Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA UNISBA

Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed Modal Koperasi terus..kaya adanya perubahan prinsip-prinsip gitu ada penambahan..” “Sama mungkin sifat keanggotannya yang sukarela.” Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA STT Tekstil masih belum memahami secara rinci hanya secara garis besarnya saja. Perubahan yang diketahui hanya terbatas pada perubahan simpanan wajib yang berubah menjadi SMK. Mengenai SMK ini juga pengurus hanya sebatas tahu dan mengikuti instruksi dari Dinas Koperasi tanpa mengetahui sistem penggunaan SMK secara menyeluruh yang sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2012.

4.1.6 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA UNISBA

Kepengurusan KOPMA UNISBA periode 2014-2015 baru terbentuk sekitar dua bulan yang lalu, awal Maret 2014. Sebagian besar pengurus KOPMA UNISBA berasal dari Fakultas Syariah, dua pengurus inti yaitu Ketua dan Manager Administrasi Keuangan KOPMA UNISBA berasal dari Jurusan Keuangan dan Perbankan Syariah. Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA UNISBA akan aspek permodalan dalam UU No. 17 Tahun 2012 terbilang masih rendah. Ketua pada khususnya sudah mengerti aspek permodalan dalam UU tersebut terutama Sertifikat Modal Koperasi SMK, namun belum semua pengurus lainnya memahami hal tersebut. SMK sendiri merupakan perubahan dari UU No. 25 Tahun 1992 yang dikenal dengan istilah simpanan wajib. Perubahan selain SMK yaitu dari sisi perubahan jenis koperasi yag harus berubah menjadi satu jenis koperasi saja. “Kalau dari Undang-Undang paling mulai dari simpanan wajibnya yang berubah menjadi Sertifikat Modal Koperasi... terus dari sisi nama perubahan jenis koperasi jadi harus satu jenis saja... terus banyak lah...” “Oh tentang Sertifikat Modal Koperasi ya? Kalo saya mah udah ya udah ngerti, tapi kan nanti ada untuk teknis ke bawahnya juga kan ya jadi semua harus ngerti juga...” Pengurus lainnya belum memahami dengan benar UU No. 17 Tahun 2012. Kebanyakan pengurus KOPMA UNISBA hanya sekedar tahu, untuk selebihnya belum paham. Tidak sedikit pengurus yang hanya mengetahui sebatas penggantian nomor UU dari awalnya UU No. 25 Tahun 1992 dan sekarang Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed menjadi UU No. 17 Tahun 2012. Perubahan UU ini terjadi pada perubahan sistem simpanan dan perubahan sistem organisasi. “Kalau sebatas tahu...tau tapi kalau untuk selebihnya juga belum lah belum be gitu paham. ” “Tahunya hanya sebatas nomornya gitu kan pengganti Undang-Undang tahun sebelumnya menjadi sekarang Undang-Undang no 17 Tahun 2012, itu mengatur tentang koperasi... jadi dalam koperasi itu yang saya tahu ada perubahan...perubahan sistem simpanan kemudian ada perubahan sistem organisasi mungkin.” Aspek permodalan dalam UU No. 17 Tahun 2012 juga belum dipahami secara menyeluruh, yang diketahui hanya pergantian istilahnya saja. Simpanan dalam UU ini ada dua jenis simpanan, namun pada UU No. 17 Tahun 2012 simpanan wajib berubah menjadi SMK. Terjadi perubahan istilah juga pada simpanan pokok yaitu menjadi setoran pokok, istilah ini masih asing tidak populer seperti SMK. “Hmm iya kalau tentang permodalan itu kan kalau koperasi kan kalau yang sekarang berjalan itu kan ada simpanan ya ada dua simpanan... simpanan pokok sama simpanan wajib... nah pada Undang-Undang no. 17 tahun 2012 itu diubah untuk simpanan berubah menjadi