Masyarakat Batak Toba di Desa Turpuk Limbong

Jeperson Valerius Silalahi : Biografi Guntur Sitohang Sebagai Pemusik Dan Pembuat Alat Musik Batak Toba, 2010. pola gerak tortor dimana pihak hula-hula menumpangkan kedua tangan di atas kepala hasuhuton, sebaliknya pihak hasuhuton mangelek membujuksebagai tanda balasan dengan cara kepala agak menunduk dan kedua tangan menyentuh dagu pihak hula-hula. Rangkaian pola gerak ini umum dilakukan secara bersamaan. Penulis mengamati di lapangan bahwa di mana pun masyarakat Batak Toba bertempat tinggal, di pedesaan ataupun di perkotaan, adat kekerabatan ini masih tetap dijalankan tanpa merubah apa yang sudah diwariskan nenek moyang dahulu. Seperti pada pesta perkawinan masyarakat Batak Toba, tata acara dalam suatu pesta salah satu cerminan yang mendasar dengan konsep dalihan natolu.

2.4 Masyarakat Batak Toba di Desa Turpuk Limbong

Secara administratif, desa Turpuk Limbong termasuk ke dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Samosir, Kecamatan Harian Boho. Desa Turpuk Limbong ini terdiri dari tujuh dusun Lumban, yaitu Lumban Simanappang, Lumban Gambiri, Lumban Habeahan, Lumban Simardali-dali, Lumban Sitio-tio, Lumban Pandiangan, Lumban Upagordang. Jeperson Valerius Silalahi : Biografi Guntur Sitohang Sebagai Pemusik Dan Pembuat Alat Musik Batak Toba, 2010. Desa turpuk limbong ini berbatasan dengan desa Partungkoan 5 Salah satu keistimewaan desa Turpuk Limbong, yaitu desa ini merupakan salah satu desa tertua di kecamatan Harian Boho. Menurut Bapak M Habeahan berada di sisi sebelah barat, desa Janji Martahan di sebelah timur, desa Limbong Sagala di sebelah utara dan di sebelah selatan adalah Danau Toba. Luas keseluruhan desa Turpuk Limbong mencapai 8,75 Km 2 . Wilayah ini terdiri dari, 56 ha lahan persawahan, tanah kering 80 ha, pekarangan 8 ha, dan 371 ha, lahan bebas. Lahan bebas yang dimaksud pegunungan yang mengelilingi desa. Desa Turpuk Limbong ini didiami sekitar 116 kepala keluarga. Dengan perincian, jumlah penduduk Desa Turpuk Limbong, sekitar 658 jiwa. Laki-laki 317 jiwa dan wanita 341 jiwa. Infrastruktur yang dapat ditemukan di daerah ini, satu unit Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas, I unit Pos Pelayanan Terpadu Posyandu, Kantor Kepala Desa, satu unit Gereja HKBP, satu unit Gereja Katolik dan satu unit Sekolah Dasar SD. 6 5 Desa partungkoan ini mempunyai hutan yang luas dimana sebagai tempat mengambil material taganing seperti kayu dan rotan. 6 Bapak M Habeahan salah satu penetua desa turpuk limbong yang merupakan informan penulis. , pada awalnya wilayah desa Turpuk Limbong, dibangun pada sekitar tahun 1700, oleh seorang marga Limbong yang berasal dari Desa Limbong Sagala yang berjarak sekitar 8-9 Km dari desa tersebut. Lahan yang subur, dan masih kosong membuat si Limbong tertarik untuk membuka lahan perladangan manobbang sekaligus ingin membuka wilayah perkampungan baru. Namun karena masih sendiri berdiam di wilayah itu Limbong merasa kesepian, sehingga mengundang beberapa orang dari sekitar pulau Samosir dan Jeperson Valerius Silalahi : Biografi Guntur Sitohang Sebagai Pemusik Dan Pembuat Alat Musik Batak Toba, 2010. orang-orang sekitar desa Limbong Sagala. Adapun yang bersedia menerima undangannya adalah marga Malau, marga Sihotang dan marga Sagala. Kemudian, sesuai