Dalam skripsi ini harapan yang dimaksud adalah harapan yang kedua yaitu harapan dari si pemegang peranan yaitu situs Eramuslim.com
terhadap orang-orang yang berhubungan dengan situs Eramuslim.com dalam menjalankan peranannya sebagai media yang menyosialisasikan
nilai-nilai keislaman. Pemikiran tentang peranan sebagai seperangkat harapan yang
ditentukan oleh masyarakat terhadap sebagai pemegang kedudukan sosial adalah sejalan dengan perspektif
“masyarakat”. Dimana perspektif ini berpendapat bahwa tiap individu memegang peranan yang diberikan oleh
masyarakat kepada mereka. Dalam pandangan ini, peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan
dalam pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lain, yang diciptakan oleh “masyarakat” bagi manusia. Jadi struktur masyarakat
dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling berhubungan. Walaupun peranan adalah bagian dari struktur masyarakat, tapi peranan-
peranan itu hanya ada selama peranan-peranan itu diisi oleh individu.
5
Sama halnya dengan sebuah perusahaan situs Islam, yaitu situs Eramuslim.com yang berperan sebagai alat untuk menyosialisasikan nilai-
nilai keislaman kepada pembaca Eramuslim.com, karena dalam sebuah lembaga situs Islam tersebut diisi oleh individu-individu. Sehingga situs
Islam tersebut menjadi sebuah peranan dalam menyosialisasikan nilai-nilai keislaman bagi pembaca Eramuslim.com.
5
Ibid, h. 101.
C. Konsep Sosialisasi
Peter Berger 1978 mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society
”—proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota dalam
masyarakat Berger, 1978:116.
6
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan role theory. Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
7
Dalam teori peran dijelaskan bahwa antara peranan dan kedudukan tidak bisa dipisahkan. Untuk itu perlu adanya sosialisasi untuk
sebuah peranan yang dimaksud. Jadi antara sosialisasi dan peranan saling
berhubungan.
Beberapa orang ahli sosiologi berpendapat bahwa yang diajarkan melalui sosialisasi ialah peran-peran. Oleh sebab itu teori sosialisasi
sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori mengenai peran.
Salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbet Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind,
Self, and Society 1972, Mead menguraikan tahap pengembangan diri
6
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indoensia, 2004 h. 21.
7
Sosialisasi, diakses pada17 Maret 2011 dari http:id.wikipedia.orgwikiSosialisasi.
self manusia. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap yaitu tahap play stage, game
stage,dan tahap generalized other.
8
Pandangan lain yang juga menekankan pada peran interkasi dalam proses sosialisasi tertuang dalam buah pikiran Charles H. Cooley. Menurut
Cooley konsep diri self-concept, seseorang berkembang melalui interkasinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi
dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self. Nama demikian diberikan olehnya karena ia melihat analogi antara
pembentukkan diri seseorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin; kalau cermin memantulkan apa yang terdapat didepannya,
maka menurut Cooley diri sesorang pun memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya.
9
Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai
pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai
persepsi mengenai
penilaian orang
lain terhadap
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan
8
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indoensia, 2004 h. 22.
9
Ibid, h. 23.
terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
10
Dalam melaksanakan proses sosialisasi, sangatlah diperlukan adanya agen atau penyalur dalam proses sosialisasi tersebut. Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasi ada empat agen sosialisasi
yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin
saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak
merokok, meminum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang narkoba, tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari
teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan berjalan
lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi
itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain.
Dalam skripsi ini yang menjadi agen sosialisasi adalah media massa. Karena proses sosialisasi yang dilakukan oleh media internet yaitu
situs Eramuslim.com. Kemudian karena media massa khususnya internet merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang.
10
Ibid, h. 23.