14
b Tujuh Kebijakan Perlindungan Bank Dunia yang dapat dipicu oleh proyek-proyek
infrastruktur yang akan dijamin oleh Proyek ini adalah: Penilaian Lingkungan Hidup OPBP 4.01; Habitat Alam OPBP 4.04; Pengelolaan Hama OP 4.09; Sumber Daya Budaya Fisik
OP 4.11; Pemukiman Kembali Secara Terpaksa OPBP 4.12; Masyarakat Adat Rentan OPBP 4.10; Keamanan Bendungan OPBP 4.37;
c
Standar-Standar Tenaga Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja Internasional; 25.
Serangkaian standar tersebut akan diuraikan secara terperinci dalam OM, yang memberikan prosedur terperinci, pengaturan kelembagaan, proses dan titik-titik kendali untuk
melaksanakan ESMF. Selanjutnya, OM menjelaskan mekanisme penyaringan perlindungan, instrumen-instrumen yang harus dipersiapkan, persyaratan konsultasi dan pengungkapan untuk
proyek-proyek PII selama tahap persiapan, konstruksi, pengoperasian, dan serah terima. OM mencakup instruksi-instruksi terperinci khusus untuk masing-masing persyaratan perlindungan di
atas; secara lebih khusus dalam kaitannya dengan peraturan perundang-undangan Indonesia dan standar Internasional tentang Tenaga Kerja dan Kesehatan Keselamatan Kerja.
26. ESMF ini dilengkapi dengan sebuah Kerangka Kerja Perencanaan untuk Masyarakat
Adat Rentan IPPF – Mengacu pada Lampiran 3 dan Kerangka Kerja Kebijakan Pemukiman
Kembali RPF – Mengacu pada Lampiran 4 yang menjelaskan pedoman untuk prosedur,
persyaratan, dan protokol yang harus dipatuhi oleh proyek yang menerapkan jaminan melalui PII dan memberikan pengaruh terhadap Masyarakat Adat Rentan dan pada Warga Terkena Dampak
PAPs masing-masing sebagai akibat dari pengadaan tanah. 27.
Selain itu, Catatan Pedoman CA dan PI akan disusun berdasarkan efektivitas proyek. Catatan pedoman tersebut, yang akan disusun berdasarkan OM, akan menjelaskan semua
tanggung jawab perlindungan yang harus diambil oleh CA dan PI untuk setiap proyek yang dijamin oleh Proyek ini.
1.7.3 Prinsip-Prinsip Perlindungan Lingkungan Hidup dan Sosial
28. Tabel berikut ini berisi daftar Prinsip-Prinsip yang menjadi acuan bagi PII:
Prinsip Lingkungan Hidup dan Sosial Catatan
Penilaiankajian Lingkungan Hidup Memasukkan unsur-unsur berikut ini:
Penyaringan dan pengkategorian proyek menurut tingkat dampak,
Kajian sosial dan lingkungan hidup SE, Pengelolaan SE,
Kapasitas organisasiinstitusi, Pelatihan,
Keterlibatan masyarakat dan konsultasi, Pemantauan,
pelaporan, dan
peningkatan berkelanjutan.
Habitat Alam Mendorong pembangunan berkelanjutan dalam
aspek lingkungan hidup, dengan mendukung
15
perlindungan, konservasi, pemeliharaan dan rehabilitasi habitat alam dan fungsi-fungsinya.
Sumber Daya Budaya Fisik Membantu melestarikan sumber daya budaya fisik
dan menghindari kehancuran atau kerusakannya. Sumber Daya Budaya Fisik termasuk sumber daya
arkeologis, paleontologist, sejarah, arsitektural, keagamaan termasuk lokasi pekuburan dan
pemakaman, arti penting estetika atau budaya lainnya.
Keamanan Bendungan Untuk memastikan kualitas dan keamanan yang
baik dari rancangan dan konstruksi bendungan- bendungan baru dan rehabilitasi bendungan-
bendungan yang telah ada serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mungkin terpengaruh oleh
bendungan yang telah ada.
Pengelolaan Hama Untuk meminimalkan dan mengelola risiko
lingkungan hidup dan kesehatan yang terkait dengan penggunaan pestisida serta meningkatkan
dan mendukung pengelolaan hama yang aman, efektif, dan ramah lingkungan.
Masyarakat Adat Rentan Menghindari dampak-dampak yang mungkin
merugikan bagi komunitas Masyarakat Adat Rentan.
Apabila upaya penghindaran tidak layak dilakukan, meminimalkan, menanggulangi atau
memberikan kompensasi atas dampak-dampak tersebut.
Merancang proyek-proyek yang mempengaruhi Masyarakat Adat Rentan untuk memastikan
bahwa Masyarakat Adat Rentan menerima manfaat sosial dan ekonomi yang secara budaya
sesuai dan mencakup gender dan antar generasi.
Menjalankan proses
konsultasi dengan
Masyarakat Adat Rentan yang akan terkena dampak secara bebas tanpa tekanan, sebelum
proyek dirancang, dan berdasarkan pemberian informasi yang cukup kepada mereka, sehingga
akan menghasilkan dukungan penuh dari mereka termasuk dalam penyusunan Indigenous Peoples
Plan IPP
Pemukiman Kembali Secara Terpaksa Pemukiman kembali secara terpaksa harus
dihindari apabila
dimungkinkan, atau
diminimalkan sepanjang memungkinkan. Selama proses
persiapan proyek-proyek,
dampak potensial pengadaan tanah harus dikaji sehingga
jika dimungkinkan, alternatif desain untuk meminimalkan dampak yang merugikan dapat
diidentifikasi seawal mungkin.
16
Penduduk yang kehilangan lahan danatau aset lain sebagai akibat pengadaan tanah untuk proyek-
proyek harus memperoleh ganti rugi yang adil dengan segera.
Warga yang Terkena Dampak Proyek PAPs yang harus pindah ke lokasi lain sebagai akibat
dari pengadaan tanah untuk proyek-proyek harus i diajak berkonsultasi dengan baik tentang ganti
rugi dan opsi-opsi relokasi, ii diberi peluang untuk ikut serta dalam perencanaan dan
pelaksanaan rencana-rencana relokasi, dan, iii memperoleh bantuan selama proses relokasi.
PAPs yang kehilangan sumber pendapatan atau mata pencaharian akibat pengadaan tanah untuk
proyek-proyek harus memperoleh bantuan dalam upaya
mereka untuk
memulihkan mata
pencaharian dan standar kehidupan mereka. Dalam usulan proyek, penghuni tidak resmi yang
tidak memiliki hak atas tanah, sebagaimana dijelaskan dalam Bab III, ayat 17 dan ayat 21 RPF
terlampir, berhak untuk memperoleh ganti rugi atas kehilangan aset selain tanah, ditambah
bantuan relokasi apabila mereka harus pindah akibat pengadaan tanah untuk proyek dan
dukungan rehabilitasi apabila mereka menderita kerugian berupa pendapatan danatau mata
pencaharian. Para penghuni lahan tidak resmi termasuk para penghuni lahan milik swasta
maupun lahan milik pemerintah.
Konsultasi yang memadai dengan PAPs.
1.7.4 Prosedur Perlindungan