Sistem Eksitasi Statis [3] Sistem Eksitasi Menggunakan Sikat

memerlukan generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifiier. Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa ini akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk dalam penyearah dan dimasukkan kembali pada rotor, akibatnya medan magnet yang dihasilkan makin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat diatur konstan menggunakan AVR. AVR G Sistem Tiga Fasa Transformator eksitasi PT CT Konverter Generator Sinkron Gambar 2.8 Sistem Eksitasi Statik [3] 2.5.1.2. Sistem Eksitasi Dinamik Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya menggunakan generator DC atau dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan rectifier. Slip ring digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Pilot Exciter N S N Idc Komutator Iex Slip ring Sikat Alternator 3 phasa Rotor Lilitan penguat Kumparan stator 3 phasa Kutub Senjang udara Main exciter S A C B Terminal alternator Gambar 2.9 sistem Eksitasi Dinamik 2.5.2. Sistem Eksitasi Tanpa Sikat Brushless Excitation [5] Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak bergantung pada sumber listrik eksternal, melainkan dengan menggunakan pilot exciter dan sistem penyaluran arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah generator arus bolak-balik dengan magnet permanen yang terpasang pada poros rotor dan kumparan tiga phasa pada stator. Adapun diagram prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Pilot Exciter N Stator S N Idc Iex Alternator 3 phasa Rotor Lilitan penguat Kumparan stator 3 phasa Kutub Senjang udara Main exciter S A C B Terminal alternator Penyearah 3 phasa + - Medan magnet permanen Gambar 2.10 Brushless Excitation 2.6. Paralel Generator Sinkron [6] Bila suatu generator bekerja dan mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak dapat bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Sehingga dalam hal ini dapat diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator utama yang telah bekerja sebelumnya pada satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari dilakukannya paralel alternator ialah : 1. Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator. 3. Untuk menjamin kotinuitas ketersediaan daya listrik. 4. Untuk melayani beban yang berkembang. 2.6.1. Persyaratan Paralel Generator [7] Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penyinkronan alternator ini ialah : 1. Tegangan kedua alternator harus sama Dimana tegangan generator yang akan diparalel dengan tegangan sistem jaringan harus sama besarnya nilainya. Pengaturan tegangan generator tersebut harus diatur dengan mengatur arus eksitasinya. Pada saat generator bekerja paralel, perubahan arus eksitasi akan merubah faktor daya, 2. Frekuensi kedua alternator harus sama Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama. Untuk menyamakannya, maka putaran generator harus diatur, yaitu dengan cara mengatur katup governor aliran uap masuk turbin. 3. Mempunyai urutan dan sudut fasa yang sama Urutan fasa dan sudut fasa generator sinkron yang akan di paralelkan harus sama, sebab jika adanya perbedaan fasa maka akan tidak dapat dilakukan penyinkronan. Mempunyai sudut fasa yang sama bisa diartikan, kedua fasa dari 2 Generator mempunyai sudut fasa yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dengan kata lain urutan fasa dari generator yang diparalelkan harus sama dengan fasa pada sistem busbar.

2.6.2. Metode Paralel Antar Dua Generator Sinkron

Dalam memparalelkan generator, metode yang sering digunakan untuk melihat apakah telah terjadi sinkronisasi ialah dengan metode lampu sinkronisasi, dimana fungsi lampu ini sebagai indikator bahwa kedua generator dapat diparalelkan dengan sistem infinite bus. Ada beberapa metode lampu sinkronisasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan telah sinkron pada pengoperasian paralel antar generator sinkron yaitu: [1]  Metode Lampu Sinkronisasi Hubungan Terang BEBAN GENERATOR 1 GENERATOR 2 S2 S3 S1 L1 L3 L2 U R V S W T Gambar 2.11 Metode lampu sinkronisasi hubungan terang [1] Dalam metode ini, prinsipnya ialah menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu R dengan V, S dengan W, T dengan U seperti yang terlihat pada gambar diatas. Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel.