Manajemen Produksi dan Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor
MANAJEMEN PRODUKSI DAN ANALISIS RISIKO
PETERNAKAN AYAM BROILER PLASMA
DI DESA CISEENG PARUNG BOGOR
I MADE JONI ABDI WIRANATA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Produksi
dan Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
I Made Joni Abdi Wiranata
NIM D14080053
ABSTRAK
I MADE JONI ABDI WIRANATA. Manajemen Produksi dan Analisis Risiko
Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor. Dibimbing oleh
LUCIA CYRILLA ENSD dan SRI MULATSIH.
Ada dua sistem usaha ayam broiler yaitu pola mandiri dan pola kemitraan.
Sistem yang kedua banyak digunakan saat ini, mengingat bahwa risiko yang
dihadapi pada pola kemitraan lebih kecil dibandingkan dengan pola mandiri.
Walaupun demikian, tetap ada risiko produksi yang harus dikelola pada pola
kemitraan. Studi kasus ini dilakukan pada Plasma X di Desa Ciseeng. Manajemen
yang diterapkan oleh Plasma X sudah sesuai dengan standard operational
procedure (SOP) pada perusahaan inti. Terdapat tiga sumber risiko pada
peternakan ini, yaitu: cuaca, penyakit, dan predator. Probabilitas risiko tertinggi
sampai dengan terendah, secara berurutan ditimbulkan oleh: cuaca, penyakit, dan
predator. Dampak risiko terbesar sampai dengan terkecil secara berurutan
disebabkan oleh: penyakit, predator, cuaca. Strategi preventif untuk risiko cuaca
adalah penggunaan blower dan vitamin C. Pencegahan risiko untuk penyakit
dengan penerapan SOP yang memuat biosekuriti yang ketat. Sedangkan strategi
mitigasi risiko penyakit adalah penggunaan antibiotik yang tepat. Mitigasi risiko
predator dengan cara pengecekan dan perbaikan lantai serta kawat kandang pada
setiap periode produksi.
Kata kunci: broiler, mitigasi, preventif, risiko produksi
ABSTRACT
I MADE JONI ABDI WIRANATA. Management Production and Analysis of
Plasma Broiler Farm Risk in Ciseeng Parung Bogor. Supervised by LUCIA
CYRILLA ENSD and SRI MULATSIH.
Business in broiler is categorize into two systems, there are: private and
partnership system. The second system is the most prefer nowdays, because the
risk is fewer than private system. But, in partnership system risk productions still
must be managed. The case study took place in Plasma X at Ciseeng.
Management system in this broiler farm conformed with the standard operational
procedure (SOP) in partner company. Three source of risk productions were:
climate, disease, and predator. The highest risk probability was caused by climate,
the second was disease, and the lowest was predator. Whereas, the highest risk
impact caused by disease, the second was predator, and the lowest was climate.
Alternative strategy to prevent climate risk is operating blower and Vitamin C.
To prevent the risk from disease, SOP that contained strict biosecurity was
applied. The mitigation risk strategy for disease is the correct at antibiotic use,
whereas maintenance of floor and wire of stable could be implented to overcome
the risk from predator.
Keywords: broiler, mitigate, prevent, risk production
MANAJEMEN PRODUKSI DAN ANALISIS RISIKO
PETERNAKAN AYAM BROILER PLASMA
DI DESA CISEENG PARUNG BOGOR
I MADE JONI ABDI WIRANATA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Manajemen Produksi dan Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler
Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor
Nama
: I Made Joni Abdi Wiranata
NIM
: D14080053
Disetujui oleh
Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pembimbing I
Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
para Leluhur yang telah memberikan jalan terbaik dan juga petunjuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Manajemen Produksi dan Analisis
Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor. Skripsi
ini dibuat berdasar pengalaman penulis selama dua tahun. Harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat menjadi bahan untuk bertukar pengalaman dalam
beternak khususnya ayam broiler. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Institut Peternakan Bogor.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Orang Tua, Kakak dan
Keluarga Besar untuk dorongan semangat yang tiada henti diberikan kepada
penulis. Selanjutnya, terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Lucia Cyrilla
ENSD, MSi, Ibu Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr dan Ibu Maria Ulfah, SPt, MScAgr
atas semua arahan, semangat, dan juga berbagai macam bantuan yang diberikan
kepada penulis selama proses penggarapan skripsi ini. Skripsi ini juga penulis
dedikasikan kepada Alm. Ir Dwi Joko, MSi dan terimakasih penulis sampaikan
kepada beliau yang sangat sabar dalam membimbing penulis dari awal proses
pembuatan skripsi. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada pembimbing
akademik penulis dan Kepala Departemen IPTP yaitu Bapak Dr Ir Rudy Priyanto
dan Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc atas bimbingan, semangat dan nasehatnya.
Selain itu terimakasih penulis sampaikan untuk canda tawa, suka duka, semangat,
kehangatan, dan kepercayaan yang diberikan oleh teman-teman penulis: Keluarga
Besar Banjar 45, Bhinneka Visca Grup, Sahabat Tani Farm, Pelanggan CITAAgen Telur, Staff AJMP IPTP, Manajer-Asisten Manajer-Pegawai Farm 77
beserta keluarga, Keluarga Besar IPTP 45, Ikhtiar Farm, Gurame Dollar, KMHD,
Brahmacarya serta teman-teman lain yang namanya tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan penulisan karya ilmiah ini, sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari seluruh pembaca. Akhir
kata, semoga skripsi ini benar-benar bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
I Made Joni Abdi Wiranata
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Produksi Ayam Broiler Plasma X
Sumber-Sumber Risiko pada Plasma X
Nilai Probabilitas Risiko Produksi
Analisis Dampak Risiko produksi
Pemetaan Risiko Produksi
Strategi Penanganan Risiko Produksi
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
1
2
2
2
2
2
6
6
10
10
12
12
14
18
19
20
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dosis desinfektan peternak plasma X
Prosedur sampling bobot ayam
Target pencapaian bobot ayam dari umur satu sampai lima minggu
Analisis probabilitas sumber-sumber risiko produksi
Jumlah mortalitas per periode yang disebabkan oleh sumber-sumber
risiko produksi
Nilai VaR dan dampak risiko finansial selama enam periode produksi
plasma X
Status risiko produksi dari sumber-sumber risiko produksi
Catatan produksi plasma X
Harga kontrak perusahaan mitra dari plasma X
7
9
9
10
11
12
12
13
13
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Peta risiko
Strategi preventif risiko
Strategi mitigasi risiko
Persiapan sapronak yang telah direndam dengan desinfektan dan dicuci
dengan deterjen
Foto ayam broiler berumur empat minggu
Peta sumber-sumber risiko produksi
Outbreak penyakit CRD akibat minimnya biosekuriti
Usulan strategi preventif risiko cuaca dan penyakit
Proses karantina ayam
Usulan strategi mitigasi penanggulangan risiko penyakit dan predator
5
5
6
6
10
14
15
16
17
18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam broiler merupakan salah satu komoditas ternak yang populer dalam
dunia agribisnis. Produksi daging ayam ras pada tahun 2010 adalah yang tertinggi
yaitu sebesar 63.3% atau 1 214 300 ton, sapi sebesar 18.4% atau 436 000 ton,
Ayam Buras 14% atau 267 600 ton, dan daging lainnya sebesar 18.9% atau 447
700 ton (Dirjenak 2011). Tingginya produksi dan populasi ayam broiler
dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu: masa produksi yang singkat, sumber
modal yang kuat, berkembangnya lembaga hilir yakni perusahaan pengolahan dan
pemasaran yang efektif, kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dari produk
peternakan, dan merupakan bisnis yang sangat layak yakni keuntungan bersih
dapat mencapai lebih dari 100% (Setyono dan Ulfah 2011).
Plasma X adalah salah satu peternak yang menggunakan pola kemitraan
inti-plasma di Desa Ciseeng. Beberapa periode terakhir peternak ini mengalami
kerugian akibat turunnya produksi yang bersumber pada tingginya angka
mortalitas. Ada beberapa sumber risiko mortalitas, yaitu: kepadatan kandang,
cuaca yang tidak stabil, penyakit, dan predator. Risiko mortalitas dapat
dikendalikan dengan manajemen yang tepat, terkecuali risiko produksi yang
bersumber dari pola kemitraan yaitu kualitas bibit dan pakan. Identifikasi sumbersumber risiko, analisis probabilitas terjadinya risiko, dan analisis dampak risiko
yang bersumber dari mortalitas akan membantu Plasma X menggambarkan
dengan lebih jelas risiko yang dihadapinya, sehingga diharapkan diperoleh
alternatif strategi manajemen yang tepat untuk menekan risiko mortalitas yang
terjadi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen produksi yang
diterapkan, sumber-sumber risiko produksi, menganalisis probabilitas dan dampak
risiko produksi, dan menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk
mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh Peternak Plasma X di desa CiseengParung.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada peternakan Plasma X yang merupakan plasma
dari pola kemitraan yang diselenggarakan oleh PT. Y. Penelitian ini berfokus pada
dua aspek risiko yang mempengaruhi risiko produksi Plasma X, baik yang
bersumber dari PT. Y maupun manajemen produksi oleh Plasma X.
2
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Agustus sampai
September 2012. Penelitian ini bertempat di peternakan ayam broiler Plasma X
yang berlokasi di Desa Ciseeng Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer meliputi: manajemen produksi ayam broiler, penyebab
risiko produksi, dan penerapan strategi untuk penanganan risiko produksi.
Sedangkan data sekunder meliputi: catatan hasil usaha selama enam periode
produksi (Oktober 2011-September 2012), nilai harga kontrak yang diberikan
perusahaan untuk masing-masing bahan baku produksi (bibit, pakan, dan OVKobat. vaksin dan kimia) setiap periode, nilai harga kontrak penjualan ayam broiler
setiap periode, standar Feed Conversion Ratio (FCR) perusahaan inti, dan nilai
batas risiko mortalitas.
Alat
Alat yang digunakan selama proses penelitian adalah: form wawancara,
form catatan produksi, pulpen, meteran, alat hitung, dan komputer untuk
mengolah data penelitian. Data penelitian diolah menggunakan software
Microsoft Excel sedangkan untuk mendokumentasikan fakta yang diperoleh di
lapangan digunakan kamera.
Prosedur
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Pemilihan subjek
penelitian
menggunakan
pendekatan
purposive
(sengaja)
dengan
mempertimbangkan kejadian risiko produksi yang fluktuatif.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan secara langsung
(observasi), wawancara, dan diskusi. Data sekunder diambil melalui desk study
dari catatan Plasma X.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, probabilitas
risiko dan dampak risiko. Selanjutnya dilakukan pemetaan risiko, dan strategi
penanganan risiko.
3
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan
alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh peternak untuk meminimalkan
risiko ketidakpastian yang dihadapi.
Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang
mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang
digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai
standar atau z-score. Penelitian ini menghitung nilai kemungkinan terjadinya
risiko pada kegiatan produksi Plasma X selama 6 periode terakhir. Menurut
Kountur (2006) langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan
kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya adalah:
1. Menghitung rata-rata kejadian risiko (kematian ayam)
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam
broiler yang diproduksi adalah:
�ij =
n
�
j=1 �
Keterangan :
�
= nilai rata-rata dari kejadian berisiko- (ekor)
�
= nilai per periode kejadian risiko ke�
= jumlah data � = 6
= penyebab mortalitas; 1 (penyakit), 2 (predator), 3 (cuaca)
j
= jumlah periode pemeliharaan; j ∶ 1,2 … n (n = 6)
2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian risiko
� =
�
(�
=1
� −1
−� )2
Keterangan :
�
= standar deviasi dari kejadian berisiko
�
= nilai per periode dari kejadian berisiko�
= nilai rata-rata dari kejadian berisiko-
3. Menghitung �-score
Keterangan :
=
=
�
�
=
=
=
−�
�
nilai z-score dari kejadian berisiko
batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal (nilai didapat
dari hasil wawancara, data pemeliharaan 8 000 ekor/periode, tingkat
kematian normal adalah: penyakit = 200
ekor, predator = 150 ekor,
dan cuaca = 50 ekor)
nilai rata-rata dari kejadian berisikostandar deviasi dari kejadian berisiko-
Hasil �-score yang negatif menunjukkan nilai tersebut ada di sebelah kiri
nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya.
4. Probabilitas terjadinya risiko produksi
Menggunakan nilai � -score produksi ayam broiler, dapat dicari
probabilitas terjadinya risiko produksi dengan membandingkan nilai pada
tabel distribusi � (normal). Nilai yang didapat pada tabel kemudian
dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan nilai probabilitas risiko
produksi.
4
Metode yang digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah Value at
Risk (VaR). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang
waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila
terdapat data historis sebelumnya. Tahapan menentukan nilai VaR seperti
diuraikan berikut ini:
a. Tahapan pertama adalah menghitung kerugian yang diderita oleh
Plasma X setiap periode dengan rumus:
� = ×� ×
Keterangan :
�ij = nilai kerugian akibat- pada periode ke= jumlah kematian akibat- pada periode keij
� j = harga kontrak pada periode ke= rataan bobot panen ayam broiler pada periode kej
b.
Tahapan kedua menghitung nilai rata-rata dari dampak kerugian yang
ditimbulkan dengan rumus:
ṼŃ =
c.
�
Keterangan
ṼŃi
= nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko= nilai kerugian akibat- pada periode keij
�
= jumlah data (� = 6)
Tahapan ketiga adalah menetapkan batas toleransi validitas dan mencari
nilai VaR. Menurut Kountur (2006), VaR dapat dihitung dengan rumus
berikut:
VaR = �i + �i × (�i/ �)
Keterangan :
VaR
= dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko�
= nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko�i
= nilai � sumber risiko-i yang diambil dari tabel distribusi normal
dengan α 5%
�i
= standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko-i
�
= banyaknya kejadian berisiko (� = 6)
Menurut Kountur (2006), sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih
dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran
mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang
menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan
dampak, ataupun sebaliknya. Contoh Layout peta risiko dapat dilihat pada
Gambar 1.
5
Probabilitas (%)
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Besar
Kecil
Dampak (Rp)
Kecil
Besar
Gambar 1 Peta risiko
Sumber : Kountur (2006)
Probabilitas dan dampak risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan
kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh
manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen
dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2006).
Penanganan Risiko
Berdasarkan hasil pemetaan risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan
strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat
dilakukan untuk menangani risiko, yaitu:
1.
Penghindaran risiko (preventif)
Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang memiliki
probabilitas besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang
berbeda pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan
menggunakan strategi preventif, akan menggeser risiko pada
kuadran 1 menuju kuadran 3 dan kuadran 2 akan bergeser menuju
kuadran 4 (Gambar 2).
Probabilitas (%)
Besar
Kecil
Dampak (Rp)
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Kecil
Besar
Gambar 2 Strategi preventif risiko
Sumber : Kountur (2006)
2.
Mitigasi Risiko
Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak
risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan
dampak besar akan dapat bergeser ke kuadran yang memiliki
dampak risiko lebih kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko
6
yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang
berada pada kuadran 4 bergeser ke kuadran 3 (Gambar 5).
Probabilitas (%)
Besar
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Kecil
Dampak (Rp)
Kecil
Besar
Gambar 3 Strategi mitigasi risiko
Sumber : Kountur (2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Produksi Ayam Broiler Plasma X
Populasi ayam broiler Plasma X sebesar 8.000 ekor. Tahapan manajemen
produksi di peternakan ini, yaitu: persiapan kandang, pemeliharaan, dan panen.
1. Persiapan Kandang
Berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP), sebelum ayam
masuk dibagi dalam tiga tahap. Pertama adalah pencucian peralatan
kandang. Alat-alat kandang yang dicuci adalah: tempat pakan, minum,
chick guard, alas kandang, tirai dalam dan plafon. Pencucian dilakukan
dengan deterjen dan disinfektan, kemudian dijemur sampai kering.
Gambar 4 Persiapan alat-alat produksi yang telah direndam dengan
disinfektan dan dicuci dengan deterjen
7
Kedua adalah pencucian kandang. Lantai kandang disemprot dengan
air dan seluruh kotoran yang menempel pada lantai disikat sampai bersih.
Lantai kandang kemudian dicuci dengan deterjen, setelah itu dibiarkan
mengering selama satu jam dan dibilas lagi dengan air. Berikutnya lantai
kandang dikapur dengan takaran 1 kg setiap 15 m2 dan dibiarkan sampai
kering. Setelah itu, alas kandang dipasang dan ditaburi sekam dengan
ketebalan minimal 2 cm.
Peralatan kandang yang sudah kering
dimasukkan kemudian kandang didisinfeksi dengan formalin pada
keadaan tertutup. Takaran formalinnya adalah 5 liter (kadar 40%)
ditambah dengan 95 liter air. Setelah itu kandang diistirahatkan minimal 3
hari sebelum masuknya DOC.
Tabel 1 Dosis disinfektan peternak plasma X
Disinfektan
Dosis
Formalin
21 ml Formalin
37%, 21 ml Air
Formalin 2%
BKC 10%
Chlorin
1 liter Formalin
37% + 19 liter
Air
2 ml : 1 liter air
6 ml : 1 liter air
5 ppm
10 ppm
Keterangan
Fumigasi untuk per m3
ruangan , Desinfektan saat
transfer
pakan
dan
fumigasi sekam
Disinfektan saat transfer
pakan
dan
sanitasi
kandang
Foot
Dipping,
dan
disinfektan peralatan
Disinfektan air minum
Disinfektan instalasi air
minum
Tahap akhir dari proses persiapan kandang adalah persiapan Chickin. Tahap ini dilakukan pemasangan tirai dalam dan pembuatan brooding
untuk Day Old Chick (DOC). Pembuatan brooding memiliki metode
yang berbeda dari metode yang biasanya. Peternak mengurangi lebar
brooding akan tetapi panjang brooding ditambah. Tujuannya agar panas
pada masa brooding tersebar merata. Metode ini hanya diterapkan selama
8 jam pertama datangnya DOC, kemudian segera dilakukan pelebaran.
2. Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan ada tiga titik kritis yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah saat 8 jam pertama DOC datang, kedua saat ayam berumur
0 sampai 14 hari, dan ketiga saat ayam berumur 15 hari sampai panen.
Tiga jam sebelum DOC datang, dilakukan pemasangan tempat pakan dan
minum di dalam brooding. Selanjutnya dilakukan penghangatan ruang
brooding dan litter dengan pemanas gas (semawar). Tempat pakan ayam
kecil (feeder chick dan feeder tray) diisi dengan pakan secukupnya dan
tempat minum diisi susu plain atau air gula. Penggunaan susu dan gula
bertujuan mengembalikan stamina DOC ke kondisi prima. Jika susu atau
gula sudah habis, air kemudian diganti dengan air yang sudah dilarutkan
vitamin. Saat DOC sudah datang, dilakukan penanganan khusus selama 8
jam pertama. Penanganan ditekankan pada aspek makan, minum, dan
8
pengaturan suhu yang nyaman bagi DOC guna mendapatkan crop fill yang
optimal. Ciri-ciri Crop Fill yang baik adalah: mata ayam cerah, gerakan
yang lincah, kaki yang basah seperti dilapisi lilin, dan tembolok yang
penuh. Crop Fill harus sudah 100% paling lambat 8 jam pertama. Berikut
adalah hal-hal dasar yang ditekankan oleh perusahaan inti saat masa
brooding:
Saat DOC berumur 0 sampai 14 hari (periode starter), ditekankan
untuk maksimalisasi pertumbuhan fisiologis ayam yaitu: tulang, otot, dan
saluran pencernaan. Antibiotik dan vitamin pemacu pertumbuhan yang
mengandung asam amino lengkap menjadi senjata utama. Selebihnya
untuk pengaturan manajemen seperti: penambahan tempat pakan, minum,
pelebaran brooding dan kualitas sekam diserahkan sepenuhnya kepada
anak kandang. Kebijakan ini diberikan dengan pertimbangan bahwa anak
kandang lebih mengetahui kondisi ayam di lapangan. Kunci utama periode
ini adalah tercapainya target rataan bobot ayam minimal 200 gram dalam
7 hari (disesuaikan dengan kualitas bibit). Umur delapan hari, ayam mulai
diperkenalkan dengan tempat pakan gantung. Tujuannya, meningkatkan
efisiensi penggunaan pakan dan menjaga kebersihan tempat pakan dari
kotoran. Lalu pada umur 12 hari seluruh tempat pakan dan minum sudah
digantung. Tingginya tempat pakan dan minum disesuaikan dengan
pertumbuhan ayam atau setinggi punggung ayam. Pada umur ini juga
dilakukan vaksinasi, jika bibit yang diberikan belum divaksin gumboro.
Sejak pertengahan tahun 2011 sampai 2012, peternak melakukan vaksinasi
gumboro karena bibit hanya divaksin double yaitu ND Live dan dan ND
Kill/Lasota. Standard Operational Procedure (SOP) vaksinasi dari
perusahaan inti diantaranya adalah: kondisi ayam sehat, penyimpanan
vaksin pada tempat tertutup dengan suhu 2-8 0C dan terhindar dari panas
atau sinar matahari, penggunaan chorin pada air minum dihentikan 24 jam
sebelum vaksinasi, serta hindari tempat vaksin yg dicuci dengan
disinfektan, sabun ataupun antiseptik.
Penimbangan bobot ayam secara rutin dilakukan setiap minggu.
Proses penimbangan dilakukan pada pagi hari atau sebelum ayam diberi
makan. Hal ini bertujuan agar bobot badan hasil penimbangan lebih akurat
karena saluran pencernaan ayam dalam keadaan yang kosong. Selain itu,
dengan dilakukannya penimbangan setiap minggu maka dapat dapat
dilakukan evaluasi dan perbaikan pada manajemen produksi yang
diterapkan jika target bobot badan ayam tidak terpenuhi.
9
Tabel 2 Prosedur sampling bobot ayam
Umur Ayam
Jumlah Ayam
(Minggu)
yang Ditimbang
(ekor)
1-2
±25
3
20
4-panen
15
Keterangan
Penimbangan
ayam
dilakukan dengan baki,
pengambilan
sampel
ayam diacak di setiap
sudut dan tengah-tengah
kandang,
penimbangan dilakukan
sebanyak 5 kali
pengambilan
sampel
ayam diacak di setiap
sudut dan tengah-tengah
kandang,
penimbangan sebanyak 5
kali
Pengambilan
sampel
ayam yaitu 5 jantan, dan
10 betina diambil dari
setiap sudut dan tengahtengah kandang,
Penimbangan dilakukan
sebanyak 5 kali
Target bobot ayam berumur 2 minggu yang ditetapkan oleh peternak
adalah 510 gram (disesuaikan dengan kualitas bibit). Tabel 3 menunjukkan
target pencapaian bobot ayam Plasma X.
Tabel 3 Target pencapaian bobot ayam dari umur satu sampai lima minggu
Umur
Bobot (Gram)
FCR
1
200
0.93
2
510
1.149
3
930
1.297
4
1 458
1.471
5
1 918
1.593
3. Panen Ayam
Panen adalah penentuan terakhir dari jerih payah peternak. Panen
ayam yang dilakukan oleh peternak plasma ini biasanya dilakukan pada
umur ayam 28-33 hari. Jika ayam sehat dan berproduksi dengan baik akan
mencapai bobot hidup 1.4–1.8 kg.
10
Gambar 5 Foto ayam broiler berumur 4 minggu
Sumber-Sumber Risiko pada Plasma X
Analisis risiko pada Plasma X dibagi dalam dua kategori. Pertama adalah
sumber risiko pola kemitraan, dan produksi ayam broiler. Sumber risiko pola
kemitraan tidak dibahas dalam skripsi ini.
Sumber Risiko Produksi
Kepadatan ruang tidak termasuk sebagai sumber risiko mortalitas pada
Plasma X, karena umur panen ayam paling lama adalah 34 hari dengan bobot
panen 1.6-1.8 kg dan kepadatan 8 ekor/m2 (standar perusahaan). Pada peternakan
ini kepadatan lebih berpengaruh terhadap performa produksi, contohnya: tingkat
konsumsi pakan dan minum. Dozier et al. (2005) menjelaskan bahwa kepadatan
kandang berpengaruh erat dengan tingkat konsumsi pakan dan air pada ayam
broiler. Hasil yang berbeda disampaikan Pinto (2011) bahwa kepadatan ruang
adalah sumber risiko yang menyebabkan mortalitas.
Mortalitas adalah penyebab risiko produksi budidaya ayam broiler Plasma X.
Mortalitas pada peternakan Plasma X bersumber dari 3 faktor, yaitu: penyakit,
predator, dan cuaca.
Nilai Probabilitas Risiko Produksi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi mortalitas, yaitu: penyakit, predator,
dan cuaca. Hasil analisis probabilitas risiko produksi pada Plasma X adalah:
Tabel 4 Analisis probabilitas sumber-sumber risiko produksi
Sumber Risiko
Batas Normal
Cuaca
50
Penyakit
200
Predator
150
Probabilitas (%)
51.99
41.29
22.96
11
Standar total mortalitas produksi Plasma X yaitu 5% dari total
populasi/siklus produksi. Batas normal mortalitas yang ditetapkannya adalah 50
ekor/siklus produksi atau 0.625%. Nilai probabilitas tertinggi terdapat pada faktor
cuaca. Nilai z-score yang diperoleh adalah 0.05. Nilai z bertanda positif dan ada
disebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Hasil pemetaan zscore pada tabel z bernilai 0.5199. Artinya, probabilitas kematian ayam broiler
akibat pengaruh cuaca melebihi 50 ekor adalah 51.99%.
Tabel 5 Jumlah mortalitas per periode yang disebabkan oleh sumber-sumber
risiko produksi
Periode
Mortalitas (ekor)
Penyakit
Predator
Cuaca
Oktober-November 2011
101
112
31
Desember 2011- Januari 2012
92
179
34
Februari-Maret 2012
237
175
44
April-Mei 2012
247
196
53
Juni-Juli 2012
253
205
62
Agustus-September 2012
438
179
71
Total
1 368
1 046
295
Probabilitas tertinggi kedua adalah penyakit. Batas normal mortalitas
penyakit yang ditetapkan peternak yaitu 200 ekor. Nilai z-score sumber risiko
penyakit adalah -0.22. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai
tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata kurva distribusi normal. Hasil
pemetaan nilai z-score pada tabel z adalah 0.4129. Artinya probabilitas mortalitas
ayam broiler akibat serangan penyakit melebihi 200 ekor adalah 41.29%.
Probabilitas risiko paling rendah adalah yang disebabkan oleh predator.
Batas normal mortalitas yang ditentukan oleh peternak adalah 150 ekor. Nilai
probabilitas mortalitas akibat predator adalah -0.74. Nilai z yang bertanda negatif
menunjukkan bahwa nilai tersebut berada pada sebelah kiri dari nilai rata-rata
kurva distribusi normal. Nilai z-score tersebut dipetakan pada tabel distribusi z
diperoleh nilai 0.2296. Artinya probabilitas mortalitas ayam broiler akibat
predator melebihi 150 ekor adalah 22.96%.
12
Analisis Dampak Risiko produksi
Tabel 6 Nilai VaR dan dampak risiko finansial selama enam periode produksi
plasma X
Periode
Dampak (Rp)
Penyakit
Predator
Cuaca
Oktober-November 2011
1 957 304
2 170 476
600 757
Desember 2011- Januari 2012
1 953 703
3 801 226
722 021
Februari-Maret 2012
5 383 431
3 975 108
999 456
April-Mei 2012
5 078 505
4.029.907
1.089.720
Juni-Juli 2012
4 576 770
3 708 450
1 121580
Agustus-September 2012
6 196 079
2 532 188
1 004 387
Total
25 145 792
20 217 355
5 537 921
Nilai VaR
5 405 996
3 910 292
1 065 079
Dampak risiko tertinggi disebabkan oleh penyakit. Nilai VaR sumber risiko
penyakit adalah Rp5.405.996.00 dengan tingkat keyakinan 95%. Artinya,
kerugian maksimal yang diderita akibat pengaruh penyakit adalah Rp5.405.996.00
dan terdapat kemungkinan 5% nilai kerugian akan melebihi nominal tersebut.
Dampak risiko terbesar kedua adalah predator. Dampak risiko tertinggi
predator terjadi pada periode ke-4. Nilai VaR sumber risiko predator adalah
sebesar Rp3.910.292.00. Jadi kerugian maksimal yang diderita Plasma X akibat
predator adalah Rp3.910.292.00 dan ada kemungkinan 5% kerugian akan
melebihi nilai nominal tersebut.
Dampak risiko paling rendah adalah cuaca. Dampak risiko cuaca tertinggi
ada pada periode Juni sampai Juli 2012 dengan nominal kerugian Rp1.121.580.00.
Nilai VaR sumber risiko cuaca adalah Rp1.065.079.00. Artinya, bahwa dampak
kerugian maksimal yang diakibatkan karena pengaruh risiko cuaca adalah sebesar
Rp1.065.079.00 dan terdapat kemungkinan 5% kerugian dapat melebihi nominal
tersebut.
Pemetaan Risiko Produksi
Sumber risiko penyakit memiliki status risiko tertinggi, kedua adalah
predator dan yang terendah adalah cuaca.
Tabel 7 Status risiko produksi dari sumber risiko produksi
Sumber Risiko
Probabilitas (%) Dampak (Rp)
Penyakit
41.29
5 405 996
Predator
22.96
3 910 292
Cuaca
51.99
1 065 079
Status Risiko (Rp)
2 232 135.75
897 803.04
553 734.57
Pemetaan risiko bertujuan untuk menyusun strategi dalam pengelolaan
sumber risiko produksi. Peta risiko terdiri dari empat kuadran, yaitu: kuadran 1
dan 4 tergolong tingkat risiko sedang, kuadran 3 adalah tingkat risiko rendah, dan
kuadran 2 adalah tingkat risiko tinggi.
13
Tabel 8 Catatan produksi plasma X
Periode
Bobot
FCR
Panen
(Kg)
Oktober-November
1.45
1.51
2011
Desember 20111.61
1.56
Januari 2012
Februari-Maret
1.73
1.56
2012
April-Mei 2012
1.55
1.65
Juni-Juli 2012
1.34
1.61
Agustus-September
0.98
1.59
2012
Rata-Rata
1.443
Umur
Panen
(Hari)
30
Mortalitas
(%)
3.05
IP
(Indeks
Performa)
310
31
3.81
320
32
5.7
327
34
30
28
6.2
6.5
8.6
259
259
201
Plasma X menggunakan hasil rata-rata nilai probabilitas yaitu 38.75%
sebagai nilai tengah probabilitas risiko. Sedangkan, nilai tengah dampak risiko
didapat dari penghitungan nilai rata-rata bobot panen selama enam periode
terakhir yaitu 1.443 kg dikalikan dengan nilai kontrak untuk kisaran bobot 1.4-1.5
kg adalah Rp13.365.00 kemudian dikalikan lagi dengan standar mortalitas Plasma
X yaitu 400 ekor lalu hasilnya dibagi dengan dua. Jadi nilai tengah dampak risiko
adalah Rp3.857.139.00.
Tabel 9 Harga kontrak perusahaan mitra dari plasma X
Bobot
Harga
(Kg)
(Rp)
0.10-0.89
14 390
0.90-0.99
14 435
1.00-1.09
14 060
1.10-1.19
13 750
1.20-1.29
13 575
1.30-1.39
13 500
1.40-1.49
13 365
1.50-1.59
13 265
1.60-1.69
13 190
1.70-1.79
13 130
1.80-4.00
13 090
Peta risiko menunjukkan posisi masing-masing sumber risiko menurut
tingkat probabilitas (%) dan dampaknya (Rp). Sumber risiko dengan nilai
probabilitas yang besar dan memiliki dampak kerugian paling besar secara
finansial adalah sumber risiko penyakit (kuadran 3). Sedangkan sumber risiko
predator mengakibatkan dampak kerugian finansial yang besar dengan tingkat
probabilitas yang kecil (kuadran 4). Sumber risiko cuaca memiliki tingkat
probabilitas yang besar dengan dampak kerugian yang kecil (kuadran 1).
