Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER
DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG,
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MANGAPUL DAVID
H34114040

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko
Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang,
Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Mangapul David
NRP H34114040

ABSTRAK
MANGAPUL DAVID. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler
di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Dibimbing oleh NETTI TINAPRILLA.
Sub sektor penghasil utama komoditas pertanian adalah daging, susu, dan telur.
Usaha peternakan ayam broiler menjadi salah satu usaha yang memiliki potensi di
Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler di
Jawa Barat yang pertumbuhannya mencapai 7.75 persen. Fluktuasi produksi ayam broiler
menunjukkan adanya risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumbersumber risiko produksi, menganalisis probabilitas sumber-sumber risiko, dan
menganalisis dampak sumber-sumber risiko produksi di Kampung Kandang. Analisis
risiko produksi ayam broiler menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui pengamatan, wawancara, diskusi, dan kuesioner dengan para peternak,
sementara data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan. Metode analisis data adalah
analisis deskriptif data dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sumber
risiko yang ditemukan pada produksi ayam broiler adalah perubahan cuaca, penyakit, dan
predator. Penyakit adalah sumber risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak yang
paling besar, yaitu sebesar 91.62 persen dan Rp 7 857 249.00. Hasil pemetaan risiko
menunjukkan bahwa ada jenis strategi manajemen, yaitu strategi preventif dan strategi
mitigasi. Dalam melakukan strategi yang diusulkan sebaiknya peternak mengutamakan
strategi untuk mengurangi dampak dan probabilitas oleh sumber risiko penyakit.
Kata kunci : Analisis risiko prtoduksi, sumber risiko, broiler

ABSTRAK
MANGAPUL DAVID. Production Risk Analysis on Broiler Farm in Tegal Village,
Kemang Sub District, Bogor District, West Java. Supervised by NETTI TINAPRILLA.
Poultry is an important sub sector in contributing to GDP. One of poultry
commodities which has big potential is broiler farm. Bogor District is one of broiler
production central in West Java with growth rate about 7.75%. Meanwhile, broiler
production in Bogor District is fluctuation. The purpose of this research is to analyze the
risk of production sources, analyze the probability of risk source, and analyze the impact
of risk sources in Kampung Kandang. Risk analysis broiler production was examined

using primary data and secondary data. Primary data obtained through observation,
interviews, discussions, and questionnaires with the farmers, while the secondary data
obtained from the relevant literature. Method of data analysis on this research use
descriptive analysis of the data using qualitative and quantitative risk analysis using the
data. The sources of risk found broiler production is a weather, disease, and predators.
Disease are a source of risk that may occur and the greatest impact, amounting to 91.62
percent and Rp 7 857 249. The results of mapping risk indicate that there are two kinds of
management strategies such as preventive and mitigation strategies. In conducting a
proposed strategy, the farmers should do strategy by prioritizing strategy that is caused by
a source of risk of disease
Keywords: Production risk analysis, risk sources, broiler

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER
DI DESA TEGAL, KAMPUNG KANDANG, KECAMATAN KEMANG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MANGAPUL DAVID

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di
Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat.
Nama
: Mangapul David
NRP
: H34114040

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing


Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM.
NIP. 132 133 965

Diketahui oleh
Ketua Departemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.
NIP. 131 415 082

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah risiko produksi,
dengan judul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa
Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir, Netti Tinaprilla, MM selaku
pembimbing, serta Ibu Dr. Ir. Anna Faryanti, M.Si yang telah banyak memberi

saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kiman,
Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, Bapak Jayadi, Bapak Iskandar,
Bapak Jahidin, Bapak Rukma, Bapak Nugraha, Bapak Hasyim selaku responden
selama masa penelitian dan Deine Isti Anandansya dan Khitmatul Nizhah yang
telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Mangapul David

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR


iii

DAFTAR LAMPIRAN

iv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang.................................................................................................. 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 6
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA

7

Peternakan Ayam Broiler .................................................................................... 7

Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler.......................................................... 8
Lahan ............................................................................................................... 8
Kandang dan Peralatan Kandang ..................................................................... 8
DOC ............................................................................................................... 10
Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler .............. Error! Bookmark not defined.
Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler......... Error! Bookmark not defined.
Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam BroilerError! Bookmark not
defined.
KERANGKA PEMIKIRAN
Error! Bookmark not defined.
Kerangka Pemikiran Teoritis.............................. Error! Bookmark not defined.
Konsep Dasar Risiko .......................................... Error! Bookmark not defined.
Analisis Risiko ................................................... Error! Bookmark not defined.
Kategori Risiko ................................................... Error! Bookmark not defined.
Pemetaan Risiko ................................................................................................ 16
Penanganan Risiko ............................................................................................ 16
Alur Pemikiran Operasional .............................................................................. 17
METODE PENELITIAN

19


Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 19
Data dan Sumber Data ....................................................................................... 19
Teknik Pengumpulan Data ................................. Error! Bookmark not defined.
Metode Analisi Data ........................................... Error! Bookmark not defined.
Analisis Deskriptif .............................................. Error! Bookmark not defined.
Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko.......... Error! Bookmark not defined.
Analisis Dampak Risiko ..................................... Error! Bookmark not defined.
Pemetaan Risiko ................................................. Error! Bookmark not defined.

Penanganan Risiko ............................................. Error! Bookmark not defined.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

26

Gambaran Umum Desa Tegal ........................................................................... 26
Letak Administratif dan Kondisi Wilayah ........................................................ 26
Kondisi Demografi ............................................................................................ 26
Karakteristik Responden ................................................................................... 28
Umur Responden ............................................................................................... 28

Tingkat Pendidikan ............................................................................................ 28
Skala Usaha ....................................................................................................... 29
Luas Kandang .................................................................................................... 29
Pengalaman Usaha............................................................................................. 29
Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging................ Error! Bookmark not defined.
Pra Produksi .................................................... Error! Bookmark not defined.
Proses Budidaya.............................................. Error! Bookmark not defined.
ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER
Error! Bookmark not defined.
Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi .... Error! Bookmark not defined.
Analisis Probabilitas Risiko Produksi ............................................................... 36
Analisis Dampak Risiko Produksi ..................................................................... 39
Pemetaan Risiko Produksi .................................. Error! Bookmark not defined.
Strategi Penanganan Risiko Produksi................. Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN

47

Kesimpulan ........................................................................................................ 47
Saran .................................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

48

DAFTAR TABEL
1 Produksi nasional daging, susu, dan telur tahun 2004-2012 ............................. 1
2 Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging tahun
2008-2012 ......................................................................................................... 2
3 Tingkat konsumsi daging (Kg/Kapita/Tahun) di Indonesia tahun 2008 - 2010. 2
4 Harga rata-rata komoditi daging hasil ternak di Jawa Barat bulan Februari
tahun 2013 ......................................................................................................... 3
5 Perkembangan populasi ayam broiler (ekor) tahun 2007-2011 di Kabupaten
Bogor
3
6 Fluktuasi tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler di Desa
Tegal tahun 2012 ............................................................................................... 5
7 Pengaruh kepadatan ruang terhadap berat badan dan tingkat mortalitas ayam
broiler
9
8 Jenis data dan sumber data ................................ Error! Bookmark not defined.
9 Penggunaan lahan di Desa Tegal, Kampung Kandang tahun 2012 ................. 26
10 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan usia tahun 2012 ............. 27
11 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan pendidikan Tahun 2012 . 27
12 Karakteristik responden peternak di Desa Tegal berdasarkan ......................... 28
13 Suhu ideal pemeliharaan ayam broiler .............. Error! Bookmark not defined.
14 Probabilitas sumber risiko di Desa Tegal ........................................................ 37
15 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko cuaca
......................................................................................................................... 39
16 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko
predator ............................................................ Error! Bookmark not defined.
17 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko
penyakit ............................................................ Error! Bookmark not defined.
18 Analisis dampak risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal
.......................................................................... Error! Bookmark not defined.
19 Analisis status risiko produksi peternakan ayam broiler di Desa Tegal .. Error!
Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR
1 Tingkat fluktuasi mortalitas pada salah satu usaha peternakan ayam broiler di
Desa Tegal tahun 2012 ...................................................................................... 5
2 Proses pengelolaan risiko perusahaan .............................................................. 17
3 Alur pemikiran operasional .............................................................................. 19
4 Peta risiko .......................................................... Error! Bookmark not defined.
5 Preventif risiko .................................................. Error! Bookmark not defined.
6 Mitigasi risiko ................................................... Error! Bookmark not defined.
7 Hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di,
Kampung Kandang, Desa Tegal ...................... Error! Bookmark not defined.

8 Usulan strategi preventif pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal.... Error!
Bookmark not defined.
9 Usulan strategi mitigasi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal ..... Error!
Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis dampak sumber penyakit ............ Error! Bookmark not defined.
2 Hasil analisis probabilitas sumber penyakit ...... Error! Bookmark not defined.
3 Hasil analisis dampak sumber predator............. Error! Bookmark not defined.
4 Hasil analisis probabilitas sumber predator ...... Error! Bookmark not defined.
5 Hasil analisis dampak sumber cuaca ................. Error! Bookmark not defined.
6 Hasil analisis probabilitas sumber cuaca........... Error! Bookmark not defined.
7 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError!
Bookmark
not defined.
8 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError!
Bookmark
not defined.
9 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Iskandar, Bapak
Jahidin, dan Bapak Rukma ............................... Error! Bookmark not defined.
10 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Nugraha, Bapak
Hasyim, dan Bapak Kiman .............................. Error! Bookmark not defined.
11 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Ichwan, Bapak Aslih,
Bapak Sudrajat, dan Bapak Jayadi .................................................................. 57
12 Pemberian sekam pada lantai kandang ........................................................... 57
13 Pembersihan tempat pakan dan minum .......................................................... 58
14 Pengadaan DOC .............................................................................................. 58
15 Pemanas kandang dengan menggunakan kompor gas .................................... 59
16 Pemanas kandang dengan menggunakan tungku kayu bakar ......................... 59
17 Ciri-ciri ayam yang mengalami sakit .............................................................. 60
18 Ciri ayam yang mengalami cuaca panas .......... Error! Bookmark not defined.
19 Tempat penyimpanan pakan ayam pada salah satu peternakan di Kampung
Kandang, Desa Tegal ....................................... Error! Bookmark not defined.
20 Proses pembersihan tempat pakan dan minum ayamError! Bookmark not
defined.
21 Proses pemeliharaan ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal ............... Error!
Bookmark not defined.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan kontribusi sektor
pertanian dalam Produk Domestik Bruto yang cukup besar. Sub sektor peternakan
merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini
dapat memberikan kontribusi besar untuk pertanian Indonesia. Kontribusi sub
sektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh seberapa besar
kemampuan pelaku di sub sektor ini mengembangkan usaha peternakan tersebut
agar mempunyai prospek yang baik di pasar. Terkait dengan hal tersebut, maka
sub sektor peternakan yang akan dikembangkan di masa yang akan datang
diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar.
Sub sektor peternakan adalah penghasil utama komoditi daging, susu, dan
telur. Tiga komoditi ini menjadi andalan dan tolok ukur perkembangan peternakan
khususnya di Indonesia. Tabel 1 menggambarkan perkembangan produksi daging,
susu, dan telur di Indonesia Tahun 2004-2012.
Tabel 1 Produksi Nasional dan Perkembangan Produksi Daging, Susu, dan Telur
Tahun 2004-2012
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012*

Daging
(000 Ton)
2 020.4
1 817.0
2 062.9
2.067.6
2 136.6
2 204.9
2 366.2
2.554.2
2 690.9

r (%)
-10.06
13.53
0.22
3.33
3.19
7.31
7.94
5.35

Telur
(000 Ton)
850.3
945.8
973.5
1 107.3
1 051.3
1 204.4
1 382.1
1 323.6
1 306.8

r (%)
11.23
2.92
13.74
-5.04
14.54
14.75
-4.23
-1.27

Susu
(000 Ton)
479.9
493.4
553.4
549.9
536.0
616.5
567.7
647.0
827.2

r (%)
2.81
12.16
-0.63
-2.52
15.02
-7.92
13.97
27.81

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013 (diolah)
Tabel 1, menunjukkan perkembangan produksi antara ketiga produk
andalan subsektor peternakan yaitu daging, susu, dan telur. Jika diambil
perbandingan diantara ketiganya, maka daging merupakan komoditi terbesar dari
hasil peternakan. Pada tahun 2012 kuantitas produksi daging di Indonesia sebesar
2 690 900 ton, lebih besar dari jumlah produksi telur yang hanya sebesar 1 306
800 ton dan produksi susu sebesar 827 200 ton. Total produksi daging selalu

mengalami kenaikan setiap tahun, kecuali pada tahun 2005 mengalami penurunan
sebesar 10.06 persen. Meskipun pernah mengalami penurunan, secara total
produksi daging masih lebih besar dibandingkan telur dan susu. Angka statistik
pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa daging merupakan komoditi utama dan
terbesar dari sub sektor peternakan.
Saat ini budidaya ayam broiler semakin digemari karena proses
pembudidayaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan sapi ataupun
hewan lain yang juga dibudidayakan untuk diambil dagingnya, hal tersebut dapat
dilihat tingginya kontribusi produksi nasional daging ayam broiler terhadap total
produksi nasional daging di Indonesia. Salah satu sentra pembudidayaan ayam
broiler di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Tabel 2 memperlihatkan
kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging di Jawa
Barat.
Tabel 2 Kontribusi Daging Ayam Broiler Terhadap Total Produksi Jawa Barat
Daging Tahun 2008-2012
No
1
2
3
4
5

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012

DagingAyam Broiler
1 018.70
1 101.80
1 214.30
1 337.90
1 428.80

Produksi Daging
2 136.60
2 204.90
2 366.20
2 554.20
2 690.90

Kontribusi (%)
47.70
50.00
51.30
52.40
53.10

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)
Berdasarkan Tabel 2, daging yang dihasilkan ayam broiler memberikan
kontribusi sangat besar bagi pengadaan daging. Pada Tahun 2012 kontribusi
daging ayam ras mencapai angka 53.10 persen, hal ini jelas mengindikasikan
bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting bagi
perekonomian ataupun kehidupan masyarakat. Kuantitas produksi yang besar ini
merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik agar usaha peternakan ayam
broiler dapat terus berkembang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data yang di peroleh tingkat konsumsi daging per kapita di
Indonesia, tingkat konsumsi ayam mengalami peningkatan pertumbuhan konsumsi
setiap tahunnya. Tingkat pertumbahan konsumsi ayam yang cukup tinggi dapat di
lihat dari Tabel 3 berikut
Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Daging (Kg / Kapita / Tahun)
Indonesia Tahun 2008 - 2010
Komoditi
Sapi /Beef Cattle
Kambing / Goat
Babi / Pork
Ayam / Chicken
Daging lainnya /
Other Meat

2008
0.37
0.05
0.21
3.02
0.05

2009

2010

di

0.31
0.00
0.21
3.60

0.37
0.00
0.21
4.17

Pertumbuhan(%)
16.67
0.00
15.94

0.05

0.05

0.00

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)
Faktor penting lainnya yang menyebabkan ayam broiler tinggi peminatnya
adalah harga daging yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi

ataupun daging kambing. Tabel 4 menampilkan harga beberapa jenis daging ternak
di Jawa Barat, yang dapat
menjadi alasan minat masyarakat memilih
mengkonsumsi daging ayam.