dengan kesepakatan, mereka membagi batas-batas wilayah turpuk, sehingga munculah istilah Turpuk Limbong, Turpuk Malau, Turpuk Sagala, dan Turpuk Sihotang. Khususnya, untuk desa Turpuk Limbong, karena jumlah penduduk semakin meningkat, penduduk menganggap perlu dibentuk suatu badan yang mengurus jalannya pemerintahan desa. Maka berdasarkan kesepakatan para pendiri desa pada saat itu memutuskan untuk membetuk suatu badan yang disebut dengan Bius Si Opat Tali 7 7 Bius siopat tali seperangkat desa untuk mengurus adat-istiadat, sengketa tanah dan juga mengurus pemerintahan desa. Sampai saat ini bius siopat tali masih aktiv berperan membantu pemerintahan desa. di desa Turpuk Limbong. Kira-kira tahun 1950-an sesudah Indonesia merdeka penduduk Turpuk Limbong makin bertambah dimana marga-marga lain pun berdatangan untuk tinggal di Turpuk Limbong. Kemudian sesuai dengan sistem tata pemerintahan Republik Indonesia, Turpuk Limbong ini disahkan dengan desa Turpuk Limbong pada tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an sampai sekarang ini desa Turpuk Limbong mengalami perkembangan dan kemajuan. Adapun perkembangan yang terdapat di desa Turpuk Limbong ini adalah jalan sudah beraspal hingga mempermudah sarana tranportasi untuk bepergian serta masuknya alat-alat elektronik dan listrik. Jeperson Valerius Silalahi : Biografi Guntur Sitohang Sebagai Pemusik Dan Pembuat Alat Musik Batak Toba, 2010. Sistem mata pencaharian masyarakat di Desa Turpuk Limbong didominasi sektor pertanian yaitu sekitar 80 dari keseluruhan jumlah penduduk. Komoditi pertanian masyarakat desa Turpuk Limbong pada umumnya, padi, bawang, cabe merah dan kopi ateng. Selain menjadi petani, masyarakat desa Turpuk Limbong pada umumnya juga beternak babi, dan ayam. Selain itu sebagian petani-petani desa Turpuk Limbong juga beternak kerbau dan sapi. Karena kedua jenis hewan ternak ini berperan dalam membantu masyarakat di sektor pertanian. Meskipun sektor peternakan bukan menjadi penghasilan utama masyarakat Desa Turpuk Limbong, namun tetap memiliki nilai ekonomi yang cukup baik sebagai penghasilan tambahan. Misalkan, apabila para petani membutuhkan biaya tambahan, biasanya mereka akan menjual hewan ternak mereka. Sebagian kecil penduduk Desa Turpuk Limbong memiliki mata pencaharian sebagai penangkap ikan nelayan dan ada juga yang memelihara ikan parkeramba di Danau Toba. Biasanya para nelayan Desa Turpuk Limbong menangkap ikan dengan menggunakan sampan dan jaring. Beberapa masyarakat ada yang menjadi pegawai negeri dan membuka usaha seperti membuka toko. Dan ada juga yang berjualan hasil pertanian ketempat lain pada pagi hari untuk pajak pagi. Di desa Turpuk Limbong juga ada ditemui sebagai pengrajin alat musik tradisional Batak Toba seperti, taganing, sarune, hasapi dan lain-lain. Pembuatan alat musik tradisional Batak Toba yang terdapat di turpuk limbong masih menggunakan peralatan yang sederhana. Sebagai mata pencaharian tambahan yang mempunyai ketrampilan dalam bermain musik beberapa masyarakat kecil Turpuk Limbong ada yang Jeperson Valerius Silalahi : Biografi Guntur Sitohang Sebagai Pemusik Dan Pembuat Alat Musik Batak Toba, 2010. ikut menjadi pargonci, Dimana di desa ini masih ada ditemukan group kesenian Batak Toba. BAB III BIOGRAFI GUNTUR SITOHANG

3.1 Biografi singkat Guntur Sitohang