Sertifikat modal Koperasi atau SMK...jadi di situ dijelaskan...kalau misalkan yang saya pahami SMK itu mengubah apa ya...pokonya...mengubah dari simpanan wajib yang kita kenal sekarang itu menjadi SMK sementara untuk simpanan pokoknya itu menjadi...apa gitu istilahnya lupa...jadi nanti itu beda lagi sitemnya.” Pemahaman Ketua KOPMA UNISBA terhadap UU No. 17 Tahun 2012 terbilang sudah di atas rata-rata pengurus lain KOPMA di Kota Bandung. Pengetahuannya mengenai aspek permodalan sudah baik, mengerti akan sistem SMK yang mulai diberlakukan pada UU No. 17 Tahun 2012, namun pengurus KOPMA UNISBA yang lain masih belum memahami dengan baik hanya sebatas tahu saja. Pemahaman pengurus yang lain hanya tahu perubahan-perubahan yang terjadi pada UU ini namun untuk pemahamannya masih kurang. Merupakan tugas Ketua KOPMA UNISBA untuk mensosialisasikan kepada rekan pengurus yang lainnya agar sama-sama memahami UU No. 17 Tahun 2012 ini dengan baik. Tidak cukup hanya ketua saja yang tahu dan paham, tetapi semua pengurus bahkan anggota harus sama-sama tahu dan paham. 4.1.7 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA UNPAD Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed Tidak banyak pengurus koperasi yang tahu akan pergantian UU No. 25 Tahun 1992 menjadi UU No. 17 Tahun 2012, termasuk pengurus KOPMA UNPAD. Beberapa pengurus KOPMA UNPAD hanya mengetahui UU No. 17 Tahun 2012 secara sekilas. Secara garis besar pengetahuan pengurus KOPMA UNPAD mengetahui tentang perubahan ADART, permodalan, keanggotaan, kepengurusan, kepengawasan, SHU, dll. “Sekilasnya...pokoknya mah ya intinya UU No. 17 itu ngatur semua tentang pe rkope rasian ya dari anggaran dasar dan apa...pokoknya ADART terus dari permodalan dari keanggotaan dari...kepengurusan kan kaya pengurus koperasi beda sama yang lain...kepengawasannya gitu...terus...SHU...dana cadangan...ya pokoknya itunya itu we....” Pengurus KOPMA UNPAD khususnya bendahara merupakan anggota angkatan 2012, terlihat masih awam terhadap koperasi. kebingungan terhadap sistem permodalan koperasi terlihat jelas ketika menjelaskan permodalan di KOPMA UNPAD. Saat ini pengurus KOPMA UNPAD sedang memperbaiki sistem usahanya dikarenakan ada masalah pada usaha KOPMA dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini modal KOPMA UNPAD masih berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib, sedangkan Sertifikat Modal Koperasi SMK belum diimplementasikan. “Yang permodalan?...sama sih sama kaya dari simpanan pokok simpanan wajib dana hibah sama sertifikat itu...kalau buat di KOPMA...sebenernya di KOPMA itu lagi perbaikan sistem usahanya...jadi KOPMA UNPAD itu baru mau perbaikan sistem usahanya jadi bener-bener baru dimulai dari nol...modalnya tuh baru dari simpanan pokok dan simpanan wajib...” Pengetahuan pengurus KOPMA UNPAD tentang SMK hanya sebatas tahu saja mengetahui basicnya belum secara mendalam. Saat ini dirasa masih banyak koperasi yang belum mengetahui tentang SMK ini, bila ketuanya saja belum mengetahui apalagi anggotanya. “Nah itu...tahu tapi hanya sebatas tahu aja...soalnya menurut saya sendiri...saya dengan apa...yang sekarang ini...saya merasa memang masih banyak gitu...yang betul-betul koperasinya saya belum ketahui sekalipun saya sebagai ketua gitu...apalagi bagaimana yang di bawah anggota mungkin...ini juga usul mungkin kalau nanti ada...petinggi-petinggi koperasi supaya sosialisasikan aja...soalnya baru tahu singkatan-singkatannya aja...basic-basicnya tapi yang mendalamnya belum...” Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed Sistem SMK yang terdapat dalam UU No. 17 Tahun 2012 terlihat seperti saham yang berlaku di badan usaha yang mencari keuntungan yaitu perusahaan. SMK ini dianggap memberatkan bagi Koperasi Mahasiswa termasuk KOPMA UNPAD karena sistem SMKnya. “Paling modal...kan kita ...setahu saya modal itu...dia...apa ya...semacam beda gitu...kalau perusahaan kan ga..ga..terlalu saham gimana gitu...paling gitu sih kalau yang modal soalnya yang di KOPMA kami sama sih kaya di KOPMA UPI waktu itu Iqbal yang ketua umumnya keberatan karena sistemnya itu...paling itu...” Pengetahuan perbedaan UU No. 25 Tahun 1992 dengan UU UU No. 17 Tahun 2012 dinilai masih rendah. Diantara pengurus inti seperti ketua, sekretaris dan bendahara, yang mengetahui perbedaan tersebut hanya ketua saja sedangkan yang lain tidak tahu perbedaannya karena tidak memahami UU No. 17 Tahun 2012. Ketua KOPMA UNPAD melihat UU No. 25 Tahun 1992 sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman saat ini. Isi UU No. 17 Tahun 2012 masih mencantumkan mengenai besaran yang harus dibayarkan oleh koperasi. KOPMA berbeda dengan koperasi umum, sehingga dengan diterapkannya pajak bagi koperasi ini dirasa berat dan belum bisa membayar pajak yang seharusya. “Hmm nomor 25 mungkin agak kurang update menurut saya sih garis besar aja...soalnya kalau per pasal atau per bab ga..ga memenuhi tuntutan jaman saat ini gitu...terus juga mungkin emang...saya sedikit ngebahas tentang pajak mulu ...karena mungkin emang kalau pajak di nomor 25 itu mungkin masuk kekas negara kita sedikit sedangkan Undang-Undang No. 17 tahun 2012 itu baik...Cuma banyak KOPMA...terutama KOPMAbukan koperasi umum tapi koperasi mahasiswa agak be lum bisa...belum terbiasa gitu...” Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA UNPAD terlihat masih rendah, mengingat pengurus inti seperti ketua, sekretaris dan bendaharanya masih belum memahami secara menyeluruh mengenai UU No. 17 Tahun 2012 ini. Sejauh ini para pengurus KOPMA UNPAD hanya sekedar tahu saja tanpa dipahami secara detail atau menyeluruh. Pengetahuan khusunya dalam aspek permodalan hanya mengetahui mengenai SMK saja tanpa dipahami secara detail. Pengurus KOPMA UNPAD melihat sistem SMK ini seperti saham yang berlaku di perusahaan-perusahaan yang mencari keuntungan. Saat ini sisitem usaha KOPMA UNPAD sedang dibenahi, sehingga sistem permodalan KOPMA UNPAD masih berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed 4.1.8 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA UNPAS Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA UNPAS terhadap UU No. 17 Tahun 2012 masih rendah hanya mengetahui secara garis besarnya saja. Pengetahuan pengurus KOPMA UNPAS dalam UU ini masih secara garis besarnya saja seperti perubahan pengertian koperasai, kepengawasan koperasi yang bisa dari non anggota, perubahan dari simpanan pokok menjadi iuran, serta perubahan istilah simpanan pokok dan simpanan wajib. Perubahan pengertian koperasi sangat terlihat jelas perbedaannya, dalam UU No. 25 Tahun 1992 koperasi adalah gabungan dari badan hukum dan badan usaha koperasi sedangkan dalam UU No. 17 Tahun 2012 koperasi adalah kumpulan badan hukum saja. “Kalau pengetahuannya lebih kepengertian koperasi...terus apa ya ...pengawas kan boleh dari non anggota...terus tadi juga perbedaannya dari simpanan jadi