Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Adat Istiadat dan Sosial Budaya

Kecamatan Wara, dengan jumlah 2.697 jiwaKm 2 , Kecamatan Wara Timur dengan kepadatan 2.566 jiwaKm 2 , disusul Kecamatan Wara Utara dengan jumlah 1.796 jiwaKm 2 , sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Mungkajang dengan tingkat kepadatan 130 jiwaKm 2 dan Kecamatan Sendana angka kepadatan sebesar 155 jiwaKm 2 .

2.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan data pada Tahun 2010 jumlah penduduk Kota Palopo menurut kelompok umur diketahui bahwa kelompok umur terbanyak berada pada usia rata-rata penduduk adalah 15-19 tahun dengan jumlah terbanyak yakni 17.089 jiwa, sedangkan kelompok umur yang termasuk dalam kategori usia sekolah yakni 5-24 tahun dengan jumlah 63.952 jiwa dan tergolong usia produktif dengan usia 15-54 tahun dengan jumlah 89.420 jiwa, sedangkan yang tergolong ke dalam usia tidak produktif lagi 55 tahun keatas dengan jumlah 12.353 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini. Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Palopo Tahun 2010 No. Kelompok Umur Usia Laki-Laki Jiwa Perempuan Jiwa Jumlah Jiwa Sek Rasio Persentase 1. 0 - 4 7897 7237 15.134 109,12 10,25 2. 5 - 9 7907 7503 15.410 105,38 10,43 3. 10 - 14 7817 7543 15.360 103,63 10,40 4. 15 - 19 7993 9096 17.089 87,87 11,57 5. 20 - 24 7248 8845 16.093 81,94 10,90 6. 25 - 29 6576 6839 13.415 96,15 9,08 7. 30 - 34 5717 5861 11.578 97,54 7,84 8. 35 - 39 5129 5099 10.228 100,59 6,93 9 40 - 44 4458 4500 8.958 99,07 6,07 10. 45 - 49 3335 3383 6.718 98,58 4,55 11. 50 - 54 2646 2695 5.341 98,18 3,62 12. 55 - 59 1906 1981 3.887 96,21 2,63 13. 60 - 64 1392 1596 2.988 87,22 2,02 14. 65 + 2256 3222 5.478 70,02 3,71 Jumlah 72277 75400 147.677 95,86 100,00 Sumber : BPS, Kota Palopo Dalam Angka Tahun 2010

2.2.4. Adat Istiadat dan Sosial Budaya

Masyarakat perkotaan umumnya bersifat heterogen atau mengalami pembauran antar berbagai etnis dan budaya yang beragam, sehingga kultur masyarakat yang bersifat tradisional mulai tertinggal oleh moderenisasi atau budaya-budaya moderen. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari akumulasi pembentukan kota atau sifat kekotaan yang terjadi secara alamiah dan sulit untuk dihindari, oleh karena berbagai kepentingan dan konflik masyarakat didalamnya. Kondisi ini dapat terlihat dari aktivitas keseharian penduduk kota, pudarnya kebiasaan budaya dan adat istiadat tradisonal, sifat kekeluargaan terganti oleh individualisme yang tinggi, penggunaan teknologi dan lain sebagainya. Pada dasarnya masyarakat Kota Palopo terdiri dari berbagai etnis yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, yang membawa adat dan budaya masing- masing, sehingga kultur dan kebiasaan masyarakat Kota Palopo mengalami pembauran. Akan tetapi Kota Palopo masih dapat dikategorikan sebagai kota kecil sehingga pembauran dan dampak urbanisasi dan perubahan kultur masih dalam taraf pusat kota saja. Kultur budaya masyarakat yang masih homogen terlihat pada daerah pinggiran Kota Palopo, hal tersebut dicirikan dari berbagai ragam sifat tradisional masyarakat seperti bentuk bangunan perumahan, sifat kegotong royongan dan kekeluargaan yang masih kuat, pengelolaan lahan dan industri masih secara tradisional industri rumah tangga, etika dan ritual budaya masih mewarnai kehidupan masyarakat pada pinggiran kota.

2.2.5. Proyeksi Penduduk