Ridho Daniel Sihaloho : Uji Eksperimental Perbandingan Unjuk Kerja Motor Bakar Berbahan Bakar Premium Dengan Campuran Premium-Bioetanol Gasohol Be-5 Dan Be-10, 2009.
Pada pembebanan 25 kg gambar 4.22, kadar sisa O
2
terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar premium pada putaran 4000 rpm yaitu 6.5 . Sedangkan
kadar O
2
tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar gasohol BE-10 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 19.19 .
Proses pembakaran pada motor bensin berlangsung pada campuran udara- bahan bakar yang kaya atau adanya udara oksigen lebihan yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan proses pembakaran, sehingga dalam gas buang hasil pembakaran masih mengandung O
2
. Sisa O
2
gas buang dari pembakaran gasohol BE-5 dan BE-10 lebih besar dari pada premium, hal ini karena adanya kandungan
oksigen yang terikat langsung pada senyawa bahan bakar bioetanol. Pengaruh kenaikan putaran poros pada beban konstan cenderung mengurangi jumlah sisa O
2
gas buang, hal ini disebabkan pada kondisi tersebut jumlah massa bahan bakar yang terbakar relatif lebih banyak, sehingga dengan jumlah udara yang sama memerlukan
lebih banyak oksigen untuk proses pembakaran.
4.4 Analisa Perhitungan Harga Gasohol BE-5 dan BE-10
Analisa perhitungan biaya ditujukan untuk membandingkan segi ekonomis antara harga premium per liter dengan harga campuran premium-bioetanol gasohol
BE-5 dan BE-10 per liter, dimana harga 1 liter bioetanol yaitu sebesar Rp 4500 PT Medco Ethanol Lampung dan harga 1 liter premium Rp 4500 setelah di subsidi
pemerintah. Namun, perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan dengan perbandingan harga premium-bioetanol dengan harga premium tanpa ada subsidi
pemerintah. Dari Tabel 2.4 harga premium pada bulan Mei 2008 Rp 9342.50liter harga premium di AS dan harga premium dengan subsidi Rp 4500liter sehingga
besar subsidi pemerintah adalah sebesar Rp 4842.5liter. Secara teoritis, harga campuran premium-bioetanol dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut: Harga BExx = BE x Rp 4500 + P x Rp 9342.5
Ridho Daniel Sihaloho : Uji Eksperimental Perbandingan Unjuk Kerja Motor Bakar Berbahan Bakar Premium Dengan Campuran Premium-Bioetanol Gasohol Be-5 Dan Be-10, 2009.
Maka perhitungan harga campuran premium-bioetanol gasohol BE-5 dan BE-10 ditunjukkan seperti di bawah ini:
Harga gasohol BE-5 dalam 1 liter
Harga BE-5 = 0.05 x Rp 4500 + 0.95 x Rp 9342.5 = Rp 9100.375liter
Harga gasohol BE-10 dalam 1 liter
Harga BE-10 = 0.1 x Rp 4500 + 0.9 x Rp 9342.5 = Rp 8858.25liter
Dari perhitungan harga diatas, dapat dilihat harga yang paling mahal yaitu untuk harga premium tanpa subsidi, sedangkan harga yang paling rendah yaitu
untuk gasohol BE-10. Dengan pemakaian gasohol BE-5, permerintah menghemat biaya bahan bakar Rp 242.125liter, sedangkan dengan pemakaian gasohol BE-10
pemerintah telah menghemat Rp 484.25liter. Untuk perbandingan harga bioetanol dengan premium bersubsidi
Rp 4500liter. Maka harga untuk gasohol BE-5 dan BE-10 adalah sama yaitu Rp 4500liter. Harga ini menunjukkan tidak adanya perubahan harga untuk semua
kadar campuran premium-bioetanol.
Ridho Daniel Sihaloho : Uji Eksperimental Perbandingan Unjuk Kerja Motor Bakar Berbahan Bakar Premium Dengan Campuran Premium-Bioetanol Gasohol Be-5 Dan Be-10, 2009.
4.5 Hasil Pengujian