Teknik Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
Sebelum digunakan dalam penelitian instrumen-instrumen yang telah dimodifikasi tersebut akan dilakukan pengujian-pengujian seperti berikut ini :
1.Uji Validasi Validasi adalah untuk menguji sejauh mana perbedaan yang didapatkan melalui
alat dalam mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya di antara para responden yang diukur (Ghozali, 2001: 135). Pengujian validasi instrumen dilakukan untuk mengetahui ketepatan pengukuran variabel atau instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu mampu mengukur apa yang akan diukur dalam penelitian. Instrumen dikatakan valid bila butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan benar-benar mewakili konstruk yang akan diukur. Apabila instrumen dinyatakan valid berarti alat ukur yang digunakan dalam penelitian sudah tepat. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment. Suatu butir dikatakan valid jika nilai probabilitas korelasi product moment lebih kecil dari 0,05.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur (instrumen) mampu mengukur apa yang diukur. Kuesioner sebagai alat ukur harus diuji validitasnya. Semakin tinggi validitas alat ukur, maka semakin tepat pula alat ukur itu digunakan.
Dalam pengujian validasi butir soal pada responden, perhitungan menggunakan program SPSS versi 15 for window. Dengan menggunakan angka kritis korelasi r = 0,05 dan n = 30 diperoleh motivasi kerja r tabel sebesar 0,361 dan jika r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.2
diketahui r hitung tiap butir kuesioner supervisi Kepala Sekolah lebih besar dari r tabel, maka seluruh butir instrumen dinyatakan valid.
a. Validitas Data Supervisi Kepala Sekolah Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Uji Validitas Supervisi Kepala Sekolah
No Item
r hitung
r tabel
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid Sumber: Data primer yang diolah
Berdasar tabel 3.2 tersebut, data dari uji coba instrumen variabel supervisi Kepala Sekolah (X 1 ) terhadap 30 responden dan 30 pertanyaan/pernyataan
menggunakan perhitungan program SPSS versi 15 for windows hasilnya semua valid, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian sebagai alat ukur yang sah.
b. Validitas Data Motivasi kerja Dengan menggunakan angka kritis korelasi r = 0,05 dan n = 30 diperoleh
motivasi kerja r tabel sebesar 0,361 dan jika r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.2 diketahui r hitung tiap butir kuesioner motivasi kerja lebih besar dari r tabel, maka seluruh butir instrumen dinyatakan valid.
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Motivasi Kerja No Item
r hitung
r tabel
Sumber: Data primer yang diolah Sumber: Data primer yang diolah
Dengan menggunakan angka kritis korelasi r = 0,05 dan n = 30 diperoleh
motivasi kerja r tabel sebesar 0,361 dan jika r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.3 diketahui r hitung tiap butir kuesioner kinerja guru lebih besar dari r tabel, maka seluruh butir instrumen dinyatakan valid.
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kinerja Guru No Item
r hitung
r tabel
Valid Sumber: Data primer yang diolah
2. Uji Reliabilitas
Setelah ditentukan validitas selanjutnya, uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang telah dianggap valid. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan dua kali atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukurnya digunakan rumus Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel. Dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 ( Ghozali, 2005: 42).
Reliabilitas adalah tingkat keandalan dari suatu alat ukur terhadap
mengukur suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kemantapan hasil pengukuran. Berdasarkan perhitungan reliabilitas pada lampiran diperoleh koefisien reliabilitas untuk semua instrumen lebih besar dari r tabel 0,70. Dengan demikian instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Variabel
Kriteria Supervisi Kepala
r hitung
r table
reliabel Sekolah
Motivasi kerja
reliabel Kinerja guru
reliabel Sumber: Data primer yang diolah
3. Uji Persyaratan/Uji Asumsi Klasik
Rumus regresi diturunkan dari asumsi-asumsi tertentu, maka data yang akan diregresi harus memenuhi asumsi-asumsi regresi untuk mendapatkan nilai estimasi yang akan bersifat BLUE (Best, Linier, Unbiased dan Estimator). Untuk itu perlu diadakan pengujian asumsi klasik yang meliputi 4 uji, yaitu :
a. Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk memenuhi asumsi zero mean, yaitu bahwa variabel pengganggu e harus berdistribusi normal. Apabila variabel pengganggu berdistribusi normal maka Y juga akan berdistribusi normal (Setiaji, 2004: 27).
