Good Corporate Governance

2.5 Good Corporate Governance

Upaya pengembangan perbankan menjadi industri besar dan mampu memainkan peran strategis sebagaimana diharapkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 Tentang Perbankan akan tercapai bilamana Bank dapat mengelola manajemen resiko dan menerapkan asas Good Corporate Governanve (GCG) untuk mencegah terjadinya kemunduran usaha yang dapat berimbas pada likuidasi bank.

Sebagai lembaga keuangan yang memegang peran penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia, Bank memiliki permasalahan yang semakin kompleks, baik yang bersifat internal dan eksternal. Permasalahan internal Bank antara lain berasal dari pihak manajemen Bank itu sendiri, sedangkan tantangan eksternal Bank antara lain dapat berasal dari kondisi perekonomian suatu negara. Untuk yang menghadapi permasalahan yang semakin kompleks tersebut tersebut maka perlu dilaksanakan penilaian terkait dengan tingkat kesehatan Bank umum di Indonesia. Penilaian tingkat kesehatan Bank umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian tersebut meliputi integrasi profil resiko bank, Good Corporate Governanve (GCG),

rentabilitas, dan permodalan bank. 50 Integrasi profil resiko Bank terkait erat dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 sebagaimana diubah Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum. Peraturan ini dikeluarkan karena situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya resiko usaha perbankan.

49 Munir Fuady, Arbitrase Nasional (Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis), Bandung, Citra Aditya Bakti, 2003, hlm 100-102. 50 Menurut Alex S. Nitisemito, dalam bukunya ” Pembelanjaan Perusahaan” menyatakan bahwa Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan persen. Sedangkan Menurut D. Hartanto, dalam bukunya ” Akuntansi Untuk Usahawan” bahwa Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Good Governance adalah penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip partisipasi maksimal dari seluruh pemangku kepentingan ( stakeholder), hukum dan aturan (rule of law)¸ transparansi, responsivitas, orientasi konsensus, keadilan dan

kewajaran, efisiensi dan efektivitas, akuntabilitas dan visi strategis. 51 Dalam dunia usaha atau perbankan, penggunaan prinsip Good

Governance disebut Good Corporate Governance. Good Corporate Governance menurut Tim Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) 52 , merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari

mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan ( hard definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri.

Dasar Hukum pelaksanaan Good Corporate Governance adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan bagi Bank Umum, sedangkan pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank syariah diatur pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang laporan Berkala Bank Umum yang menjadi dasar hukum Good Corporate Governance dalam sektor Perbankan, mendefinisikan Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip- prinsip yang pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan; Kedua, akuntabilitas ( accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan

51 Harrdjasoemantri, Koesnadi. 2003. “Good Governace Dalam Pembangunan

berkelanjutan di Indonesia. Makalah untuk lokakarya Pembangunan Hukum Nasional Ke VIII, Bali, tanggal 5 Juli 2003.

52 BPKP adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, adalah suatu badan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional, dengan dasar hukum Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPK dan Pembangunan. ( http://www.bpkp.go.id).

secara efektif; Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat; Keempat, independensi ( independency) yaitu pengelolaan Bank

secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pokok-pokok pelaksanaan Good Corporate Governance diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Komisaris dan Direksi; kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite- komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian

intern bank; penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal; penerapan manajemen resiko, termasuk sistem pengendalian internal; penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; rencana strategis bank; dan transparasi kondisi keuangan dan non keuangan.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 menyebutkan bahwa setiap Bank wajib menerapkan Good Corporate Governance, termasuk melakukan self-assessment 53 dan menyampaikan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance. Salah satu sebab dari lemahnya aplikasi Good Corporate Governance di Indonesia adalah berkenaan dengan penegakan hukum (law enforcement).

53 Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas dalam bukunya Perpajakan Indonesia, “Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan,