Kelakuan itu diancam dengan hukuman.
5. Kelakuan itu diancam dengan hukuman.
d. Pembagian Hukum Pidana
a. Hukum Pidana Obyektif (Jus Punale): semua
peraturan yang mengandung keharusan atau larangan, terhadap pelanggaran mana yang
diancam dengan
hukuman yang berupa siksaan. Yang terbagi atas: - Hukum Pidana Material: peraturan-peraturan yg
menegaskan perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum siapa yang dapat dihukum dengan hukuman apa menghukum seseorang.
- Hukum Pidana Formal: hukum yang mengatur cara- cara menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidana (merupakan pelaksanaan dari Hukum Pidana material atau disebut Hukum Acara Pidana).
b. Hukum Pidana Subyektif (Jus Puniendi) pada hakekatnya membatasi hak negara untuk menghukum, yang berarti bahwa tiap orang dilarang untuk mengambil keputusan sendiri dalam menyelesaikan tindak pidana (delik).
c. Hukum Pidana Umum ialah hukum pidana yang berlaku
terhadap setiap penduduk (berlaku terhadap siapa pun juga di seluruh Indonesia) kecuali anggota ketentaraan.
d. Hukum Pidana Khusus artinya hukum pidana yang berlaku khusus untuk orang-orang tertentu. Hukum Pidana Khusus terbagi atas:
1. Hukum Pidana Militer, berlaku khusus untuk anggota militer dan mereka yang dipersamakan dengan militer.
2. Hukum Pidana Pajak (Fiskal), berlaku khusus untuk perseroan dan mereka yang membayar pajak (wajib pajak).
Sistem Hukuman Pidana (Strafselsel)
a. Hukuman Mati, ada empat golongan kejahatan yang oleh
KUHP diancam dengan hukuman mati, yaitu: 1. kejahatan berat terhadap keamanan negara;
2. pembunuhan berencana; 3. pencurian dan pemerasan dalam keadaan memberatkan; 4. bajak laut, perampokan di pantai, perampokan di tepi laut,
dalam air surut, dan perampokan di sungai, dilakukan dalam keadaan tersebut
b.Hukuman Penjara dan Kurungan, perbedaan pokok antara
kedua hukuman ini yaitu terletak pada sifat lebih berat dari hukuman penjara. Maka hukuman kurungan hanya diancamkan pada tindak-tindak pidana yang bersifat ringan.
c. Penghukuman Bersyarat
Apabila seorang dihukum penjara selama-lamanya satu tahun kurungan, maka hakim dapat menentukan, bahwa hukuman itu tidak dijalankan, kecuali kemudian ditentukan lain oleh hakim, apabila si terhukum tidak memenuhi syarat tertentu, misalnya membayar ganti kerugian kepada si korban dalam waktu tertentu.
d. Denda
e. Hukuman Tutupan
f. Mengurangi Lamanya Hukuman Dengan Lamanya Orang
Ditahan Sementara
g. Hukuman Tambahan Pencabutan Hak-hak Tertentu
h. Perampasan Barang-barang Tertentu
3. Hukum Militer a.Definisi Hukum Militer adalah hukum yang berlaku khusus
untuk orang militer atau mereka yang dipersamakan dengan militer.
b.Pengadilan Militer bertugas mengadili, hanya dalam lapangan
idana, mereka yang pada saat melakukan tindak pidana itu adalah:
a. anggota TNI; b. seorang yang pada waktu itu adalah orang yang dengan undang-undang atau dengan peraturan pemerintah ditetapkan sama dengan anggota TNI;
c. seorang yang pada waktu itu adalah anggota suatu golongan atau jawatan yang dipersamakan atau dianggap sebagai anggota TNI oleh atau berdasar undang-undang; c. seorang yang pada waktu itu adalah anggota suatu golongan atau jawatan yang dipersamakan atau dianggap sebagai anggota TNI oleh atau berdasar undang-undang;
c. Pengadilan Tentara mengadili dalam tingkat pertama perkara-
perkara kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota TNI yang berpangkat Kapten ke bawah dan termasuk suatu pasukan yang ada di dalam daerah hukumnya.
d. Pengadilan Tentara Tinggi, tiap-tiap Pengadilan Tentara Tinggi
mempunyai Hakim Perwira yang serendah-rendahnya berpangkat Letnan Kolonel yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Hakim-hakim tersebut harus berkedudukan militer lebih tinggi daripada kedudukan militer terdakwa. Pengadilan Tentara Tinggi memutuskan dalam tingkat pertama perkara kejahatan dan pelanggaran yang terdakwa atau salah satu dari terdakwa pada waktu melakukannya itu seorang perwira yang berpangkat Mayor
ke atas.
e.Mahkamah Tentara Agung berkedudukan di tempat
kedudukan Mahkamah Agung Indonesia dan daerah hukumnya ialah seluruh Negara RI. Di samping itu ada juga Kejaksaan Tentara Agung yang daerah hukumnya sama. Mahkamah Tentara Agung mengadili dalam tingkat pertama dan akhir perkara kejahatan dan pelanggaran yang berhubungan dengan jabatannya dilakukan oleh:
a. Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan, jabatan itu dipangku oleh seorang anggotaTNI;
b. Panglima Besar;
c. Kepala Staf TNI dan Kepala Kepolisian Negara.
4. Hukum Dagang
a. Definisi perdagangan atau perniagaan, ialah pekerjaan membeli
barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Hukum Dagang merupakan hukum perdata khusus. Hukum Dagang ialah aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan yang lainnya khususnya dalam hal perniagaan.
b. Sumber Hukum Dagang terbagi atas:
- Hukum tertulis yang dikodifikasikan:
a. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van Koophandel Indonesia (WvK).
b. Kitab Undang-undang Hukum Perdata(KUHPerdata) atau Burgerlijk Wetboek Indonesia (BW).
- Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, yakni peraturan- perundangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.
c. Hubungan Hukum Dagang Perdata menurut pendapat
beberapa sarjana tentang hubungan kedua hukum :
a. Van Kan, beranggapan bahwa Hukum Dagang adalah
suatu tambahan Hukum Perdata, yaitu suatu tambahan yang mengatur hal-hal yang khusus, KUHPerdata menurut Hukum Perdata dalam arti sempit itu.
b. Van Apeldoorn, menganggap Hukum Dagang suatu bagian istimewa dari lapangan Hukum Perikatan yang tidak dapat ditetapkan dalam Kitab III KUHPerdata.