kesemua indikatornya belum mendapat skor ideal, yaitu aspek pengorganisasian materi pembelajaran. Pada aspek ini, terdapat indikator yang tidak terpenuhi yaitu
materi runtut dan sistematis. Materi yang tertulis dalam RPP belum tersusun secara runtut dan sistematis. Hal itu dapat dilihat dari tidak tercantumnya
pengertian membaca puisi itu sendiri. Materi hanya memuat komponen lafal, intonasi dan ekspresi. Namun, dilihat dari nilai yang dihasilkan yaitu 93,33
sudah memenuhi target penelitian yaitu 90. Maka dari itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
b. Paparan Data Proses Siklus I
1 Kinerja Guru
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 30 April 2015 mulai pukul 07.30 WIB. Pelaksanaan siklus dilakukan oleh peneliti sebagai
praktikan pengajar dan guru kelas III sebagai
observer
yang mengamati proses pelaksanaan tindakan siklus I. Selain itu, hadir pula rekan peneliti yang bertugas
sebagai
dokumenter
yang bertugas mengabadikan foto dan video untuk kepentingan hasil siklus.
Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang tercantum dalam RPP. Hasil observasi kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada siklus ini sudah dilakukan validasi
member check
dengan
observer
yang dilakukan setelah pembelajaran selesai
.
Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu mengucapkan salam saat memasuki kelas, guru menyapa kabar
siswa dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Siswa tampak antusias akan mengikuti proses pembelajaran. Guru memimpin siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Siswa yang hadir sejumlah 16 orang, itu berarti siswa kelas III hadir semua. Guru melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan. Guru
: “Apakah kalian masih ingat dengan pembelajaran puisi pada pertemuan sebelumnya?”
Siswa : “Masih bu, puisi Khayalanku.”
Guru : “Wah, bagus kalian masih ingat. Ayo tepuk tangan untuk kalian
semua” Siswa
: “Yeee...” siswa ramai bertepuk tangan, bahkan ada yang sambil memukul-mukul meja
Guru : “Nah, sekarang kita akan belajar lagi membaca puisi dan jumlah
puisinya ada banyak.” Siswa
: “Asyiiik...” siswa antusias “Ayo dong bu dimulai, udah ga sabar nih mau baca puisi.” siswa
yang lain menyoraki dan meledek Guru
: “Aduuh, ada yang ngga sabar nih. Ya sudah ayo kita mulai saja.” Catatan Lapangan Tahap Apersepsi. Kamis, 30 April 2015
Melihat antusiasme siswa yang tinggi, gurupun menjanjikan akan memberikan hadiah kepada semua siswa diakhir siklus nanti. Kemudian, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada pertemuan belajar hari ini. Namun, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran secara
lengkap, dikarenakan teralihkan oleh tanya jawab dengan siswa, sehingga guru lupa tidak menyampaikan semua tujuan pembelajaran dengan lengkap. Berikut ini
percakapan yang tertulis dalam catatan lapangan. Guru :
“Pada pembelajaran membaca puisi ini, kalian harus bisa membaca puisi
dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat.” Siswa
: “Susah ekspresinya bu.” Guru
: “Iya, kan sekarang mau belajar biar bisa.” Siswa
: “Tetap saja susah ibu, malu.” siswa yang lain mengikuti “Iya bu, malu.”
Guru : “Masa ah, kalo becanda kan suka pakai berbagai macam ekspresi
bisa, masa membaca puisi yang sebentar saja tidak bisa.” Siswa
: “Ah ibu.” Catatan Lapangan Tahap Penyampaian Tujuan Pembelajaran. Kamis, 30
April 2015 Memasuki kegiatan inti, siswa sudah duduk secara berkelompok, karena
guru sudah mengelompokkan siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung. Saat memasuki kegiatan inti, guru menyampaikan bahwa pembelajaran puisi hari
ini akan disertai dengan permainan. Berikut ini percakapan yang tergambar pada saat itu.
Guru : “Anak-anak, pada pembelajaran membaca puisi hari ini, kita akan
belajar dengan permainan.”
Siswa : “Asyiiik bu..” hampir semua siswa di kelas menjawab seperti itu,
karena mereka senang belajar sambil bermain Guru
: “Tapi sebelum permainan, ibu akan menjelaskan dulu materi. Kemudian, kalian akan belajar dengan metode Tari Bambu.
Setelah itu, barulah kalian akan melakukan permainan.” Siswa
: “Apa itu bu metode Tari Bambu?” Guru
: “Nanti ya ibu jelaskan. Nah, sekarang kalian dengarkan saja dulu ibu menjelaskan mat
eri. Oke?”
Siswa : “Yah ibu buat kami penasaran. Iya deh bu.”