iuran...yang tadinya simpanan pokok dan simpanan wajib menjadi... ” “Jadi sebenernya undang-undang lama gabungan badan hukum dan badan usaha...kalau diundang- undang yang baru hanya badan hukum saja...” Khusus aspek permodalan, pengetahuan pengurus masih sabatas mengetahui perubahan simpana pokok menjadi iuran pokok dan simpanan wajib menjadi Sertifikat Modal Koperasi SMK. Pengurus KOPMA UNPAS memahami bahwa SMK dan iuran pokok sistemnya berbentuk saham yang dapat diperjual belikan. Sangat berbeda dengan simpanan wajib yang tidak bisa diperjual belikan tetapi koperasi mempunyai kewajiban untuk mengembalikan simpanan tersebut kepada anggota. “Hmm...saya cukup sedikit tahu ya...perbedannya itu mungkin dari...apa namanya...sertifikat modal usaha ya kalo sekarang...hmm...kalau sekarang itu setau saya berbentuk saham gitu...terus juga kalau setoran wajibnya tidak bisa diambil kembali yang baru saya tahu sedikit...” “Iya jadi sertifikat...kan sertifikat itu kaya saham lagi bisa diperjual-belikan kalau misalkan simpanan tidak bisa ya...tapi ada kewajiban kita untuk mengembalikan kepada anggota...kalau sertifikat bisa diperjual- belikan...” Sistem SMK yang diketahui pengurus KOPMA UNPAS minimal harus dibeli sesuai dengan ketentuan nominal dalam anggaran dasar koperasi. Perubahan sistem simpanan wajib menjadi SMK juga dilakukan pada simpanan pokok menjadi iuran wajib koperasi. Simpanan pokok merupakan simpanan yang Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed hanya sekali dibayarkan oleh anggota pada saat anggota masuk sebagai anggota dan simpanan ini dikembalikan kepada anggota pada saat anggota keluar atau tidak menjadi anggota lagi. Tidak jauh berbeda dengan iuran pokok yang hanya satu kali bayar pada saat anggota masuk menjadi anggota koperasi, namun iuran pokok ini tidak dikembalikan lagi kepada anggota saat anggota keluar atau tidak menjadi anggota koperasi. Iuran pokok yang tidak dikembalikan ini menjadi modal tetap koperasi. “Hmm...terus untuk setoran pokoknya itu yang berbentuk saham itu kalau ga salah bisa diperjual-belikan itu sih yang baru saya tahu...terus juga hmm...Sertifikat Modal Usaha itu minimal harus dibeli dalam ketentuan anggaran dasar...jadi ada ketentuan nominalnya gitu...” Pengurus KOPMA UNPAS belum memahami secara menyeluruh perubahan yang terjadi dalam UU No. 17 Tahun 2012, baru mengetahui secara umum dan belum mengetahui sistem setiap perubahannya. Pengetahuan dan pemahamannya dalam aspek permodalan juga belum secara mendalam masih secara garis besar, seperti perubahan istilah simpanan pokok menjadi iuran pokok dan simpanan wajib menjadi Sertifikat Modal Koperasi SMK. Pemahaman iuran pokok dan SMK masih sebatas tahu namanya saja namun untuk ketentuan- ketentuannya belum mengetahui secara pasti. Pengurus KOPMA UNPAS memahami sistem SMK dan iuran pokok ini berbentuk saham yang dapat diperjual belikan serta tidak ada kewajiban koperasi untuk mengembalikan semua modal dari anggota. perbedaan yang sangat terihat yaitu pada iuran pokok yang tidak dikembalikan kepada anggota namun menjadi modal tetap bagi koperasi, sedangkan SMK seperti saham yang dapat diperjual belikan serta koperasi tidak ada kewajiban mengembalikan modal anggota. Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA se-Kota Bandung terhadap UU No. 17 Tahun 2012 sudah cukup namun masih ragu-ragu, seperti pada tabel jawaban pengurus di bawah ini. Tabel 4.2 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA di Kota Bandung mengenai UU No. 17 Tahun 2012 Berdasarkan Hasil Wawancara Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed No Jawaban Pengurus Kesimpulan 1. KOPMA BS UPI - “Iya tahu” Ketua - “Kalau saya cukup tahu...sedikit tahu sih lebih tepatnya ...” Sekretarris - “Kalau Iis...cukup tahu sih tapi belum terlalu banyak tahu ya... ” Bendahara Dari jawaban respoden dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pengurus KOPMA di Kota Bandung sudah cukup tahu namun masih ada keragu-raguan dan untuk pemahamannya sendiri masih belum memahami secara menyeluruh 2. Ekuitas - “Hmm...kalau tahu...tau gitu...” 3. KOKESMA ITB - “Jadi kalau undang-undang baru itu koperasi itu dianggap sebagai kaya apa ya ...” Ketua - “Ya pokoknya yang paling itu tuh diubah ga udah bukan simpanan pokok simpanan wajib ...” Sekretaris - “Hmm...dari apa ya...” Bendahara 4. KOPMA ITENAS - “...kita pun baru tahu oh ternyata Undang-Undang tuh udah banyak sekali diupdatenya ...” Ketua - “Untuk undang-undang koperasi yang baru itu...saya baru tahu...baru tahu...beberapa hari yang lalu gitu ...” Sekretaris 5. KOPMA STT TEKSTIL - “Kalau tentang Undang-Undang baru sih yang kita tahu gitu ya baru dari perubahan yang simpanan pokok...” 6. KOPMA UNISBA - “Kalau sebatas tahu...tau tapi kalau untuk selebihnya juga belum lah belum begitu paham. ..” Bendahara - “Kalo saya mah udah ya udah ngerti...” Ketua 7. KOPMA UNPAD - “Sekilasnya...pokoknya mah ya intinya UU No. 17 itu ngatur semua tentang perkoperasian ...” Sekretaris - “Nah itu...tahu tapi hanya sebatas tahu aja ...” Ketua 8. KOPMA UNPAS - “Kalau pengetahuannya lebih Belinda Suryani Agustine, 2014 STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed kepengertian koperasi...terus apa ya.. .” Ketua - “Hmm...saya cukup sedikit tahu ya...” Sekretaris Berdasarkan data yang diperoleh sebagian pengurus KOPMA se-Kota Bandung hanya tahu saja mengenai perubahan dari UU No. 25 Tahun 1992 menjadi UU No. 17 Tahun 2012 tanpa mengetahui isi perubahan yang terjadi di dalamnya. Perubahan secara garis besar yang terjadi dalam aspek permodalan yaitu perubahan dari simpanan pokok menjadi iuran pokok dan simpanan wajib menjadi Sertifikat Modal Koperasi SMK. Pengurus yang mengetahui perubahan tersebut hanya sebagian kecil dan untuk mekanisme dalam iuran pokok maupun SMK belum dipahami secara menyeluruh. Perubahan iuran pokok yang diketahui dan dipahami oleh pengurus KOPMA yaitu iuran pokok yang dibayar sekali selama menjadi anggota pada saat menjadi anggota koperasi tidak dapat dikembalikan kembali kepada anggota dan menjadi modal bagi koperasi, berbeda dengan simpanan pokok yang dapat dikembalikan kepada anggota pada saat anggota keluar dan tidak menjadi anggota koperasi lagi. Sistem SMK sendiri yang dipahami oleh pengurus KOPMA se-Kota Bandung terlihat seperti sistem saham yang diperjual-belikan di perusahaan- perusahaan yang tujuannya mencari keuntungan. Besaran SMK tiap anggota bisa berbeda tergantung kesanggupan anggotanya, sehingga dapat memacu kesenjangan sosial antar anggota koperasi. berbeda dengan simpanan wajib yang besaran dan waktu pembayaran ditentukan oleh koperasi sehingga setiap anggota mempunyai kedudukan yang sama. SMK maupun simpanan wajib sama-sama menjadi modal dari anggota namun mekanisme baik dalam pembayaran maupun pengembalian sangat berbeda.

4.2 Gambaran Kesiapan Pengurus KOPMA di Kota Bandung dalam