Elemen Hingga TINJAUAN PUSTAKA

16 e i j 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 Tabel 2.1. Data Elemen Perhatikan bahwa N 2 1 dan N 2 2 adalah persamaan yang berbeda. = − − �� = − − Masing-masing persamaan pada persamaan 2.7 berlaku untuk elemen yang sesuai dan tidak dapat dipakai di luar elemen yang bersangkutan. Untuk selanjutnya, jika persamaan dalam bentuk � = N Φ + Φ maka N i dan N j yang dimaksud adalah N i e dan N j e sedangkan Φ dan Φ menyatakan nilai- nilai nodal elemen e.

2.7. Elemen Hingga

Persamaan elemen hingga diperoleh dari perumusan Galerkin. Penyelesaian integral residual barat weighted residual integral menghasilkan satu persamaan nodal yang dipakai secara berulang-ulang untuk menghasilkan system persamaan-persamaan linear. Suatu sistem persamaan linear diperoleh dari penyelesaian integral residual berat : − ∫ � + = � 20 Dengan fungsi berat yang disusun menggunakan fungsi bentuk N i dan N j . Metode elemen hingga dengan fungsi berat Galerkin menentukan fungsi berat untuk nodal s, W s , terdiri dari fungsi-fungsi bentuk untuk nodal s. Misalkan fungsi berat untuk nodal 3 pada grid linear, seperti pada Gambar 2.6, terdiri dari fungsi-fungsi bentuk untuk nodal 3 : = { ≤ ≤ ≤ ≤ 21 17 Atau secara umum untuk fungsi berat W s : = { � �+ ≤ ≤ ≤ ≤ 22 � = − − � dan �+ = −� − � Gambar 2.6.. Fungsi Berat untuk Nodal 3 18 Gambar 2.7. Fungsi-fungsi Berat untuk a Nodal Pertama ,b Nodal Bagian Dalam c Nodal Terakhir dalam Grid 1 Dimensi Fungsi berat untuk nodal pertama : W 1 x = N 1 1 dan untuk nodal terakhir : W p x = N p p-1 23 Selanjutnya selesaikan integral residual berat dengan menggunakan urutan nodal r,s dan t. Persamaan 3.1 menjadi : R s = R s e + R s e+1 = − ∫ [ � + ] − ∫ [ � + ] + = 24 Karena fungsi berat W s = 0 untuk x X r dan x X t maka W s x terdiri dari 2 persamaan terpisah dalam interval X r ≤ x ≤ X t . R s e dan R s e+1 adalah kontribusi elemen e dan e+1 kepada persamaan residual R s pada nodal s. Perhatikan persamaan integral 24 dan persamaan turunan sebagai berikut : � = � + � � � = � + � � 25 � = � − � � � = � − � � 26 19 Substitusi ke persamaan 24 diperoleh : − ∫ � + = − � | + ∫ � � 27 Untuk elemen e sedangkan untuk elemen e+1 : − ∫ � + = − � | + ∫ � � + 28 Telah diketahui sebelumnya bahwa = − − , dan � | = − − � − − − � = � | = Persamaan residual menjadi : = + + = − ∫ � + � = + + = − � | = + ∫ � � − + � + | = + ∫ � � − + 29 Penyelesaian persamaan integral dalam persamaan 29 : Dimulai dari elemen e . � = Φ + Φ � = −� � Φ + − � Φ 30 dengan : 20 = − � , � = � 31 dan � � = � −Φ + Φ 32 Substitusi dan penyelesaian integral memberikan : ∫ � � = � � −Φ + Φ 33 dan ∫ = �� 34 Maka untuk elemen e diperoleh : = − � | = + � � −Φ + Φ − �� 35 Untuk elemen e+1 � + = Φ + Φ � + = −� � Φ + − � Φ 36 dengan : + = − � ; � �+ = − � 37 dan � �+ = � −Φ + Φ 38 Penyelesaian integral menghasilkan : ∫ � � = � � Φ + Φ 39 ∫ = �� 40 Kontribusi elemen e+1 terhadap persamaan residual : + = � | = + � � Φ + Φ − �� 41 21 Persamaan residual untuk nodal s : = � + | = − � | = − � � Φ [ D L e + D L e+ ] Φ − D L e+ Φ − �� − �� + = 42 D dan Q adalah konstanta yang sama seperti ditentukan pada persamaan : � + = Suku ERROR pada persamaan 42 : � + | = − � | = Adanya suku ini menunjukkan bahwa metode elemen hingga merupakan pendekatan. Jika suku error dihilangkan, maka persamaan residual untuk nodal s adalah : = − � � − Φ − + [ � � − + � � ] Φ − � � Φ + − �� − − �� = Contoh penerapan persamaan 44 pada analisis batang tumpuan sederhana dengan momen terkonsentrasi pada ujung-ujungnya. Persamaan differensial pengatur untuk semua defleksi pada batang adalah : � � − = E D Q L 1 2,4 x 10 10 - 10 6 200 2 4,0 x 10 10 - 10 6 200 3 4,0 x 10 10 - 10 6 200 4 2,4 x 10 10 - 10 6 200 Tabel 2.2. Data Elemen 22 Bentuk persamaan 44 dengan Q dan L konstan adalah : = −� − − +� − + � − � + � − = Y = nilai defleksi nodal � Gambar 2.8. Batang Tumpuan Sederhana Persamaan residual untuk nodal 2,3 dan 4 adalah : R 2 = - 1,2 Y 1 + 3,2 Y 2 – 2,0 Y 3 + 2 = 0 R 3 = - 2,0 Y 2 + 4,0 Y 3 – 2,0 Y 4 + 2 = 0 R 4 = - 2,0 Y 3 + 3,2 Y 4 – 1,2 Y 5 + 2 = 0 untuk 3 persamaan ini 10 8 ‘dihilangkan’ Tumpuan pada kedua ujung batang menunjukkan Y 0 = Y 800 cm = 0 sehingga kondisi batas Y 1 = 0 dan Y 5 = 0, selanjutnya diperoleh set persamaan : R 2 = 3,2 Y 2 – 2,0 Y 3 = - 2 R 3 = -2,0 Y 2 + 4,0 Y 3 - 2,0 Y 4 = - 2 R 4 = - 2,0 Y 3 + 3,2 Y 4 = - 2 23 Diselesaikan dan diperoleh : Y 2 = -2,50 cm Y 3 = -3,0 cm Y 4 = -2,5 cm a. Perhitungan defleksi di x = 300 cm, berada pada elemen 2 Y 2 = N 2 2 Y 2 + N 3 2 Y 3 = − − + − − Diketahui X 2 = 200 cm ; X 3 = 400 cm Maka nilai simpangan di x = 300 cm : = – − − , + − − − , = - ½ 2,5 + 3,0 = - 2,75 cm b. Perhitungan slope di elemen 1 : = � − + = − , − = - 0,0125 cm cm Sistem persamaan-persamaan linear pada contoh di atas dapat dinyatakan dalam notasi matrik : { } = [ , − − − − , ] { } − { − − − } = { } atau dalam bentuk persamaan matrik {R} = [K] {Y} – {F} = {0} dengan [K] menyatakan matrik system, {Y} menyatakan vektor simpangan, {F} menyatakan vektor gaya luar dan {R} menyatakan vektor residu untuk tiap elemen.

2.8. Formula Weak