4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh
Wasitaatmadja, 1997. Ketebalan kulit berbeda-beda untuk tiap individu, tergantung usia, jenis kelamin dan lingkungan hidup. Pada umumnya pria
mempunyai kulit yang lebih tebal dan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan wanita Sulistyowati, 2009.
2.1.1 Fungsi kulit
Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik serta mekanik, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kimiawi,
gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus, gangguan panas atau dingin. Gangguan fisik serta mekanik dicegah oleh adanya bantalan lemak subkutis,
tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak
permukaan kulit atau mantel asam kulit dengan pH 4,5 - 6,5 Tranggono dan Latifah, 2007. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin yang menyerap
sekitar 5 - 10 dari sinar tersebut Wasitaatmadja, 1997. Melanin dibentuk dari asam amino tirosin dengan bantuan enzim oksidase
tirosinase yang mengandung tembaga. Melanosit merupakan sel yang memproduksi melanosom dan tirosinase. Melanosit mengeluarkan melanosom
Universitas Sumatera Utara
5 yang merupakan organela berbentuk bulat panjang dan mengandung pigmen
melanin. Melanin juga bertanggung jawab terhadap warna kulit Putro, 1997. Paparan sinar matahari akan mengaktifkan melanosit dan meningkatkan produksi
melanin, kemudian disebarkan ke lapisan atas epidermis melalui dendrit-dendrit pada melanosit. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin yang
menyerap sekitar 5 - 10 sinar tersebut Wasitaatmadja, 1997. Fungsi kulit lainnya adalah menjaga keseimbangan temperatur tubuh, organ
sekresi, menerima rangsangan, absorpsi dan status emosional Muliyawan dan Suriana, 2013. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
kelembaban udara, metabolisme dan jenis zat yang menempel di kulit Wasitaatmadja, 1997.
2.1.2 Struktur kulit
Menurut Anderson 1996, secara mikroskopik kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis, dermis dan lemak subkutan. Lapisan epidermis
merupakan bagian terluar dari kulit. Epidermis dibagi menjadi dua lapisan utama
yaitu:
1. Stratum korneum atau lapisan tanduk
Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar dan tersusun dari sel mati berkreatin berbentuk datar dan tersusun berlapis-lapis. Apabila
kandungan air pada lapisan ini berkurang, maka kulit akan menjadi kering dan bersisik.
2. Stratum lusidum atau malfigi
Stratum lusidum merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses diferensiasi. Stratum lusidum terdapat di bawah lapisan
Universitas Sumatera Utara
6 tanduk dan bertindak juga sebagai sawar, dapat dilihat jelas pada telapak
kaki dan tangan. Stratum lusidum dibagi menjadi tiga, yaitu: -
Stratum granulosum Berada di bawah stratum korneum dan mempunyai fungsi penting yaitu
menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Stratum granulosum mengandung sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti
diantaranya. -
Stratum spinosum Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal. Sel diferensiasi
utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin. -
Stratum germinativum atau lapisan basal Lapisan sel basal merupakan bagian yang paling dalam dari epidermis
dan membentuk lapisan baru yang menyusun epidermis. Melanosit yang membentuk melanin untuk pigmentasi kulit terdapat dalam lapisan basal
sepanjang stratum germinativum. Lapisan basal ini tersusun secara vertikal dan membentuk seperti pagar Anderson, 1996.
Lapisan dermis merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin
dan retikulin. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh
Anderson, 1996. Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar,
berisi sel-sel lemak didalamnya. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi
Universitas Sumatera Utara
7 Anderson, 1996. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat seiring dengan
meningkatnya konsumsi makanan lemak yang berlebih. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah
simpanan lemaknya Wirakusumah, 1994.
2.1.3 Jenis-jenis kulit