Catatan Lapangan Tahap Penyampaian Materi. Kamis, 30 April 2015 Guru mulai menjelaskan materi kepada siswa. Hampir seluruh siswa
menyimak dengan sungguh-sungguh, walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat seperti melamun. Guru tidak menjelaskan pengertian membaca puisi.
Guru hanya menjelaskan pengertian lafal, intonasi dan ekspresi beserta aspek- aspek yang termasuk di dalamnya. Guru menjelaskan sambil menulis di papan
tulis. Kemudian, guru membimbing semua siswa untuk mengucapkan lafal huruf dengan tepat, seperti di bawah ini.
Guru : “Di papan tulis ini terdapat kata „pipi‟, „garfu‟ dan „televisi‟. Ayo
bagaimana cara pengucapan lafal yang benarnya?” Siswa
: “‟Pipi‟, „garpu‟, „telepisi‟.” hampir semua siswa membaca kata- kata tersebut dengan lafal yang tidak tepat
Guru : “Nah, yang benar itu, kalian harus bisa membedakan pengucapan
huruf P, F dan V. Apabila huruf P, maka kedua bibir kalian dikatupkan, tetapi apabila huruf F, maka kedua bibir tidak
dikatupkan, harus ada angin yang berhembus keluar dari mulut. Begitu juga dengan huruf V, angin yang berhembus keluar dari
mulut harus lebih terasa. Ayo coba semuanya berlatih sambil menaruh tangannya di depan bibir. Ayo sebutkan F
Siswa : “F” semua siswa berlatih dengan bersungguh-sungguh
Guru : “Bagaimana, ada angin yang berhembus tidak?”
Siswa : “Ada bu.”
Catatan Lapangan Tahap Penyampaian Materi. Kamis, 30 April 2015 Kemudian, guru mengetes cara pengucapan lafal setiap siswa. Guru hanya
mengetes cara pengucapan lafal, sedangkan untuk intonasi dan ekspresi tidak dilakukan, karena mengingat waktu yang terbatas. Setelah itu, guru
mempraktikkan cara membaca puisi yang tertulis di papan tulis dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat.
Saat menjelaskan
materi, guru
menghadapi kesulitan
untuk mengkondusifkan kelas. Siswa kelas IV, guru kelasnya tidak mengajar, sehingga
beberapa dari mereka ikut-ikutan belajar mengintip di belakang kelas sambil mengobrol dengan temannya dan meledek guru yang sedang mengajar. Hal
tersebut tentunya akan mengganggu konsentrasi siswa kelas III saat belajar menyimak materi. Namun, hal itu dapat diatasi dengan cara diberi teguran terus-
menerus kepada kelas IV yang mengganggu. Kegiatan belajarpun kembali berlanjut dengan kondusif. Guru menuliskan contoh puisi di papan tulis.
Kemudian guru menjelaskan bagaimana pengucapan lafal, intonasi dan ekspresi yang benar berdasarkan contoh puisi yang ditulis di papan tulis.
Guru menempelkan media gambar ekspresi di papan tulis untuk diperagakan oleh siswa, namun peragaan tersebut tidak sempat dilakukan. Guru
hanya mengecek kemampuan pengucapan lafal huruf yang benar pada masing- masing siswa. Untuk intonasi juga guru tidak mengecek kemampuan siswa satu
per satu. Penyebab dari tidak dilaksanakannya semua kegiatan tersebut yaitu karena keterbatasan waktu yang tersedia. Siswa cenderung lama dalam menulis
contoh puisi yang ditulis di papan tulis, begitu juga dengan menulis materi yang lainnya, mereka tidak bisa menulis dengan cepat.
Setelah semua siswa selesai menulis materi lafal, intonasi dan ekspresi serta contoh puisi, guru menginstruksikan siswa untuk melaksanakan metode
pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu. Guru
: “Nah, sekarang kalian akan melakukan metode Tari Bambu secara Berkelompok.”
Siswa : “Bagaimana bu caranya?” tanya Ajeng
Guru : “Sekarang kalian sudah dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1
dan 2 akan berbaris saling berhadapan, begitu juga dengan kelompok 3 dan 4. Saat berhadapan kalian akan saling
berpasangan dengan anggota kelompok yang lain...guru menjelaskan cara melakukan metode tersebut. Mengerti tidak?”