14
Gambar 6 Peta sumber-sumber risiko produksi
Strategi Penanganan Risiko Produksi
Hasil pemetaan risiko memberikan gambaran strategi penanganan sumbersumber risiko produksi. Strategi yang diterapkan adalah preventif dan mitigasi.
1.
Strategi Preventif
Strategi preventif bertujuan menekan besarnya kemungkinan terjadinya
risiko dari sumber-sumber risiko produksi. Peta risiko menggambarkan bahwa
sumber risiko cuaca dan penyakit memiliki nilai probabilitas yang besar yaitu
>38.75%. Strategi yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Sumber risiko cuaca
Angka tertinggi mortalitas akibat pengaruh cuaca ada pada bulan
Agustus sampai September tahun 2012. Kondisi cuaca saat itu sangat
fluktuatif. Siang hari suhu dalam kandang sangat tinggi, sedangkan sore hari
suhu turun drastis. Akibatnya, ayam sulit untuk menyesuaikan suhu
tubuhnya dan dapat menyebabkan stres. Akşit et al. (2006) menjelaskan
bahwa selama musim panas sangat sulit untuk mendapatkan temperatur
yang baik dalam kandang. Hal ini menjadi penyebab stres dan mengganggu
proses homeostasis dari suhu internal tubuh ayam broiler. Cekaman panas
(heat stress) dapat mengakibatkan lambatnya pertumbuhan, rendahnya bobot
ayam, daya utilisasi pakan rendah, rentan terhadap penyakit serta mortalitas
meningkat karena lemahnya fungsi imun tubuh ayam broiler.
Solusi untuk mengatasi suhu kandang yang fluktuatif adalah dengan
penggunaan blower. Saat ini Plasma X hanya memiliki dua buah blower
berukuran besar yang digunakan pada satu kandang dari lima kandang yang
ada. Penggunaan blower memberikan pengaruh positif yaitu: menurunnya
jumlah ayam panting, stres, dan amonia dalam kandang.
Plasma X membutuhkan 8 blower untuk 4 kandang lainnya. Harga satu
buah blower Rp320.000.00. Jadi total biaya investasi yang dibutuhkan
15
sebesar Rp2.560.000.00 dengan asumsi umur ekonomis blower tersebut
adalah satu tahun. Penggunaan blower dapat menurunkan potensi
kehilangan pendapatan sebesar Rp1.065.079.00 setiap periodenya. Strategi
preventif lain yang dapat diterapkan adalah Penggunaan vitamin C pada air
minum ayam. Kusnadi (2006) menyebutkan bahwa suplementasi vitamin C
sebanyak 250 ppm dapat digunakan untuk mengatasi cekaman panas pada
ayam broiler.
b.
Pengaruh Sumber Penyakit
Dampak risiko akibat penyakit dapat mencapai Rp5.405.996.00. Salah
satu sebab tingginya angka kerugian adalah minimnya biosekuriti selama
masa pemeliharaan ayam broiler. Efeknya yaitu terjadi outbreak penyakit
yang tiba-tiba, sehingga seluruh kandang terinfeksi penyakit.
Gambar 7 Outbreak penyakit CRD akibat minimnya biosekuriti
Strategi yang dapat diterapkan adalah membuat Standard Operational
Procedure (SOP) sanitasi anak kandang dan pengunjung kandang. Sanitasi
dapat menggunakan disinfektan yang disemprotkan ke seluruh pakaian anak
kandang sebelum memasuki kandang ayam, ataupun menyiapkan bak berisi
deterjen atau disinfektan yang digunakan sebagai pencuci kaki sebelum
memasuki kandang ayam. Anggaran biaya operasional yang diperkirakan
adalah Rp180.000.00 per periodenya (3 liter disinfektan) tidak termasuk
disinfektan yang sudah dibeli di perusahaan inti. Jadi dengan strategi ini
diharapkan potensi kerugian dapat ditekan seminimal mungkin.
16
Gambar 8 Usulan strategi preventif risiko cuaca dan penyakit
Usulan strategi preventif dapat mengatasi risiko produksi yang berada
pada kuadran 1 dan 2. Hasil dari penanganan risiko dengan usulan strategi
ini diharapkan dapat menurunkan probabilitas sumber risiko yang berada
pada kuadran 1 (risiko sedang) bergeser ke kuadran 3 (risiko rendah)
sedangkan kuadran 2 (risiko tinggi) bergeser ke kuadran 4 (risiko sedang).
1.
Strategi Mitigasi
Strategi mitigasi digunakan untuk mengatasi sumber risiko pada kuadran 2
dan 4. Sumber risiko pada kuadran 2 dan 4 secara berturut-turut adalah penyakit
dan predator.
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul diantaranya adalah: CRD,
Gumboro, Colibacillosis dan Chronic Respiratory Disease (CRD). Penyakit CRD
dapat ditularkan secara kontak langsung dan telur induk yang telah terinfeksi CRD
(Intervet International bv 2009). Gejala klinisnya yaitu: ayam lemas, nafsu makan
menurun, bersin-bersin, sulit bernafas dan PBB yang menurun. Manajemen yang
dapat diterapkan yaitu proses culling, karantina dan pengobatan menggunakan
antibiotik golongan makrolida. Pencegahan CRD juga dapat dilakukan dengan
vaksinasi saat anak ayam baru menetas.
17
Gambar 9 Proses karantina ayam
Gumboro atau Infectious Bursal Disease (IBD) adalah virus yang menular
melalui kotoran (feses) ataupun kontak secara langsung dengan alat atau pakaian
yang terinfeksi. Efeknya yaitu daya tahan tubuh ayam akan lemah dan dapat
menyebabkan produksi turun ataupun kematian (Intervet International bv 2009).
Kontrol dilakukan dengan vaksinasi gumboro baik pada tingkat parent stock
ataupun finisher dan dibarengi dengan pemberian air gula sesaat setelah vaksinasi.
Penyakit Collibacillosis disebabkan oleh bakteri E. coli yang menyebar
melalui kotoran ayam yang terinfeksi. Pencegahannya yaitu penggunaan kaporit
pada air minum dan sanitasi yang baik sedangkan pengobatannya menggunakan
antibiotik Amoxylin.
Risiko produksi yang diakibatkan oleh predator dikarenakan ada dua
kelemahan pada bangunan kandang. Pertama, adalah sekat lantai kandang yang
tidak rapi dan mengakibatkan kaki ayam mudah terperosok dan mudah dimangsa
oleh biawak. Kedua adalah kawat dinding kandang yang rusak, sehingga kucing
mudah masuk ke kandang untuk memangsa DOC. Penanggulangannya yaitu
dengan melakukan pengecekan dan perbaikan lantai dan kawat kandang setiap
periode produksi. Berdasarkan hitungan ekonomis yang diperkirakan, diperlukan
biaya cadangan sebesar Rp400 000.00 per periode untuk melakukan perbaikan di
bagian kandang yang sudah rusak. Dengan demikian potensi kerugian yang dapat
ditekan mencapai Rp3.910.292.00 per periode produksi. Penanganan risiko
dengan usulan strategi ini diharapkan dapat menurunkan dampak yang disebabkan
sumber risiko yang berada pada kuadran 2 dan 4 bergeser ke kuadran 1 dan 3.
18
Gambar 10 Usulan strategi mitigasi penanggulangan risiko penyakit dan
predator
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Manajemen produksi yang diterapkan Plasma X sudah sesuai dengan SOP
yang diberikan oleh perusahaan inti. Pada peternakan ini, ada tiga sumber risiko
produksi, yaitu: penyakit, predator, dan cuaca. Probabilitas risiko dari yang
tertinggi hingga yang terendah, secara berurutan adalah: sumber risiko cuaca,
penyakit, dan predator. Dampak risiko dari yang tertinggi sampai dengan terendah
secara berurutan, yaitu: sumber risiko penyakit, predator, dan cuaca. Alternatif
strategi preventif risiko cuaca, adalah: penambahan blower dan pemberian vitamin
C. Alternatif strategi preventif risiko penyakit adalah: SOP dengan biosekuriti
yang ketat. Strategi mitigasi risiko penyakit adalah dengan cara penggunaan
antibiotik yang tepat. Sedangkan strategi mitigasi risiko predator dengan cara
melakukan pengecekan dan perbaikan kawat serta lantai kandang disetiap periode
produksi.
Saran
Analisis risiko akan lebih akurat menggunakan data historis selama
minimal dua tahun atau 12 kali periode produksi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Akşit M, Alçin S, Özkan S, Metin K, Özdemir D. 2006. Effects of temperature
during rearing and crating on stress parameters and meat quality of broilers.
Poul Sci. 85(1):1867-1874.
Intervet International bv (NL). 2009. Important poultry disease [Internet].
[diunduh 2012 Des 5]. Tersedia pada : http : // www.canadianpoultry.ca/cms
_pdfs / Important % 20 Poultry % 20 Diseases % 20060058%20-%20CPC%20
website. pdf.
[Dirjenak] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. ISBN 978-979628-019-3. 2011. Statistik Pertanian dan Kesehatan Hewan 2011. Jakarta (ID):
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Dozier WA, Thaxton JP, Branton SL, Morgan GW, Miles DM, Roush WB. 2005.
Stocking density effects on growth performance and processing yields of heavy
broilers. Poul Sci. 84 : 1332-1338.
Kountur R. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta (ID): Abdul Tandur.
Kusnadi E. 2006. Suplementasi vitamin C sebagai penangkal cekaman panas pada
ayam broiler. JITV. 11(4):249-253.
Pinto B. 2011. Analisis risiko produksi pada peternakan ayam broiler milik bapak
Restu di Desa Cijayanti Kecamatan Babakan madang Kabupaten Bogor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Setyono DJ, Ulfah M. 2011. Tujuh Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras
Pedaging. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Denpasar pada tanggal 25 Juni 1990. Penulis memiliki satu
saudara (kakak) yang bernama I Gede Agus Abdi Wirajaya dan merupakan anak
dari pasangan I Made Nama dan Ni Ketut Ratmini. Pendidikan penulis dimulai
dari TK Putra Budaya, SD 16 Kesiman, SMPN 1 Denpasar, SMAN 1 Denpasar,
dan melanjutkan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor di Fakultas
Peternakan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Penulis aktif
dalam kegiatan keagamaan di KMHD, Komunitas Pecinta Bali yaitu
Brahmacarya, dan juga berbagai kegiatan sosial di luar kampus. Di luar kampus
penulis juga aktif menjalankan wirausaha bersama-sama teman satu kelas
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, dan saat ini pun masih
terus aktif dalam kegiatan wirausaha di bidang agribisnis. Prestasi akademik
penulis yaitu menjadi kandidat mahasiswa berprestasi pada tahun 2009 di
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan.
