Latar Belakang Masalah Tarekat naqthujamin : pengaruh ajarannya terhadap masyarakat di Sukapura

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kehidupan sufi mulai dilirik oleh para pecinta Tuhan, yang menginginkan agar dirinya berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Namun tidak sedikit dari para penempuh perjalanan ruhani ini yang terperosok ke dalam jurang pemahaman yang salah yaitu bahwa perjalanan ruhani identik membunuh kebutuhan naluriah dan mematikan kebutuhan insaniah, maksudnya walaupun manusia bertarekat namun tetap melaksanakan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial yang penuh tanggung jawab. Ada beberapa tarekat yang berkembang belakangan ini, salah satunya adalah Tarekat Naqthujamin. Adapun pusat kegiatan tarekat ini bertempat di majlis Naqthujamin, Cipinang Muara, Jakarta Timur dan dipimpin oleh seorang mursyid yang bernama Syaikh Ma‘mur bin Hasan Suhartawidjaya Alm, pengikut Tarekat Naqthujamin tersebar luas di daerah Jakarta seperti Sukapura Poncol yang merupakan objek kajian penulis. Daerah Sukapura, tempat tarekat ini terletak di Jakarta Utara dan masuk dalam kawasan industri, oleh sebab itu kebanyakan dari mereka menggantungkan hidupnya dari berdagang dan menyewakan rumah-rumah mereka kepada buruh pabrik yang bekerja di kawasan industri KBN Kawasan Berikat Nusantara serta menjadi buruh pabrik. Keberadaan Tarekat Naqthujamin saat ini mulai ditinggalkan oleh sebagian pengikutnya dan pecah menjadi dua golongan, hal ini dipicu oleh perebutan kepemimpinan dalam Tarekat Naqthujamin setelah meninggalnya Syaikh Ma‘mur dan dari masing-masing golongan ini mengklaim bahwa golongan merekalah yang murni. Walaupun keadaannya seperti itu, tidak membuyarkan semangat beribadah pengikut tarekat ini untuk tetap menjalankan ritual-ritual yang telah diajarkan oleh mursyid 1 mereka, seperti ratib dan riyadhah yang telah ditentukan waktunya. Selain mengajarkan pengikutnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah tarekat ini pun membekali pengikutnya dengan pelatihan-pelatihan kewirausahaan seperti peternakan, pertambakan, pertambangan, koperasi, perikanan dan perkebunan. Pelatihan itu dimaksudkan untuk membekali pengikut Naqthujamin agar menjadi manusia-manusia yang selalu ingat kepada Allah serta mandiri. Latar belakang kehidupan masyarakat di Sukapura, pada umumnya didiami oleh etnis Betawi jika dilihat dari segi pendidikan mereka hanya mengenyam pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah MI dan mengaji, tapi bagi keluarga yang ekonominya menengah dan ke atas biasanya mereka memasukan anak-anak mereka ke pesantren- pesantren yang berada di Jakarta atau di luar Jakarta bahkan sampai ke luar negeri. Perkenalan mereka dengan Tarekat Naqthujamin di bawah pimpinan H. Muhammad Zaini Maliki Alm yang ketika itu sebagai guru mengaji di Sukapura. Pada awal perkenalan dengan ajaran ini, sebagian masyarakat Sukapura sangat semangat sekali dengan kegiatan-kegiatan serta ajaran-ajaran tarekat. Ini disebabkan karena selain dibimbing oleh seorang mursyid, mereka juga dibimbing oleh seorang 1 Mursyid adalah istilah yang dipakai dikalangan ahli tasawuf yang mempunyai arti guru pembimbing kerohanian. Lihat Syaikh Ma‘mur bin Hasan Suhartawidjaya, hal. 191 guru yaitu H. Muhammad Zaini Maliki Alm – sebagai tempat bertanya ketidakfahaman terhadap ajaran yang disampaikan – sehingga pemahaman mereka terhadap ajaran yang bersifat asrar 2 tidak terlalu jauh menyimpang dalam artian dalam memahami suatu ajaran mereka seragam. Hal ini penting penting untuk menghindari fenomena yang muncul belakangan ini ada yang mengatakan kalau dirinya adalah wali, pemikiran ini didasarkan ungkapan bahwa orang yang mengetahui wali adalah wali juga, perasaan inilah yang membuat mereka menjadi takabur. Adapun pengaruh ajaran tarekat ini terhadap pengikutnya yang berada di Sukapura yaitu mampu menyatukan dan mempersaudarakan mereka, yang sebelumnya bercerai-berai dan yang terpenting dari segi keagamaan, mereka mendapatkan ibadah-ibadah pengiring ibadah wajib dalam artian mereka tidak bergantung hanya kepada ibadah pokok saja tapi juga melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti dzikir, ratib, dan puasa yang dianjurkan dalam ajaran ini, sementara di bidang pengobatan, pengikut ini mampu mengobati penyakit baik itu penyakit fisik maupun non fisik. Tiga tahun terakhir setelah meninggalnya Syaikh Ma‘mur, para pengikutnya merasa sangat kehilangan sosok sang pemimpin hingga akhirnya para pengikutnya masing-masing menunjuk orang yang disukai untuk dijadikan pemimpin atas dasar mimpi dari syaikh tarekat ini. Hal ini menyebabkan para pengikut tarekat ini pecah 2 Asrar berarti rahasia. Lihat Syaikh Ma’mur bin Hasan Sufartawidjaya, Al Basyar wal Bahâr: hal. 5 menjadi dua golongan yaitu satu golongan orang yang mempercayai mimpi dan menjadikan mimpi sebagai rujukan ajaran, kedua golongan yang masih menjalankan ajaran tarekat secara murni. 3 Pengikut Naqthujamin saat ini sedang mengalami krisis pengetahuan, hal ini terlihat dari ketidaktahuan dan ketidakmengertian mereka tentang ajaran-ajaran Tarekat Naqthujamin sehingga tidak tahu dan mengerti langkah apa yang harus mereka lakukan setelah syaikh dari tarekat ini wafat, dengan dalih taslim dan ilmu Asrar menyebabkan tarekat ini berkurang aktivitasnya dan berhenti penyebarannya. Kata taslim dan Asrar dijadikan alat untuk membungkus ketidaktahuan dan ketidakmengertian mereka tentang ajaran-ajaran Tarekat Naqthujamin sehingga penulis tertarik untuk membahas penelitian ini guna menacari tahu ajaran-ajaran tarekat Naqthujamin yang sebenarnya dan sejauh mana pengaruh ajarannya terhadap pengikutnya terutama di daerah Sukapura.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah