Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara

i

PENGARUH TINGKAT PENGGENANGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI BAKAU (Rhizophora mucronata Lamk.)
PADA UMUR YANG BERBEDA DI KAWASAN EKOWISATA
MANGROVE ANGKE KAPUK, JAKARTA UTARA

HIRENG AMBARAJI

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ii

PENGARUH TINGKAT PENGGENANGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI BAKAU (Rhizophora mucronata Lamk.)
PADA UMUR YANG BERBEDA DI KAWASAN EKOWISATA
MANGROVE ANGKE KAPUK, JAKARTA UTARA


HIRENG AMBARAJI

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

iii

RINGKASAN
Hireng Ambaraji. E34070059. Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap
Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur yang
Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara.

Dibawah Bimbingan Nyoto Santoso dan Cecep Kusmana
Komunitas mangrove memiliki toleransi tinggi terhadap pasang surut air
laut dengan tipe tumbuhan yang toleran terhadap garam (Tomlinson 1986).
Rhizophora mucronata merupakan jenis tanaman mangrove yang memiliki
kemampuan tumbuh di daerah pasang surut tinggi daripada Avicennia sp. dan
Bruguiera sp. (Kusmana et al. 2005). Menurut Triswanto (2000), kedalaman air
dan umur tanaman berpengaruh nyata terhadap daya toleransi pertumbuhan R.
mucronata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh penggenangan terhadap respon pertumbuhan dan menentukan tingkat
penggenangan optimal yang mendukung pertumbuhan semai R. mucronata.
Penelitian berlangsung pada bulan Maret-Juni 2011 di Kawasan Ekowisata
Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. Metode yang digunakan berupa
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga replikasi (semai berumur 28
minggu, 12 minggu, dan 8 minggu) dan tiga treatment (tingkat penggenangan
sampai batas leher akar, 50% batas batang semai, dan sampai batas tinggi bebas
cabang). Data primer berupa respon pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun,
jumlah buku, panjang buku, dan biomassa, sedangkan data sekunder berupa data
klimatologi dan kondisi lingkungan mangrove Tol Sedyatmo. Pengolahan data
menggunakan analisis statistik SAS 9.1.3 Portable.
Berdasarkan hasil analisis statistik, semai R. mucronata (bakau) berumur

28 minggu yang tergenang oleh air masin setinggi setengah dari batang semai
menunjukkan respon pertumbuhan yang optimum dibandingkan dengan tingkat
penggenangan dan umur semai lainnya yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengamatan, semai bakau tersebut menunjukkan pertumbuhan
rata-rata sekitar 7,75 mm diameter batang, 454,21 mm tinggi batang, 7 daun, 5,33
mm panjang buku, 8 buku, 6,18 gram biomassa batang, 9,59 gram biomassa daun,
dan riap tinggi mingguan berjalan sekitar 13,48 mm/minggu.
Kata kunci : Pertumbuhan, R. mucronata, tingkat penggenangan, umur semai

iv

SUMMARY
Hireng Ambaraji. E34070059. Effect of Inundation Degree on the Growth of
Rhizophora mucronata Lamk. to Different Seedling Age at the Mangrove
Ecotourism Area, Angke Kapuk, North Jakarta. Under Supervision of Nyoto
Santoso and Cecep Kusmana
Mangroves have high tolerance to the sea water having high salinity
(Tomlinson 1986). Rhizophora mucronata represents the type of mangrove plant
that has an ability to grow at a higher tidal area than Avicennia sp. and Bruguiera
sp. (Kusmana et al. 2005). According to Triswanto (2000), the depth of

inundation and age of seedling significantly affected growth response. Therefore,
this research was aimed at identifying the effect of degree of inundation on the
growth of R. mucronata.
Research was conducted on March to June 2011 at the Mangrove
Ecotourism area of Angke Kapuk, North Jakarta. The research employed
randomized block design with three replicase (blocks of 28 week-old, 12 weekold and 28 week-old seedlings) and three treatments (inundation of up to: 50% of
stem length, below canopy and root neck). Primary data consisted of height,
diameter, quantity of leaves, quantity of internodes, length of internodes and
biomass, while secondary data consisted of climatology data and literature on
environmental condition. The data were analized using SAS 9.1.3 Portable.
Duncan test showed that blocks significantly affected the growth of R.
mucronata on 0.05 degree of freedom. The optimum growth shown by 28 weeksold seedlings inundated up to 50% of the stem length. The average growth off
those seedlings were 7.75 mm in stem diameter, 454.21 in stem height, 7 leaves,
5.33 mm length of internodes, 6.18 gram in stem biomass, 9.59 gram in leaves
biomass, 13.48 mm per weeks in stem height increment, and 0.23 mm per weeks
in stem diameter increment.
Key words: Growth, R. mucronata, degree of inundation, seedling age

v


PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata
Lamk.) pada Umur yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke
Kapuk, Jakarta Utara” adalah hasil karya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai Karya Ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor,

