SISTEM PEMILIHAN UMUM 2004

SISTEM PEMILIHAN UMUM 2004

  Berdasarkan UU PEMILU No. 12 Tahun 2003 Beberapa Pasal Progresif Di UU Pemilu

a. Memberi hak memilih yang lebih besar pada narapidana.

  UU ini tidak mencantumkan aturan seperti UU Pemilu No. 31999 sebelumnya bahwa untuk didaftar, pemilih harus memenuhi syarat: tidak sedang menjalani penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun lebih.

  b. Memberi hak dipilih pada penyandang cacat.

  Pasal 60 huruf d: calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota harus memenuhi syarat: cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia.

  Penjelasan : persyaratan sebagaimana tercantum dalam pasal 60 huruf d tidak dimaksudkan untuk membatasi hak politik warga negara penyandang cacat yang memiliki kemampuan untuk melakukan tugasnya sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota.

  c. Menjamin keterwakilan perempuan dalam pencalonan

  legislatif Pasal 65 (1): setiap parpol peserta pemilu dapat

  mengajukan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota untuk setiap daerah pemilihan dengan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen.

d. Penyelenggaraan pemilu yang independen

  Pasal 15 (1): Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

e. Sistem Pemilu

Pasal 6 (1): Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD KabupatenKota dilaksanakan dengan sistem proporsional daftar calon terbuka.

Pasal 6 (2): Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

f. Transparansi dana kampanye:

  Pasal 79 (1) : seluruh laporan dana kampanye peserta pemilu, baik penerimaan maupun pengeluaran, wajib diserahkan kepada akuntan publik terdaftar selambat- lambatnya 60 hari sesudah hari pemungutan suara.

  Pasal 80 (1): peserta pemilu dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk kampanye yang berasal dari pihak asing, penyumbang yang tidak jelas identitasnya, Pemerintah, BUMN, dan BUMD.

  Partai Politik a. Definisi partai politik; - Mac Iver, partai politik sebagai perkumpulan yang diorganisasikan

  untuk mendukung suatu azas atau perumusan kebijaksanaan yang menurut saluran-saluran konstitusi dicoba menjadikannya sebagai dasar penentu bagi pemerintahan.

  - R.H. Soltau merumuskan partai politik sebagai suatu golongan

  rakyat yang

  tersusun yang bertindak sebagai suatu

  kesatuan politik dan dengan penggunaan kekuasaan memberikan suara bertujuan untuk mengawasi pemerintah dan melaksanakan politik untuk mereka.

  - Secara umum dapat dirumuskan bahwa partai politik adalah

  sekelompok anggota masyarakat yang secara terorganisir secara teratur berdasarkan ideologiprogram dimana ada keinginan para pemimpinnya untuk merebut kekuasaan negara terutama posisi eksekutif melalui cara konstitusional dan ada seleksi kepemimpinan secara teratur dan berkala.

  b. Klasifikasi partai politik : 1. Jumlah dan fungsi anggotanya, dikenal :

  - Partai massa, yaitu partai yang selalu mendasarkan kekuatannya

  pada jumlah anggotanya. Hubungan sesamanya agak longgar.

  - Partai kader, partai yang mementingkan loyalitas dan disiplin

  anggotanya. Tidak perlu anggota yang banyak, karena itu untuk menjadi anggota memerlukan saringan yang ketat demikian juga sanksi terhadap anggota pimpinan yang menyeleweng sangat tegas.

  2. Sifat dan orientasi, dikenal : - Partai lindungan (patronage party) yaitu partai yang lebih

  mementingkan dukungan dan kesetiaan anggotanya terutama dalam pemilihan umum. Ikatan anggotanya sangat longgar.

  - Partai azasideologi yaitu partai yang menunjukan program-

  programnya atas dasar suatu ideologi tertentu.

  c Sistem kepartaian yang biasanya dijumpai yaitu:

1. Sistem satu partai, biasanya dianut oleh negara komunis dan negara-negara autokrasi, seperti Cina, Rusia, dan sebagainya.

  2. Sistem dwi partai, biasanya dalam sistem ini terutama pada sistem parlementer pemerintaheksekutif sangat stabil, karena didukung oleh mayoritas parlemen dan yang tidak memerintah sebagai partai oposisi, contoh: Amerika Serikat, Australia, dan lainnya.

3. Sistem multi partai.

d. Partai berfungsi sebagai:

1. Sarana komunikasi politik;

2. Sarana sosialisasi politik;

3. Sarana recruitment politik;

4. Sarana pengatur konflik

  Partai Politik Berdasarkan UU Partai Politik No. 31 Tahun 2002

  a. Definisi Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk

  oleh sekelompok warga

  negara Republik Indonesia

  secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita- cita cita untuk untuk memperjuangkan memperjuangkan kepentingan kepentingan anggota, anggota,

  masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. b. Tujuan partai politik:

  - Tujuan umum partai :

  a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia

  sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang- undang Dasar 1945;

  b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan

  Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI, dan; Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI, dan;

- Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-

  citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Tujuan partai sebagaimana dimaksud diwujudkan secara konstitusional.

c. Partai politik berfungsi sebagai sarana:

  1. pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga negara yang sadar akan hak

  dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

  2. penciptaan iklim yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan

  masyarakat;

  3. penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan

  dan menetapkan kebijakan negara;

  4. partisipasi politik warga negara; dan

  5. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik politik melalui melalui mekanisme mekanisme demokrasi demokrasi dengan dengan

  memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

d. Partai politik dilarang:

  a. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan UUD 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya;

  b.melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan

  Negara;

  c. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan

  pemerintah negara dalam memelihara persahabatan dengan negara lain dalam rangka ikut memelihara ketertiban dan dan perdamaian dunia;

  d. partai politik dilarang menganut, mengembangkan, dan

  menyebarkan menyebarkan

  ajaran ajaran

  atau atau

  paham paham

  KomunismeMarxisme-Leninisme

  Apakah syarat dan tata cara

  pendirian Yayasan ?

  Syarat Yayasan  Merupakan suatu Badan hukum

  yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan

   Untuk mencapai tujuan tertentu di

  bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan

   tidak mempunyai anggota.