Pengetahuan, Sikap dan Praktik Penggunaan Sediaan Pelembab Badan pada Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

(1)

Lampiran 1.Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam pengumpulkan data yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera yang bernama Juli Ana Lubis, Nim 091501017 dengan penelitian yang berjudul “Pengetahuan, Sikap dan Praktik Penggunaan Sedaan Pelembab Badanpada Mahasiswi Fakultas Farmasi Sumatera Utara”. Saya menyatakanbahwa informasi yang saya berikan ini benar dengan tujuan agar informasi tersebut dapat bermanfaat bagi peningkatkan ilmu kosmetik.

Medan, Maret 2016 Peneliti Responden

(Juli Ana Lubis) ( )


(2)

Lampiran 2.Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PENGGUNAAN SEDIAAN PELEMBAB BADAN PADA MAHASISWI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Petunjuk :

1. Isilah identitas pribadi anda  Tanggal Pengisian :  Nama (Inisial) :

 Nim :

 Program studi :

2. Isilah jawaban yang menurut anda benar

I. Pengetahuan MahasiswiMengenai Pelembab Badan 1. Apakah yang dimaksud dengan sediaan pelembab badan ?

a. Kosmetik yang digunakan untuk maksud melindungi kulit badan supaya tetap halus,lembut,tidak keringdan tidakbersisik .

b. Kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit badan supaya tetap halus, lembut dan tidak kering.

c. Kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit badan supaya tidak kering dan tidak bersisik.

d. Kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit badan supaya tidak bersisik.

2. Kulit menjadi kering dan bersisik disebabkan ?(Boleh pilih lebih dari 1) a. Terlalu banyak membiarkan kulit terkena sinar matahari

b. Udara kering saat musim hujan atau dingin c. Mandi yang terlalu lama

d. Suhu yang nyaman dingin dan sejuk


(3)

Lampiran 2. (lanjutan)

3. Bahan aktif berkhasiat apa saja yang selalu dimasukkan ke dalamsediaan pelembab badan ? (Boleh pilih lebih dari 1)

a. Niacinamide b. Dermawhite c. Dimethicone d. Hyaluronic acid

e. Hidrokuinon dengan konsentrasi >4 %

4. Badan perlu dibersihkan sebelum menggunakan sediaan pelembab badan dengan menggunakan

a. Sabun lembut b. Mandi susu c. Sabun Antiseptik

5. Apakah efek yang diharapkan dalam menggunakan sediaanpelembab badan ? a. Halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit badan dalam

pemakaian di atas satu minggu

b. Halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit badan dalam pemakaian 24 jam

6. Apakah komposisi dasardari sediaan pelembab badan secara umum ? a. Emolient

b. Humektan c. Pengawet d. Antioksidan e. Desinfektan

II. Sikap Mahasiswi Mengenai Sediaan Pelembab Badan

1. Pemberian sediaan pelembab badan digunakan untuk merawat kulit badan oleh karena itu perlu dipakai

a. Setiap hari b. Sekali seminggu c. Kapan perlu saja


(4)

Lampiran 2. (lanjutan)

2. Sebelum menggunakan sediaan pelembab badan, a. Kulit harus dalam keadaan bersih

b. Kulit tidak perlu dibersihkan

c. Hanya kulit badan yang terbuka saja yang dibersihkan d. Hanya wajah saja yang dibersihkan

3. Pemakaiansediaan pelembab badan bertujuan untuk (Boleh di pilih lebih dari 1)

a. Meningkatkan percaya diri

b. Membuat kulit menjadi lembut dan halus c. Menghilangkan noda pada kulit

d. menghilangkan keriput pada kulit

4. Merawat kulit sama pentingnya dengan merawat diri karena (Boleh pilih lebih dari 1)

a. Kulit sehat adalah pertahanan terdepan

b. Dari kulit yang sehat dapat terlihat secara langsung kecantikan yang tergambar dari diri seseorang

c. Kulit merupakan teman sepanjang hidup

d. Kecantikan bukan hanya terlihat dari kulit wajah saja tetapi kulit seluruh badan

e. Tidak perlu di rawat karena kulit sudah memproduksi sebum yang dapat melembabkankulit

5. Pemilihan produk pelembab badan harus sesuai dengan jenis kulit badan misalnya kulit berminyak sebaiknya menggunakan dasar krim minyak dalam air

a. Sangan setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju


(5)

Lampiran 2. (lanjutan)

6. Untuk memilih sediaanpelembab badan perlu diperhatikan kualitas dan mutunya di antaranya dapat dilihat dari nomor register BPOM RI

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

III. Penggunaan Sediaan PelembabBadan

1. Apakah anda menggunakan sediaan pelembab badan setiap hari ? a. Ya

b. Tidak

2. Sudah berapa lama menggunakan sediaan pelembab badan? a. 6 minggu - 6 bulan

b. 6 bulan - 1 tahun c. > 1 tahun

3. Apa hasil (manfaat) yang anda dapatkan dari penggunaan sediaan pelembab badan ? (Boleh pilih lebih dari 1)

a. Menjaga kelembaban kulit

b. Mencegah kulit bersisik dan kusam c. Kulit dapat terlindungi dari sinar matahari d. Kulit menjadi lebih halus

4. Apakah anda mempelajari produk yang akan saudara gunakan terlebih dahulu sebelummenggunakan sediaan pelembab badan ?

a. Ya b. Tidak

5. Kenapa anda memilihsediaan pelembab yang anda pakai ? a. Karena mempunyai izin resmi dari BPOM

b. Karena dapat melembutkan dan menghaluskan kulit c. Karena dapat mencerahkan kulit


(6)

Lampiran 2.(lanjutan)

e. Karena harganya murah

6. Mengapa anda ingin menggunakan sediaan pelembab badan (boleh pilih lebih dari 1)

a. Agar menjaga kelembutan kulit

b. Karena dianjurkan oleh anggota keluarga c. Mengikuti tren yang sedang berlangsung d. Karena teman menggunakannya.

7. Apakah anda melihat kadaluarsa saat membeli sediaan pelembab badan a. Ya

b. Tidak

IV. Media Informasi Pelembab Badan

1. Dari mana anda mendapat informasi tentang sediaan pelembab badan yang anda gunakan, selain dari pengetahuan tentang kosmetik yang dipelajari pada semester VII ?

a. Televisi b. Radio c. Majalah d. Teman e. Orang tua f. Dokter

2. Merek produk pelembab badan apa yang anda gunakan ? a. Citra

b. Wardah c. Vaseline d. Shinzui e. Marina f. Natur-E g. Lovely h. Emeron


(7)

Lampiran 3.Hasil Analisis Menggunakan Uji Chi Square

Hasil Analisis Menggunakan Uji Chi Square

a. Tabel hasil tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

inisial * tingkat pengetahuan

127 100.0% 0 .0% 127 100.0%

inisial * tingkat sikap 127 100.0% 0 .0% 127 100.0% inisial * tingkat

praktik

127 100.0% 0 .0% 127 100.0%

Crosstab

tingkat pengetahuan

Total Baik cukup Kurang

Inisial A Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Agnes Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Am Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Amel Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Ana Count 1 0 0 1

% within inisial


(8)

Lampiran 3.(lanjutan)

Ani Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Asg Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Astri Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Ayu Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

bintang Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Clm Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

D Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Dara Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Defi Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Deva Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Dewi Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Dian Count 1 1 0 2

% within inisial


(9)

Lanjutan 3.(lanjutan)

