BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BPK DALAM KAJIAN KETATANEGARAAN
INDONESIA DENGAN KETATANEGARAAN ISLAM
A. Persamaan dan Perbedaan BPK Dalam Ketatanegaraan Indonesia Dengan
Wilayah Mazhalim Dalam Ketatanegaraan Islam
Sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antar lembaga-lembaga negara. Sistem pemerintahan negara mencakup filosofi yang
menjadi dasar hubungan, pengaturan mengenai hubungan serta pembagian kewenangan dan fungsi antar lembaga negara serta institusi lainya yang terkait
dengan gerak roda pemerintahan. Sistem pemerintahan yang dimaksud mencakup lembaga-lembaga negara, kewenangan dan fungsi lembaga-lembaga negara,
hubungan antar lembaga-lembaga negara serta pelaksanaan berbagai fungsi dan kewenangan lembaga negara dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.
72
Jika diuraikan, maka dapat di jelaskan persamaan perbedaan BPK dan Wilayah Mazhalim
dari segi kewenangan maupun kemandirian tersebut.
1. Segi kewenangan 1.1. Persamaan kewenangan antara BPK dan wilayah mazhalim
72
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005, Cet. keduapuluh tujuh, h.138
BPK diberi wewenang oleh UUD 1945 untuk memeriksa keuangan negara dan tanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara yang dikelola oleh para
penyelenggara negara.
73
Dengan adanya kewenangan regulasi yang secara tegas didelegasikan pembentuk undang-undang legilslative delegation of rule-making power kepada
BPK, maka BPK dapat dikatakan memiliki kewenangan yang sangat besar dan luas, mencakup bidang-bidang pengaturan legislatif, pelaksanaan eksekutif, bahkan juga
penjatuhan sanksi yudikatif. Artinya siapa yang bersalah dan bertanggung jawab, dan berapa kerugian keuangan negara yang wajib dipertanggungjawabkan, ditentukan
dengan keputusan BPK.
74
Dalam menjalankan kewenangannya, BPK memiliki tiga jenis pemeriksaan yakni :
75
1. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tingkat kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. 2.
Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan
manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal 23 UUD 1945
73
C.S.T. Kansil, Hukum Tata Negara Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, h.35
74
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007,h.862
75
Peraturan BPK RI No.1 Tahun 2 007, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta: Pustaka Pergaulan, 2007, Cet.Pertama, h.21
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal
yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan
negaradaerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang
berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigativ. Jangkauan pemeriksaan oleh BPK diperluas untuk memeriksa dana-dana non
budgeter, tidak hanya untuk mencegah korupsi tetapi juga menyelamatkan uang dan asset negara dari kemungkinan diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau
golongan oleh para pejabat penyelenggara negara yang bersangkutan. Upaya perluasan kewenangan BPK ini dapat dilihat sebagai upaya yang bersifat “extra-
ordinary ”. Maksudnya adalah untuk menjamin agar manajemen keuangan negara
dapat dikembangkan secara proposional.
76
Dengan demikian, luas pemeriksaan yang akan dilakukan dapat disesuaikan dan difokuskan pada bidang-bidang yang secara potensial berdampak pada kewajaran
laporan keuangan serta tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara. Untuk itu, aparat pengawasan intern pemerintah wajib menyampaikan hasil
pemeriksaannya kepada BPK. Badan Pemeriksa Keuangan BPK di beri kewenangan
76
Jimly, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia, h. 834
untuk mendapatkan data, dokumen, dan keterangan dari pihak yang diperiksa, kesempatan untuk memeriksa secara fisik setiap asset yang berada dalam pengurusan
pejabat instansi yang diperiksa, termasuk melakukan penyegelan untuk mengamankan uang, barang, danatau dokumen pengelolaan keuangan negara pada
saat pemeriksaan berlangsung. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat menggunakan pemeriksa danatau tenaga ahli dari luar BPK yang bekerja untuk dan
atas nama BPK.
77
BPK dapat menilai danatau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan hukum baik sengaja maupun karena kelalaian. Dalam hal
ini BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban atas kekurangan kasbarang yang terjadi, setelah mengetahui ada kekurangan
kasbarang dalam persediaan yang merugikan keuangan negaradaerah.
78
Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bab III mengenai kewenangan lembaga Wilayah mazhalim, ada kewenangan lain dalam hal memeriksa
harta yang dirampas dan dikorupsi oleh pejabat. ada dua macam yaitu: 1.
