Model Pembelajaran Generatif INFORMASI UNTUK GURU
20
Keefektifan suatu model pembelajaran baru diakui jika model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar
siswa menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran gain yang signifikan. Model pembelajaran
dikatakan efektif jika dapat mengungkapkan minat dan motovasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh
hasil belajar yang lebih baik, serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan. Pada model pembelajaran generatif otak tidak menerima informasi dengan pasif
melainkan justru juga aktif mengkonstruksi suatu interpretasi dari informasi tersebut dan kemudian membuat kesimpulan.
Intisari dari model pembelajaran generatif bahwa otak tidak menerima informasi dengan pasif melainkan justru juga aktif mengkonstruksi suatu interpretasi dari
informasi tersebut dan kemudian membuat kesimpulan. Model pembelajaran generatif berawal dari pandangan konstruktivisme, begitupula dengan cara meningkatkan
pemahaman konsep yang dapat dipandang dari sudut pandang konstruktisme. Pemahaman merupakan kemampuan yang penting dikuasai oleh siswa dan
menunjang dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran harus diupayakan dapat mencapai terciptanya pemahaman konsep yang benar.
Tafsiran seseorang terhadap pemahaman konsep akan berbeda sesuai dengan kondisi dari orang tersebut. Kondisi yang mempengaruhi pemahaman konsep seorang
siswa diantaranya yaitu faktor lingkungan dia berada, pengalaman yang dimiliki, serta tingkat intelegensia yang dimiliki. Semakin besar kesempatan seorang untuk belajar,
semakin banyak pengalaman yang akan diperolehnya. Kemampuan pemahaman akan suatu konsep dalam pembelajaran mendapat perhatian yang besar dalam model
pembelajaran generatif. Menurut model ini siswa aktif dalam mengkonstruksi arti untuk dapat memperoleh pemahaman. Hasil penelitian Osborne dan Wittrock dalam Maria
1999 menunjukkan bahwa “model pembelajaran generatif siswa dalam dua hal, yaitu hubungan antara konsep yang dipelajari dan hubungan antara konsep dengan
pengetahuan dan pemahaman siswa”. Lebih jelasnya proses pembentukan pengetahuan menurut model pembelajaran
generatif disajikan dalam gambar 3.1.
21
Osborne dan Wittrock dalam Maria, 1999 Gambar 3.1 Proses Pembentukan Pengetahuan Model Pembelajaran
Generatif Ada beberapa hal yang mendapat perhatian khusus dalam model pembelajaran
generatif menurut Osborne dan Wittrock dalam Maria 1999 yaitu : 1.
Ide yang ada di pikiran siswa berpengaruh dalam mengarahkan indera. 2.
Ide yang ada di pikiran siswa menentukan pemasukan indera mana yang akan diperhatikan dan mana yang tidak.
3. Pemasukan indera yang diperhatikan siswa belum mempunyai arti.
4. Siswa membangun hubungan-hubungan antara pemasukan indera untuk
diperhatikannya dengan ingatan yang ada dipikirannya. 5.
Siswa menggunakan hubungan tersebut dan pemasukan indera untuk membangun arti pada pemasukan ini.
Otak Mengarahkan Indra
Otak Menentukan Pemasukan Indra yang diperhatikan
Pemasukan Indra Belum Punya Arti
Siswa Menimbulkan Hubungan dengan Isi Otak
Hubungan Dipakai Memberi Arti pada Pemasukan Indra
Kadang Arti Diuji terhadap Isi Otak
Pemasukan Indra Punya Arti
22
6. Kadang-kadang siswa menguji arti yang dibangun dengan keterangan lain yang
disimpan dalam otak. 7.
Mungkin siswa menyimpan arti yang dibangun dalam ingatan. 8.
Karena otak siswa begitu berperan dalam menyerap dan mengartikan informasi, maka siswa sendiri adalah penanggung jawab utama belajar.
Model pembelajaran generatif dikembangkan berdasarkan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa yang diarahkan untuk mengkonstruksi fakta-fakta yang
dimilikinya seperti membangun ide tentang suatu fenomena atau membangunarti untuk suatu istilah dan juga membangun strategi untuk sampai pada penjelasan
tentang pertanyaan bagaimana dan mengapa, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang tepat.
Adapun kelima tahap dalam model pembelajaran generatif menurut Osborne dan Wittrock dalam Maria 1999 dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Tahap Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan
mengenai konsep yang sedang dipelajari dengan mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari. Tujuannya agar siswa termotivasi mempelajari konsep
tersebut. 2.
Tahap pengungkapan ide, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
ide mereka mengenai konsep yang dipelajari. Pada tahap ini siswa akan menyadari bahwa adapendapat yang berbeda mengenai konsep tersebut.
3. Tahap tantangan dan restrukturisasi, yaitu guru menyiapkan suasana dimana
siswa diminta membandingkan pendapatnya dengan pendapat siswa laindan mengemukakan keunggulan dari pendapat mereka tentang konsep yang
dipelajari. Guru kemudian mengusulkan peragaan deminstrasi untuk menguji kebenaran pendapat siswa. Pada tahap ini diharapkan siswa sudah mulai
mengubah struktur pemahaman mereka conceptual change. 4.
Tahap penerapan, yaitu kegiatan dimana siswa diberi kesempatan untuk
menguji ide alternatif yang mereka bangan untuk menyelesaikan persoalan yang bervariasi. Siswa diharapakan mampu mengevaluasi keunggulan konsepbaru
yang dia kembangkan. Melalui tahap ini guru dapat meminta siswa menyelesaikan persoalan baik yang sederhana maupun yang komplek.
5. Tahap melihat kembali, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi
kelemahan dari konsepnya yang lama. Siswa diharapkan dapat mengingat kembali apa saja yang mereka pelajari selama pembelajaran.
23
Dalam kegiatan belajar yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran generatif, terlihat bahwa siswa diharapkan dapat mengutarakan konsepnya dengan disertai argumentasi untuk mendukung konsepnya tersebut dan
juga diharapkan dapat beradu argumentasi dengan siswa lain. Hal ini akan berpengaruh positif karena diharapkan membiasakan siswa menghargai konsep orang
lain dan terbiasa mengutarakan pendapatnya tanpa dibebani rasa ingin menang atau kalah.