Dita Count 0 2 0 2

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Dpu Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

dwi Count 1 1 0 2

% within Inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

E Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

elvi Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

erika Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Es Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Ety Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

F Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

fera Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Fia Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

fransiska Count 1 0 0 1

% within inisial


(10)

Lanjutan 3. (lanjutan)

Fv Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Hd Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Hf Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Hm Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

hpp Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Hs Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Ika Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Ina Count 0 0 1 1

% within inisial

.0% .0% 100.0% 100.0%

indah Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

intan Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Isl Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ismi Count 1 0 0 1

% within Inisial


(11)

Lampiran 3.(lanjutan)

Ita Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ivana Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Jl Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

julianti Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

khn Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

kiki Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

lcm Count 1 0 0 1

% within inisial 100.0% .0% .0% 100.0%

linda Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Ls Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

mara Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

may Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

maya h Count 1 0 0 1

% within Inisial


(12)

Lampiran 3.(lanjutan)

Me Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

mega Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

melisa Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

mely Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Mp Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Mr Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

mukara Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

nah Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

neny Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nm Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

no Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nova Count 0 1 0 1

% within Inisial


(13)

Lampiran 3.(lanjutan)

ns Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Nt Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

nur Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nuraini Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nurul Count 1 3 0 4

% within inisial

25.0% 75.0% .0% 100.0%

otri Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

puput Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

putri Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Ra Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rah Count 2 0 0 2

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

richa Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rika Count 1 0 0 1

% within Inisial


(14)

Lampiran 3.(lanjutan)

riris Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

riza Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rizka Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rizky Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rohma Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ros Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rosliana Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rp Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rs Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rtp Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ry Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

s Count 0 1 0 1

% within inisial


(15)

Lampiran 3.(lanjutan)

samira Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sella Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sh Count 0 2 0 2

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

silvia Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

siska Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

siti Count 0 2 0 2

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sl Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sri Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

srs Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sucantyk Count 1 0 0 1

% within inisial 100.0% .0% .0% 100.0%

suci Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sum Count 0 1 0 1

% within inisial


(16)

Lampiran 3.(lanjutan)

sylvia Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ta Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

thia Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

tya Count 0 2 0 2

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

wbs Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

winda Count 1 1 0 2

% within inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

wt Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

wulandari Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

y Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

yanti Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

yuli Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

yusi Count 1 0 0 1

% within inisial


(17)

Lampiran 3. (lanjutan)

zahra Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Zulfa Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Zz Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

Total Count 43 83 1 127

% within inisial

33.9% 65.4% .8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 243.912a 230 .252 Likelihood Ratio 160.616 230 1.000 N of Valid Cases 127

a. 348 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .01.

b. Tabel hasil analisis tingkat sikap mahasiswi tentang sediaan pelembab badan

Crosstab

tingkat sikap

Total Baik Cukup

inisial A Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

agnes Count 1 0 1

% within inisial


(18)

Lampiran 3. (lanjutan)

Am Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

amel Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

ana Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ani Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

asg Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

astri Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

ayu Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

bintang Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

clm Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

d Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

dara Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

defi Count 1 0 1

% within inisial


(19)

Lampiran 3. (lanjutan)

deva Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

dewi Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

dian Count 2 0 2

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

dita Count 1 1 2

% within inisial

50.0% 50.0% 100.0%

dpu Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

dwi Count 1 1 2

% within inisial

50.0% 50.0% 100.0%

e Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

elvi Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

erika Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

es Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ety Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

f Count 0 1 1

% within inisial


(20)

Lampiran 3.(lanjutan)

fera Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

fia Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

fransiska Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

fv Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

hd Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

hf Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

hm Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

hpp Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

hs Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ika Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ina Count 1 0 1

% within Inisial

100.0% .0% 100.0%

indah Count 1 0 1

% within Inisial


(21)

Lampiran 3. (lanjutan)

intan Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

isl Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

ismi Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ita Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ivana Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

jl Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

julianti Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

khn Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

kiki Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

lcm Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

linda Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ls Count 1 0 1

% within inisial


(22)

Lampiran 3.( lanjutan)

mara Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

may Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

maya h Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

Me Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

mega Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

melisa Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

mely Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

mp Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

mr Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

mukara Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

nah Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

neny Count 0 1 1

% within Inisial


(23)

Lampiran 3. (lanjutan)

nm Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

no Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

nova Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ns Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

nt Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

nur Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

nuraini Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

nurul Count 4 0 4

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

otri Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

puput Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

putri Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ra Count 0 1 1

% within inisial


(24)

Lampiran 3. (lanjutan)

rah Count 2 0 2

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

richa Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

rika Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

riris Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

riza Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

rizka Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

rizky Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

rohma Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

ros Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

rosliana Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

rp Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

rs Count 1 0 1

% within inisial


(25)

Lampiran 3. (lanjutan)

rtp Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ry Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

s Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

samira Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

sella Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

sh Count 0 2 2

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

silvia Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

siska Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

siti Count 0 2 2

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

sl Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

sri Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

srs Count 0 1 1

% within inisial


(26)

Lampiran 3. (lanjutan)

sucantyk Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

suci Count 0 1 1

% within inisial

.0% 100.0% 100.0%

sum Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

sylvia Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

ta Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

thia Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

tya Count 2 0 2

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

wbs Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

winda Count 2 0 2

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

wt Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

wulandari Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

y Count 1 0 1

% within inisial


(27)

Lampiran 3. (lanjutan)

yanti Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

yuli Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

yusi Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

zahra Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

zulfa Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

zz Count 1 0 1

% within inisial

100.0% .0% 100.0%

Total Count 85 42 127

% within inisial

66.9% 33.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 122.482a 115 .299 Likelihood Ratio 155.663 115 .007 N of Valid Cases 127

a. 232 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .33.


(28)

Lampiran 3. ( lanjutan)

Crosstab

tingkat praktik

Total baik cukup kurang

Isial a Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

agnes Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

am Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

amel Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ana Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ani Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

asg Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

astri Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ayu Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

bintang Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

clm Count 1 0 0 1

% within inisial


(29)

Lampiran 3. (lanjutan)

d Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

dara Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

defi Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

deva Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

dewi Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

dian Count 2 0 0 2

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

dita Count 1 1 0 2

% within Inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

dpu Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

dwi Count 1 1 0 2

% within Inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

e Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

elvi Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

erika Count 1 0 0 1

% within inisial


(30)

Lampiran 3. (lanjutan)

es Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ety Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

f Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

fera Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

fia Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

fransiska Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

fv Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

hd Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

hf Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

hm Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

hpp Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

hs Count 1 0 0 1

% within inisial


(31)

Lampiran 3. (lanjutan)

ika Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ina Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

indah Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

intan Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

isl Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ismi Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ita Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ivana Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

jl Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

julianti Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

khn Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

kiki Count 1 0 0 1

% within inisial


(32)

Lampiran 3. (lanjutan)

lcm Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

linda Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ls Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

mara Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

may Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

maya h Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Me Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

mega Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

melisa Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

mely Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

mp Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

mr Count 1 0 0 1

% within inisial


(33)

Lampiran 3.(lanjutan)

mukara Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nah Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

neny Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

nm Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

no Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nova Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ns Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

nt Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

nur Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nuraini Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

nurul Count 3 1 0 4

% within Inisial

75.0% 25.0% .0% 100.0%

otri Count 1 0 0 1

% within inisial


(34)

Lampiran 3. (lanjutan)

puput Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

putri Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ra Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

rah Count 2 0 0 2

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

richa Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rika Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

riris Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

riza Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rizka Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rizky Count 1 0 0 1

% within Inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rohma Count 0 1 0 1

% within Inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ros Count 1 0 0 1

% within inisial


(35)

Lampiran 3. (lanjutan)

rosliana Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rp Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rs Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

rtp Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

ry Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

s Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

samira Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sella Count 0 0 1 1

% within inisial

.0% .0% 100.0% 100.0%

sh Count 1 1 0 2

% within inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

silvia Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

siska Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

siti Count 1 1 0 2

% within inisial


(36)

Lampiran 3. (lanjutan)

sl Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

sri Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

srs Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sucantyk Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

suci Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

sum Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

sylvia Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

ta Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

thia Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

tya Count 1 1 0 2

% within inisial

50.0% 50.0% .0% 100.0%

wbs Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

winda Count 1 1 0 2

% within inisial


(37)

Lampiran 3. (lanjutan)

wt Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

wulandari Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

y Count 0 1 0 1

% within inisial

.0% 100.0% .0% 100.0%

yanti Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

yuli Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

yusi Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

zahra Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

zulfa Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

zz Count 1 0 0 1

% within inisial

100.0% .0% .0% 100.0%

Total Count 88 38 1 127

% within inisial


(38)

Lampiran 3. (lanjutan)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 236.055a 230 .378 Likelihood Ratio 144.821 230 1.000 N of Valid Cases 127

a. 348 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .01.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2013).Kulit cantik dengan hand body lotion. Diaksesrabu, 20

September 2016.

Amirin, T.M. (2011). Populasi dan sampel. Diakses 7 April 2016.http://pustaka. unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/penentuan_ukuran_sampel_mema kai_rumus_slovin.pdf.

Anita, S.B. (2008). Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin Lotion.Skripsi.Bogor: Institut Pertanian Bogor. Halaman 1, 3,18-26, 44, 64.

Ansari, S. A. (2009). Skin pH and Skin Flora.In Handbook of Cosmetics Science and Technology. Edisi Ketiga. New York: Informa Healtcare USA. Halaman 222 – 223.

Balsam, M.S. (1972).Cosmetics Science and Technology. Edisi Kedua. London. John Willey and Son, Inc. Halaman 211.

Baumann, L. (2002). Cosmetic Dermatology: Principles and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies. Halaman 1-8, 93-97.

Depkes RI. (2010). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Depkes RI. Halaman 113.

Deviana, N. (2009). Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Mengenai Kosmetik Mengandung Merkuri (Hg) di Akademi Kebidanan Hafsyah Medan.Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Ditjen POM RI.(1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Penerbit Departemen Kesehatan RI. Halaman 330-357.

Lachman, L., Liberman, A.H, dan Kanig, J. L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Penerjemah: siti suryatmi, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 1118.

Mitsui, T. (1997).New Cosmetic Science. Edisi Kesatu. Amsterdam : Elsevier Sciense B.V. Halaman 134.

Notoatmodjo.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 142.

Notoatmodjo.(2005). Promosi Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 139-146.


(40)

Notoatmodjo.(2010). Metodologi Penelitian kesehtan. Edisi Revisi, Jakarta : PT Rineka Cipta. Halaman 26, 37-38, 125.

Purwanto.(1998). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. EGC, Jakarta. Halaman 52-55.

Rostamailis.(2005). Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana yang Serasi.Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 8-9.

Sarwono, S. (1997).Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Halaman 1-2.

Situmorang, S,H.,Dalimunthe, D.M.J.,Iskandar M.L., dan Syahyunan. (2008). Analisis data penelitian.Medan : USU Press. Halaman 32-40.

Tasbul. (2014). Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetika

Tranggono, R.I. danLatifah, F.(2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman7, 75-78.

Wirakusumah, E.S. (1994). Cantik dan Bugar dengan Ramuan Nabati. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Halaman 6–10.

Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Jakarta: Universitas Indonesia. Halaman 62-63, 111.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross-sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali. Untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan sediaanpelembab badan pada mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan yang dijawab oleh mahasiswi.

3.2 Waktu dan Tempat pengambilan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Maret2016 di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara melalui pengisian kuesioner oleh mahasiswi secara langsung.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Farmasi yang sudah mengambil mata kuliah kosmetologi di Universitas Sumatera Utara. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus slovin dengan margin kesalahan 5%, tingkat kepercayaan 95%, jumlah populasi 186, respon distribusi 50%. Dengan rumus slovin yaitu :

n = N/(1 + Ne2) (Amirin, 2011) Dimana : n = jumlah sampel


(42)

e =toleransi terjandinya gagal; taraf signifikasi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya (0,05)

n = 186/ (1 + 186 X 0,05 X 0,05) = 127

Dari rumus di atas didapat jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 127 sampel.Mahasiswi dibiarkan untuk mengisi angket sendiri.Hal ini agar mahasiswi dapat lebih jujur dalam memberikan informasi tanpa tekanan dari pihak manapun.Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil dari sumber langsung yang di rumuskan melalui kuesioner atau angket dan diisi langsung oleh mahasiswi.

Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria sebagi berikut : a. Kriteria inklusi

i. Mahasiswi Fakultas Farmasi yang sudah mengambil matakuliah kosmetologi

ii. Mahasiswi yang menggunakan kosmetik pelembab badan iii. Bersedia mengikuti penelitian dan mengisi surat perjanjian b. Kriteria eksklusi

i. Mahasiswiyang tidak mengambil mata kuliah kosmetologi ii. Mahasiswi yang tidak bersedia mengisi surat perjanjian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan kepada yang memenuhi kriteria inklusi dan tersedia saat penelitian dilakukan (Notoatmodjo,2002).

3.4 Validitas dan Reliabilitas 3.4.1 Uji validitas


(43)

kuesioner, suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner maupun untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Situmorang,dkk,2008).

Secara umum validitas digunakan dalam 3 (tiga) katagori, yaitucontent validity(validitas isi), construct validity(validitas konstruk),dan external validity (validitas eksternal) (Situmorang, dkk, 2008).

Dalam penelitian ini, tipe validitas yang digunakan adalah face validity (validitas muka) yang merupakan bagian dari validitas isi.Validitas muka adalah validitas yang didasarkan pada penelitian terhadap isi alat ukur.Apabila isi alat ukur telah terpenuhi. Validitas muka ini dilakukan dengan cara bertanya kepada ahli (expert). Dalam penelitian ini kuesioner telah divalidasi oleh 3 orang staf pengajar ilmu kosmetik di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.Hasilnya adalah alat ukur (kuesioner) yang telah dibuat sudah cukup baik dan dinyatakan valid.

3.4.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner dilakukan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.Untuk mengetahui reliabilitas atau tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Kriteria yang dapat digunakan sebagai berikut ini :

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan mengukur variabel tersebut adalah “reliabel”.

b. Jika nilai Cronbach Alpha <0,60 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah “tidak reliabel”.


(44)

Dari hasil reliabilitas didapatkan bahwa nilai cronbach alpha dari kuesioner ini adalah 0,726.Maka menurut tabel di bawah, nilai ini berarti reliable sehingga layak untuk digunakan

Tabel 3.1 Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabillitas

0,00 s.d 0,20 Kurang reliabilitas

>0,20 s.d 0,40 Agak reliabilitas

>0,40 s.d 0,60 Cukup reliabilitas

>0,60 s.d 0,80 Reliabilitas

>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabilitas

3.5 Analisa Data

Dari hasildata yang diperoleh secara tabel dan persen dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistical package for social sciences (SPSS) yaitu :

a. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).Pada pengukuran tingkat pengetahuan didasarkan pada jawaban mahasiswi dari semua pernyataanyangdiberikan.