Mengenai perampasan dan korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara. Jika pejabat mazhalim mendapatkan pelanggaran ini saat memeriksa masalah-masalah
yang ada, ia harus segera memerintahkan untuk mengembalikan harta itu sebelum adanya pengaduan. Sementara itu, jika ia tidak mengetahuinya,ia harus menunggu
adanya pengaduan dari pemiliknya. Dalam memutuskannya ia dapat merujuk kepada catatan administrasi negara. Jika tertera dengan jelas siapa pemiliknya, ia
harus membuat keputusan sesuai dengan apa yang tertera di dalamnya dan ia tidak
77
Ibid, h.866
78
Ibid, h.869
memerlukan bukti lagi, dan fakta yang ia dapatkan dalam administrasi negara sudah mencukupi.
2. Mengenai harta yang dikuasai dengan paksa dan dipergunakan seakan-akan
sebagai pemiliknya. Dalam kasus ini, penyelesainnya menunggu pengaduan para pemilik dan harta belum dapat diambil dari yang merampasnya kecuai jika ada
satu dari empat hal ini: a. Pengakuan pihak yang merampas harta itu, b. Adanya fakta yang diketahui oleh pejabat mazhalim atas kejadian tersebut sehingga ia
dapat memberikan keputusan hukum berdasarkan apa yang ia ketahui, c. Adanya bukti yang mengatakan bahwa pihak perampas telah merampas suatu harta atau
pemilik mempunyai bukti kepemilikannya, 4. Adanya informasi kuat yang tidak mungkin dibuat-buat dan tidak diragukan. Karena para saksi dapat memberikan
persaksian berdasarkan informasi, dan pejabat mazhalim dapat memututuskan berdasarkan hal itu.
79
Kewenangan lain Wilayah Mazhalim adalah mengurusi masalah bidang wakaf yaitu mengawasi harta wakaf. Pengawasan bidang wakaf terbagi dalam dua jenis
yaitu wakaf umum dan wakaf khusus. Untuk wakaf umum, Wilayah Mazhalim dapat memeriksanya tanpa terlebih dahulu menerima pengaduan, untuk menjamin
penggunaan wakaf itu sesuai dengan ketentuan yang ada dan berdasarkan rencana dan syarat-syarat yang diberikan oleh pihak pemberi wakaf. Hal itu dapat diketahui dari
sumber :
79
Imam Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam Takaran Islam. Penerjemah Kamaluddin Nurdin, dkk, Cet.I Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h.166
1. Dari catatan administrasi para pejabat yang bertugas untuk menjaga hukum,
2. Dari administrasi negara yang mencatat transaksi yang berlangsung, atau catatan-catatan khusus,
3. Dari dokumen tertulis yang telah lama ditulis dan dipercaya, meskipun tidak ada saksi-saksi yang menguatkan persaksian mereka.
Adapun mengenai wakaf khusus, penanganan masalahnya bergantung pada adanya pengaduan pihak pemberi wakaf atau mereka yang berhak menerima wakaf
saat terjadi persengketaan. Saat terjadi persengketaan dalam masalah ini dipergunakan dokumen-dokumen yang menjelaskan status hartatanah tersebut, dan
tidak boleh dikembalikan kepada dokumen administrasi pemerintah atau apa yang tertulis dalam dokumen-dokumen lama jika diperkuat oleh saksi-saksi ahli.
80
Titik temu persamaan kedua lembaga ini adalah BPK dengan wilayah mazhalim
, keduanya sama-sama dilaksanakan melalui sebuah lembaga negara. Keduanya sama-sama dilakukan oleh orang yang berkedudukan, berpengaruh dan
berdedikasi tinggi serta memiliki integritas moral dan kejujuran. Terlebih juga mempunyai sikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusan, serta cakap
dalam mengemukakan danatau hal-hal yang menurut pertimbangannya dan keyakinannya guna menjamin integritas dalam menjalankan kewenangannya.
1.2. Perbedaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK, lingkup kewenangannya hanya tentang
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara, meliputi menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara memuat persyaratan
80
Ibid, h.167
professional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang professional. Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada
standar pemeriksaan akan meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporan atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara
obyektif. Dan apabila melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapat mendukung peningkatan mutu
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta pengambilan keputusan penyelenggara negara.
