusia 14 tahun dengan keluhan gigi kaninus tidak erupsi pada maksila. Pasien mempunyai profil wajah yang lurus Gambar 18.
Gambar 18. Foto wajah sebelum perawatan.
36
Pada pemeriksaan intra oral, terdapat diastema 2 mm pada maksila dan adanya pergeseran mid-line sebesar 1 mm ke kanan pada mandibula. Gigi insisivus
lateral maksila sangat kecil dan tidak sesuai bentuk normal. Kaninus desidui maksila persistensi dan tidak ada tanda-tanda akan erupsinya kaninus permanen maksila pada
saat dilakukan palpasi bagian palatal dan labial Gambar 19.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 19. Foto intra oral sebelum perawatan.
36
Pada foto sefalometri dan oklusal, terlihat kedua kaninus impaksi diantara insisivus sentralis dan insisivus lateralis Gambar 20.
Gambar 20. Foto sefalometri dan oklusal sebelum perawatan.
36
Universitas Sumatera Utara
Rencana Perawatan
Pembedahan dilakukan pada kaninus impaksi dengan menggunakan open flap technique dan menggerakkan gigi tersebut untuk mendapatkan hubungan kaninus
bilateral Kelas I dan hubungan molar dengan mengkoreksi overjet, overbite dan profil wajah pasien. Pada kasus ini operator menggunakan double-archwire mechanics.
Double-archwire mechanics terdiri dari independent arch wire, orthodontic mini implants, dan mini-plates yang terpisah dari main archwire pada maksila. Tujuan dari
perawatan kaninus impaksi ini adalah untuk menjaga akar kaninus impaksi dapat tetap tertanam di dalam tulang alveolar dengan respon jaringan lunak yang bagus dan
melindungi akar gigi insisivus lateral. Tujuan dari Independent arch wire adalah untuk membantu retraksi horizontal kaninus maksila walaupun mahkota dari kaninus
belum mencapai batas oklusi sebelum dilakukan retraksi.
Kemajuan perawatan
Perawatan diawali dengan menempatkan I-shaped miniplate dengan tube C- tube merek Gebruder Martin, Jerman pada labial korteks dari maksila anterior
diantara insisivus sentralis. Miniplate tersebut difiksasi dengan 2 miniscrews yang berdiameter 1,5x5 mm dan sebagai tambahan dua mini-implants orthodontic C-
implant merek Cimplant, Korea dipasang pada korteks bukal pada posterior maksila antara premolar kedua dan molar pertama maksila pada setiap sisi. Miniplate
dipasangkan bila kaninus maksilaris bilateral yang impaksi telah dilakukan pembedahan kemudian gold-chain direkatkan pada setiap kaninus yang impaksi.
Setelah terlihat adanya penyembuhan pada daerah pembedahan, kaninus ditarik
Universitas Sumatera Utara
keluar perlahan-lahan dengan closed Ni-Ti coil springs yang direkatkan ke 0,9 mm TMA beta titanium alloy pada extension auxiliary wires. Bagian tersebut terhubung
dengan C-tube yang dipasang pada midline anterior maksila sampai mahkota klinis telah keluar sedikit agar braket dapat dibondingkan. Gambar 21b.
Gambar 21. Foto intra oral setelah pembedahan.
36
A dan B Aplikasi C-tube dan kekuatan erupsi pada kaninus maksila.
Setelah 7 bulan dilakukan traksi ortodonti, dipasang braket dengan diameter slot 0,017” x 0,025” terhubung dengan C-tube dan C-implants untuk membimbing
gigi kaninus ke distal melewati gigi insisivus lateral Gambar 22.
Gambar 22. Foto intra oral setelah pemasangan double archwire mechanics.
36
A Dari depan; B Dari lateral.
A B
A B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 23. Foto intra oral selama perawatan retraksi kaninus.
36
A-C 3 bulan setelah retraksi kaninus. D-F 8 bulan setelah retraksi kaninus.
G-I 10 bulan setelah retraksi kaninus.
Pada saat yang sama, terlihat adanya kemajuan pada maksila dan mandibula dengan lengkung kawat preadjusted fixed aplliances dengan diameter 0,022”,
kemudian dipasang stainless steel lever arm dengan diameter 0,9 mm pada bagian palatal insisivus lateralis maksila dan stainless steel transpalatal acrh TPA dengan
diameter 0,9 mm pada bagian palatal molar satu maksila Gambar 24. A
B C
D E
F
G H
I
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24. Foto intra oral perubahan overjet dan oklusal.
36
A dan D 3 bulan setelah retraksi kaninus. B dan E 8 bulan setelah retraksi kaninus.
C dan F 10 bulan setelah retraksi kaninus.
Setelah berhasil merelokasi kaninus, miniplate dan mini-implant dilepas. Perawatan untuk merelokasi kaninus berlangsung selama 8-10 bulan. Setelah itu
dilakukan perawatan aktif dengan menggunakan pesawat cekat yang berlangsung selama 26 bulan. Retensi tetap diperlukan dengan menggunakan retainer cekat pada
bagian palatal. Pasien memilih untuk tetap mempunyai insisivus lateralis yang kecil, direstorasi dengan porcelain veneers setelah selesainya perawatan ortodonti. Foto
wajah setelah perawatan menunjukkan mid-line wajah dan gigi yang sama serta perubahan estetis wajah pada saat pasien tersenyum Gambar25.
A B
C
D E
F
Universitas Sumatera Utara
Gambar 25. Foto wajah setelah perawatan.
36
Foto intra oral setelah perawatan menunjukkan hubungan overjet dan overbite yang dapat diterima dan hubungan kaninus dan molar Kelas I. Akan tetapi terlihat
adanya ruang antara kaninus kiri maksila dan premolar pertama maksila karena permintaan pasien untuk melepaskan pesawat cekatnya Gambar 26.
Gambar 26. Foto intra oral setelah perawatan.
36
Universitas Sumatera Utara
Analisis sefalometri menunjukkan penurunan menjadi 79
,peningkatan SNB dari 80,5 menjadi 81,5
, penurunan ANB dari 0,5 menjadi
-2,5 . Sudut bidang oklusal dari 16
menjadi 13,5 menunjukkan proklinasi dan
protrusi gigi insisivus pada maksila dan retrusi dan retroklinasi gigi insisivus pada mandibula setelah perawatan. Tabel 1.
Gambar 27. Foto sefalometri setelah perawatan.
36
Tabel 1. Analisis Sefalometri
Universitas Sumatera Utara
Pada foto intra oral 13 bulan setelah perawatan menunjukkan adanya relapse pada premolar pertama yang mengalami rotasi dan ruang antara kaninus kiri maksila
dan premolar pertama Gambar 28.
Gambar 28. Foto intra oral 13 bulan setelah perawatan.
36
3.2 Close Flap Technique