Tabel 4 Harga Rata-Rata Komoditi Daging Hasil Ternak di Jawa Barat bulan
Februari Tahun 2013
Komoditi
Daging sapi murni
Daging kambing / domba
Daging ayam ras

Harga rata- rata (rupiah/ kg)
Peternak
Konsumen
83 000
75 000
18 000

90 000
78 000
23 000

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013
Tabel 4 menunjukkan bahwa harga daging ayam broiler lebih murah
dibandingkan dengan harga daging sapi maupun daging kambing atau domba.
Untuk mendapatkan setiap 1 kilogram daging broiler dibutuhkan Rp 23 000.00.
Harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga 1 kilogram daging sapi
berbagai jenis dan daging kambing atau daging domba perkilogramnya. Dengan
demikian secara ekonomis konsumen lebih cenderung untuk mengkonsumsi
daging ayam broiler dari pada daging sapi atau kambing.
Provinsi Jawa barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi daerah
sentra produksi dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor. Pemilihan Kabupaten
Bogor didasarkan kepada trend pertumbuhan populasi di daerah ini yang semakin
tinggi. Secara statistik populasi ayam broiler sejak tahun 2008 hingga tahun 2011
terus meningkat. Trend pertumbuhan populasi ayam broiler juga selalu positif
sejak tahun 2008. Jika dihitung sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 kenaikkan
populasi ayam broiler sudah mencapai 31 persen dan rata kenaikan sebesar 7.75
persen setiap tahun. Angka yang sangat besar ini mengindikasikan bahwa
Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar terutama secara kuantitas produksi.
Angka kenaikkan populasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Perkembangan Populasi Ayam Broiler (ekor) Tahun 2007-2011 di
Kabupaten Bogor
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

Populasi

r (%)
12 756 300
13 775 475
14 363 496
15 771 780
17 175 302

8
4.3
9.8
8.9

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013 (diolah)
Pengembangan usaha ternak ayam broiler akan berhasil apabila peternak
mampu mengelola usaha ternaknya dengan baik. Pengelolaan usaha ternak ayam
broiler harus ditunjang dengan kemampuan manajemen yang baik, mulai dari
manajemen produksi, keuangan, sumberdaya manusia, dan manajemen pemasaran.
Peternak sebagai pengambil keputusan bisnis harus memiliki kompetensi yang
baik untuk mengelola seluruh perusahaan, yang akan berpengaruh besar terhadap
keberhasilan usahanya. Kemampuan manajemen yang baik harus ditunjang

dengan infrastruktur peternakan yang memadai. Infrastruktur yang memadai dapat
ditunjukkan dengan kemudahan akses keluar dan masuk peternakan, jaringan
listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan dan lain-lain.
Pada usaha peternakan ayam broiler biasanya terdapat beberapa kendala.
Kendala tersebut dapat berupa tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang
sering ditemukan dalam usahaternak ayam broiler ini adalah risiko produksi, dan
risiko harga. Pengelolaan usahaternak khususnya ayam broiler selalu dihadapkan
pada risiko, karena itu pelaku bisnis ini harus disertai dengan pengetahuan dan
kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kemampuan mengelola risiko yang
baik sangat diperlukan peternak untuk meminimalkan risiko, sehingga usaha ini
dapat memberikan keuntungan sesuai yang diharapkan peternak. Manajemen
risiko adalah alat bantu bagi peternak dalam proses pengambilan keputusan.
Manajemen yang diterapkan oleh para peternakan di Desa Tegal haruslah efektif
agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Salah satu sumber risiko pada peternakan ayam penyakit yang menyerang
ayam broiler. Penyakit pada peternakan ayam yang sangat merugikan para
peternak adalah penyakit flu burung yang menyebabkan kematian pada ayam.
Penyakit flu burung di Jakarta mengakibatkan kematian pada ayam hingga
mencapai 100 000 ekor pada tahun 2006. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Ditjen Peternakan, jumlah kematian unggas akibat virus flu burung pada periode
Januari – Februari 2004 mencapai 4.80 juta ekor sementara untuk periode Januari
– Juli 2005 tercatat 8 000 ekor dan selama Mei – Desember 2005 kematian unggas
mencapai 3 ribu ekor. Kematian ayam yang cukup besar akibat dari virus flu
burung menyebabkan banyak peternakan yang mengalami kerugian hingga harus
menutup peternakan.

Perumusan Masalah
Peternakan yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan
Kemang merupakan peternakan yang bergerak di usaha peternakan ayam broiler.
Sama seperti usaha pertanian lainnya usaha peternakan ayam broiler tersebut
memiliki berbagai macam risiko dan salah satu risiko yang di hadapinya adalah
risiko produksi. Adanya tingkat mortalitas yang berfluktuasi pada setiap angkatan
menunjukkan akan adanya risiko produksi yang dialami pada peternakan ayam
broiler yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.
Sumber risiko produksi adalah perubahan cuaca dan iklim yang semakin
tidak menentu sebagai dampak dari global warming. Perubahan cuaca dan iklim
yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak ayam
broiler. Saat musim hujan, suhu udara di dalam kandang menjadi dingin, dan
udara dalam kandang menjadi lembab. Sebaliknya dimusim kemarau, suhu udara
di dalam kandang menjadi panas, kadar karbondioksida meningkat dan udara
dalam kandang terasa lebih pengap. Kondisi seperti ini sulit dihindari dan
mengakibatkan kematian dengan tingkat mortilitas yang cukup tinggi. Pada
dasarnya suhu potensial untuk pemeliharaan ayam broiler adalah sebesar 18°-21°
C (Rasyaf 2007).
Sumber risiko produksi selain cuaca dan iklim adalah penyakit dan parasit
yang berbahaya. Ayam broiler sangat rentan terhadap gangguan dari berbagai

macam penyakit dan parasit. Salah satu penyebab rentannya ayam broiler
terhadap penyakit adalah karena perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu
akhir-akhir ini. Penyakit yang menyerang ayam broiler pada usaha peternakan
ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten
Bogor adalah cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis,
dan newcastle disease. Tabel 6 di bawah ini akan menggambarkan fluktuasi
tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternakan ayam broiler di
Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada 6 periode terakhir yang
secara umum bersumber dari perubahan cuaca dan beberapa penyakit yang
menyerang setiap musimnya.
Tabel 6 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Peternakan Ayam Broiler di Desa
Tegal Tahun 2012
Angkatan
1 (Jan-Feb 2012)
2 (Mar-Apr 2012)
3 (Mei-Jun 2012)
4 (Jul-Agt 2012)
5 (Sep-Okt 2012)
6 (Nov-Des 2012)

