Universitas Sumatera Utara BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah karena tingginya prevalensi hipertensi. Menurut WHO World Health Organization tahun 2012,
lebih dari 40 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi dan kebanyakan diantaranya belum terdiagnosis. Untuk Indonesia sendiri, WHO
menyebutkan sebesar 37,4 persen dari total populasi di Indonesia tahun 2010 menderita hipertensi. Menurut Riskesdas 2007, prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 31,7 persen dan yang menjalani pengobatan hipertensi hanya 0,4 persennya. Sebesar 76 persen penderita hipertensi di Indonesia tidak
terdiagnosis. Hipertensi merupakan salah satu penyebab terbesar kejadian penyakit
kardiovaskular dan komplikasinya pada organ target akan meningkatkan angka morbiditas serta mortalitas Zanini et al., 2008. WHO 2012 menyebutkan
bahwa satu dari tiga orang di seluruh dunia menderita hipertensi dan kondisi ini akan menyebabkan separuhnya meninggal akibat stroke dan penyakit jantung.
Dari 64 persen kematian akibat penyakit tidak menular, 30 persennya disumbang oleh penyakit kardiovaskular. Hal ini mengalami peningkatan yang perlu
mendapat perhatian dibandingkan dengan tahun 2002 dimana dari 61 persen kematian akibat penyakit kronis, 28 persennya disumbang oleh penyakit
kardiovaskular. Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan
farmakologis. Penatalaksanaan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup yang meliputi pengaturan diet makanan, penurunan berat
badan berlebih dengan latihan fisik yang teratur, penghentian merokok, dan penurunan konsumsi alkohol. Tujuan dari penatalaksanaan nonfarmakologis
adalah untuk menurunkan dan mengontrol tekanan darah serta faktor risiko dan penyakit penyerta lainnya Yogiantoro, 2009. Penatalaksanaan farmakologis
dilakukan bila upaya perubahan gaya hidup belum mencapai target tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
masih 14090 mmHg atau 13080 mmHg bagi penderita diabetes penyakit
ginjal kronis Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2007. Selain hal tersebut, terapi musik juga dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologis yang
potensial dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Teng et al., 2007; Zanini et al., 2008.
Terapi musik didefinisikan sebagai penggunaan terkontrol dari musik, elemen-elemennya, dan pengaruhnya terhadap manusia untuk membantu integrasi
fisiologis, psikologis, dan emosional individu selama pengobatan penyakit ataupun kecacatan Munro dan Mount, 1978 diacu dalam Watkins, 1997. Musik
dapat menurunkan respon stres termasuk menurunkan tingkat kecemasan, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung, serta mengubah kadar hormon
stres dalam darah Watkins, 1997. Respon ini dapat dipengaruhi oleh jenis musik, melodi,
harmoni, ritme, dan tempo serta kandungan verbal di dalamnya Bernardi et al., 2005.
Asrin et al. 2009 mengungkapkan bahwa terapi musik frekuensi sedang 750-3000Hz dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pengendalian respon
emosional tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu pada pasien hipertensi. Bernardi et al. 2005 melaporkan musik dengan tempo dan kecepatan lambat
raga, klasik, dan dodekaponik secara signifikan menurunkan ventilasi, kecepatan nafas, tekanan darah sistolik dan diastolik, serta denyut jantung. Saing 2008a,
2008b mendapati bahwa penurunan tekanan darah pada remaja dengan tekanan darah normal tinggi prehipertensi dan hipertesi yang diberi paparan musik klasik
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Saat ini belum ada penelitian maupun data mengenai pengaruh musik
klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 Joint National Comittee VII JNC 7 maka dari itu peneliti
tertarik untuk mengetahui bagaimana perbandingan pengaruh musik klasik terhadap tekanan darah pada kedua derajat hipertensi ini dan seberapa besar
pengaruhnya sehingga bisa dijadikan sebagai salah satu terapi nonfarmakologis dalam menangani hipertensi pada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara 1.2.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana perbandingan pengaruh musik klasik terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi derajat 1 dan 2 di bagian Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Pusat RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013?
1.3. Tujuan Penelitian