3.5.1. Nilai tingkat pengetahuan mengenai penggunaan sediaan pelembab badan

Sebanyak 6 pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswi Fakultas Farmasi USU tentang pengetahuan sediaan pelembab badandengan total skor 22dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(45)

Tabel 3.2Nilai tingkat pengetahuan mengenai penggunaan sediaan pelembab badan

Pertanyaan Jawaban Skor

Untuk pertanyaan pertama a b c d 4 3 2 1 Untuk pertanyaan kedua 1 poin

2 poin 3 poin 4 poin 5 poin 1 2 3 4 5 Untuk pertanyaan ketiga 1poin (tanpa e)

2 poin (tanpa e) 3 poin ( tanpa e ) 4 poin ( tanpa e ) 5 poin ( dengan e )

e 1 2 3 4 4 0 Untuk pertanyaan keempat a

b c

3 2 1

Untuk pertanyaan kelima a

b

2 1

Untuk pernyaan keenam a

b c d e 4 3 2 1 0

Total nilai enam pernyataan mengenai tingkat pengetahuansediaan pelembab badan adalah 22 dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3Tingkat pengetahuaan dan rentang nilai penggunaan sediaan pelembab badan

Tingkat Pengetahuaan Rentang Nilai

Baik 16-22

Cukup 8-15


(46)

3.5.2. Nilai sikap mengenai penggunaan sediaan pelembab badan

Sebanyak 6 pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswi Fakultas Farmasi USUtentang sikap pelembab badan dengan total skor 24 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4Nilai sikap mengenai penggunaan sediaan pelembab badan

Pertanyaan Jawaban Skor

Pertanyaan Pertama a

b c d 4 3 2 1

Pertanyaan Kedua a

b c d 3 0 2 1

Pertanyaan Ketiga a

b c

1 2 3

Pertanyaa Keempat 1 poin

2poin 3poin 4poin 5 Poin

1 2 3 4 5

Pertanyaan kelima dan keenam a b c d e 4 3 2 1 0

Total nilai keseluruhan pernyataan mengenai sikap mahasiswi Fakultas FarmasiUSU tentang sediaan pelembab badan adalah 24 dan dibagi dalam 3


(47)

Tabel 3.5Tingkat sikap dan rentang nilai penggunaan sediaan pelembab badan

Tingkat sikap Rentang Nilai

Baik 17-24

Cukup 9-16

Kurang 0-8

3.4.3 Nilai praktik mengenai penggunaan sediaan pelembab badan

Sebanyak 7 pertanyaan yang diajukan pada mahasiswi Fakultas Farmasi USU tentang praktik penggunaan sediaan pelembab badan dengan total skor 24 dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6Nilai praktik tentang penggunaan sediaan pelembab badan

Pertanyaan Jawaban Skor

Pertanyaan pertama a

b

2 1

Pertannyaan kedua a

b c

1 2 3

Pertanyaan ketiga 1 poin

2 poin 3 poin 4 poin 1 2 3 4

Pertanyaan keempat a

b

2 1

Pertanyaan kelima a

b c d e 5 4 3 2 1 Pertanyaan keenam 1 poin

2 poin 3 poin 4 poin 5 poin 1 2 3 4 5

Pertanyaan ketujuh a

b

2 1


(48)

Total nilai dari seluruh pernyataan mengenai praktik mahasiswi Fakultas Farmasi USU tentang sediaan pelembab badan adalah 24 dan dibagi dalam 3 katagori ini dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7Tingkat praktik dan rentang nilai penggunaan sediaan pelembab badan

Tingkat praktik Rentang nilai

Baik 17-24

Cukup 8-15

Kurang 0-7

3.6 Langkah Penelitian 1. Persiapan penelitain

i. Menentukan permasalahan ii. Menentukan tujuan masalah 2. Izin Penelitian

i. Meminta Izin Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara untuk melakukan penelitian ini

3. Pengambilan data

i. Menyiapkan kuesioner


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Pengetahuan MengenaiSediaan Pelembab Badan

4.1.1 Pengetahuan mengenai defenisi sediaanpelembab badan

Defenisi pelembab badanadalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik.Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum, untuk mempertahankan agar permukaan kulit tetap lembut, lunak dan terlindung(Ditjen, POM., 1985).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 99 mahasiswi (77,95%) telah menjawab defenisi dari pelembab badan secara lengkap dan mendapat skor 4.Sedangkan mahasiswi yang menjawab pilihan defenisi lain adalah sebanyak 28 mahasiswi (22,04%). Ini dapat diartikan bahwa mayoritas mahasiswi telah mengetahui defenisi pelembab badan karena mengingat mahasiswiFarmasi yang sebagian besarnya telah mempelajari tentang kosmetik.Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Pengetahuan mengenai defenisi sediaan pelembab badan

Pertanyaan Jumlah

mahasiswi

%

mahasiswi Kosmetik yang digunakan untuk maksud

melindungi kulit badan supaya tetap halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik

99 77,95

Kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit badan supaya tetep halus, lembut dan tidak kering

20 15,75

Kosmetik yang digunakan untuk melindungi kulit badan supaya tidak kering dan tidak bersisik

6 4,72

Kosmetik yang digunakan untuk melindungi


(50)

4.1.2 Pengetahuan mengenai penyebab kulit kering dan bersisik

Kulit kering merupakan akibat hilangnya minyak alami dan kelembaban kulit.Kulit menjadi kasar, kusam, bersisik, terkelupas dan pecah-pecah. Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu sehingga penyebab utama dari kulit kering dan bersisik adalah sinar utraviolet pada matahari dan penyebab lain adalah udara dingin, mandi yang terlalu lama, suhu yang dingin dan selalu berada dalam ketinggian (Wasitaatmadja, 1997).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, mayoritas mahasiswi mengetahui penyebab kulit kering dan bersisik pada badan. Sebanyak 102 mahasiswi (80,31%) menyatakan kulit menjadi kering dan bersisik disebabkan terlalu banyak membiarkan kulit terkena sinar matahari, 59 mahasiswi (46,46%) menyatakan udara kering saat musim hujan atau dingin,31 mahasiswi (24,41%) menyatakatan mandi yang telalu lama,33 mahasiswi (25,98%) menyatakan suhu yang nyaman dingin dan sejuk, 14 mahasiswi (11,02%) menyatakan karena selalu berada di daerah pengunungan. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pengetahuan mengenai penyebab kulit kering dan bersisik

Pernyataan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

Terlalu banyak membiarkan kulit terkena sinar matahari

101 80,31

Udara kering saat musim hujan atau udara dingin

59 46,46

Mandi yang terlalu lama 31 24,41

Suhu yang nyaman dingin dan sejuk 33 25,98 Karna selalu berada di ketinggian 14 11,02


(51)

4.1.3 Pengetahuan mengenai bahan aktif dalam sediaanpelembab badan Ada beberapa bahan aktif yang umum digunakan dalam sediaan pelembab badan antara lain yaitu :

a. Milk ekstrak dan vitamin B3 (Neasinamide), yang berfungsi untuk menghaluskan, mencerahkan dan memberikan nutrisi pada kulit.

b. UV Protection yang berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar matahari sehingga mampu mencerahkan kulit secara alami.

c. Virgin coconut oil, berfungsi untuk menjaga elastisitas dan melembabkan kulit (Anonim, 2013).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswi yang memberikan pernyataan mengenai bahan aktif yang terkandung dalam pelembab badan yaitu niacinamide 57 mahasiswi (44,88%),dermawhite 65 mahasiswi (51,18%), dimethicone 49 mahasiswi (38,58%), hyaluronic acid 28 mahasiswi (22,03%), dan hidrokuinon dengan konsentrasi > 4% adalah 7 mahasiswi (5,51%).Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.