November 2011

Hireng Ambaraji
NIM E34070059

vi

Judul Penelitian


: Pengaruh Tingkat Penggenangan terhadap Pertumbuhan
Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur
yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke
Kapuk, Jakarta Utara

Nama

: Hireng Ambaraji

NIM

: E34070059

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,


Ir. Nyoto Santoso, MS

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS

NIP. 19620315 198603 1 002

NIP. 19610212 198501 1 001

Mengetahui:
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,

Prof.Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus :

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir
berupa skripsi berjudul “Pengaruh Umur dan Tingkat Penggenangan terhadap
Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) di Kawasan
Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara”. Penulisan ini dilatarbelakangi
oleh level pasang surut air laut yang semakin tinggi akibat pemanasan global yang
berdampak negatif terhadap kawasan mangrove, terutama pada kegagalan tumbuh
anakan mangrove. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai tingkat
penggenangan dan kelas umur yang mendukung pertumbuhan mangrove secara
optimal.
Karya tulis ini merupakan hasil pemikiran yang belum

pernah

dipublikasikan sebelumnya dan dapat dijadikan rujukan atau acuan untuk
menentukan tingkat penggenangan dan umur semai yang sesuai dalam
mendukung pertumbuhan mangrove yang optimal sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan mangrove di Indonesia. Disamping itu,
dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam
upaya penanaman dan penghijauan mangrove di area yang tergenang dengan

respon pertumbuhan yang positif.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna, sehingga
saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan
memberikan kontribusi yang nyata dalam pengelolaan mangrove.

Bogor ,

November 2011

Penulis

viii

RIWAYAT HIDUP
Hireng Ambaraji, lahir di Pati, 10 Februari 1989 dari ayah Sang
Hadji, SH (Alm) dan ibu Endang Mujiah (Almh), Hj. Indanah
(Wali) sebagai putri ke-enam dari enam bersaudara. Pendidikan
formal yang ditempuh penulis, yaitu Pendidikan Taman Kanakkanak Dharma Wanita Pangkalan (lulus tahun 1995), Sekolah
Dasar Negeri 1 Pangkalan (lulus tahun 2001), Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Juwana (lulus tahun 2004), Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tayu (lulus tahun

2007), dan tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Sarjana di
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.
Selama

masa

kemahasiswaan, yaitu

perkuliahan,

penulis

aktif

diberbagai

organisasi

pengurus dan bendahara II Unit Kegiatan Mahasiswa


Merpati Putih (2007-2009), Ketua Divisi Inventarisasi Fauna Goa (KPG ‘Hira’)
Himakova (2009-2011), anggota IKMP dan Himakova (2007-2011), dan lain-lain.
Prestasi-prestasi yang pernah penulis dapatkan dalam masa studi diantaranya
Juara II Lomba Cerpen tingkat Fakultas (2009), lolos seleksi PKM-P yang
dibiayai DIKTI (2010), finalist oral presents in International Conference of
INAFOR Programe 2011 dan beberapa kejuaraan dalam cabang olahraga (team).
Praktek lapang profesi yang telah dilakukan penulis diantaranya Group
Project di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar (2008), Studi Konservasi
Lingkungan di Taman Nasional (TN) Manupeu Tana Daru NTT (2009) dan TN
Sebangau KalTeng (2010), Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Gunung
Sawal-Pangandaran (2009), Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan
Gunung Walat (HPGW) – Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, Bandung
(2010), Praktek Kerja Lapang Profesi di TN Bantimurung Bulusaraung SulSel
(2011), dan lain-lain. Dalam perolehan gelar Sarjana Kehutanan di IPB, penulis
telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Penggenangan
terhadap Pertumbuhan Semai Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) pada Umur
yang Berbeda di Kawasan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara”,
dibawah bimbingan Ir. Nyoto Santoso, MS dan Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS.

ix

UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan hasil penelitian (skripsi) ini dapat terselesaikan dengan
baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan oleh
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1.

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. sebagai dosen pembimbing dan telah
memberikan bantuan material berupa dana penelitian,

2.

Ir. Nyoto Santoso, MS. sebagai dosen pembimbing dalam penelitian
dan penyusunan skripsi ini,

3.

Pengelola Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove tol Sedyatmo atas
ijinnya menggunakan fasilitas, properti, dan lokasi penelitian,

4.

Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta atas bantuan data
sekunder,

5.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Priok atas
bantuan data sekunder,

6.

Program beasiswa PPA tahun 2007-2008, SUPERSEMAR tahun 20082009, ASTAGA tahun 2007, KSE tahun 2009-2011, dan beasiswa
khusus dari Prof. Dr. Purwiyatno tahun 2007-2009 berupa bantuan
material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IPB,

7.

Seluruh

staf

dan

karyawan

Fakultas

Kehutanan,

Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Departemen Silvikultur
yang telah membantu dalam proses peminjaman fasilitas laboratorium
dan administrasi.
8.

