Partai Kebangkitan Bangsa GAMBARAN UMUM

• Biro Media Masa Dan Kampanye : B. Hartadi Nugroho • Biro Dana,Sarana,Prasarana Kampanye : Sari Dewi Murni • Biro Hub KPU Panwaslu : Utari Dewayanti • Penasihat BP Pemilu : Muzaeri, Amd, SE.

4.7.2. Partai Kebangkitan Bangsa

Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto lengser keprabon sebagai akibat desakan arus reformasi yang kuat, mulai yang mengalir dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai istighosah dan lain sebagainya. Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian disebut era reformasi. Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air. Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol. Tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan Kebangkitan Bangsa. Ada juga yang mengusulkan lambang parpol. Unsur-unsur yang terbanyak diusulkan untuk lambang parpol adalah gambar bumi, bintang sembilan dan warna hijau. Ada yang mengusulkan bentuk hubungan dengan NU, ada yang mengusulkan visi dan misi parpol, ADART parpol, nama-nama untuk menjadi pengurus parpol, ada juga yang mengusulkan semuanya. Di antara yang usulannya paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang diketuai KH M Cholil Bisri dan PWNU Jawa Barat. Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun demikian, sikap yang ditunjukan PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU setempat. Diantara yang sudah mendeklarasikan sebuar parpol adalah Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat Perkanu di Cirebon. Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk memenuhi aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai oleh KH Ma’ruf Amin Rais SuriyahKoordinator Harian PBNU, dengan anggota, KH M Dawam Anwar Katib Aam PBNU, Dr KH Said Aqil Siradj, M.A. Wakil Katib Aam PBNU, HM Rozy Munir,S.E., M.Sc. Ketua PBNU, dan Ahmad Bagdja Sekretaris Jenderal PBNU. Untuk mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU. Kemudian terbentuklah sebuah partai yang bernama Partai Kebangkitan Bangsa. Partai Kebangkitan Bangsa, adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 29 Rabi’ul Awal 1419 Hijriyah 23 Juli 1998 yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, A. Muhith Muzadi. Partai yang berbasis kaum NU mengajukan Gus Dur sebagai presiden pada pemilu 1999 yang kemudian menjabat dari tahun 1999 sampai pertengahan 2001. Pemilu 2004 Gus Dur Tidak lolos verifikasi KPU sebagi Calon Presiden. Pada tahun 2004, partai ini memperoleh hasil suara 10,57 11.989.564 dan mendapatkan kursi sebanyak 52 di DPR. Visi diantaranya a Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana dituangakn dalam Pembukaan Undang- undang Dasar 1945; b Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin, material dan spiritual; Misi: Bidang Agama: meningkatatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; Bidang Politik: mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Menegakkan kedaulatan rakyat; mewujudkan pemerintahan yang demokratis, bersih dan terpercaya; melaksanakan pembangunan nasional untuk kemakmuran rakyat; melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta mengembangkan kerjasama luar negeri untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera; Bidang Ekonomi: menegakkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi kerakyatan yang adil dan demokratis; Bidang Hukum: berusaha menegakkan dan mengembangkan negara hukum yang beradab, mampu mengayomi seluruh rakyat, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, dan berkeadilan sosial; Bidang Sosial Budaya: berusaha membangun budaya yang maju dan modern dengan tetap memelihara jatidiri bangsa yang baik demi meningkatkan harkat dan martabat bangsa; Bidang Pendidikan: berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, mandiri, terampil, profesional dan kritis terhadap lingkungan sosial di sekitarnya; mengusahakan terwujudnya sistem pendidikan nasional yang berorientasi kerakyatan, murah dan berkesinambungan; Bidang Pertahanan: membangun kesadaran setiap warga negara terhadap kewajiban untuk turut serta dalam usaha pertahanan negara; mendorong terwujudnya swabela masyarakat terhadap perlakuan- perlakuan yang menimbulkan rasa tidak aman, baik yang datang dari pribadi-pribadi maupun institusi tertentu dalam masyarakat. PKB di Kabupaten Demak terbilang sebagai partai besar. Bahkan secara nasional, Kabupaten Demak merupakan basis massa PKB yang cukup besar. Pada Pemilu 2004, PKB berhasil menjadi Partai Pemenang kedua, meskipun selisih kursinya sangat jauh dengan pemenang pertama yakni PDI Perjuangan. Pada Pemilu 2009, PDI Perjuangan mengalami penurunan perolehan kursi sebesar 100. Sedangkan PKB berhasil naik dari 9 kursi menjadi 10 kursi. Hal tersebut membawa PKB menjadi Partai Pemenang Pemilu legislative DPRD Demak Tahun 2009. Pencapaian PKB Kabupaten Demak yang tak kalah penting adalah berhasil menempatkan kandidat bupatinya sebagai pemenang. Dan hingga saat ini, Bupati Demak adalah Bupati yang diusung oleh PKB. Konflik internal PKB yang terjadi di DPP, ternyata juga berimbas ke DPC PKB Kabupaten Demak. Kepengurusan asli DPC dengan Ketua Muhlasin sebelum konflik di DPP merupakan kepengurusan yang masuk dalam kubu Gus Dur. Sementara yang disahkan oleh pemerintah adalah kepengurusan dengan Ketua Dewan Tanfidziah Muhaimin Iskandar. Secara otomatis, kepengurusan DPC PKB Kabupaten Demak tidak mendapat legalitas dari DPP PKB. Menjelang Pemilu 2009, kondisi ini mendapat sorotan serius dari DPP PKB. DPP PKB berencana meng-care taker-kan PKB kabupaten Demak, sehingga DPC PKB Kabupaten Demak tidak mengikuti Pemilu 2009. Besarnya massa PKB di Demak, membuat DPP PKB berfikir ulang tentang rencana tersebut. Proses komunikasi antara pihak DPP PKB dan elemen PKB di Kabupaten Demak dilaksanakan. Blok elit PKB Girikusumo menjadi harapan satu-satunya bagi DPP PKB. Setelah melalui berbagai pertimbangan, DPP PKB bersedia melegalkan DPC PKB dengan syarat posisi Ketua DPC PKB Kabupaten Demak harus di gantikan oleh elemen dari blok elit PKB Girikusumo. DPP PKB meminta Munhamir sebagai Ketua menggantikan Muhlasin. Dengan berbagai pertimbangan dari Munhamir, rencana pergantian ketua DPC tidak dilaksanakan. Kemudian DPP PKB memberi opsi terakhir, yakni Munhamir harus jadi Sekretaris. Opsi ini disepakati oleh semua pihak. Maka diadakanlah perubahan kepengurusan DPC PKB Kabupaten Demak beberapa bulan sebelum Pemilu 2009. Konflik tidak berhenti sampai di situ. Dalam menjalankan partai, perseteruan dua kubu masih terasa. Ketua DPC, sebagai kubu Gus Dur, berseteru dengan Sekretaris DPC, kubu Muhaimin. Akibat paling fatal dari perseteruan tersebut adalah tidak terbentuknya lembaga pemenangan pemilu LPP di PKB kabupaten Demak. Profil Pengurus Dewan Pengurus Cabang PKB Kabupaten Demak: Dewan Syuro Ketua : KH.M. Zainal Arifin Ma’sum Wakil Ketua : KH. Rofi’i Masyhuri Wakil Ketua : KH. Imron Wakil Ketua : KH. Masykuri Abdullah, S.Ag Sekretaris : KH. M. Aminuddin Wakil Sekretaris : KH. Agus Umar Kholil Wakil Sekretaris : K. Muzayyin Sirmad Wakil Sekretaris : H. Moh. Anas Malik Wakil Sekretaris : KH. In’am Aataqy Anggota : KH. Abu Manshur Anggota : KH. Abdul Basyir Anggota : KH. Jumani Anggota : KH. Musyafa’ Ruslan Anggota : KH. Amiq Dahlan Dewan Tanfdiz Ketua : H. Muchlasin, SE Wakil Ketua : Masykuri, S.Ag Wakil Ketua : Ali Khaedar Wakil Ketua : H. Nurulloh Yasin, BA Wakil Ketua : Syamsul Huda, S.Sos. Wakil Ketua : Ahmad Faozan, S.Ag., S.Pd Wakil Ketua : Sumiyatun, S.Tp. Wakil Ketua : Hj. Ida Nur Sa’adah, S.Pd.I. Wakil Ketua : Rizqon Malik Fullaesuf, ST Sekretaris : H. Munhamir Wakil Sekretaris : A. Shiidiq Sugiarto Wakil Sekretaris : Drs. A. Fadhil Wakil Sekretaris : Suyono, S.PdI, MM Wakil Sekretaris : Parsidi, ST Bendahara : H. Fathoni,SH Wakil Bendahara : Hj. Barokah Hafidz, S.Ag Wakil Bendahara : Moh. Khusen Pengurus Lembaga Pemenangan Pemilu PKB Kabupaten Demak adalah: Konflik internal yang melanda PKB Kabupaten Demak, menyebabkan pembentukan lembaga ini tidak maksimal. Kepengurusan secara sederhana adalah sebagai berikut: Ketua : Syamsul Huda, S.Sos Sekretaris : A. Siddiq Sugiarto Bendahara : Hj. Ida Nur Sa’adah, S.PdI

4.7.3. Partai Demokrat