Konsekuensi apabila data tidak berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal maka hasil uji t dan uji F menjadi tidak valid. Hal tersebut sebagai akibat bahwa kedua uji tersebut didasarkan pada asumsi bahwa data Y dan e berdistribusi normal (Setiaji, 2004: 28).
Cara mendeteksi atau menguji normalitas dapat digunakan grafik Histogram dan P-P Plot. Adapun penanganan terhadap data yang tidak memenuhi uji normalitas dapat dilakukan dengan pemotongan data yang outliers (berada jauh dari rata-rata) sangat tinggi atau rendah; memperbesar sampel; atau mentransformasi data (Setiaji, 2004: 38).
b. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu hubungan linier yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro, 2004: 98). Jika X 1 ,X 2 b. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu hubungan linier yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro, 2004: 98). Jika X 1 ,X 2
Akibat adanya multikolinearitas, jika di antara variabel bebas memiliki korelasi sempurna maka nilai b tidak dapat ditentukan. Bahkan apabila nilai korelasi antara variabel bebas tidak sempurna tetapi cukup tinggi maka nilai b yang diperoleh tetap
valid tetapi nilai S b menjadi bias dan demikian pula nilai t hitung yang diperoleh dari rumus : t = b 1 /S b1 akan menjadi bias pula.
Cara mendeteksi multikolinearitas adalah dengan cara mengkorelasikan antara variabel bebas. Apabila nilai korelasinya tinggi maka menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, demikian pula sebaliknya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas digunakan uji varians inflation faktor (VIF).
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section, atau data yang diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu. Heteroskedastisitas mengakibatkan nilai parameter yang diperoleh tetap tidak bias,
tetapi standar erros S b menjadi bias, sehingga hasil uji t dan uji F menjadi tidak menentu. Untuk mendeteksi dapat digunakan uji t.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis menyatakan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap variabel terikat. Pengujian kebenaran ini digunakan analisis korelasi dan regresi ganda. Secara umum model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= a+ β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε
(Manurung, 2005: 70) Keterangan :
Y : Kinerja guru
X 1 : Supervisi kepala sekolah
X 2 : Motivasi
a : Konstan
β 1 …. Β 3 : Koefisien variabel independent X 1 …X 3
ε : Error / sisa / nilai residu
Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini digambarkan struktural sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Analisis Hipotesis
(1) Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh sinifikan tehadap kinerja guru.
(2) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
(3) Supervisi Kepala Sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru.
Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi antar variabel independen, maka penelitian ini juga menggunakan koefisien korelasi Pearson yang diolah perhitungan program SPSS versi 15 for windows. Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel independen dan hubungan dengan variabel dependen dapat dinyatakan dengan fungsi linier.
a) Uji t
Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian koefisiensi regresi secara parsial disimpulkan melalui nilai p-value yaitu apabila nilai signifikan peneliti menunjukkan <0,05 terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Perhitungan Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian koefisiensi regresi secara parsial disimpulkan melalui nilai p-value yaitu apabila nilai signifikan peneliti menunjukkan <0,05 terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Perhitungan
s t=
se 3
(Manurung, 2005: 71)
Keterangan : β 0 : Koefisien regresi ke-j S.e
: Standard error b ke-j
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian regresi secara bersama-sama disimpulkan melalui nilai p-value yaitu apabila nilai signifikan penilaian menunjukkan < 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15. Secara manual uji F dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
R 2 /( k 1 ) F=
( 1 R ) /( N k ) (Manurung, 2005: 72)
Keterangan: R 2 : Koefisien Determinasi
N : Jumlah pengamatan k
: Treatment (variabel independen)
Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi adalah bilangan yang menentukan hubungan antara variabel Y dengan variabel X, pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel berikut. Bahwa nilai dari Adjust (R2) menentukan nilai, seberapa besar himpunan variabel bebas mempengaruhi atau menjelaskan variabel terikat dan dapat dinyatakan dalam desimal atau persentase. Secara manual rumus koefisien determinasi yang disesuaikan sebagai berikut :
N k (Manurung, 2005: 69)
Keterangan : R 2 : Nilai koefisien determinasi disesuaikan
N : Jumlah sampel K
: Banyaknya parameter