PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
Lanjutan Continued
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
3. Summary of Significant Accounting Lanjutan
Policies Continued n. Instrumen Keuangan Lanjutan
n. Financial Instruments Continued 1. Aset Keuangan Lanjutan
Financial Assets Continued iii
iii Investments Held To Maturity HTM
iv iv
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah
pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau
kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk
kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba
rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika
aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang
sebelumnya dakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
AFS financial assets are non-derivative financial assets that are designated as
available for sale or are not classified in any of the three previous categories. After initial
measurement, AFS financial assets are measured at fair value with unrealized gains
or losses recognized in equity until the investment is derecognized. At that time, the
cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be reclassified into the
statement of comprehensive income.
1.
Non-derivative financial assets with fixed or predetermined payment and maturity date are
classified as HTM when the Company have a positive intention and ability to hold these
financial assets to maturity. After initial measurement,
HTM investments
are measured at amortized cost using the
effective interest rate method. This method uses the effective interest rates that exactly
discounts estimated future cash receipts over the expected life of the financial assets to the
net carrying amount of financial assets. Gains and losses are recognized in the statements
of
income when
the investments
are derecognized or impaired, as well as through
the amortization process.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Held To Maturity HTM
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan
HTM.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Available For Sale AFS Financial
Assets Available
For Sale
AFS
Aset keuangan
non derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
jatuh temponya diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut
hingga jatuh
tempo. Setelah
pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya
perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai
tercatat bersih net carrying amount dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui
dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut
dihentikan pengakuannya
atau mengalami penurunan nilai, serta melalui
proses amortisasi. On December 31, 2012 and 2011, the
Company did not have the HTM financial assets.
25
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
Lanjutan Continued
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
3. Summary of Significant Accounting Lanjutan
Policies Continued n. Instrumen Keuangan Lanjutan
n. Financial Instruments Continued 1. Aset Keuangan Lanjutan
Financial Assets Continued
2. Liabilitas Keuangan Financial Liabilities
Pengakuan Awal Initial recognition
1.
2.
Financial liabilities are classified
into the categories of i financial liabilities measured at
fair value through statement of comprehensive income and ii financial liabilities measured at
amortized cost. Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam
kategori i liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
dan ii liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
At the time of initial recognition, available-for-sale financial assets are recognized at fair value plus
transaction costs and subsequently measured at fair value where the gain or loss recognized in
the statement of changes in equity except for impairment losses and foreign exchange income
until the financial asset is derecognized. If the available-for-sale financial assets are impaired,
the cumulative gain or loss previously recognized in equity is recognized in the statement of
comprehensive income.
Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan
keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan
sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
While interest income calculated using the effective interest method and gains or losses
from changes in exchange rates of monetary assets
classified as
available-for-sale are
recognized in the statement of comprehensive income.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui
pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih
kurs
hingga aset
keuangan dihentikan
pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk
dijual mengalami
penurunan nilai,
akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
26
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
Lanjutan Continued
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended
31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi