KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Program Pemantauan Media Berbasis Komunitas, atau disebut sebagai Rekam kewajiban dalam memenuhi hak-hak publik untuk mendapatkan informasi, yang Media, yang dilakukan oleh AKUMASSA adalah salah satu cara untuk

tidak hanya akurat, melainkan juga diperoleh secara benar dan jujur. meningkatkan keterlibatan warga dalam aktiitas bermedia. Program ini melihat

Pertimbangan media massa lokal dalam menyajikan informasi tidak secara ringkas situasi bermedia di Indonesia pasca peristiwa Reformasi ’98.

didasarkan kepada kecenderungan mencerdaskan dan mendorong keaksaraan Kondisi bermedia di era reformasi dapat dilihat dalam tiga aras utama, yakni

media melainkan lebih berorientasi kepada akumulasi keuntungan (proit-oriented) penguasaan informasi yang cenderung monopolistis, limpahan informasi yang

dan memapankan pengaruhnya sebagai entitas bisnis dan politik. Kondisi ini tak terbendung lagi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi

semakin diperparah dengan tingkat pengetahuan pekerja media massa lokal yang sebagai konsekuensi logis dari semakin tingginya traic arus informasi, dan iklim

tidak memadai dalam memuat informasi yang mereka sajikan. Acapkali, berita kompetisi di industri media yang tidak sehat karena bercampurnya kepentingan

yang diinformasikan kurang memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik, dibarengi ekonomi dan politik.

dengan dangkalnya pemahaman terhadap sebuah persoalan yang hendak disajikan Hal ini secara jelas masuk ke berbagai lini kehidupan bermedia di Indonesia

kepada pembaca. Hal ini disebabkan juga oleh keterbatasan Sumber Daya Manusia termasuk pengaruhnya dapat kita lihat dari bagaimana media massa lokal

(SDM) yang dimiliki media massa lokal sehingga informasi-informasi yang menyajikan informasi yang didasari oleh motif bisnis dan politik. Program Rekam

disajikan oleh para jurnalisnya sering mengalami distorsi informasi. Rendahnya Media ini memiliki fokus perhatian kepada bagaimana lima kategori isu ( good

tingkat pemahaman terhadap obyek pemberitaan seperti isu-isu HAM, Perempuan governance, HAM, Perempuan dan/atau Anak, Kriminalitas, dan Lingkungan

dan/atau Anak, Kriminalitas dan Lingkungan Hidup mempengaruhi kualitas Hidup) disajikan oleh media massa lokal kepada publik pembaca. Hasil penelitian

informasi yang dihadirkan di dalam terbitannya. Pada kasus ini, media massa ini menunjukkan bahwa lima isu tersebut, di dalam terbitan-terbitan ketujuhbelas

lokal sering melakukan labelisasi dan stigmatisasi terhadap pemberitaan terutama media massa yang menjadi subjek penelitin ini, disajikan dengan proporsi yang

yang menyangkut isu HAM, Perempuan dan/atau Anak, dan Kriminalitas. Patron tidak seimbang. Isu good governance menjadi isu yang paling dominan, sedangkan

paternalistik masih menjadi paradigma umum kalangan media massa lokal, isu perempuan dan/atau anak, HAM dan lingkungan hidup memiliki proporsi

ditambah minimnya wawasan pengarusutamaan gender (gender mainstreaming) yang sangat sedikit. Padahal, tiga isu tersebut juga dibutuhkan oleh publik

di kalangan pekerja pers lokal dan pimpinan di atasnya.

pembaca, namun isu tersebut tidak begitu terlalu diinformasikan dan bahkan Di samping itu, tidak sehatnya kinerja media massa lokal—menyangkut soal sama sekali luput dari perhatian media massa lokal.

konten pemberitaan—ini juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat Kecenderungan isu good governance yang begitu dominan tak terlepas

dalam memahami isu-isu yang media massa lokal sajikan. Keterlibatan masyarakat dari kepentingan media massa lokal dalam hubungannya dengan lingkungan

dalam menanggapi kelima isu tersebut masih terbilang sedikit di tengah-tengah pemerintahan setempat. Ada semacam kebutuhan di kedua belah pihak, antara

krisis kesadaran media sehingga situasi dan kondisi bermedia di masyarakat kalangan pers dan pemerintah (pejabat) lokal, sebagaimana yang telah kami

dalam tataran lokal, masih jauh dari tataran ideal yang kita harapkan: lingkungan analisa dari temuan data yang diperoleh melalui veriikasi yang telah kami lakukan

demokrasi, kesetaraan arus informasi, perspektif warga masyarakat lokal, dan terhadap redaksi media massa lokal, bahwa ada semacam hubungan “mesra” antara

keterlibatan aktif warga lokal itu sendiri.

redaksi media massa lokal dengan aparatur pemerintahan. Hemat kami, terlihat Keterlibatan komunitas lokal dalam Program Pemantauan Media jelas bahwa alasan pemuatan berita yang berhubungan dengan good governance

Berbasis Komunitas, Rekam Media, merupakan satu usaha yang dilakukan tak lebih dari kebutuhan media massa lokal untuk pemasukan laba melalui iklan

untuk menjawab kondisi bermedia yang krisis tersebut. Melalui program Rekam dan liputannya, bukan didasari oleh pemahaman tentang kebutuhan masyarakat

Media, AKUMASSA mengajukan sebuah tesis bahwa keberpihakan media massa akan informasi yang semestinya.

lokal terhadap warga sama sekali tidak kami temukan. Media massa lokal justru AKUMASSA menyadari, bagaimanapun juga, bahwa media massa lokal

bergerak dan bekerja di atas kepentingan ekonomi dan politik. AKUMASSA perlu melakukan langkah-langkah untuk dapat bertahan ( survive), dan adalah

mengajukan sebuah pandangan bahwa penyelesaian terhadap masalah lokal hak bagi perusahaan media massa lokal untuk menarik keuntungan proit atas

akan dapat berjalan dan terwujud apabila adanya partisipasi aktif masyarakat di usaha media massa yang mereka kelola. Namun, yang menjadi catatan di sini ialah

daerahnya masing-masing. Kritik masyarakat perlu digalakkan untuk menjadi apakah motivasi memperoleh keuntungan tersebut sesuai dan seimbang dengan

kesadaran kolektif akan hak-hak konstitusionalnya sebagai warga negara di negara kesadaran kolektif akan hak-hak konstitusionalnya sebagai warga negara di negara