Siswa : “Tidak mengerti bu kata Egi.” hampir semua siswa
menggelengkan kepala seperti kebingungan “Iya bu ngga ngerti.” kata Cecep
Catatan Lapangan Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu. Kamis, 30 April 2015
Guru menjelaskan kembali cara melakukan metode Tari Bambu, namun siswa tetap saja tidak mengerti. Saat disuruh berdiri mereka malah bermalas-
malasan karena merasa tidak memahami intruksi yang disampaikan guru. Namun, pada akhirnya mereka dapat menerapkan metode Kooperatif Tari Bambu tersebut
dengan baik. Berikut ini gambaran yang terjadi pada saat itu. Guru
: “Ya sudah begini saja, ayo semuanya berdiri berbaris di belakang dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 1 sampai 4
berdiri saling berurutan dari kanan ke kiri guru menunjukkan posisi sambil membariskan siswa. Nah, sekarang semuanya
sudah berhadapan dengan pasangannya masing- masingkan?”
Siswa : “Iya sudah bu.”
Guru : “Ayo, siswa yang paling depan mulai membacakan tulisannya.”
Catatan Lapangan Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu. Kamis, 30 April 2015
Guru berkeliling membimbing semua siswa bertukar informasi secara berpasangan. Guru menemukan siswa yang mendongkol tidak mau bertukar
informasi dengan pasangannya. Guru
: “Kalian semua teman, harus saling bekerja sama, jangan pilih- pilih ya itu tidak baik. Sekarang, kalian bacakan catatan kalian di
depan pasanganmu, kalau sudah, maka pasangan yang satunya membacakan kembali. Ayo mulai dari sekarang”
Siswa : saling membacakan catatan Guru : mengawasi anak-
anak yang saling membacakan catatan. “Kalau sudah beres saling membacaka
n, ayo salahsatunya bergeser.” siswa tidak mengerti, sehingga guru mengarahkan siswa untuk
bergeser Siswa
: “Ibu, aku tidak mau sama dia.” ucap salahsatu siswa Guru
: “Kenapa Dinda? Eh, jangan seperti itu” Siswa
: “Yogi membacanya belum lancar bu, jadinya lama, kapan gesernya.”
Guru : “Sabar, jangan seperti itu. Nanti jugakan ganti-ganti
pasangannya.” Catatan Lapangan Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif tipe Tari
Bambu. Kamis, 30 April 2015 Guru terus membimbing semua siswa sambil memberikan penguatan dan
motivasi belajar. Dalam menerapkan metode ini diperlukan waktu yang lama, sehingga alokasi waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu yang tercantum
dalam RPP. Adapun kelanjutan dari penerapan metode ini yaitu sebagai berikut. Guru
: “Anak-anak, kalian saling membacakan catatan harus sambil dipahami dan sambil diingat juga ya apa yang sudah kalian baca
atau kalian dengar. Jadi jangan asal dibaca saja” Siswa
: “Iya bu.” siswa saling membacakan catatan sambil bergeser sampai kembali ke posisi awal berdiri.
Guru : “Oke anak-anak sudah beres, ayo tepuk tangan untuk kalian
semua. Nah, bagaimana, sekarang sudah hapal ya sama materi yang tadi dibacakan?”
Siswa : “Ajeng sudah hapal bu.” ada yang menjawab hapal, ada yang
tidak dan ada juga yang diam saja Guru
: “Iya bagus Ajeng.” Catatan Lapangan Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif tipe Tari
Bambu. Kamis, 30 April 2015 Guru menyiapkan media pembelajaran untuk permainan
Get, Match and Read
disertai bantuan dari siswa. Sebelum permainan dimulai, guru menjelaskan
bahwa siswa akan mengerjakan Lembar Kerja Siswa secara berkelompok melalui sebuah permainan. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.
Guru : “Bagaimana, masih semangat tidak?”
Siswa : “Masih bu.” sebagian besar siswa tampak antusias
Guru : “Baguslah. Tadikan ibu sudah bilang, kalau kita semua akan
mengadakan permainan. Di sini ibu mempunyai 2 kotak. guru menjelaskan aturan permainan
Siswa : Perwakilan kelompok mengambil gulungan kertas yang berisi nomor puisi. Kemudian mendapatkan LKS puisi sesuai dengan
nomor puisi Guru : membacakan petunjuk kerja yang tertulis dalam LKS
“Kelompok yang paling cepat menyelesaikan dan hasil kerjanya benar, maka itulah pemenangnya. Hadiahnya akan mendapatkan
hadiah bintang dari ibu.” Siswa : mulai mengerjakan dengan semangat
Catatan Lapangan Penerapan Permainan
Get, Match and Read
. Kamis, 30 April 2015
Ternyata ada dua kelompok siswa yang tidak memahami petunjuk kerja yang dibacakan guru. Mereka kurang memahami dalam menentukan tanda jeda
dengan panjang dan tanda jeda pendek . Ada juga yang keliru mengisi huruf F dan V. Saat semua kelompok sudah memahami petunjuk kerja, semua
kelompok mengisi huruf yang dihilangkan dan mengisi tanda jeda terlebih dahulu. Ketika giliran menempelkan gambar ekspresi, isi kelas mulai tidak kondusif,
karena antar anggota kelompok saling berebut memilih gambar ekspresi yang tepat bagi puisinya. Gurupun berkeliling kelas membantu
observer
menilai aktivitas siswa sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditentukan dan juga menilai
berdasarkan lembar format penilaian aktivitas siswa. Kelompok 4 merupakan kelompok yang paling cepat mengumpulkan hasil
kerjanya, namun ada bagian tugas LKS yang belum dikerjakan, sehingga LKS dikembalikan lagi oleh guru untuk dilengkapi. Ternyata tak lama kemudian
kelompok 1 mengumpulkan hasil LKSnya, disusul kembali oleh kelompok 4 yang sudah melengkapi hasil kerjanya yang belum selesai. Setelah menilai hasil kerja
dua kelompok tersebut, pemenangnya adalah kelompok 1, semua siswa bertepuk tangan. Masing-masing anggota kelompok pemenangpun mendapatkan hadiah
bintang dari guru. Tampak kelompok lainnya terlihat kecewa karena tidak dapat memenangkan lomba. Sementara itu, kelompok 3 belum menyelesaikan tugasnya.
