100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin Revolusioner Majalah TIME, 2009, oleh TIME
C. Isu-Isu yang Berkembang
Setelah terpilih kembali sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2009-2014, banyak isu yang berkembang seputar Susilo Bambang
Yudhoyono. Isu-isu itu membentuk persepsi negatif di masyarakat karena lebih menonjolkan kelemahan dan kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai
seorang presiden di banding menyorot keberhasilannya. Isu-isu yang berkembang itu seperti:
1. Isu Ekonomi
Dalam persoalan ekonomi, Susilo Bambang Yudhoyono dianggap belum berhasil. Hal ini dibuktikan dengan makin tingginya angka pengangguran yang
secara tidak langsung juga menciptakan orang-orang miskin baru atau lingkaran setan kemiskinan vicious circle poverty seperti diungkapkan oleh Nurkse.
Apabila seseorang itu miskin maka seterusnya dia akan miskin, kecuali pemerintah memberikan peluang bagi mereka untuk merubah nasib misalnya
dengan memberikan atau membuka lapangan pekerjaan yang cukup. Isu kenaikan barang-barang seperti bahan pokok dan pencabutan subsidi
atas Bahan Bakar Minyak BBM banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang kesulitan untuk bertahan hidup jika harga barang-barang kembali dinaikkan. Hal
ini kemudian diberitakan secara terus menerus di media massa dan mempengaruhi pandangan masyarakat tentang Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Isu Hukum
Permasalahan hukum di Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem peradilannya, perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum,
intervensi kekuasaan, maupun perlindungan hukum. Diantara banyaknya permasalahan tersebut, satu hal yang sering dilihat dan dirasakan oleh masyarakat
awam adalah adanya inkonsistensi penegakan hukum oleh aparat. Inkonsistensi
Universitas Sumatera Utara
penegakan hukum ini kadang melibatkan masyarakat itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan terdekatnya yang lain tetangga, teman, dan sebagainya.
Namun inkonsistensi penegakan hukum ini sering pula mereka temui dalam media elektronik maupun cetak, yang menyangkut tokoh-tokoh masyarakat pejabat,
orang kaya, dan sebagainya. Contoh inkonsistensi ini seperti misalnya seorang koruptor kelas kakap
dibebaskan dari dakwaan karena kurangnya bukti, sementara pencuri ayam bisa terkena hukuman tiga Bulan penjara karena adanya bukti nyata. Sehingga dapat di
katakan aparat penegak hukum hakim, jaksa, polisi, advokat juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga
melawan hukum.
3. Isu Politik