Jumlah
DOC awal
(ekor)
7 000
7 000
7 000
7 000
7 000
7 000

Jumlah
Panen (ekor)

Jumlah
Kematian (ekor)

6 681
6 651
6 447
6 594
6 634
6 504

319
349
553
406
366
496

Tingkat
Mortalitas
(%)
4.56
4.99
7.91
5.81
5.23
7.09

Sumber : Manajemen Salah Satu Peternakan Ayam Broiler Desa Tegal Tahun
2012
Tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternak ayam broiler di
Desa Tegal terhitung sangat tinggi. Pada angkatan 3 angka tingkat mortalitas
sampai 7.91 persen, dan pada angkatan terakhir yaitu angkatan 6 tingkat mortalitas
mencapai 7.09 persen.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Batas Maximal (%)
Tinkat Mortalitas (%)

Jan ‐ Feb Mar ‐ Aprl Mei ‐ Jun Jul ‐ Agt Sept ‐ Okt Nov ‐ Des

Gambar 1 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Usaha Peternakan Ayam Broiler di
Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012
Tingginya angka mortalitas tersebut menjadi dasar untuk melakukan
penelitian analisis risiko pada peternakan ayam broiler milik di Kampung

Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Berdasarkan
kondisi peternakan yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa permasalahan
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1.
Sumber - sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di
Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?
2.
Berapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam kegiatan
usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal,
Kecamatan Kemang?
3.
Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko
produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung
Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi selain sumber yang sudah
ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya pada peternakan ayam
broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.
2.
Menganalisis probabilitas dan dampak setiap risiko produksi pada usaha
peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan
Kemang.
3.
Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko
produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung
Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi usaha peternakan ayam
broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dalam
mengambil suatu keputusan bisnis, sehinga usaha ini dapat mengambil
keputusan yang stategis dan tepat sasaran.
2.
Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dimana
penelitian selanjutnya dapat lebih baik dan bisa menganalisis lebih dalam
lagi berkaitan dengan penulisan ilmiah khususnya tentang risiko dalam
usaha peternakan ayam broiler.
3.
Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai wadah dalam
menerapkan teori risiko agribisnis yang telah dipelajari selama masa
perkuliahan.

Ruang Lingkup Penelitian

Produk yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah ayam
broiler yang dibudidayakan oleh para peternak di Desa Tegal, KampungKandang,
Kabupaten Bogor. Kajian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
identifikasi risiko produksi, sumber-sumber risiko dan dampak dari risiko tersebut.
Penelitian ini memerlukan beberapa data berupa data produksi satu periode
terakhir, data DOC, maupun data hasil panen.

TINJAUAN PUSTAKA
Peternakan Ayam Broiler
Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat pesat, baik dari
segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha
menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri maupun
secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging ayam
yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya tarik
tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler
ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang
banyak. Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma,
faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin
tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai
untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa
dibayar setelah ayam broiler dipanen.
Usaha peternakan ayam broiler dapat digolongkan kedalam beberapa
bagian. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96,
usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, pengusaha
kecil peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternakan rakyat adalah peternak
yang mengusahakan budidaya ayam dengan jumlah populasi maksimal 15 000
ekor per periode.
Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang
membudidayakan ayam dengan jumlah populasi maksimal 65 000 ekor per
periode. Sedangkan untuk pengusaha peternakan adalah peternak yang
membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi 65 000 ekor per periode.
Khusus untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan
dari pemerintah. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini
menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau
pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan
pengawasan atas pelaksanaan perusahaan-perusahaan peternakan.
Agribisnis khususnya peternakan dapat dilihat dari empat sub sistem
agribisnis peternakan yaitu hulu, budidaya, hilir dan penunjang. Sub sistem
agribisnis hulu meliputi seluruh proses produksi sapronak (sarana produksi ternak)
seperti DOC, pakan, obat-obatan serta peralatan- peralatan peternakan. Sub sistem
budidaya ternak berkaitan dengan proses produksi ternak dengan menggunakan
input yang dihasilkan oleh subsistem hulu untuk menghasilkan output yang siap
diolah dan dipasarkan. Sub sistem hilir meliputi kegiatan pengolahan produk yang

dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk olahan dan produk
akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang menunjang
keberhasilan ketiga sub sistem diatas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa
lembaga keuangan bank mapun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakankebijakan pemerintah.

Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler
Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam produksi ayam broiler
terbagi menjadi dua, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel.
Faktor produksi tetap terdiri dari lahan, kandang, dan peralatan. Sedangkan faktor
produksi variabel terdiri dari DOC, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, sekam,
air, listrik, bahan bakar untuk pemanas dan tenaga kerja (Aziz 2009).
Lahan
Pemilihan lokasi lahan peternakan penting untuk kelangsungan usaha agar
berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh
peternak, sebab akhir-akhir ini lokasi peternakan sudah berebut areal dengan
kepentingan lain seperti perumahan dan industri berbagai macam barang. Panduan
penetuan lokasi peternakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang baik sesuai
panduan beternak ayam pedaging (Rasyaf 2007).
a. Lokasi lahan untuk peternakan ayam broiler sebaiknya jauh dari
keramaian, jauh dari lokasi perumahan atau dipilih tempat yang sunyi.
Suasana yang tenang sangat diperlukan oleh ayam yang pada dasarnya
mudah terkejut dan stress. Tujuan dari pemilihan lokasi jauh dari
perumahan penduduk adalah agar penduduk tidak mengganggu
peternakan yang membutuhkan ketenangan serta sebaliknya
keberadaan peternakan tidak mengganggu kehidupan penduduk
dengan adanya polusi.
b. Lokasi lahan peternakan sebaiknya tidak jauh dari pusat pasokan
bahan baku dan lokasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan
dengan akses transportasi. Apabila akses sudah baik, maka persyaratan
ini tidak terlalau penting.
c. Lokasi lahan yang dipilih untuk peternakan sebaiknya termasuk areal
agribisnis agar terhindar dari penggusuran. Hal ini sebaiknya
disesuaikan dengan peraturan daerah setempat.
Kandang dan Peralatan Kandang
Hal yang perlu diperhatikan dalam pendirian kandang diantaranya adalah
arah kandang, ukuran kandang, ventilasi kandang, dan sistem alas kandang. Arah
kandang sebaiknya mengarah ke timur atau terbit matahari dan sisi lainya
menghadap arah terbenam matahari. Penyesuaian arah ini bertujuan untuk
mengurangi kepengapan dalam kandang dan mencegah pertumbuhan bibit
penyakit, kutu atau kelembaban yang disebabkan alas lantai yang basah.

Ukuran kandang dapat dibagi menjadi luas ruang kandang, lebar kandang
dan tinggi kandang. Luas ruang kandang untuk ayam broiler di Indonesia adalah
10 ekor/m2. Dengan demikian luas ruang yang disediakan tinggal dikalikan
dengan jumlah ayam yang akan dipelihara dalam kandang tersebut (Rasyaf 2007).
Sebagai contoh, apabila direncanakan akan memelihara 1 000 ekor ayam broiler,
maka luas lantai yang akan dibutuhkan sebagai berikut.

Lebar kandang maksimal 4 m, kecuali bila di tengah-tengah kandang
terdapat jalan tengah maka dapat lebih lebar, akan tetapi maksimal kandang
memiliki lebar 11 m. Kandang dengan jalan tengah biasanya digunakan untuk
peternakan ayam broiler bibit, tetapi peternakan ayam broiler komersial (final
stock) jarang mempergunakan jalan tengah. Sedangkan untuk tinggi kandang
berkaitan erat dengan besarnya kandang. Ketinggian kandang dari lantai sampai
atap teratas minimal 7 m, dan ketinggian kandang dari lantai sampai tinggi atap
terendah minimal 4 m. Ketinggian kandang mempengaruhi ventilasi, temperatur
kandang, dan biaya pembuatan kandang. Tabel 7 menggambarkan pengaruh
kepadatan ruang dalam kandang terhadap berat badan dan mortalitas ayam broiler.
Tabel 7 Pengaruh Kepadatan Ruang Terhadap Berat Badan dan Tingkat Mortalitas
Ayam Broiler
Kepadatan ruang
(ekor/m2)

Rata – rata
Berat badan ayam (kg)

Mortalitas
(%)

11
12
14
16
20
25
33

1.87
1.86
1.84
1.82
1.79
1.75
1.70

2.10
2.30
2.60
3.00
3.60
4.50
5.80

Sumber : Rasyaf (2007) disederhanakan dari North 1978
Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa berat badan ayam harus selalu
terkontrol agar tingkat mortalitas ayam tidak tinggi. Berdasarkan tabel 7 dapat
dilihat bahawa tingkat kematian ayam pada tingkat kepadatan yang telah
ditentukan dengan berat rata-rata ayam yang semakin tinggi dapat mengurangi
tingkat mortalitas. Apabila berat badan ayam 1.70 kg dengan kepadatan kandang
33 ekor/m2 akan menimbulkan tingkat mortalitas 5.80 persen. Angka tersebut
cukup tinggi karena apabila dimisalkan dalam suatu kandang terdiri dari 1 000
ekor ayam maka 58 ekor ayam diprediksi akan mati.
Siklus udara dalam kandang juga sangat penting, karena itu keberadaan
ventilasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan
kandang. Ada dua macam ventilasi bantuan atau ventilasi tambahan yaitu ventilasi