Gurupun membantu membimbing agar cepat selesai. Kemudian, setiap anggota
berlatih membaca puisi untuk tampil di depan kelas. Setiap kelompok dapat membagi-bagi bait puisi yang akan dibacakan oleh masing-masing anggota.
Setelah berlatih, merekapun maju ke depan kelas secara berkelompok, masing- masing membacakan secara bergiliran. Mereka membacakan puisi dengan
bersungguh-sungguh, namun dengan ekspresi yang masih monoton. Semua kelompok selesai membacakan puisinya, mereka duduk kembali di tempat
duduknya masing-masing secara tertib. Guru
: “Ayo yang sudah cepat kumpulkan” Siswa
: “Ini bu, kelompok 4 sudah beres.” Guru
: “Wah ini tanda jedanya belum diisi, ayo diisi dulu dilengkapi semuanya” kemudian Cecep dari kelompok 1 mengumpulkan
hasil kerja
kelompoknya. Setelah
dinilai, merekalah
pemenangnya Siswa : setiap anggota kelompok yang menang mendapatkan hadiah
bintang, sedangkan kelompok yang lain terlihat kecewa Guru
: “Sekarang setiap anggota kelompok harus maju ke depan kelas untuk membacakan masing-masing 1 bait puisi secara
bergiliran.” Siswa : masing-masing kelompok membacakan puisinya ke depan kelas
Catatan Lapangan Penerapan Permainan
Get, Match and Read
. Kamis, 30 April 2015
Selesai permainan
Get, Match and Read,
mereka menyimak kembali guru mengulang materi yang telah dipelajari. Pada saat guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dimengerti, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Sepertinya mereka sudah paham, bahkan sudah hapal
melalui pelaksanaan metode pembelajaran Kooperatif Tari Bambu pada tahap sebelumnya.
Guru memberikan evaluasi berupa tes kognitif dan tes keterampilan. Tes kognitif berbentuk tes tertulis, sedangkan tes keterampilan berbentuk tes unjuk
kerja. Pada saat tes unjuk kerja, siswa maju ke depan kelas secara bergiliran untuk membaca puisi yang teksnya sudah disiapkan oleh guru, sedangkan yang belum
dapat giliran maju ke depan kelas, mengerjakan soal tes tertulis. Sebelum tes dilaksanakan, guru menjelaskan apa saja yang dinilai agar siswa dapat mengikuti
tes secara optimal. Pada saat tes membaca puisi, siswa yang mengerjakan tes tertulis sangat
berkonsentrasi dan tampak lancar mengisi jawaban. Tidak ada siswa yang menertawakan temannya yang sedang membacakan puisi di depan kelas. Hal
tersebut berdampak positif pada keberhasilan tes siswa. Siswa menjadi lebih fokus dalam membaca puisi dengan pengucapan lafal dan intonasi yang tepat.
Sementara untuk aspek ekspresi, mereka masih mengalami kesulitan untuk berekspresi, ekspresi mereka masih saja monoton seperti membaca teks bacaan
biasa. Setelah itu, mereka mengumpulkan hasil tes tertulisnya untuk dinilai. Selanjutnya, guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini dan
menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya siswa akan belajar kembali membaca puisi, namun dengan puisi yang berbeda. Kemudian, guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Adapun penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
membaca puisi dengan menerapkan metode pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu dan permainan
Get, Match and Read
berlangsung yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Siklus I
No.
Indikator Skor
Jumlah Skor
Nilai
Interpretasi 1
2 3
4
SB B
C K
SK
A. Tahap Awal