BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang
paling banyak terjadi di Indonesia. Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Air yang menjadi konsumsi
manusia baik berupa minuman maupun makanan tidak menyebabkan penyakit atau pembawa bibit penyakit. Oleh sebab itu mutlak diperlukan pengolahan air untuk
mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air sebagai sumber kebutuhan manusia. Air dapat berasal dari sumber air, jaringan transmisi atau
distribusi air Sutrisno, 2004.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kualitas dan kuantitas air. Kuantitas air yang sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan yang terus menerus meningkat. Kualitas air untuk keperluan domestik juga menurun. Penyebab turunnya kualitas air antara lain adalah karena adanya
kegiatan industri, domestik. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan,dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber
daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama Effendi, 2003.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat–sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan–
bahan metal, seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Adanya benda–benda asing yang
mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran air. Karena kebutuhan makhluk hidup
akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda Kristanto, 2002.
Sungai merupakan lingkungan perairan yang sering digunakan manusia untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai tempat untuk membuang hasil
sampingan, sehingga secara tidak langsung dapat masuk ke perairan laut. Wilayah perairan laut merupakan zona terdepan yang bertindak sebagai penerima
dampaktekanan dari berbagai aktifitas manusia, baik aktifitas di darat maupun di perairan laut, semuanya itu dapat mempengaruhi kualitas perairan Hutabarat dan
Stewart, 1984. Sulfida S
2-
merupakan senyawa yang menimbulkan rasa dan bau, bersifat korosif dan iritant. Dalam dosis tinggi dapat merusak system syaraf pusat.
Keracunan biasanya terjadi, karena zat ini berbau busuk. Bila orang sempat menjauh, maka ia tidak akan terkena racunan. Tetapi, apabila sulfida ini berbentuk
gas yang menjalar cepat, sehingga orang tidak sempat melarikan diri, maka orang dapat menderita keracunan akut yang mematikan dalam waktu singkat karena
asphyxia Soemirat, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Sianida adalah senyawa sianida CN
-
yang dikenal sebagai racun yang mudah terbakar Sudarmadji dkk. 1976. Sianida mempunyai berat molekul 27,06
nilai terhirup dapat menyebabkan pingsan dan bahkan kematian. Sianida terbentuk dari reaksi antara nitrogen N dan karbon C pada temperatur tinggi
Sudarmadji, 1976. Dari hal-hal yang disebutkan diatas, Penulis merasa tertarik untuk
memeriksa kadar cemaran sulfida dan sianida dalam sampel yang diambil dari beberapa sungai di Sumatera Utara.
1.2 Tujuan dan Manfaat