bantuan negatif dan ventilasi bantuan positif. Ventilasi bantuan negatif adalah
penambahan kipas yang berfungsi menyedot udara busuk dari sisi kandang
sementara udara segar masuk dari sisi lain. Ventilasi bantuan positif adalah
penambahan kipas yang berfungsi menghembuskan angin segar ke dalam kandang
dan udara busuk di dalam kandang kemungkinan akan terdesak ke luar (Rasyaf
2007).
Sistem alas lantai untuk pemeliharaan anak ayam dikenal dengan tiga
macam sistem lantai yang dapat digunakan, antara lain sistem alas litter, sistem
alas berlubang dan sistem campuran. Sistem alas litter berupa lantai semen atau
tanah yang dipadatkan kemudian di atasnya ditaburkan kulit padi atau sekam padi.
Sistem alas berlubang terbuat dari bahan kawat atau bambu. Sistem lantai ini
jarang digunakan untuk peternakan ayam broiler, namun mengingat semakin
terbatasnya tanah sistem ini diperkirakan akan semakin digemari peternak.
DOC
Day Old Chick (DOC) adalah komoditas unggulan perunggasan hasil
persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai
ekonomis tinggi (Rasyaf 2007). Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini
adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. DOC merupakan faktor produksi
utama dalam usaha ternak ayam broiler. Beberapa ciri DOC yang berkualitas baik
diantaranya adalah bebas dari penyakit, bobot tidak kurang dari 37 gram, DOC
terlihat aktif, berbulu cerah, kakinya besar dan basah, tampak segar, tidak ada
cacat fisik, dan tidak ada lekatan tinja di duburnya. DOC yang baik akan
menghasilkan ayam broiler dewasa yang baik pula, dimana daging ayam broiler
mengandung protein hewani yang tinggi. Selain itu DOC yang berkualitas juga
dapat dilihat dari tingkat mortalitas yang rendah, dengan standar tingkat
mortalitassebesar 4-5 persen dari total populasi per periode (Fadilah et al 2007).

Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler
Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa penelitian
yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu penelitian
dengan topik analisis risiko. Selain topik penelitian, peneliti juga mengkaji analisis
sumber risiko yang di hadapi oleh para peternak. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui sumber risiko yang dihadapi antara penelitian terdahulu yang pernah
ada dengan penelitian yang akan dilakukan ini, sehingga dapat menunjukkan
adanya persamaan maupun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian (Pinto 2011) menyatakan bahwa sumber risiko yang dihadapi
pada penelitiannya terdapat 4 jenis sumber risiko produksi yaitu kepadatan ruang,
perubahan cuaca, predator, dan penyakit. Penelitian (Amelia 2012) menyatakan
sumber risiko yang dihadapi memiliki tiga sumber risiko yaitu ayam broiler yang
afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca.
Penyakit pada ayam broiler selalu menjadi kendala dalam pengembangan
bisnis ini, atau dengan kata lain usaha ini tidak terlepas dari beberapa penyakit
ayam. Penyebab dari penyakit cukup kompleks, mulai dari bakteri, virus,

protozoa, dan parasit. Beberapa penyakit ayam yang popular di Indonesia antara
lain Cronic respiratory disease, coryza, Newcastle disease (ND) atau sering
disebut tetelo, gumboro, berak darah, colibacillosis, dan avian influenza yang
menjadi musuh menakutkan bagi peternak akhir-akhir ini (Rasyaf 2007). Akan
tetapi pada setiap peternakan jenis penyakit yang menyerang tidak selalu sama. Ini
terjadi pada penelitian (Solihin 2009) dan (Aziz 2009).
Penelitian (Solihin 2009) dilakukan pada peternakan ayam broiler CV AB
Farm Kecamatan Bojonggenteng , Sukabumi. Jenis penyakit yang menyrang ayam
pada peternakan ini antara lain cronic respiratory disease atau penykit pernafasan,
colibasilus yang disebabkan oleh oksigen dalam kandang yang berkurang baik
karena manajemen kandang terutama manajemen buka tutup tirai, sehingga
sirkulasi udara kurang lancar dan ayam menghirup oksigen yang mengandung
amoniak. Penyakit colibasilus juga disebabkan oleh sekam atau alas lantai yang
basah. Penyakit lain terjadi pada masim pancaroba adalah ND atau tetelo, CRD
kompleks dan coccidiosis, runting stunting syndrome (kekerdilan) yang timbul
lebih disebabkan karena kualitas DOC yang kurang baik.. Sedangkan pada
penelitian (Aziz 2009) pada peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa
Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, penyakitnya yang menyerang ayam
broiler pada peternakan ini yaitu nutritional deficiency (penyakit defisiensi
nutrisi), pullorum disease (penyakit berak putih), coccidiosis (berak darah), flowl
cholera (berak hijau), dan ND atau tetelo. Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya ditemukan sumber risiko usaha peternakan ayam broiler yang paling
sering di temui akibat dari faktor cuaca, iklim dan penyakit. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Solihin, Aziz, Pinto, dan Amelia.

Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler
Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang akan menimbulkan dampak
kerugian. Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap keputusan selalu mengandung
risiko. Oleh sebab itu kejelian menanggapi dan meminimalisir risiko merupakan
hal wajib yang harus dilakukan setiap perusahaan. Terutama agribisnis yang
merupakan usaha dengan makhluk hidup sebagai objek usaha akan sangat
membutuhkan penanganan risiko yang efektif.
Risiko dalam agribisnis
diantaranya risiko produksi, disini dapat dilihat dalam hal produk yaitu produk
tersebut gagal panen, dan rendahnya kualitas produk. Selanjutnya risiko pasar
dapat terjadi karena rendahnya harga jual, bargaining position perusahaan yang
rendah dan ketidaktersediaan pasar. Selanjutnya risiko dalam hal teknologi seperti
rusaknya mesin dan alat-alat pertanian. Selain itu risiko yang sering dihadapi oleh
dunia agribisnis yaitu risiko pendanaan seperti kredit macet.
Agribisnis peternakan khususnya beternak ayam broiler cenderung
memiliki tingkat risiko yang tinggi. Fluktuasi harga input maupun output menjadi
faktor yang paling besar penyebab risiko. Penelitian yang dilakukan (Robi’ah
2006) dan (Herawati 2011) sesuai dengan pernyataan diatas dimana penelitian
robi’ah menyatakan bahwa tingginya tingkat risiko yang dihadapi usahaternak
ayam broiler pada Sunan Kudus Farm adalah sebesar 1.30. Tingginya tingkat
risiko tersebut dikarenakan fluktuasi harga input (pakan dan DOC) dengan struktur
pasar oligopoly, fluktuasi harga output dengan struktur pasar persaingan tidak

sempurna serta fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang
menyebabkan risiko yang dihadapi tinggi. Penelitian (Herawati 2001) juga
menyatakan bahwa biaya biaya paling besar yang dikeluarkan CV Pekerja Keras
dalam produksinya adalah biaya pakan sebesar 62.55 persen dan DOC sebesar
29.23 persen. Sedangkan biaya obat dan vaksin, biaya tenaga kerja, biaya sewa
kandang dan biaya lain-lain relatif kecil yaitu sebesar 4.06 persen, 1.34 persen,
1.23 persen dan 0.33 persen.
Risiko produksi pada peternakan ayam broiler tergolong besar, perubahan
cuaca dan penyakit menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap risiko produksi.
Hal ini sesuai dengan penelitian (Aziz 2009) tentang analisis risiko dalam usaha
ternak ayam broiler studi kasus peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di
Desa Tapos Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah
usaha tersebut memiliki produksi dan sosial yang berakibat pendapatan
berfluktuasi tajam. Khusus untuk risiko produksi disebabkan oleh cuaca, iklim
dan penyakit. Pada dasarnya risiko produksi yang disebabkan oleh penyakit dan
keadaan cuaca tidak hanya menyerang usahaternak ayam broiler akan tetapi hal ini
juga terdapat pada usaha agribisnis secara keseluruhan.

Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam Broiler
Penelitian (Pinto 2011) menyatakan trategi preventif yang diusulkan
peneliti untuk sumber risiko kepadatan ruang adalah pemakaian ventilasi bantuan.
Hal ini bertujuan agar udara busuk yang ada di dalam kandang dapat terusir dan
tidak mengganggu perkembangan ayam. Usulan strategi preventif berikutnya yaitu
untuk mengurangi probabilitas penyakit. Strategi preventif yang diusulkan adalah
meningkatkan kedisplinan anak kandang dalam menjaga sarana prasarana seperti
sumur sebagai sumber air minum serta menjaga perlakuan yang bersifat
operasional agar tetap steril. Selain itu untuk menghindari tumbuh berkembangnya
kutu dan parasit lainnya, peternakan Bapak Restu disarankan untuk melakukan
penyemprotan menggunakan insectysida. Cuaca yang berada pada kuadran 3 juga
diusulkan menggunakan strategi preventif, yaitu dengan mendisiplinkan anak
kandang dalam buka tutup tirai, hal ini bertujuan perubahan cuaca tidak dirasakan
langsung oleh ayam. Selain itu. strategi mitigasi juga diusulkan peneliti bagi
peternakan ayam broiler milik Bapak Restu untuk mengurangi dampak dari
sumber risiko penyakit.
Penelitian (Aziz 2009) alternatif manajemen risiko yang dapat diterapkan
adalah mendatangkan tim medis yang dikepalai oleh seorang dokter hewan yang
bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan ayam secara keseluruhan. Adanya
tim medis ini diharapkan dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat penyakit
yang mewabah di usaha peternakan. Alternatif manajemen risiko yang dapat juga
diterapkan oleh usaha peternakan adalah memperbaiki teknologi dalam hal
pengaturan sirkulasi kandang. Perbaikan teknologi dalam hal pengaturan sirkulasi
kandang dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat cuaca dan iklim yang tidak
menentu. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah membuat air
deflector, memasang insulasi di atap kandang (Roof Insulation), dan memasang
kipas angin.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini disusun melalui kerangka pemikiran, yang berasal dari
penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Berikut adalah
kerangka pemikiran teoritis yang akan dijelaskan secara terperinci.
Konsep Dasar Risiko
Definisi risiko sangat beragam dimana masing-masing definisi tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga setiap definisi tersebut dapat saling
mengisi satu sama lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) menyebutkan
bahwa risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Pengertian lain tentang risiko
menurut Darmawi (2006) adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang
diharapkan.
Ketidakpastian (uncertainty) merupakan kondisi yang menyebabkan
tumbuhnya risiko. Ketidakpastian tersebut akan timbul karena berbagai sebab
antara lain: jarak waktu dimulai perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu
berakhir, keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan, dan keterbatasan
pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengambilan keputusan.
Kountur (2006) menjelaskan bahwa risiko adalah kemungkinan kejadian
yang merugikan. Terkait dengan definisi tersebut, Roumasset (1979) menjelaskan
bahwa terdapat tiga unsur yang terkait dalam sebuah risiko. Ketiga unsur tersebut
adalah kejadian, kemungkinan, dan akibat. Apabila diuraikan lebih jauh maka
masih ada tig