Sedangkan lembaga
Wilayah mazhalim
menangani perkara-perkara
pelanggaran kepentingan umum yang sulit ditangani oleh pejabat biasa, seperti tindakan berbuat munkar secara terang-terangan yang sulit diberantas, tindakan
mengganggu kelancaran dan keamanan lalu lintas yang sulit dicegah, dan tindakan menahan hak orang lain yang sulit diminta. Dalam mengatasi masalah tersebut,
pejabat mazhalim berwenang memeriksa dan mengadili untuk dicari kebenarannya dan menetapkan hukuman sesuai dengan ketentuan Allah SWT, dan mewajibkan
mereka untuk menaati peraturan dan menunaikan hukuman yang telah diberikan. Adanya perbedaan kewenangan diantara kedua lembaga tersebut, terlihat
bahwa Lembaga BPK hanya mengatasi hal-hal yang mengatur tentang kekayaan milik negara. Sedangkan lembaga mazhalim selain mempunyai kewenangan untuk
memeriksa hal terkait dengan harta milik negara, tetapi lembaga ini juga berkewenangan menangani pelanggaran-pelanggran kepentingan umum dan
memberikan keputusan hukum bagi pihak yang bersengketa baik perkara antara
organisasidepartemen maupun
persoalan perseorangan
dengan organisasidepartemen.
Perbedaan lain dalam kedua lembaga tersebut adalah BPK hanya memiliki fungsi yudikatif dalam memberikan putusan untuk menetapkan ganti rugi. Sedangkan
Wilayah Mazhalim adalah lembaga yudikatif yang dapat mengadili dan memberikan
putusan bagi pihak yang bersengketa.
2. Segi Kemandirian Secara umum tidak ada perbedaan secara mencolok antara BPK dan wilayah
mazhalim dari segi kemandirian. Secara khusus Badan Pemeriksa Keuangan BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam kinerjanya melaksanakan pemeriksaan,
seperti kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa. Sebagai pendukung BPK dapat memanfaatkan hasil
pemeriksan aparat pengawasan intern pemerintah, memerhatikan pemasukan dan pihak lembaga perwakilan, serta informasi dari berbagai pihak. Kebebasan dalam
penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan meliputi kebebasan dalam penentuan waktu pelaksanaan dan metode pemeriksaan. Selain itu, kemandirian BPK dalam memeriksa
keuangan negara mencakup ketersediaan sumber daya manusia, anggaran dan sarana pendukung lainnya yang memadai.
Kemandirian lembaga mazhalim tercermin dari keputusan pejabat mazhalim itu sendiri berdasarkan ijtihadnya atas suatu perkara sesuai dengan ketetapan hukum
Allah SWT.
Ditela’ah secara keseluruhan kedua lembaga ini sama-sama lembaga yang memiliki indenpedensi tinggi. Sehingga, keputusan yang akan dihasilkan kedua
lembaga ini tidak dapat dipengaruhi oleh lembaga lain ataupun individu manapun yang berada diatasnya.
Adapun uraiannya dalam bentuk matrik adalah sebagai berikut:
Persamaan Perbedaan
BPK Wilayah Mazhalim
BPK Wilayah Mazhalim
1.Berwenang untuk mengawasi
pengelolaan keuangan negara
1.Berwenang untuk
mengawasi harta wakaf, zakat
atau harta milik Negara
1.Lembaga BPK
dibentuk oleh
pemerintah untuk
memeriksa pejabat ataupun
pegawai yang
mengelola keuangan negara.
1.Wilayah Mazhalim dibentuk
oleh rakyat untuk memeriksa pejabat
negara.
2.Dapat menetapkan jenis
dokumen, data
serta informasi
pada saat
pemeriksaan. 2.Dapat merujuk
pada catatan
administrasi negara,
dokumen serta
informasi pada
saat pemeriksaan
2.BPK hanya
memiliki fungsi
yudikatif atau
bersifat peradilan
semu. 2.Wilayah
Mazhalim adalah
lembaga yudikatif yang
dapat memutuskan
dan menyelesaikan
perkara. 3.Bertujuan
untuk menghindari
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme. 3.Bertujuan untuk
menghindari pelanggaran,
pengurangan, penambahan
3.Objek kewenangan hanya
terkait kepada
pemeriksaan pengelolaan
dan 3.Objek
kewenangan tidak hanya pemeriksaan
terhadap harta
milik negara tetapi
ataupun penggelapan.
tanggung jawab
terhadap keuangan negara.
juga melakukan
pemeriksaan terhadap
pelanggaran umum.
4.Menetapkan hukuman
berdasarkan dengan keputusan
BPK. 4.Menetapkan
hukuman berdasarkan hukum
Islam.
B. Relevansi Badan Pemeriksa Keuangan BPK Dengan Wilayah Mazhalim