Peradilan Terjamin
3. Peradilan Terjamin
Satu hal mengenai pemerintahan Imam Mahdi af adalah pelaksanaan hukuman Ilahi terhadap orang-orang yang ber- buat kekacauan dan teror di seluruh penjuru dunia, yang akibat ulahnya jutaan orang menjadi korban.
Ketika Imam Mahdi af. muncul, beliau akan menangkap orang-orang seperti itu, lalu mengadilinya. Pada zaman itu, hukuman Ilahi akan dijalankan dengan sempurna.
Dalam menjalankan tugas yang berat ini, ada beberapa orang yang akan dibangkitkan kembali untuk membantu beliau. Mereka adalah orang-orang yang memahami hukum-hukum Islam secara benar. Selain itu, mereka juga termasuk orang- orang yang saleh di zamannya. Di sini kita akan membawakan beberapa riwayat mengenai pribadi dan pekerjaan mereka.
Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika Imam Mahdi muncul, dari balik Ka’bah akan muncul tujuh belas orang. Lima orang dari mereka adalah kaum Nabi Musa as. yang akan meng- hukumi dengan benar ... tujuh orang adalah Ashabul Kahfi,
1 Ibnu Hammad, Fitan, hal. 98; Ibnu Thawus, Malahim, hal. 69; Aqdud Durar, hal. 151; Al Qaulul Mukhtashar, hal. 21.
2 Firdausul Akhbar, jil. 3, hal. 291.
B AGIAN K ETIGA : B AB 3 275
Yusy a’ penerus Musa, kaum Mukminin dari keluarga Fir’aun, Salman Al-Farisi, Abu Dujanah, dan Malik Al- 1 Asytar.”
Abu Bashir bertanya kepada Imam Shadiq as., “Apakah ada orang lain selain orang-orang itu (tiga seratus tiga belas orang)?” Imam menjawab, “Ya, ada pula kaum Mukminin yang lainnya. Mereka adalah orang-orang yang akan bekerja sebagai faqih, hakim, dan para cendikia. Imam akan mengusap dada dan punggung mereka, lalu setelah itu, tidak
akan ada permasalahan yang susah bagi mereka.” 2 Dalam Bihar al-Anwar dijelaskan seperti ini, “Mereka akan
menjadi pengikut Imam Mahdi af. dan hakim di muka bumi.” 3
Imam Shadiq as. bersabda, “Ketika Al-Qaim af. muncul, ia akan menentukan seorang hakim untuk setiap tempat dan berkata kepada mereka, ‘Apa yang harus kalian lakukan ada di tangan kalian sendiri. Ketika kalian berhadapan dengan perkara yang susah dan kalian tidak tahu harus berbuat apa, maka lihatlah telapak tangan kalian dan lakukanlah apa yang ditunjukkan olehnya.” 4
Mungkin yang dimaksud oleh riwayat di atas adalah metafora pesatnya perkembangan teknologi di zaman itu. Barangkali mereka memang memiliki keahlian yang luar biasa sehingga
1 Itsbatul Hudat, jil. 3, hal. 55, menukil dari: Ayashi, Tafsir, dan ditukil dari: Raudhatul Waidzin, hal. 266, Imam akan mengeluarkan dua
puluh tuju orang dari ba lik Ka’bah. 2 Ibnu Thawus, Malahim, hal. 202; Dalailul Imamah, hal. 307, dengan
sedikit perbedaan. 3 Dalailul Imamah, hal. 249; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 365.
4 Nu’mani, Ghaibah, hal. 319; Dalailul Imamah, hal. 249; Itsbatul Hudat, jil. 3, hal. 573; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 365 dan jil. 53, hal. 91.
276 P EMERINTAHAN A KHIR Z AMAN dengan sekali memandang saja, mereka dapat menentukan
hukum. Atau mungkin juga riwayat di atas menyinggung mukjizat-mukjizat luar biasa yang akan muncul berkenaan dengan kedatangan Imam Mahdi af. nanti dan tidak dapat dipahami begitu saja.
Imam Muhammad Baqir as. berkata, “Setelah Imam Mahdi muncul, tidak akan ada suatu hak yang masih menjadi tang- gungan orang lain. Beliau akan menunaikannya dan
mengembalikannya kepada yang berhak.” 1 Imam Shadiq as. berkata, “Ketika Imam Mahdi muncul, ia
akan menghakimi umatnya sebagaimana nabi Dawud as.; yakni tidak membutuhkan saksi dan dalil. Allah mengilham- kan ilmu-ilmu hukum dan Imam pun mengamalkan apa yang
diketahuinya.” 2 Ja’far putra Sayyar Syami berkata, “Di zaman Imam Mahdi,
jika ada sedikit hak orang lain yang masih berada di sela-sela gigi sesamanya, maka ia akan mengembalikannya kepada yang berhak.” 3
Jelas pengadilan semacam ini hanya akan terlaksana jika Imam Mahdi (af.) yang memegang kendali pemerintahan manusia; hakim-hakimnya adalah orang-orang seperti Salman, Malik Asytar, para pembesar kaum Musa as., dan lain sebagainya; dan di atas mereka duduklah Imam Mahdi (af.). Dengan demikian tidak akan ada lagi kekhawatiran akan hak- hak manusia. Sekecil apapun hak seseorang, pasti akan diberi- kan kepadanya.[]
1 Ayashi, Tafsir, jil. 1, hal. 64; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 224. 2 Raudhatul Wa’idzin, hal. 266; Bashairud Darajat, jil. 5, hal. 259.
3 Ibnu Hammad, Fitan, hal. 98; Aqdud Durar, hal. 36; Ibnu Thawus, Malahim, hal. 68; Al Qaulul Mukhtashar, hal. 52.