3.5.1 Subsektor tanaman pangan
Cakupan subsektor tanaman pangan meliputi padi palawija dan holtikultura. Produksi padi pada tahun 2009 tercatat padi ladang sebesar 38.603 ton, mengalami peningkatan
jika  dibanding  tahun  2008  sebesar  36.108  ton.  Untuk  padi  sawah  produksi  sebesar 97.474  ton  pada  tahun  2009,  keadaan  ini  juga  meningkat  dibanding  produksi  tahun
2008 yaitu 73.172 ton.
Sedangkan  komoditi  jagung  produksi  tahun  2008  sebesar  419.619  ton  juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 427.747 ton. Sedangkan tanaman ubi
jalar tahun 2008 9.908 ton mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 6.337 ton.
3.5.2 Subsektor perkebunan
Pada umumnya usaha perkebunan di Kabupaten karo adalah usaha perkebunan rakyat. Jenis  tanaman  yang  biasa  ditanam  adalah  kemiri,  kopi,  kelapa,  tembakau,  coklat,
kelapa sawit, cengkeh, kulit manis, aren, tebu, vanili, kapulaga, lada, pinang, jahe, dan karet.
3.5.3 Subsektor peternakan
Usaha peternakan umumnya diusahakan oleh rakyat yang bertujuan untuk dikonsumsi dan  juga  untuk  menambah  pendapatan  rumah  tangga.  Ternak  yang  umum  dipelihara
masyarakat adalah sapi, kerbau, kambing, ayam, babi, kelinci, dan itik. 24
3.5.4 Subsektor perikanan
Perikanan  umumnya  diusahakan  di  sawah  sebagai  kolam  dan  di  danau  bagi Kecamatan Merek. Produksi ikan dari kolam rakyat mengalami peningkatan, di mana
tahun 2008 sebesar 138 ton menjadi 140 ton pada tahun 2009.
3.5.5 Subsektor kehutanan
Di  Kabupaten  Karo  terdapat  hutan  lindung  seluas  98.644,5  Ha  daerah  kawasan Leuser, hutan suaka alam seluas 7 Ha, hutan  produksi terbatas seluas 15.592 Ha, dan
hutan  produksi  seluas  11.293  Ha.  Dari  seluas  125.536,50  Ha  hutan  yang  ada  di Kabupaten  Karo  kondisinya  sangat  memprihatinkan.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil
produksi  hutan  seperti  getah damar, rotan, kayu  yang  semakin menurun setiap tahun, dan pada beberapa tahun terakhir sudah tidak memproduksi lagi.
BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM