Jalanan Aman

2. Jalanan Aman

Mengenai keamanan jalanan dan sosial, banyak sekali riwayat yang mengupasnya. Di sini kita akan menyebutkan beberapa darinya:

Rasulullah Saw. bersabda, “Di zaman pemerintahan Imam Mahdi, jika ada dua orang wanita yang berjalan di malam hari, mereka tidak lagi takut akan perbuatan jahat orang lain

yang mungkin akan menimpa mereka.” 2 Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyem-

purnakan urusan-Nya (agama) sehingga seseorang yang berjalan dari Shan’a menuju Hadhramaut tidak lagi takut kepada siapapun kecuali kepada All 3 ah.”

Mungkin disebutkannya nama kedua tempat di atas karena pada zaman dahulu di antara kedua tempat tersebut terdapat padang pasir yang menakutkan dan penuh dengan ketidak- amanan.

Imam Baqir as. bersabda, “Sesungguhnya Al-Mahdi akan terus berjuang sehingga Allah Yang Esa disembah dan tidak ada seorang pun orang yang menyekutukan-Nya. Dan ketika

1 Al-Hawi lil Fatawa, jil. 2, hal. 77; Ibnu Thawus, Malahim, hal. 70, dan hal. 63 dengan sedikit perbedaan; Ihqaqul Haq, jil. 13, hal. 154.

2 Al- Mu’jamul Kabir, jil. 8, hal. 179. 3 Ibid, jil. 4, hal. 7; Jami’ul Ushul, jil. 7, hal. 286; Baihaqi, Sunan, jil. 9,

hal. 180.

272 P EMERINTAHAN A KHIR Z AMAN ada seorang perempuan tua yang berjalan dari satu tempat ke

tempat yang lain, ia tidak akan merasakan gangguan.” 1 Seseorang bertanya kepada Imam Shadiq as., “Mengapa kita

harus memiliki harapan akan kedatangan Imam Mahdi? Apakah di masa keghaiban kita memiliki kedudukan yang tinggi?” Imam menjawab, “Subhanallah! Apakah kamu tidak suka jika ia menyebarkan keadilan di muka bumi, memberi- kan keamanan di mana-mana, dan berlaku adil kepada orang- orang yang tertindas serta menolong mereka?” 2

Salah seorang sahabat Imam Shadiq as. berkata, “Pada suatu hari, Abu Hanifah mendatangi Imam Shadiq as. Ketika itu beliau bersabda kepadanya, ‘Tempat manakah yang dimaksud dalam ayat ini, ‘Berjalanlah di malam hari dan siang hari dengan aman.’?’

Abu Hanifah menjawab, ‘Menurutku, antara Mekah dan Madinah.’

Imam as. menghadap kepada para sahabatnya seraya bersabda, ‘Bukankah di antara Mekah dan Madinah terdapat tempat yang tidak aman? Bukankah setiap orang yang melewati tempat itu, harta mereka dirampok dan terkadang nyawa mereka melayang?’

Mereka semua berkata, ‘Ya, memang benar begitu.’ Dan Abu Hanifah hanya diam saja.

1 Ayashi, Tafsir , jil. 2, hal. 62; Nu’mani, Ghaibah, hal. 283; Tafsir Burhan, jil. 1, hal. 369; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 345; Yanabi’ul

Mawaddah, hal. 423; As- Syi’ah wa Ar-Raj’ah, jil. 1, hal. 380. 2 Mufid, Ikhtishash, hal. 20; Ayashi, Tafsir , jil. 1, hal. 64; Nu’mani,

Ghaibah, hal. 149; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 144; Itsbatul Hudat, jil. 3, hal. 557; lihat pula: Al-Faiq, jil. 4, hal. 100.

B AGIAN K ETIGA : B AB 3 273

Imam as. kembali bertanya, ‘Tempat manakah yang dimaksud dalam ayat ini, ‘Dan setiap orang yang memasukinya maka ia akan merasa aman.’?’

Abu Hanifah menjawab, ‘Ka’bah.’ Imam Shadiq as. bersabda, ‘Apakah kalian tahu bahwa Hajjaj

bin Yusuf Tsaqafi telah membunuh Ibnu Zubair di dalam Ka’bah? Apakah ia berada di tempat yang aman?’

Abu Hanifah hanya diam dan tidak berkata apa-apa lagi. Ketika ia keluar dari tempat itu, Abu Bakar Hadhrami ber-

kata, ‘Semoga aku jadi tebusanmu! Jawaban dua pertanyaan- mu itu apa?’

Imam menjawab, ‘Wahai Abu Bakar, yang dimaksud dengan ayat pertama adalah kebersamaan bersama Imam Mahdi af. Dan ayat kedua adalah ketika seseorang membaiat Imam Mahdi, maka ia akan masuk ke dalam kelompok para pengikutnya dan ia akan merasakan keamanan.’

Ali bin Uqbah menukil dari ayahnya, ‘Ketika Imam Mahdi af. muncul, ia akan bersikap adil. Kebatilan akan dilenyapkan dari pemerintahannya. Disebabkan keberadaanya, jalanan

menjadi aman.’” 1 Qutadah berkata, “Imam Mahdi adalah sebaik-baiknya manu-

sia ... di zamannya bumi akan menjadi aman sehingga seorang wanita bersama lima wanita lainnya dapat melakukan ibadah

1 Ilalus Syarai’, jil. 1, hal. 83; Nurut Tsaqalain, jil. 3, hal. 332; Tafsir Burhan, jil. 3, hal. 212; Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 314.

274 P EMERINTAHAN A KHIR Z AMAN Haji dengan tenang tanpa rasa takut sedikitpun meski tak ada

seorangpun lelaki bersama mereka.” 1 Udai bin Hatim berkata, “Sungguh akan datang suatu hari,

ketika seorang wanita lemah mampu berjalan dari Hairah menuju Mekah demi melakukan ibadah Haji, tanpa memiliki

rasa takut selain kepada 2 Allah.”