2.2.5. Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah dan kepadatan penduduk diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan wilayah perencanaan dalam waktu mendatang serta untuk dapat
memperkirakan kebutuhan jumlah dan persebaran prasarana dan sarana selama rentang waktu perencanaan. Sejalan dengan tuntutan dalam UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, maka proyeksi penduduk dilakukan dalam rentang waktu 20 tahun, yaitu dalam periode 2012 - 2025. Dengan demikian tahun dasar proyeksi adalah
Tahun 2011, dimana proyeksi selanjutnya dilakukan per 5 tahun 3 tahap sampai tahun akhir perencanaan 2025.
Proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan berbagai metoda yang penerapannya bergantung pada karakteristik pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini,
dipertimbangkan beberapa metode proyeksi, yaitu: Teknik Grafik, dilakukan dengan menggunakan grafik sebagai alat memplot data
penduduk masa lampau dan mengekstrapolasi jumlah penduduk masa datang. Regresi, dilakukan dengan menerapkan rumus regresi untuk memperkirakan
penduduk masa mendatang secara polinomial. Bunga Berganda, dilakukan dengan menerapkan rumus bunga berganda.
Kurva Gompertz, dilakukan dengan menerapkan persamaan Gompertz. Pemilihan teknik proyeksi dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik
pertumbuhan penduduk sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya yaitu:
a. Laju pertumbuhan penduduk Kota Palopo yang rendah di bawah laju pertumbuhan provinsi selama 20 tahun terakhir. Karena itu meskipun terdapat kemungkinan
meningkat dalam periode mendatang, peningkatan tersebut diperkirakan tidak jauh berbeda dari laju pertumbuhan periode sebelumnya.
b. Pola pertumbuhan penduduk merupakan non linier dengan perlambatan. Pola non linier diperkirakan tetap berlangsung namun dengan percepatan sebagai akibat
kebijakan pengembangan kota. Selanjutnya, proyeksi menurut masing-masing skenario dapat dilakukan, dimana
setiap jenis proyeksi pada akhirnya menghasilkan angka jumlah dan kepadatan penduduk setiap kecamatan per 5 tahun selama periode 2005-2025.
Teknik proyeksi yang digunakan adalah teknik Bunga Berganda dengan formula sebagai berikut :
dimana ; Pn = Jumlah penduduk tahun n
Po = Jumlah penduduk tahun dasar r
= Rata-rata presentase tambahan jumlah penduduk daerah yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.
n = Selisih tahun dari tahun dasar ke tahun n Hasil proyeksi menurut Skenario diuraikan pada bagian di bawah ini.
Tabel 2.8 Hasil Proyeksi Penduduk Kota Palopo, Pertahun Hingga Tahun 2025
No Tahun
Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan
jiwakm
2
1. 2013
152.107 615
2. 2014
15.6671 632
3. 2015
161.371 652
4. 2016
166.211 672
5. 2017
171.198 692
6. 2018
176.335 712
7. 2019
181.625 734
8. 2020
187.071 756
9. 2021
192.687 778
10. 2022
198.465 802
11. 2023
204.419 826
12. 2024
210.550 851
13. 2025
216.869 876
Sumber : Hasil Analisi Tim Teknis RTRW Kota Palopo, 2012
Tabel 2.9
Hasil Proyeksi Penduduk Kota Palopo, Hingga Tahun 2025 dirinci Per Kecamatan
No. Kecamatan
Jumlah Proyeksi Penduduk jiwa 2013
2017 2022
2025
1 Wara Selatan
10.428 11.736
13.606 15.773
2 Sendana
5.904 6.645
7.703 8.930
3 Wara
31.912 35.918
41639 48.271
4 Wara Timur
31.927 35.934
41.657 48.292
5 Mungkajang
7.190 8.093
9.382 10.876
6 Wara Utara
19.576 22.033
25.542 29.611
7 Bara
23.433 26.373
30.574 35.444
8 Tellu Wanua
12.052 13565
15.725 18.230
9 Wara Barat
9.685 10.901
12.637 14.650
Jumlah Total 152.107
171.198 198.465
230.077 Sumber : Hasil Analisi Tim Teknis RTRW Kota Palopo, 2012
Dari hasil proyeksi penduduk untuk tahun 2013 di atas dimana jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Wara Timur dengan jumlah penduduk 31.927 jiwa, di
susul oleh Kecamatan Wara dengan jumlah penduduk 31.912 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Sendana dengan jumlah penduduk 5.904
jiwa dan Kecamatan Mungkajang dengan jumlah penduduk 7.190 jiwa. Sedangkan untuk proyeksi penduduk tahun 2025 di atas, terlihat bahwa jumlah
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Wara Timur dengan jumlah penduduk 48.292 jiwa, di susul oleh Kecamatan Wara dengan jumlah penduduk 48.271 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Sendana dengan jumlah penduduk 8.930 jiwa dan Kecamatan Mungkajang dengan jumlah penduduk 10,876 jiwa.
Adapun proyeksi kepadatan penduduk di Kota Palopo, tahun 2013 hingga tahun 2025, dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 2.10 Hasil Proyeksi Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Palopo, Hingga Tahun 2025
No. Kecamatan
Luas Wilayah
km
2
Jumlah Proyeksi Kepadatan Penduduk jiwakm
2
2013 2017
2022 2025
1 Wara Selatan
15,11 978
1.101 1.276
1.480 2
Sendana 35,05
159 179
208 241
3 Wara
3,97 2.777
3.126 3.624
4.201 4
Wara Timur 5,34
2.643 2.975
3.448 3.998
5 Mungkajang
37,50 134
150 174
202 6
Wara Utara 5,69
1.850 2.082
2.414 2.799
7 Bara
22,00 1.004
1.129 1.309
1.518 8
Tellu Wanua 35,75
351 395
460 531
9 Wara Barat
97,72 179
201 233
271 Kepadatan Kota
58,17 258,17
692 802
930 Sumber : Hasil Analisis Tim Teknis RTRW Kota Palopo, 2012
Tabel di atas menunjukkan jumlah proyeksi kepadatan penduduk per lima tahun dimana terlihat pada tahun 2013 kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan
Wara dengan jumlah 2.777 jiwakm
2
, disusul oleh Kecamatan Wara Timur dengan jumlah 2.643 jiwakm
2
, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Mungkajang dengan jumlah 134 jiwakm
2
dan Kecamatan Sendana dengan jumlah 159 jiwakm
2
. Selain itu dari tabel di atas menunjukkan jumlah proyeksi kepadatan penduduk
pada tahun 2025 kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Wara dengan jumlah 4.201 jiwakm
2
, disusul oleh Kecamatan Wara Timur dengan jumlah 3,998 jiwakm
2
, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Mungkajang dengan jumlah 202 jiwakm
2
dan Kecamatan Sendana dengan jumlah 241 jiwakm
2
.
2.2.6. Rawan Bencana Alam