PETERNAKAN AYAM BROILER PLASMA
DI DESA CISEENG PARUNG BOGOR
I MADE JONI ABDI WIRANATA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Produksi
dan Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
I Made Joni Abdi Wiranata
NIM D14080053
ABSTRAK
I MADE JONI ABDI WIRANATA. Manajemen Produksi dan Analisis Risiko
Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor. Dibimbing oleh
LUCIA CYRILLA ENSD dan SRI MULATSIH.
Ada dua sistem usaha ayam broiler yaitu pola mandiri dan pola kemitraan.
Sistem yang kedua banyak digunakan saat ini, mengingat bahwa risiko yang
dihadapi pada pola kemitraan lebih kecil dibandingkan dengan pola mandiri.
Walaupun demikian, tetap ada risiko produksi yang harus dikelola pada pola
kemitraan. Studi kasus ini dilakukan pada Plasma X di Desa Ciseeng. Manajemen
yang diterapkan oleh Plasma X sudah sesuai dengan standard operational
procedure (SOP) pada perusahaan inti. Terdapat tiga sumber risiko pada
peternakan ini, yaitu: cuaca, penyakit, dan predator. Probabilitas risiko tertinggi
sampai dengan terendah, secara berurutan ditimbulkan oleh: cuaca, penyakit, dan
predator. Dampak risiko terbesar sampai dengan terkecil secara berurutan
disebabkan oleh: penyakit, predator, cuaca. Strategi preventif untuk risiko cuaca
adalah penggunaan blower dan vitamin C. Pencegahan risiko untuk penyakit
dengan penerapan SOP yang memuat biosekuriti yang ketat. Sedangkan strategi
mitigasi risiko penyakit adalah penggunaan antibiotik yang tepat. Mitigasi risiko
predator dengan cara pengecekan dan perbaikan lantai serta kawat kandang pada
setiap periode produksi.
Kata kunci: broiler, mitigasi, preventif, risiko produksi
ABSTRACT
I MADE JONI ABDI WIRANATA. Management Production and Analysis of
Plasma Broiler Farm Risk in Ciseeng Parung Bogor. Supervised by LUCIA
CYRILLA ENSD and SRI MULATSIH.
Business in broiler is categorize into two systems, there are: private and
partnership system. The second system is the most prefer nowdays, because the
risk is fewer than private system. But, in partnership system risk productions still
must be managed. The case study took place in Plasma X at Ciseeng.
Management system in this broiler farm conformed with the standard operational
procedure (SOP) in partner company. Three source of risk productions were:
climate, disease, and predator. The highest risk probability was caused by climate,
the second was disease, and the lowest was predator. Whereas, the highest risk
impact caused by disease, the second was predator, and the lowest was climate.
Alternative strategy to prevent climate risk is operating blower and Vitamin C.
To prevent the risk from disease, SOP that contained strict biosecurity was
applied. The mitigation risk strategy for disease is the correct at antibiotic use,
whereas maintenance of floor and wire of stable could be implented to overcome
the risk from predator.
Keywords: broiler, mitigate, prevent, risk production
MANAJEMEN PRODUKSI DAN ANALISIS RISIKO
PETERNAKAN AYAM BROILER PLASMA
DI DESA CISEENG PARUNG BOGOR
I MADE JONI ABDI WIRANATA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Manajemen Produksi dan Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler
Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor
Nama
: I Made Joni Abdi Wiranata
NIM
: D14080053
Disetujui oleh
Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pembimbing I
Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
para Leluhur yang telah memberikan jalan terbaik dan juga petunjuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Manajemen Produksi dan Analisis
Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor. Skripsi
ini dibuat berdasar pengalaman penulis selama dua tahun. Harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat menjadi bahan untuk bertukar pengalaman dalam
beternak khususnya ayam broiler. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Institut Peternakan Bogor.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Orang Tua, Kakak dan
Keluarga Besar untuk dorongan semangat yang tiada henti diberikan kepada
penulis. Selanjutnya, terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Lucia Cyrilla
ENSD, MSi, Ibu Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr dan Ibu Maria Ulfah, SPt, MScAgr
atas semua arahan, semangat, dan juga berbagai macam bantuan yang diberikan
kepada penulis selama proses penggarapan skripsi ini. Skripsi ini juga penulis
dedikasikan kepada Alm. Ir Dwi Joko, MSi dan terimakasih penulis sampaikan
kepada beliau yang sangat sabar dalam membimbing penulis dari awal proses
pembuatan skripsi. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada pembimbing
akademik penulis dan Kepala Departemen IPTP yaitu Bapak Dr Ir Rudy Priyanto
dan Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc atas bimbingan, semangat dan nasehatnya.
Selain itu terimakasih penulis sampaikan untuk canda tawa, suka duka, semangat,
kehangatan, dan kepercayaan yang diberikan oleh teman-teman penulis: Keluarga
Besar Banjar 45, Bhinneka Visca Grup, Sahabat Tani Farm, Pelanggan CITAAgen Telur, Staff AJMP IPTP, Manajer-Asisten Manajer-Pegawai Farm 77
beserta keluarga, Keluarga Besar IPTP 45, Ikhtiar Farm, Gurame Dollar, KMHD,
Brahmacarya serta teman-teman lain yang namanya tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan penulisan karya ilmiah ini, sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari seluruh pembaca. Akhir
kata, semoga skripsi ini benar-benar bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
I Made Joni Abdi Wiranata
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Produksi Ayam Broiler Plasma X
Sumber-Sumber Risiko pada Plasma X
Nilai Probabilitas Risiko Produksi
Analisis Dampak Risiko produksi
Pemetaan Risiko Produksi
Strategi Penanganan Risiko Produksi
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
1
2
2
2
2
2
6
6
10
10
12
12
14
18
19
20
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dosis desinfektan peternak plasma X
Prosedur sampling bobot ayam
Target pencapaian bobot ayam dari umur satu sampai lima minggu
Analisis probabilitas sumber-sumber risiko produksi
Jumlah mortalitas per periode yang disebabkan oleh sumber-sumber
risiko produksi
Nilai VaR dan dampak risiko finansial selama enam periode produksi
plasma X
Status risiko produksi dari sumber-sumber risiko produksi
Catatan produksi plasma X
Harga kontrak perusahaan mitra dari plasma X
7
9
9
10
11
12
12
13
13
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Peta risiko
Strategi preventif risiko
Strategi mitigasi risiko
Persiapan sapronak yang telah direndam dengan desinfektan dan dicuci
dengan deterjen
Foto ayam broiler berumur empat minggu
Peta sumber-sumber risiko produksi
Outbreak penyakit CRD akibat minimnya biosekuriti
Usulan strategi preventif risiko cuaca dan penyakit
Proses karantina ayam
Usulan strategi mitigasi penanggulangan risiko penyakit dan predator
5
5
6
6
10
14
15
16
17
18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam broiler merupakan salah satu komoditas ternak yang populer dalam
dunia agribisnis. Produksi daging ayam ras pada tahun 2010 adalah yang tertinggi
yaitu sebesar 63.3% atau 1 214 300 ton, sapi sebesar 18.4% atau 436 000 ton,
Ayam Buras 14% atau 267 600 ton, dan daging lainnya sebesar 18.9% atau 447
700 ton (Dirjenak 2011). Tingginya produksi dan populasi ayam broiler
dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu: masa produksi yang singkat, sumber
modal yang kuat, berkembangnya lembaga hilir yakni perusahaan pengolahan dan
pemasaran yang efektif, kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dari produk
peternakan, dan merupakan bisnis yang sangat layak yakni keuntungan bersih
dapat mencapai lebih dari 100% (Setyono dan Ulfah 2011).
Plasma X adalah salah satu peternak yang menggunakan pola kemitraan
inti-plasma di Desa Ciseeng. Beberapa periode terakhir peternak ini mengalami
kerugian akibat turunnya produksi yang bersumber pada tingginya angka
mortalitas. Ada beberapa sumber risiko mortalitas, yaitu: kepadatan kandang,
cuaca yang tidak stabil, penyakit, dan predator. Risiko mortalitas dapat
dikendalikan dengan manajemen yang tepat, terkecuali risiko produksi yang
bersumber dari pola kemitraan yaitu kualitas bibit dan pakan. Identifikasi sumbersumber risiko, analisis probabilitas terjadinya risiko, dan analisis dampak risiko
yang bersumber dari mortalitas akan membantu Plasma X menggambarkan
dengan lebih jelas risiko yang dihadapinya, sehingga diharapkan diperoleh
alternatif strategi manajemen yang tepat untuk menekan risiko mortalitas yang
terjadi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen produksi yang
diterapkan, sumber-sumber risiko produksi, menganalisis probabilitas dan dampak
risiko produksi, dan menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk
mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh Peternak Plasma X di desa CiseengParung.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada peternakan Plasma X yang merupakan plasma
dari pola kemitraan yang diselenggarakan oleh PT. Y. Penelitian ini berfokus pada
dua aspek risiko yang mempengaruhi risiko produksi Plasma X, baik yang
bersumber dari PT. Y maupun manajemen produksi oleh Plasma X.
2
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Agustus sampai
September 2012. Penelitian ini bertempat di peternakan ayam broiler Plasma X
yang berlokasi di Desa Ciseeng Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer meliputi: manajemen produksi ayam broiler, penyebab
risiko produksi, dan penerapan strategi untuk penanganan risiko produksi.
Sedangkan data sekunder meliputi: catatan hasil usaha selama enam periode
produksi (Oktober 2011-September 2012), nilai harga kontrak yang diberikan
perusahaan untuk masing-masing bahan baku produksi (bibit, pakan, dan OVKobat. vaksin dan kimia) setiap periode, nilai harga kontrak penjualan ayam broiler
setiap periode, standar Feed Conversion Ratio (FCR) perusahaan inti, dan nilai
batas risiko mortalitas.
Alat
Alat yang digunakan selama proses penelitian adalah: form wawancara,
form catatan produksi, pulpen, meteran, alat hitung, dan komputer untuk
mengolah data penelitian. Data penelitian diolah menggunakan software
Microsoft Excel sedangkan untuk mendokumentasikan fakta yang diperoleh di
lapangan digunakan kamera.
Prosedur
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Pemilihan subjek
penelitian
menggunakan
pendekatan
purposive
(sengaja)
dengan
mempertimbangkan kejadian risiko produksi yang fluktuatif.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan secara langsung
(observasi), wawancara, dan diskusi. Data sekunder diambil melalui desk study
dari catatan Plasma X.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, probabilitas
risiko dan dampak risiko. Selanjutnya dilakukan pemetaan risiko, dan strategi
penanganan risiko.
3
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan
alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh peternak untuk meminimalkan
risiko ketidakpastian yang dihadapi.
Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang
mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang
digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai
standar atau z-score. Penelitian ini menghitung nilai kemungkinan terjadinya
risiko pada kegiatan produksi Plasma X selama 6 periode terakhir. Menurut
Kountur (2006) langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan
kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya adalah:
1. Menghitung rata-rata kejadian risiko (kematian ayam)
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam
broiler yang diproduksi adalah:
�ij =
n
�
j=1 �
Keterangan :
�
= nilai rata-rata dari kejadian berisiko- (ekor)
�
= nilai per periode kejadian risiko ke�
= jumlah data � = 6
= penyebab mortalitas; 1 (penyakit), 2 (predator), 3 (cuaca)
j
= jumlah periode pemeliharaan; j ∶ 1,2 … n (n = 6)
2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian risiko
� =
�
(�
=1
� −1
−� )2
Keterangan :
�
= standar deviasi dari kejadian berisiko
�
= nilai per periode dari kejadian berisiko�
= nilai rata-rata dari kejadian berisiko-
3. Menghitung �-score
Keterangan :
=
=
�
�
=
=
=
−�
�
nilai z-score dari kejadian berisiko
batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal (nilai didapat
dari hasil wawancara, data pemeliharaan 8 000 ekor/periode, tingkat
kematian normal adalah: penyakit = 200
ekor, predator = 150 ekor,
dan cuaca = 50 ekor)
nilai rata-rata dari kejadian berisikostandar deviasi dari kejadian berisiko-
Hasil �-score yang negatif menunjukkan nilai tersebut ada di sebelah kiri
nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya.
4. Probabilitas terjadinya risiko produksi
Menggunakan nilai � -score produksi ayam broiler, dapat dicari
probabilitas terjadinya risiko produksi dengan membandingkan nilai pada
tabel distribusi � (normal). Nilai yang didapat pada tabel kemudian
dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan nilai probabilitas risiko
produksi.
4
Metode yang digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah Value at
Risk (VaR). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang
waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila
terdapat data historis sebelumnya. Tahapan menentukan nilai VaR seperti
diuraikan berikut ini:
a. Tahapan pertama adalah menghitung kerugian yang diderita oleh
Plasma X setiap periode dengan rumus:
� = ×� ×
Keterangan :
�ij = nilai kerugian akibat- pada periode ke= jumlah kematian akibat- pada periode keij
� j = harga kontrak pada periode ke= rataan bobot panen ayam broiler pada periode kej
b.
Tahapan kedua menghitung nilai rata-rata dari dampak kerugian yang
ditimbulkan dengan rumus:
ṼŃ =
c.
�
Keterangan
ṼŃi
= nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko= nilai kerugian akibat- pada periode keij
�
= jumlah data (� = 6)
Tahapan ketiga adalah menetapkan batas toleransi validitas dan mencari
nilai VaR. Menurut Kountur (2006), VaR dapat dihitung dengan rumus
berikut:
VaR = �i + �i × (�i/ �)
Keterangan :
VaR
= dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko�
= nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko�i
= nilai � sumber risiko-i yang diambil dari tabel distribusi normal
dengan α 5%
�i
= standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko-i
�
= banyaknya kejadian berisiko (� = 6)
Menurut Kountur (2006), sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih
dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran
mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang
menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan
dampak, ataupun sebaliknya. Contoh Layout peta risiko dapat dilihat pada
Gambar 1.
5
Probabilitas (%)
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Besar
Kecil
Dampak (Rp)
Kecil
Besar
Gambar 1 Peta risiko
Sumber : Kountur (2006)
Probabilitas dan dampak risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan
kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh
manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen
dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2006).
Penanganan Risiko
Berdasarkan hasil pemetaan risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan
strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat
dilakukan untuk menangani risiko, yaitu:
1.
Penghindaran risiko (preventif)
Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang memiliki
probabilitas besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang
berbeda pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan
menggunakan strategi preventif, akan menggeser risiko pada
kuadran 1 menuju kuadran 3 dan kuadran 2 akan bergeser menuju
kuadran 4 (Gambar 2).
Probabilitas (%)
Besar
Kecil
Dampak (Rp)
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Kecil
Besar
Gambar 2 Strategi preventif risiko
Sumber : Kountur (2006)
2.
Mitigasi Risiko
Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak
risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan
dampak besar akan dapat bergeser ke kuadran yang memiliki
dampak risiko lebih kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko
6
yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang
berada pada kuadran 4 bergeser ke kuadran 3 (Gambar 5).
Probabilitas (%)
Besar
Kuadran 1
Kuadran 2
Kuadran 3
Kuadran 4
Kecil
Dampak (Rp)
Kecil
Besar
Gambar 3 Strategi mitigasi risiko
Sumber : Kountur (2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Produksi Ayam Broiler Plasma X
Populasi ayam broiler Plasma X sebesar 8.000 ekor. Tahapan manajemen
produksi di peternakan ini, yaitu: persiapan kandang, pemeliharaan, dan panen.
1. Persiapan Kandang
Berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP), sebelum ayam
masuk dibagi dalam tiga tahap. Pertama adalah pencucian peralatan
kandang. Alat-alat kandang yang dicuci adalah: tempat pakan, minum,
chick guard, alas kandang, tirai dalam dan plafon. Pencucian dilakukan
dengan deterjen dan disinfektan, kemudian dijemur sampai kering.
Gambar 4 Persiapan alat-alat produksi yang telah direndam dengan
disinfektan dan dicuci dengan deterjen
7
Kedua adalah pencucian kandang. Lantai kandang disemprot dengan
air dan seluruh kotoran yang menempel pada lantai disikat sampai bersih.
Lantai kandang kemudian dicuci dengan deterjen, setelah itu dibiarkan
mengering selama satu jam dan dibilas lagi dengan air. Berikutnya lantai
kandang dikapur dengan takaran 1 kg setiap 15 m2 dan dibiarkan sampai
kering. Setelah itu, alas kandang dipasang dan ditaburi sekam dengan
ketebalan minimal 2 cm.
Peralatan kandang yang sudah kering
dimasukkan kemudian kandang didisinfeksi dengan formalin pada
keadaan tertutup. Takaran formalinnya adalah 5 liter (kadar 40%)
ditambah dengan 95 liter air. Setelah itu kandang diistirahatkan minimal 3
hari sebelum masuknya DOC.
Tabel 1 Dosis disinfektan peternak plasma X
Disinfektan
Dosis
Formalin
21 ml Formalin
37%, 21 ml Air
Formalin 2%
BKC 10%
Chlorin
1 liter Formalin
37% + 19 liter
Air
2 ml : 1 liter air
6 ml : 1 liter air
5 ppm
10 ppm
Keterangan
Fumigasi untuk per m3
ruangan , Desinfektan saat
transfer
pakan
dan
fumigasi sekam
Disinfektan saat transfer
pakan
dan
sanitasi
kandang
Foot
Dipping,
dan
disinfektan peralatan
Disinfektan air minum
Disinfektan instalasi air
minum
Tahap akhir dari proses persiapan kandang adalah persiapan Chickin. Tahap ini dilakukan pemasangan tirai dalam dan pembuatan brooding
untuk Day Old Chick (DOC). Pembuatan brooding memiliki metode
yang berbeda dari metode yang biasanya. Peternak mengurangi lebar
brooding akan tetapi panjang brooding ditambah. Tujuannya agar panas
pada masa brooding tersebar merata. Metode ini hanya diterapkan selama
8 jam pertama datangnya DOC, kemudian segera dilakukan pelebaran.
2. Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan ada tiga titik kritis yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah saat 8 jam pertama DOC datang, kedua saat ayam berumur
0 sampai 14 hari, dan ketiga saat ayam berumur 15 hari sampai panen.
Tiga jam sebelum DOC datang, dilakukan pemasangan tempat pakan dan
minum di dalam brooding. Selanjutnya dilakukan penghangatan ruang
brooding dan litter dengan pemanas gas (semawar). Tempat pakan ayam
kecil (feeder chick dan feeder tray) diisi dengan pakan secukupnya dan
tempat minum diisi susu plain atau air gula. Penggunaan susu dan gula
bertujuan mengembalikan stamina DOC ke kondisi prima. Jika susu atau
gula sudah habis, air kemudian diganti dengan air yang sudah dilarutkan
vitamin. Saat DOC sudah datang, dilakukan penanganan khusus selama 8
jam pertama. Penanganan ditekankan pada aspek makan, minum, dan
8
pengaturan suhu yang nyaman bagi DOC guna mendapatkan crop fill yang
optimal. Ciri-ciri Crop Fill yang baik adalah: mata ayam cerah, gerakan
yang lincah, kaki yang basah seperti dilapisi lilin, dan tembolok yang
penuh. Crop Fill harus sudah 100% paling lambat 8 jam pertama. Berikut
adalah hal-hal dasar yang ditekankan oleh perusahaan inti saat masa
brooding:
Saat DOC berumur 0 sampai 14 hari (periode starter), ditekankan
untuk maksimalisasi pertumbuhan fisiologis ayam yaitu: tulang, otot, dan
saluran pencernaan. Antibiotik dan vitamin pemacu pertumbuhan yang
mengandung asam amino lengkap menjadi senjata utama. Selebihnya
untuk pengaturan manajemen seperti: penambahan tempat pakan, minum,
pelebaran brooding dan kualitas sekam diserahkan sepenuhnya kepada
anak kandang. Kebijakan ini diberikan dengan pertimbangan bahwa anak
kandang lebih mengetahui kondisi ayam di lapangan. Kunci utama periode
ini adalah tercapainya target rataan bobot ayam minimal 200 gram dalam
7 hari (disesuaikan dengan kualitas bibit). Umur delapan hari, ayam mulai
diperkenalkan dengan tempat pakan gantung. Tujuannya, meningkatkan
efisiensi penggunaan pakan dan menjaga kebersihan tempat pakan dari
kotoran. Lalu pada umur 12 hari seluruh tempat pakan dan minum sudah
digantung. Tingginya tempat pakan dan minum disesuaikan dengan
pertumbuhan ayam atau setinggi punggung ayam. Pada umur ini juga
dilakukan vaksinasi, jika bibit yang diberikan belum divaksin gumboro.
Sejak pertengahan tahun 2011 sampai 2012, peternak melakukan vaksinasi
gumboro karena bibit hanya divaksin double yaitu ND Live dan dan ND
Kill/Lasota. Standard Operational Procedure (SOP) vaksinasi dari
perusahaan inti diantaranya adalah: kondisi ayam sehat, penyimpanan
vaksin pada tempat tertutup dengan suhu 2-8 0C dan terhindar dari panas
atau sinar matahari, penggunaan chorin pada air minum dihentikan 24 jam
sebelum vaksinasi, serta hindari tempat vaksin yg dicuci dengan
disinfektan, sabun ataupun antiseptik.
Penimbangan bobot ayam secara rutin dilakukan setiap minggu.
Proses penimbangan dilakukan pada pagi hari atau sebelum ayam diberi
makan. Hal ini bertujuan agar bobot badan hasil penimbangan lebih akurat
karena saluran pencernaan ayam dalam keadaan yang kosong. Selain itu,
dengan dilakukannya penimbangan setiap minggu maka dapat dapat
dilakukan evaluasi dan perbaikan pada manajemen produksi yang
diterapkan jika target bobot badan ayam tidak terpenuhi.
9
Tabel 2 Prosedur sampling bobot ayam
Umur Ayam
Jumlah Ayam
(Minggu)
yang Ditimbang
(ekor)
1-2
±25
3
20
4-panen
15
Keterangan
Penimbangan
ayam
dilakukan dengan baki,
pengambilan
sampel
ayam diacak di setiap
sudut dan tengah-tengah
kandang,
penimbangan dilakukan
sebanyak 5 kali
pengambilan
sampel
ayam diacak di setiap
sudut dan tengah-tengah
kandang,
penimbangan sebanyak 5
kali
Pengambilan
sampel
ayam yaitu 5 jantan, dan
10 betina diambil dari
setiap sudut dan tengahtengah kandang,
Penimbangan dilakukan
sebanyak 5 kali
Target bobot ayam berumur 2 minggu yang ditetapkan oleh peternak
adalah 510 gram (disesuaikan dengan kualitas bibit). Tabel 3 menunjukkan
target pencapaian bobot ayam Plasma X.
Tabel 3 Target pencapaian bobot ayam dari umur satu sampai lima minggu
Umur
Bobot (Gram)
FCR
1
200
0.93
2
510
1.149
3
930
1.297
4
1 458
1.471
5
1 918
1.593
3. Panen Ayam
Panen adalah penentuan terakhir dari jerih payah peternak. Panen
ayam yang dilakukan oleh peternak plasma ini biasanya dilakukan pada
umur ayam 28-33 hari. Jika ayam sehat dan berproduksi dengan baik akan
mencapai bobot hidup 1.4–1.8 kg.
10
Gambar 5 Foto ayam broiler berumur 4 minggu
Sumber-Sumber Risiko pada Plasma X
Analisis risiko pada Plasma X dibagi dalam dua kategori. Pertama adalah
sumber risiko pola kemitraan, dan produksi ayam broiler. Sumber risiko pola
kemitraan tidak dibahas dalam skripsi ini.
Sumber Risiko Produksi
Kepadatan ruang tidak termasuk sebagai sumber risiko mortalitas pada
Plasma X, karena umur panen ayam paling lama adalah 34 hari dengan bobot
panen 1.6-1.8 kg dan kepadatan 8 ekor/m2 (standar perusahaan). Pada peternakan
ini kepadatan lebih berpengaruh terhadap performa produksi, contohnya: tingkat
konsumsi pakan dan minum. Dozier et al. (2005) menjelaskan bahwa kepadatan
kandang berpengaruh erat dengan tingkat konsumsi pakan dan air pada ayam
broiler. Hasil yang berbeda disampaikan Pinto (2011) bahwa kepadatan ruang
adalah sumber risiko yang menyebabkan mortalitas.
Mortalitas adalah penyebab risiko produksi budidaya ayam broiler Plasma X.
Mortalitas pada peternakan Plasma X bersumber dari 3 faktor, yaitu: penyakit,
predator, dan cuaca.
Nilai Probabilitas Risiko Produksi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi mortalitas, yaitu: penyakit, predator,
dan cuaca. Hasil analisis probabilitas risiko produksi pada Plasma X adalah:
Tabel 4 Analisis probabilitas sumber-sumber risiko produksi
Sumber Risiko
Batas Normal
Cuaca
50
Penyakit
200
Predator
150
Probabilitas (%)
51.99
41.29
22.96
11
Standar total mortalitas produksi Plasma X yaitu 5% dari total
populasi/siklus produksi. Batas normal mortalitas yang ditetapkannya adalah 50
ekor/siklus produksi atau 0.625%. Nilai probabilitas tertinggi terdapat pada faktor
cuaca. Nilai z-score yang diperoleh adalah 0.05. Nilai z bertanda positif dan ada
disebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Hasil pemetaan zscore pada tabel z bernilai 0.5199. Artinya, probabilitas kematian ayam broiler
akibat pengaruh cuaca melebihi 50 ekor adalah 51.99%.
Tabel 5 Jumlah mortalitas per periode yang disebabkan oleh sumber-sumber
risiko produksi
Periode
Mortalitas (ekor)
Penyakit
Predator
Cuaca
Oktober-November 2011
101
112
31
Desember 2011- Januari 2012
92
179
34
Februari-Maret 2012
237
175
44
April-Mei 2012
247
196
53
Juni-Juli 2012
253
205
62
Agustus-September 2012
438
179
71
Total
1 368
1 046
295
Probabilitas tertinggi kedua adalah penyakit. Batas normal mortalitas
penyakit yang ditetapkan peternak yaitu 200 ekor. Nilai z-score sumber risiko
penyakit adalah -0.22. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai
tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata kurva distribusi normal. Hasil
pemetaan nilai z-score pada tabel z adalah 0.4129. Artinya probabilitas mortalitas
ayam broiler akibat serangan penyakit melebihi 200 ekor adalah 41.29%.
Probabilitas risiko paling rendah adalah yang disebabkan oleh predator.
Batas normal mortalitas yang ditentukan oleh peternak adalah 150 ekor. Nilai
probabilitas mortalitas akibat predator adalah -0.74. Nilai z yang bertanda negatif
menunjukkan bahwa nilai tersebut berada pada sebelah kiri dari nilai rata-rata
kurva distribusi normal. Nilai z-score tersebut dipetakan pada tabel distribusi z
diperoleh nilai 0.2296. Artinya probabilitas mortalitas ayam broiler akibat
predator melebihi 150 ekor adalah 22.96%.
12
Analisis Dampak Risiko produksi
Tabel 6 Nilai VaR dan dampak risiko finansial selama enam periode produksi
plasma X
Periode
Dampak (Rp)
Penyakit
Predator
Cuaca
Oktober-November 2011
1 957 304
2 170 476
600 757
Desember 2011- Januari 2012
1 953 703
3 801 226
722 021
Februari-Maret 2012
5 383 431
3 975 108
999 456
April-Mei 2012
5 078 505
4.029.907
1.089.720
Juni-Juli 2012
4 576 770
3 708 450
1 121580
Agustus-September 2012
6 196 079
2 532 188
1 004 387
Total
25 145 792
20 217 355
5 537 921
Nilai VaR
5 405 996
3 910 292
1 065 079
Dampak risiko tertinggi disebabkan oleh penyakit. Nilai VaR sumber risiko
penyakit adalah Rp5.405.996.00 dengan tingkat keyakinan 95%. Artinya,
kerugian maksimal yang diderita akibat pengaruh penyakit adalah Rp5.405.996.00
dan terdapat kemungkinan 5% nilai kerugian akan melebihi nominal tersebut.
Dampak risiko terbesar kedua adalah predator. Dampak risiko tertinggi
predator terjadi pada periode ke-4. Nilai VaR sumber risiko predator adalah
sebesar Rp3.910.292.00. Jadi kerugian maksimal yang diderita Plasma X akibat
predator adalah Rp3.910.292.00 dan ada kemungkinan 5% kerugian akan
melebihi nilai nominal tersebut.
Dampak risiko paling rendah adalah cuaca. Dampak risiko cuaca tertinggi
ada pada periode Juni sampai Juli 2012 dengan nominal kerugian Rp1.121.580.00.
Nilai VaR sumber risiko cuaca adalah Rp1.065.079.00. Artinya, bahwa dampak
kerugian maksimal yang diakibatkan karena pengaruh risiko cuaca adalah sebesar
Rp1.065.079.00 dan terdapat kemungkinan 5% kerugian dapat melebihi nominal
tersebut.
Pemetaan Risiko Produksi
Sumber risiko penyakit memiliki status risiko tertinggi, kedua adalah
predator dan yang terendah adalah cuaca.
Tabel 7 Status risiko produksi dari sumber risiko produksi
Sumber Risiko
Probabilitas (%) Dampak (Rp)
Penyakit
41.29
5 405 996
Predator
22.96
3 910 292
Cuaca
51.99
1 065 079
Status Risiko (Rp)
2 232 135.75
897 803.04
553 734.57
Pemetaan risiko bertujuan untuk menyusun strategi dalam pengelolaan
sumber risiko produksi. Peta risiko terdiri dari empat kuadran, yaitu: kuadran 1
dan 4 tergolong tingkat risiko sedang, kuadran 3 adalah tingkat risiko rendah, dan
kuadran 2 adalah tingkat risiko tinggi.
13
Tabel 8 Catatan produksi plasma X
Periode
Bobot
FCR
Panen
(Kg)
Oktober-November
1.45
1.51
2011
Desember 20111.61
1.56
Januari 2012
Februari-Maret
1.73
1.56
2012
April-Mei 2012
1.55
1.65
Juni-Juli 2012
1.34
1.61
Agustus-September
0.98
1.59
2012
Rata-Rata
1.443
Umur
Panen
(Hari)
30
Mortalitas
(%)
3.05
IP
(Indeks
Performa)
310
31
3.81
320
32
5.7
327
34
30
28
6.2
6.5
8.6
259
259
201
Plasma X menggunakan hasil rata-rata nilai probabilitas yaitu 38.75%
sebagai nilai tengah probabilitas risiko. Sedangkan, nilai tengah dampak risiko
didapat dari penghitungan nilai rata-rata bobot panen selama enam periode
terakhir yaitu 1.443 kg dikalikan dengan nilai kontrak untuk kisaran bobot 1.4-1.5
kg adalah Rp13.365.00 kemudian dikalikan lagi dengan standar mortalitas Plasma
X yaitu 400 ekor lalu hasilnya dibagi dengan dua. Jadi nilai tengah dampak risiko
adalah Rp3.857.139.00.
Tabel 9 Harga kontrak perusahaan mitra dari plasma X
Bobot
Harga
(Kg)
(Rp)
0.10-0.89
14 390
0.90-0.99
14 435
1.00-1.09
14 060
1.10-1.19
13 750
1.20-1.29
13 575
1.30-1.39
13 500
1.40-1.49
13 365
1.50-1.59
13 265
1.60-1.69
13 190
1.70-1.79
13 130
1.80-4.00
13 090
Peta risiko menunjukkan posisi masing-masing sumber risiko menurut
tingkat probabilitas (%) dan dampaknya (Rp). Sumber risiko dengan nilai
probabilitas yang besar dan memiliki dampak kerugian paling besar secara
finansial adalah sumber risiko penyakit (kuadran 3). Sedangkan sumber risiko
predator mengakibatkan dampak kerugian finansial yang besar dengan tingkat
probabilitas yang kecil (kuadran 4). Sumber risiko cuaca memiliki tingkat
probabilitas yang besar dengan dampak kerugian yang kecil (kuadran 1).
14
Gambar 6 Peta sumber-sumber risiko produksi
Strategi Penanganan Risiko Produksi
Hasil pemetaan risiko memberikan gambaran strategi penanganan sumbersumber risiko produksi. Strategi yang diterapkan adalah preventif dan mitigasi.
1.
Strategi Preventif
Strategi preventif bertujuan menekan besarnya kemungkinan terjadinya
risiko dari sumber-sumber risiko produksi. Peta risiko menggambarkan bahwa
sumber risiko cuaca dan penyakit memiliki nilai probabilitas yang besar yaitu
>38.75%. Strategi yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Sumber risiko cuaca
Angka tertinggi mortalitas akibat pengaruh cuaca ada pada bulan
Agustus sampai September tahun 2012. Kondisi cuaca saat itu sangat
fluktuatif. Siang hari suhu dalam kandang sangat tinggi, sedangkan sore hari
suhu turun drastis. Akibatnya, ayam sulit untuk menyesuaikan suhu
tubuhnya dan dapat menyebabkan stres. Akşit et al. (2006) menjelaskan
bahwa selama musim panas sangat sulit untuk mendapatkan temperatur
yang baik dalam kandang. Hal ini menjadi penyebab stres dan mengganggu
proses homeostasis dari suhu internal tubuh ayam broiler. Cekaman panas
(heat stress) dapat mengakibatkan lambatnya pertumbuhan, rendahnya bobot
ayam, daya utilisasi pakan rendah, rentan terhadap penyakit serta mortalitas
meningkat karena lemahnya fungsi imun tubuh ayam broiler.
Solusi untuk mengatasi suhu kandang yang fluktuatif adalah dengan
penggunaan blower. Saat ini Plasma X hanya memiliki dua buah blower
berukuran besar yang digunakan pada satu kandang dari lima kandang yang
ada. Penggunaan blower memberikan pengaruh positif yaitu: menurunnya
jumlah ayam panting, stres, dan amonia dalam kandang.
Plasma X membutuhkan 8 blower untuk 4 kandang lainnya. Harga satu
buah blower Rp320.000.00. Jadi total biaya investasi yang dibutuhkan
15
sebesar Rp2.560.000.00 dengan asumsi umur ekonomis blower tersebut
adalah satu tahun. Penggunaan blower dapat menurunkan potensi
kehilangan pendapatan sebesar Rp1.065.079.00 setiap periodenya. Strategi
preventif lain yang dapat diterapkan adalah Penggunaan vitamin C pada air
minum ayam. Kusnadi (2006) menyebutkan bahwa suplementasi vitamin C
sebanyak 250 ppm dapat digunakan untuk mengatasi cekaman panas pada
ayam broiler.
b.
Pengaruh Sumber Penyakit
Dampak risiko akibat penyakit dapat mencapai Rp5.405.996.00. Salah
satu sebab tingginya angka kerugian adalah minimnya biosekuriti selama
masa pemeliharaan ayam broiler. Efeknya yaitu terjadi outbreak penyakit
yang tiba-tiba, sehingga seluruh kandang terinfeksi penyakit.
Gambar 7 Outbreak penyakit CRD akibat minimnya biosekuriti
Strategi yang dapat diterapkan adalah membuat Standard Operational
Procedure (SOP) sanitasi anak kandang dan pengunjung kandang. Sanitasi
dapat menggunakan disinfektan yang disemprotkan ke seluruh pakaian anak
kandang sebelum memasuki kandang ayam, ataupun menyiapkan bak berisi
deterjen atau disinfektan yang digunakan sebagai pencuci kaki sebelum
memasuki kandang ayam. Anggaran biaya operasional yang diperkirakan
adalah Rp180.000.00 per periodenya (3 liter disinfektan) tidak termasuk
disinfektan yang sudah dibeli di perusahaan inti. Jadi dengan strategi ini
diharapkan potensi kerugian dapat ditekan seminimal mungkin.
16
Gambar 8 Usulan strategi preventif risiko cuaca dan penyakit
Usulan strategi preventif dapat mengatasi risiko produksi yang berada
pada kuadran 1 dan 2. Hasil dari penanganan risiko dengan usulan strategi
ini diharapkan dapat menurunkan probabilitas sumber risiko yang berada
pada kuadran 1 (risiko sedang) bergeser ke kuadran 3 (risiko rendah)
sedangkan kuadran 2 (risiko tinggi) bergeser ke kuadran 4 (risiko sedang).
1.
Strategi Mitigasi
Strategi mitigasi digunakan untuk mengatasi sumber risiko pada kuadran 2
dan 4. Sumber risiko pada kuadran 2 dan 4 secara berturut-turut adalah penyakit
dan predator.
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul diantaranya adalah: CRD,
Gumboro, Colibacillosis dan Chronic Respiratory Disease (CRD). Penyakit CRD
dapat ditularkan secara kontak langsung dan telur induk yang telah terinfeksi CRD
(Intervet International bv 2009). Gejala klinisnya yaitu: ayam lemas, nafsu makan
menurun, bersin-bersin, sulit bernafas dan PBB yang menurun. Manajemen yang
dapat diterapkan yaitu proses culling, karantina dan pengobatan menggunakan
antibiotik golongan makrolida. Pencegahan CRD juga dapat dilakukan dengan
vaksinasi saat anak ayam baru menetas.
17
Gambar 9 Proses karantina ayam
Gumboro atau Infectious Bursal Disease (IBD) adalah virus yang menular
melalui kotoran (feses) ataupun kontak secara langsung dengan alat atau pakaian
yang terinfeksi. Efeknya yaitu daya tahan tubuh ayam akan lemah dan dapat
menyebabkan produksi turun ataupun kematian (Intervet International bv 2009).
Kontrol dilakukan dengan vaksinasi gumboro baik pada tingkat parent stock
ataupun finisher dan dibarengi dengan pemberian air gula sesaat setelah vaksinasi.
Penyakit Collibacillosis disebabkan oleh bakteri E. coli yang menyebar
melalui kotoran ayam yang terinfeksi. Pencegahannya yaitu penggunaan kaporit
pada air minum dan sanitasi yang baik sedangkan pengobatannya menggunakan
antibiotik Amoxylin.
Risiko produksi yang diakibatkan oleh predator dikarenakan ada dua
kelemahan pada bangunan kandang. Pertama, adalah sekat lantai kandang yang
tidak rapi dan mengakibatkan kaki ayam mudah terperosok dan mudah dimangsa
oleh biawak. Kedua adalah kawat dinding kandang yang rusak, sehingga kucing
mudah masuk ke kandang untuk memangsa DOC. Penanggulangannya yaitu
dengan melakukan pengecekan dan perbaikan lantai dan kawat kandang setiap
periode produksi. Berdasarkan hitungan ekonomis yang diperkirakan, diperlukan
biaya cadangan sebesar Rp400 000.00 per periode untuk melakukan perbaikan di
bagian kandang yang sudah rusak. Dengan demikian potensi kerugian yang dapat
ditekan mencapai Rp3.910.292.00 per periode produksi. Penanganan risiko
dengan usulan strategi ini diharapkan dapat menurunkan dampak yang disebabkan
sumber risiko yang berada pada kuadran 2 dan 4 bergeser ke kuadran 1 dan 3.
18
Gambar 10 Usulan strategi mitigasi penanggulangan risiko penyakit dan
predator
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Manajemen produksi yang diterapkan Plasma X sudah sesuai dengan SOP
yang diberikan oleh perusahaan inti. Pada peternakan ini, ada tiga sumber risiko
produksi, yaitu: penyakit, predator, dan cuaca. Probabilitas risiko dari yang
tertinggi hingga yang terendah, secara berurutan adalah: sumber risiko cuaca,
penyakit, dan predator. Dampak risiko dari yang tertinggi sampai dengan terendah
secara berurutan, yaitu: sumber risiko penyakit, predator, dan cuaca. Alternatif
strategi preventif risiko cuaca, adalah: penambahan blower dan pemberian vitamin
C. Alternatif strategi preventif risiko penyakit adalah: SOP dengan biosekuriti
yang ketat. Strategi mitigasi risiko penyakit adalah dengan cara penggunaan
antibiotik yang tepat. Sedangkan strategi mitigasi risiko predator dengan cara
melakukan pengecekan dan perbaikan kawat serta lantai kandang disetiap periode
produksi.
Saran
Analisis risiko akan lebih akurat menggunakan data historis selama
minimal dua tahun atau 12 kali periode produksi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Akşit M, Alçin S, Özkan S, Metin K, Özdemir D. 2006. Effects of temperature
during rearing and crating on stress parameters and meat quality of broilers.
Poul Sci. 85(1):1867-1874.
Intervet International bv (NL). 2009. Important poultry disease [Internet].
[diunduh 2012 Des 5]. Tersedia pada : http : // www.canadianpoultry.ca/cms
_pdfs / Important % 20 Poultry % 20 Diseases % 20060058%20-%20CPC%20
website. pdf.
[Dirjenak] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. ISBN 978-979628-019-3. 2011. Statistik Pertanian dan Kesehatan Hewan 2011. Jakarta (ID):
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Dozier WA, Thaxton JP, Branton SL, Morgan GW, Miles DM, Roush WB. 2005.
Stocking density effects on growth performance and processing yields of heavy
broilers. Poul Sci. 84 : 1332-1338.
Kountur R. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta (ID): Abdul Tandur.
Kusnadi E. 2006. Suplementasi vitamin C sebagai penangkal cekaman panas pada
ayam broiler. JITV. 11(4):249-253.
Pinto B. 2011. Analisis risiko produksi pada peternakan ayam broiler milik bapak
Restu di Desa Cijayanti Kecamatan Babakan madang Kabupaten Bogor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Setyono DJ, Ulfah M. 2011. Tujuh Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras
Pedaging. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Denpasar pada tanggal 25 Juni 1990. Penulis memiliki satu
saudara (kakak) yang bernama I Gede Agus Abdi Wirajaya dan merupakan anak
dari pasangan I Made Nama dan Ni Ketut Ratmini. Pendidikan penulis dimulai
dari TK Putra Budaya, SD 16 Kesiman, SMPN 1 Denpasar, SMAN 1 Denpasar,
dan melanjutkan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor di Fakultas
Peternakan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Penulis aktif
dalam kegiatan keagamaan di KMHD, Komunitas Pecinta Bali yaitu
Brahmacarya, dan juga berbagai kegiatan sosial di luar kampus. Di luar kampus
penulis juga aktif menjalankan wirausaha bersama-sama teman satu kelas
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, dan saat ini pun masih
terus aktif dalam kegiatan wirausaha di bidang agribisnis. Prestasi akademik
penulis yaitu menjadi kandidat mahasiswa berprestasi pada tahun 2009 di
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan.