1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sebagai negara kesatuan, Indonesia mempunyai fungsi dalam membangun masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat. Dengan demikian, segenap potensi dan sumber daya pembangunan yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien melalui suatu
proses kemajuan dan perbaikan secara terus-menerus yang disebut pembangunan. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik moril maupun materil Roni Ekha Putera:2009.
Era desentralisasi dan otonomi daerah menjadi tantangan bagi setiap daerah untuk memanfaatkan peluang kewenangan yang diperoleh, serta tantangan
untuk menggali potensi daerah yang dimiliki guna mendukung kemampuan keuangan daerah sebagai modal pembiayaan dan penyelenggaraan pemerintah di
daerah. Untukitu, perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Abdul Thalib Yunus:2010.
Setiap daerah otonom dalam hal ini provinsi maupun kabupatenkota di Indonesia, memiliki sumber daya alam dan potensi ekonomi yang bervariasi,
sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal maka akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, yang pada
1
2
gilirannya akan
memberikan manfaat
dalam pembangunan
daerah Hasannudin:2015.
Masalah mendasar yang dihadapi oleh semua pemerintah daerah kabupaten dan kota adalah bagaimana meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
PAD agar dapat lebihmandiri dalam penyelenggaraan otonomi daerah dengan kewenangan yang luas, bertanggung jawab yang diwujudkan dengan pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah I Made Sedana Yasa:2009.
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah merupakan salah satu bagian dari sumber pendapatan daerah yaitu seluruh penerimaan yang masuk
melalui kas daerah berdasarkan undang-undang yang dipergunakan untuk menutupi pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
Menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 6 disebutkan bahwa
PendapatanAsli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sahHaryani:2013. Kota Tangerang merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang
letaknya sangat strategis dengan adanya bandar udaraS oekarno Hatta maka kota Tangerang masuk kedalamj alur transit untuk menjangkau k edaerah
– daerah lain yang berpotensi untuk menjadil ahani nvestasi atau membuka usaha dan hal
tersebut berdampak baik terhadap Pendapatan Asli Daerah.
3
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pertumbuhan target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD kota Tangerang tahun 2010 sampai dengan tahun
2014 dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 1.1 Target dan Realisasi PAD kota Tangerang Tahun 2010
–2014 Tahun
Target Rp Realisasi Rp
Capaian Kinerja
2010 188.405.038.570,50
230.634.138.044,00 122,41
2011 380.071.981.676,26
499.600.758.688,00 131,45
2012 461.383.233.872,66
631.519.353.723,00 136,88
2013 653.182.027.244,00
815.733.580.158,00 124,89
2014 1.156.097.821.081,00
1.258.788.809.993,00 108,88
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang, 2015 data diolah kembali
Secara sekilas kita dapat melihat secara keseluruhan penerimaan PAD Kota Tangerang selama kurun waktu tahun 2010
–2014 terus mengalami kenaikan dan melampaui dari target yang telah ditetapkan. Kenaikan PAD tidak saja daris
isi target tetapi juga dari sisi realisasi penerimaan. Kenaikan realisasi PAD pada tahun 2010 adalahsebesar 19,14 daritahunsebelumnya, padatahun 2011 sebesar
16,62, realisasi tahun 2012 kenaikannya mencapai 26,40, dan realisasi tahun 2013 kenaikannya mencapai sebesar 29,17, serta realisasi tahun 2014
kenaikannya mencapai 54,31 dari tahun 2013. Bila dilihat dari pergerakannya s truktur penerimaan PAD kota Tangerang memiliki pertumbuhan yang positif.
Pertumbuhan PAD yang positif di kota Tangerang tidak terlepas dari kontribusi pajak daerah yang adadidalamnya. Menurut Alfan 2015 pentingnya
pajak sebagai sumber pembiayaan pembangunan telah ditetapkan dalam berbagai produk perundang-undangan pemerintah. Pajak sebagai penerimaan daerah
tampaknya sudah jelas bahwa apabila pajak ditingkatkan maka penerimaan
4
daerahpun meningkat, sehingga daerah dapat berbuat lebih banyak untuk kepentingan masyarakat.
Adapun jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
kota Tangerang berdasarkan Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2014 tentang pajak daerah adalah sebagai berikut :
1. Pajakhotel;
2. Pajak restoran;
3. Pajak hiburan;
4. Pajak reklame;
5. Pajak penerangan jalan;
6. Pajak parkir;
7. Pajak air tanah;
8. Pajak sarang burung walet;
9. Pajak bumidan bangunan pedesaandan perkotaan;
10. Bea perolehan hakatastanahdan bangunan.
Pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan pajak parkir merupakan pajak yang potensial di kota Tangerang karena jika dilihat sektor
–sektor tersebut saling berhubungan dan pertumbuhan industri di kota Tangerang dalam kurun
waktu lima tahu terakhir terus meningkat. Tabel pertumbuhan industri hotel dan restoran dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
5
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Industri Hotel dan Restoran di Kota Tangerang
Tahun 2010-2014
Sumber: BPS diolah kembali Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah hotel dan restoran di kota
Tangerang dari tahun 2010-2014 rata-rata mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah hotel dan restoran akan mempengaruhi kebutuhan lahan parkir dan untuk
meningkatkan pendapatan pengelola hotel dan restoran memasarkan produk dan jasa nya melalui media
–media iklan atau yang disebut reklame, oleh karena itu objek pajak reklame dan parkir akan tumbuh seiring dengan perumbuhan
perusahaan atau industri seperti hotel dan restoran. Untuk mengoptimalkan pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak
reklame dan pajak parkir maka perlu dilakukan perhitungan penerimaan pajak daerah yang akurat sehingga diketahui tingkat efektivitasnya dan bagaimana
kontribusinya terhadap Penerimaan Asli Daerah PAD. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan efektivitas dan kontribusi pajak daerah pada Pendapatan Asli Daerah. Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian
terdahulu yang diteliti oleh Alfan dkk 2015 d engan judul “Analisis Efektivitas
Tahun Jumlah Kamar Hotel
unit Jumlah Restoran
unit
2010 1.070
348 2011
1.423 351
2012 1.681
359 2013
1.847 415
2014 2.993
414
6
dan Kontribusi Pemungutan Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Pada Pendapatan
Asli Daerah KabupatenMinahasa Utara”.
Mengacu pada penelitian tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Reklame dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di kota Tangerang tahun 2010 -
2014”.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terdapat pada jenis pajak daerah yang diteliti dan tempat dilakukannya penelitian. Jika
penelitian terdahulu menggunakan pajak restoran, pajak reklame dan pajak penerangan jalan maka pada penelitan ini digunakan pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir dengan pertimbangan bahwa antara pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir saling berhubungan. Untuk tempat
penelitian penulis memilih kota Tangerang sebagai tempat melakukan penelitian karena melihat fenomena penerimaan pajak daerah yang rata-rata mengalami
peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis seberapa efektifkah pemungutan pajak daerah di kota Tangerang dan
melihat bagaimana kontribusi pajak daerah pada Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang.
1.2 Rumusan Masalah