(52)

Tabel 4.3 Pengetahuan mengenai bahan aktif dalam sediaan pelembab badan

Pernyataan Jumlah mahasiwi % mahasiswi

Neacinamide 57 44,88

Dermawhite 65 51,18

Dimethicone 49 38,58

Hyaluronic acid 28 22,03

Hidrokuinon dengan konsentrasi > 4 %

7 551

4.1.4 Pengetahuan mengenai apayang digunakan untuk membersikan kulit badan

Menurut Wasitaatmadja (1997), pembersihan adalah tahap pertama pada setiap tindakan perawatan memakai kosmetik, bahkan langkah pertama pula dari setiap aplikasi kosmetik lain. Tindakan pembersihan pada kulit dilakukan untuk mengeluarkan berbagai zat yang tidak berguna lagi yang terdapat pada permukaan kulit, minyak permukaan kulit yang sudah tercemar kotoran tersebut, sel keratin epidermal yang sudah terlepas dan kosmetik lama yang masih menempel di permukaan kulit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, mayoritas mahasiswi yang mengetahahui cara membersikan badan dengan menggunakan sabun lembut sebelum menggunakan sediaan pelembab badan yaitu sebanyak 84 mahasiswi(66,14%),dengan menggunakan mandi susu sebelum menggunakan sediaan pelembab badan sebanyak 31 mahasiswi (24,41%) dan dengan menggunakan sabunantiseptik sebelum menggunakan sediaan pelembab badan


(53)

Tabel 4.4 Pengetahuan mengenai apakah badan perlu dibersihkan sebelum menggunakan sediaan pelembab badan dengan menggunakan

Pernyataan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

Sabun lembut 84 66,14

Mandi susu 31 24,41

Sabun Antiseptik 12 9,45

4.1.5 Pengetahuan mengenai efek yang diharapakan dalam menggunakan sediaan pelembab badan

pelembabbadan atau yang lebih dikenal dengan lotion pada umumnya membutuhkan waktu 2 hingga 4 minggu untuk bekerja memperbaiki kulit. Jika anda memiliki jenis kulit normal hinggakering, anda dapat melihat

perkembangan setelah seminggu pemakaian secara teratur(Wasitaatmadja, 1997). Tabel 4.5 Pengetahuan mengenai efek yang diharapakan dalam menggunakan

sediaan pelembab badan

Pernyataan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

Halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit badan dalam pemakaian di atas satu minggu

63 49,61

Halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit badan dalam pemakaian 24 jam

64 50,39

Berdasarkan hasil dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswi yang mengetahuai efek yang diharapkan dalam menggunakan pelembab badan adalah 63 mahasiswi (49,61%) mengatakan halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit dalam pemakaian di atas satu minggu sedangkan yang mengakatan halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik pada kulit badan dalam pemakaian 24 jam sebanyak 64 mahasiswi (50,39%).


(54)

Komposisi dasar dari pelembab badan secara umum adalah emolient (bahan pelunak atau pelembut), barrieragent (bahan pelindung), healing agent (bahan berkhasiat), humektan (bahan pelembab), thickeners dan flim former (bahan pengental-pembentuk selaput), emulgator dan pengawet (Ditjen, POM., 1985).

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas mahasiswi yang mengatakan komposisi dasar secara umum dari pelembab badan, sebanyak 48 mahasiswi (37,805%) menjawab emolient, 39 mahasiswi (30,71%) menjawab humektan, 21 mahasiswi (16,53%)menjawab pengawet, 14 mahasiswi(11,02%) menjawab antioksidandan 5 mahasiswi (3,94%) menjawabantiseptik. Hasil inidapat dilihat dari Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pengetahuan mengenai komposisi dasar dari sediaan pelembab badan secara umum

Pernyataan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

Emolient 48 37,80

Humektan 39 30,71

Pengawet 21 16,53

Antioksidan 14 11,02

Antiseptik 5 3,94

4.1.7 Tingkat pengetahuan mengenai sediaan pelembab badan

Secara umum, pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai 6 tingkatan yaitu: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2005).Informasi mengenai kosmetik pelembab badan didapat dari dosen, buku,


(55)

mereka mengenai pelembab badan.Hal ini dapat dikarenakan kurangnya perhatian mereka mengenai kosmetik ini sehingga informasi yang diberikan tidak diserap seluruhnya.

Tingkat pengetahuan mahasiswi berdasarkan hasil penelitian mengenai kosmetik pelembab badan adalah cukup, dimana pengetahuan mereka terbanyak dalam kategori cukup yaitu 91 mahasiswi(71,6%), kategori baik sebanyak 35 mahasiswi (27,6%) dan kategori kurang sebanyak 1 mahasiswi (0,8%). Sehingga dari hasil didapat mayoritas pengetahuan mahasiswi adalah dalam kategori cukup ini mungkin disebabkan mahasisiwi tidak terlalu peduli tentang pengetahuan produk pelembab badan yang digunakannya atau mungkin juga kurangnya ilmu pengetahuan atau informasi tentang pelembab badan hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan Tingkat Pengetahuan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

Baik 35 27,6

Cukup 91 71,6

Kurang 1 0,8

4.2 Sikap Mengenai Sediaan Pelembab Badan

Informasi yang disampaikan oleh seseorang yang dianggap penting oleh mahasiswiakan mempengaruhi sikap mereka terhadap objek.Sikap mahasiswi yang baik ditentukan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya(Deviana, 2009).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 101 mahasiswi(79,5%) mengatakan pemakaian pelembab badan dipakai setiap hari, 111 mahasiswi (87,4%) yang mengatakan sebelum menggunakan pelembab


(56)

badan kulit harus dalam keadaan bersih, 109 mahasiswi (85,8%) mengatakan tujuan pemakaian pelembab badan untuk membuat kulit menjadi lembut dan halus, 102 mahasiswi (80,3%) mengatakan merawat kulit sama pentingnya dengan merawat diri karena dari kulit yang sehat dapat terlihat secara langsung kecantikan yang tergambar dari diri seseorang, 58 mahasiswi (45,6%) mengatakan setuju pemilihan produk pelembab badan harus sesuai dengan jenis kulit badan misalnya kulit berminyak sebaiknya menggunakan dasar krim minyak dalam air, 87 mahasiswa (68,5%) mengatakan sangat setuju memilih pelembab badan perlu diperhatikan kualiatasnya dan mutunya diantaranya dapat dilihat dari nomor register BPOM RI. Hasil yang lebih lengkap dapat dilihat dari Tabel 4.8.

Tabel 4.8Pernyataan mengenai sikap dalam penggunaan sediaanpelembab badan

NO Variabel Jumlah

mahasiswi

% mahasiswi 1. Pemberian sediaanpelembab badan digunakan

untuk merawat kulit badan oleh karena itu perlu dipakai

a. Setiap hari b.Sekali seminggu c. Kapan perlu saja

d.Jika akan keluar rumah saja

101 6 14 6 77,9 4,7 11 4,7 2. Sebelum menggunakan sediaan pelembab

badan,

a. Kulit harus dalam keadaan bersih b.Kulit tidak perlu dibersihkan

c. Hanya kulit badan yang terbuka saja yang dibersihkan

d.Hanya wajah saja yang dibersihkan

111 3 10 3 87,4 2,4 7,9 2,4 3. Pemakaian sediaan pelembab badan bertujuan

untuk (boleh dipilih lebih dari 1) a. Meningkatkan percaya diri

b.Membuat kulit menjadi lebih halus c. Menghilangkan noda pada kulit

62 109 25 23 48,8 85,8 19,7 18,1


(57)

4. Merawat kulit sama pentingnya dengan merawat diri karena (boleh pilih lebih dari 1) a. Kulit sehat adalah pertahanan terdepan b.Dari kulit yang sehat dapat terlihat secara

langsung kecantikan yang tergambar dari diri seseorang

c. Kulit merupakan teman sepanjang hidup d.Kecantikan bukan hanya terlihat dari kulit

wajah saja tetapi kulit seluruh badan

e. Tidak perlu di rawat karena kulit sudah memproduksi sebum yang dapat melembabkan kulit 67 102 69 75 21 52,7 80,3 54,3 59 16,5

5 Pemilihan produk pelembab badanharus sesuai dengan jenis kulit badan misalnya kulit berminyak sebaiknya menggunakan dasar krim minyak dalam air

a. Sangat setuju b.Setuju c. Ragu-ragu d.Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

57 58 6 5 1 44,8 45,6 4,7 3,9 0,8 6. Untuk memilih sediaan pelembab badan perlu

perlu diperhatikan kualitas dan mutunya diantaranya dapat dilihat dari nomor registernya BPOM RI

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

87 39 1 0 0 68,5 30,7 0,8 0 0


(58)

4.2.1 Tingkat sikap mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan

Tingkat sikap mahasiswi berdasarkan hasil wawancara mengenai kosmetik pelembab badan adalah baik, ini disebabkan mahasisiwi memahami tentang kosmetik pelembab yang diagunakan sehingga sikap mahasiswi terbanyak dalam kategori baik yaitu 82 mahasiswi (64,6%), kategori cukup sebanyak 45 mahasiswi (35,4%).Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Tingkat sikap mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan

No Tingkat sikap Jumlah mahasiswi % mahasiswi

1. Baik 82 64,6

2. Cukup 45 35,4

3. Kurang 0 0

4.3 Praktik Penggunaan Sediaan Pelembab Badan

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain pengetahuan, sikap dan tindakan merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (disertai tindakan) (Sarwono, 1997).

Berdasarkan penelitian diperoleh, sebanyak 96 mahasiswi (75,6%) menggunakan pelembab badan setiap hari. 94 mahasiswi (74%) menggunakan pelembab badan > 1 tahun. 95 mahasiswi (74,8%) mengatakan bahwa manfaat pelembab badan adalah menjaga kelembaban kulit. Sebanyak 88 mahasisiwi (69,3%) mengatakan bahwa produk pelembab badan yang akan digunakan harus


(59)

dipelajari terlebih dahulu. 59 mahasiswi (46,5%) menggunakan pelembab badan karena mempunyai izin dari BPOM. 112 mahasiswi (88,1) menggunakan pelembab badan untuk menjaga kelembaban kulit. Sebanyak 105 mahasiswi(82,7%) melihat kadaluarasa terlebih dahulu saat membeli pelembab badan. Hasil yang lebih lengkap dapat dilihatpada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Pernyataan mengenai praktik penggunaan sediaan pelembab badan

No. Variabel Jumlah

mahasiswi

% mahasiswi 1. Menggunakan pelembab badan setiap hari.

a. Ya b. Tidak 96 31 75,6 24,4 2. Lama penggunaan pelembab badan.

a. 6 minggu – 6 bulan b. bulan – 1 tahun c. > 1 tahun

14 19 94 11 14,9 74 3. Hasil (manfaat) yang didapat dari

penggunaan sediaan pelembab badan (boleh di pilih dari 1)

a. Menjaga kelembaban kulit

b. Mencegah kulit bersisik dan kusam c. Kulit dapat terlindung dari sinar matahari d. kulit menjadi lebih halus

95 71 60 41 74,8 55,9 47,2 32,3 4. Apakah anda mempelajari produk yang akan

saudara gunakan a. Ya b. Tidak 88 39 69,3 30,7 5. Kenapa anda memilih pelembab yang anda

pakai

a. Karena mempunyai izin resmi dari BPOM

b. Karena dapat melembutkan dan menghaluskan kulit

c. Karena dapat mencerahkan kulit d. Karena produknya aman digunakan e. Karena harganya murah

59 34 13 18 3 46,5 26,8 10,2 14,2 2,4


(60)

6. Mengapa anda ingin menggunakan pelembab badan ( boleh dipilih lebih dari 1)

a. Agar menjaga kelembutan kulit

b. Karena dianjurkan oleh anggota keluarga c. Mengikuti tren yang sedang berlansung d. Karena teman menggunakannya

112 17 10 9

88,2 13,4 7,8 7,1 7. Apakah anda memilihat kadaluarsa saat

membeli sediaan pelembab badan a. Ya

b. Tidak

105 22

82,7 17,3 4.3.1 Tingkat praktik mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan

Tingkat praktik mahasiswi berdasarkan hasil wawancara mengenai kosmetik pelembab badan dalam kategori baik sebanyak 88 mahasiswi(69,3%), dalam kategori cukup sebanyak 38 mahasiswi (29,9%) sedangkan dalam kategori kurang sebanyak 1 mahasiswi (0,8%). Sehingga dari hasil yang didapat bahwa praktik mahasiswi dalam penggunaan pelembab badan adalah dalam kategori baik ini disebabakan mahasiswi mengetahui cara penggunaan kosmetik pelembab badan yang mereka gunakan hal ini dikarenakan praktik mahasiswi dalam penggunaan pelembab badan didukung oleh adanya himbauan dari orang-orang yang ada di sekitar mahasiswi yaitu orang tua, teman sebaya dan sebagainya untuk tidak sembarang memakai kosmetik. Selain itu juga didasarkan pada pengalaman dari teman yang terlebih dahulu telah menggunakannya ini dapat di lihat darihasil pada Tabel 4.11


(61)

Tabel 4.11 Tingkat praktik mahasiswa mengenai sediaan pelembab badan.

No

Tingkat praktik Jumlah mahasiswi % mahasiswi

1. Baik 88 69,3

2. Cukup 38 29,9

3.

Kurang 1 0,8

4.4 Sumber Informasi Mengenai Sediaan Pelembab Badan

4.4.1 Pernyataan mengenai sumber informasi tentang pelembabbadan yang digunakan

Sumber informasi tentang pelembab badan yang digunakanoleh seseorang bisa diperoleh dari televisi, teman, orang tua, dokter, atau saudara. Karena seseorang akan menggunakan suatu pelembab badan, apabila ia telah mendapatkan informasi yang dianggapnya dapat dipercaya dan diyakini dari media sosial ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sumber yang digunakan mahasiswi untuk memperoleh informasi mengenai pelembab badan selain dari pelajaran kosmetologi adalah melalui televisi sebanyak78 mahasiswi (62,2%), dari radio sebanyak 3 mahasiswi(2,4%) , dari majalah sebanyak 15 mahasiswi (11,8%), dan sebagian yang lain memperoleh informasi dari teman, orang tua ataupun dokter. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.12.


(62)

Tabel 4.12 Pernyataan mengenai sumber informasi tentang sediaanpelembab badan

No. Sumber informasi Jumlah mahasiwi % mahasiswi

1. Televisi 88 69,3

2. Radio 3 2,4

3. Majalah 15 11,8

4. Teman 17 13,4

5. Orang tua 0 0

6. Dokter 4 3,1

4.4.2 Pernyataan mengenai merek sediaan pelembab badan

Pada tabel 4.12 telah diketahui bahwa mayoritas mahasiswi mendapatkan informasi tentang pelembab badan yaitu dari televisi.Oleh karena itu, berbagai merek pelembab badan yang diiklankan dalam televisi lebih diminati oleh mahasiswi karena telah tergiur untuk mendapatkan hasil seperti dalam tayangan iklan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, yang menggunakan Citra 35 mahasiswi(27,5%), Wardah 3 mahasiswi(2,4%), Vaseline 39 mahasiswi (30,7%), Shinzui 14 mahasiswi(5,7%), Marina 6 mahasiswi(4,7%), Natural-E 13 mahasiswi (10,2%), Lovely 6 mahasiswi (4,7%), Emeron 1 mahasiswi (0,8%)s edangkan 10 mahasiswi (7,8) memilih merek produk lain selain merek yang di atas. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.13.


(63)

Tabel 4.13 Merek sedian pelembab badan yang digunakan oleh mahasiswi No. Merek produk pelembab badan Jumlah mahasiswi % mahasiswi

1. Citra 35 27,5

2. Wardah 3 2,4

3. Vaseline 39 30,7

4. Shinzui 14 11

5. Marina 6 4,7

6. Natur-E 13 10,2

7. Lovely 6 4,7

8. Emeron 1 0,8


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai kosmetik sediaan pelembab badan adalah cukup

2. Sikap mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan adalah baik.

3. Praktik penggunaan sediaan pelembab badan pada mahasiswi adalah baik . 4. Media yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan jenis sediaan pelembab

badan adalah televisi

5.2 Saran

1. Kepada mahasiswi sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu terhadap pelembab badan yang akan digunakannya.

2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian perilaku tentang penggunaan kosmetika lain.


(65)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan pembatas dari lingkungan hidup manusia.Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dari kehidupan.Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, seks, ras, terutama umur, dan lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 1997).

Kulit juga merupakan organ esensial dan vital yang mengandung lapisan lemak tipis yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang menyebabkan dehidrasi kulit (Ditjen POM RI, 1985).

Kulit merupakan organ hidup yang melapisi seluruh permukaan tubuh manusia, berfungsi untuk melindungi dan menerima rangsangan dari lingkungan (Tyas, 2014)

2.1.1 Fungsi kulit

Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut (Wirakusumah, 1994):

a. Kulit sebagai filter dan pelindung tubuh

Kulit mempunyai kemampuan untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang membahayakan tubuh, seperti bakteri dan bahan asing lainnya. Selain itu, kulit juga dapat melindungi tubuh dari benturan fisik, panas matahari, api dan dingin.

b. Kulit menjaga kelembaban jaringan tubuh


(66)

tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh. Dengan demikian kelembabannya selalu terjaga.

c. Kulit pengatur suhu tubuh

Kulit membantu dan menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Keringat tersebut kemudian akan menguap sehingga menyebabkan tubuh terasa dingin. Demikian pula sebaliknya. Bila seseorang mengalami kedinginan, pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga panas tubuh tertahan.

d. Kulit sebagai system syaraf yang sensitif

Kulit terdiri dari system syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar seperti panas, dingin, sentuhan dan tekanan. Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari system syaraf tersebut. 2.1.2 Anatomi dan fisiologi kulit

Secaraanatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit dibagi dalam tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis (Lachman, dkk., 1994)

2.1.2.1 Lapisan epidermis

Epidermis adalahlapisan pelindung terluar dari kulit yang membentuk penghalang untuk mencegah hilangnya air,elektrolit, dan nutrisi dari dalam tubuh, serta membatasi masuknya zat-zat dari lingkungan ke dalam tubuh (Lachman, dkk., 1994)

Lapisan epidermis tersusun dari 5 lapisan, yaitu: a. Lapisan tanduk (stratum corneum)

Terdiri dari beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung


(67)

air. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari keratin, jenis protein-protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar.

b. Lapisan jernih (stratum lucidum)

Terdapat di bawah lapisan tanduk, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. c. Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.Lapisan ini dinamakan lapisan berbutir-butir karena sel-sel lapisan ini mengandung granul keratohyalin yang menyebabkan sel bentuk granul. d. Lapisan malphigi (stratum spinosum)

Lapisan malphigi merupakan lapisan yang paling tebal dari epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin.

e. Lapisan basal (stratum germinativum)

Lapisan terbawah epidermis. Lapisan ini jug terdapat sel-sel melanosit yang berfungsi mebentuk pigmen melanin.

2.1.1.2Lapisan dermis

Dermis (corium) merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan dermis berfungsi sebagai penopang struktur kulit dan nutrisi melalui pembuluh darah (Lachman, dkk., 1994)

2.1.2.3Lapisan hipodermis

Lapisan hipodermis adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak di dalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah


(68)

lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan berlebihan. 2.1.3 Macam dan jenis kulit

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kulit tubuh secara umum dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Jenis kulit sensitif

Jenis kulit ini mudah sekai mengalami gangguan dan masalah yang disebabkan oleh perubahan suhu, kelembaban, maupun penggunaan kosmetik yang tidak sesuai.

b. Jenis kulit reaktif

Jenis kulit ini cepat mengalami perubahan secara tiba-tiba akibat adanya perubahan lingkungan.Misalnya, kulit muka menjadi merah secara tiba-tiba karena perlebaran pembuluh darah kapiler di bawah kulit tanpa diketahui penyebab yang jelas.

c. Jenis kulit alergi

Jenis kulit ini berhubungandengan system kekebalan tubuh. Pada kasus-kasus tertentu, system kekebalan tubuh tidak dapat berperan sehingga akan timbul alergi. Tanda-tanda alergi yaitu kulit memerah dan biasanya juga timbul gatal-gatal pada kulit.

d. Kulit normal

Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilat atau kusam, tidak bersisik. tidak terlihat kering dan segar danelastis dengan minyak dan kelembaban cukup.

e. Kulit berminyak

Kulit yang mempunyai kadar minyak pada pemukaan kulit yang berlebihansehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar


(69)

sehingga kesannya kasar dan lengket. f. Kulit kering

Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada permukaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku dan mudah terlihat kerutan.

g. Kulit campuran atau kombinasi

Kulit seseorang yang sebagian normal sebagian lagi kering atau berminyak (Wasitaatmadja,1997).

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan kulit

Masalah yang terjadi pada kulit disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar tubuh (Wirakusumah, 1994). Adapun beberapa faktornya adalah sebagi berikut:

a. Genetik

Keadaan kulit seseorang dapat tercermin pada kulit kedua orang tuanya.Misalnya warna kulit ada yang hitam, putih, atau sawo matang.Demikian pula dengan kulit halus, kasar atau berminyak.

b. Hormon

Kadar hormon estrogen (pada wanita) dan progesteron (pada pria) dalam tubuh sangat mempengaruhi keadaan kulit.Misalnya timbulnya jerawat pada saat menstruasi yang disebabkan meningkatnya hormon estrogen. Hormon estrogen ini juga berperan dalam proses regenerasi kulit.

c. Alergi

Bagi sebagian orang ada memiliki jenis kulit sensitif dan alergi terhadap benda-benda atauzat tertentu.Seperti perhiasan, jam tangan, kosmetik maupun makanan. Gejala alergi ini dapat dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi


(70)

kemerahan, terasa gatal, menjadi bengkak bahkan sampai ada yang terluka. d. Iklim

Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu perlindungan ketika beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya.

e. Stres

Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.5 pH kulit

pH permukaan kulit sebagian besar asam antara 5,4 dan 5,9. Sebuah variasi permukaan pH kulit terjadi pada setiap orang karena tidak semua permukaan kulit orang terkena kondisi yang sama seperti perbedaan cuaca. Banyak penelitian menyatakan bahwa pH kulit alami adalah pada rata-rata 4,7 dan sering dilaporkan bahwa pH kulit antara 5,0 dan 6,8. pH permukaan kulit tidak hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil pH di stratum korneum (Ansari, 2009).

2.2 Kosmetik

2.2.1 Defenisi kosmetik

Defenisi kosmetikdalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan RI No.HK. 03.1.23.12.11.10052 Tahun 2010 adalah setiap bahan atau sediaan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut,


(71)

terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan serta melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik (Tasbul, 2014).

2.2.2 Tujuan penggunaan kosmetik

Tujuaan penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan sebagai berikut (Rosmatamailis, 2005):

a. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya sinar matari, perubahan cuaca

b. Mencengah lapisan terluar kulit dari kekeringan, terutama orang-orang yang tingggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pengunungan yang selalu lembab dan diselimuti awan.

c. Mencegah kulit kering dan keriput, karena kosmetik menembus ke bawah lapisan luar dan memasukkan bahan-bahan aktif ke lapisan-lapisan yang terdapat lebih dalam

d. Melekat diatas permukaan kulit untuk menggubah warna pada daerah kulit tertentu.

e. Memperbaiki kondisi kulit misalnya kulit yang kering, normal dan berminyak. f. Menjaga kulit tetap kencang

g. Mengubah rupa atau penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang diingkan sehinggga orang memandang kita ada perasaan berubah, bisa berubah bertambah cantik atau segar.

2.2.3 Efek samping kosmetik pada kulit

Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetik yang dikenakan pada kulit antara lain (Tranggono dan Latifah, 2007):


(72)

Satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. Misalnya: kosmetik pemutih kulit yang mengandung merkuri dapat menimbulkan iritasi.

b. Alergi: reaksi pada kulit muncul setelah kosmetik dipakai beberapa kali, kadang-kadang setelah beberapa tahun, karena kosmetik ini mengandung bahan yang bersifat alergik bagi seseorang meskipun mungkin tidak bagi yang lain. Misalnya: cat rambut lipstik dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

c. Fotosensitisasi: reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna atau zat pewangi yang dikandung oleh kosmetik itu bersifat photosensitizer. Misalnya: tabir surya dapat menimbulkan reaksi sensitisasi.

d. Jerawat (acne): beberapa kosmetik pelembab (moisturizer) yang sangat berminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri.

e. Penyumbatan fisik: penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada di dalam kosmetik tertentu, seperti dasar bedak (foundation)

2.3 SediaanPelembab Badan

Pelembab badan adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik. 2.3.1 Jenis pelembab badan


(73)

jenis yaitu: 1. Body lotion

Body lotion merupakan salah satu pelembab tubuh yang paling banyak beredar dan paling encer dibandingkan dengan pelembab lainnya. Pelembab jenis ini baik digunakan pada kulit yang normal cenderung kering serta tidak terlalu bermasalah. Lotion yang baik sebaiknya tidak terlalu greasy (berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan dikulit. Lotion merupakan pilihan paling tepat jika anda membutuhakan pelembab yang ringan atau biladigunakan untukseluruh tubuh. Karena bentuknyayang ringan dan

tidak meninggalkan residu, lotion bisa digunakan pagi hari tanpa perlu khawatir bisa menempel dipakaian. Pilih lotion jika anda tinggal di iklim yang lembab atau ketika cuaca mulai panas.

2. Body crem

Body crem bentunya lebih pekat dan lebih banyak minyak pelembab.Memiliki efek yang lebih baik dibandingkan lotion dan sangat cocok untuk kulit kering yang tinggal didaerah dengan kelembaban tinggi dan cuaca panas.Krim tubuh ini paling baik digunakan dikulit paling kering, seperti lengan dan kaki, yang tak banyak memiliki kelenjar minyak ketimbang dada dan punggung.

Jika ada jerawat di dada dan punggung artinya kulit anda memiliki minyak alami yang cukup.Gunakan krim jika kulit mengelupas karena kering meski sudah menggunakan lotion.

3. Body butter


(1)

3.5.2 Nilai sikap mengenai penggunaan sediaan pelembab

badan ... 27

3.5.3 Nilaipraktik mengenai penggunaan pelembab badan... 28

3.6 Langkah Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Pengetahuan Mengenai Sediaan Pelembab Badan ... 30

4.1.1 Pengetahuan mengenai defenisi sediaan pelembab badan ... 30

4.1.2 Pengetahuan mengenai penyebab kulit kering dan bersisik ... 31

4.1.3 Pengetahuan mengenai bahan aktif dalamsediaan pelembab badan ... 32

4.1.4 Pengetahuan mengenai apa yang digunakan untuk membersihkan kulit badan ... 33

4.1.5 Pengetahuan mengenai efek yang diharapkan dalam menggunakan pelembab badan ... 33

4.1.6 Pengetahuan mengenai komposisi dasar dari sediaan pelembab badan ... 34

4.1.7 Tingkat pengetahuan mengenai sediaan pelembab badan ... 35

4.2 Sikap Mengenai Sediaan Pelembab Badan ... 36

4.2.1 Tingkat sikap mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan ………. 38 4.3 PraktikPenggunaan Sediaan Pelembab Badan ... 39

4.3.1 Tingkat praktik mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan ………..………...……… 40


(2)

4.4.1 Pernyataan tentang sumber informasimengenai

sediaan pelembab badan ... 41

4.4.2 Pernyataan mengenai merekproduksediaan pelembab badan ………. ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Reliabilitas berdasarkan nilai alpha ... 25

3.2 Nilai tingkat pengetahuan mengenai penggunaan sediaan pelembab badan ... 26

3.3 Tingkat pengetahuan dan rentang nilai penggunaan sediaan pelembab badan ... 26

3.4 Nilai sikap mengenai penggunaan sediaan pelembab badan ... 27

3.5 Tingkat sikap dan rentang nilai penggunaan sediaan pelembab badan ... 28

3.6 Nilai praktik mengenai sediaan pelembab badan ... 28

3.7 Tingkat praktik dan rentang nilai pengguaan sediaan pelembab badan ... 29

4.1 Pengetahuan mengenai defenisi pelembab badan ... 30

4.2 Pengetahuan mengenai penyebab kulit kering dan bersisik ... 31

4.3 Pengetahuan mengenai bahanaktif dalam pelembab badan ... 32

4.4 Pengetahuan mengeni apakah badan perlu dibersihkan sebelum menggunakan sediaan pelembab badan dengan menggunakan .... 33

4.5 Pengetahuan mengenai efek yang diharapkan dalam menggunakan sediaan pelembab badan ... 34

4.6 Pengetahuan mengenai komposisi dasar dari sediaan pelembab badan secara umum ... 35

4.7 Tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan ... 36

4.8 Pernyataan mengenai sikap dalam penggunaan sediaan pelembab badan ... 37

4.9 Tingkat sikap mahasiswi mengenai sediaan pelembab badan ... 38

4.10 Pernyataan mengenai praktik dalam penggunaan sediaan pelembab badan ... 39


(4)

4.12 Pernyataan mengenai sumberinformasi sediaan pelembab badan . 42 4.13 Merek sediaan pelembab badan yang digunakan oleh mahasiswi 43


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian ... 4


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Lembar Persetujuan Responden ... 47 2 Kuesioner Penelitian ... 48 3 Hasil Analisis Menggunakan Uji Chi Square ... 53