Keluarga di Klaten dan Pati yang telah memberidukungan moral
spiritual,

9.

Sahabat Koak 44, KPG ’Hira’ Himakova, teman-teman Fakultas
Kehutanan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,
serta Departemen Silvikultur, serta seluruh pihak terkait yang telah
memberikan bantuan dan semangat dalam pelaksanaan yang tidak
sempat disebutkan satu-persatu.

x

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
I.

PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Perumusan Permasalahan......................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
1.4 Hipotesis...............................................................................................
1.5 Manfaat ................................................................................................

1
1
2
2
2
2

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1 Hutan Mangrove ................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian ................................................................................... 3
2.2.2 Fungsi dan manfaat mangrove..................................................... 3
2.2 Bakau (R. mucronata Lamk.) ................................................................ 4
2.2.1 Taksonomi R. mucronata ............................................................ 4
2.2.2 Nama daerah R. mucronata ......................................................... 4
2.2.3 Karakteristik morfologi dan fisiologi R.mucronata...................... 5
2.2.4 Interaksi R.mucronata dengan lingkungan................................... 6
2.3 Biomassa .............................................................................................. 10
2.4 Riap ...................................................................................................... 10
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 11
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 11
3.3 Rancangan Percobaan ........................................................................... 12
3.4 Tahapan Pelaksanaan ............................................................................ 13
3.4.1 Persiapan sandaran dan peletakan semai...................................... 13
3.4.2 Penanaman.................................................................................. 14
3.4.3 Pengukuran pertumbuhan............................................................ 14
3.4.4 Pengukuran biomassa.................................................................. 16
3.5 Analisis Data ........................................................................................ 17
3.5.1 Respon pertumbuhan R.mucronata.............................................. 17
3.5.2 Penentuan biomassa.................................................................... 19
3.6 Sintesis Data ......................................................................................... 20
IV. KONDISI UMUM DAN LOKASI PENELITIAN .................................. 21
4.1 Sejarah Kawasan................................................................................... 21
4.2 Kondisi Tanah ...................................................................................... 21

xi

4.3 Flora dan Fauna .................................................................................... 21
4.4 Pemanfaatan Kawasan .......................................................................... 22
4.5 Peluang dan Kendala............................................................................. 22
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 23
5.1 Hasil ................................................................................................... 23
5.1.1 Kinerja pertumbuhan semai R. mucronata................................... 23
5.1.2 Kinerja riap pertumbuhan semai R. muconata ............................. 40
5.1 Pembahasan ........................................................................................ 51
5.2.1 Kinerja pertumbuhan semai R. mucronata .................................. 51
5.2.2 Kinerja riap semai R. mucronata................................................. 55
5.2.3 Keragaman respon dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
semai R. mucronata .................................................................... 57
5.2.4 Kondisi semai R. mucronata........................................................ 62
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 65
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 65
6.2 Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66
LAMPIRAN.................................................................................................... 69

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Penyebaran mangrove berdasarkan tingkat penggenangan ........................... 6

2.

Interaksi faktor lingkungan terhadap penyebaran mangrove secara alami..... 7

3.

Skema peletakan data penelitian ................................................................. 13

4.

Struktur tabel sidik ragam Anova model RAK ............................................ 18

5.

Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan diameter batang ........................... 23

6.

Uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan dan blok penggenangan terhadap
pertumbuhan diameter batang semai R. mucronata ..................................... 24

7.

Pengaruh model terhadap keragaman respon tinggi batang semai R.
mucronata .................................................................................................. 25

8.

Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan tinggi batang ............................... 26

9.

Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan tinggi batang............................... 26

10. Pengaruh model terhadap keragaman respon tinggi semai R.mucronata...... 27
11. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah daun................................. 29
12. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah daun................................ 29
13. Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah daun........................... 30
14. Hasil uji Anova dan terhadap pertumbuhan panjang buku........................... 32
15. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan panjang buku .............................. 32
16. Pengaruh model terhadap keragaman respon panjang buku......................... 33
17. Hasil uji Anova dan t pada pertumbuhan jumlah buku ................................ 35
18. Uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan jumlah huku semai R.mucronata. 35
19. Pengaruh model terhadap keragaman respon jumlah buku .......................... 36
20. Hasil uji Anova pada pertumbuhan biomassa.............................................. 38
21. Hasil uji t terhadap model pertumbuhan biomassa ...................................... 38
22. Uji lanjut Duncan terhadap biomassa .......................................................... 39
23. Pengaruh model terhadap keragaman respon biomassa ............................... 40
24. Uji Anova dan uji t pada riap mingguan berjalan (CWI) diameter ............... 40
25. Uji lanjut Duncan terhadap riap CWI diameter ........................................... 40
26. Pengaruh model terhadap keragaman riap CWI diameter ............................ 41
27. Hasil uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan (MWI) diameter........... 43
28. Uji lanjut Duncan terhadap riap rata-rata mingguan (MWI) diameter.......... 43

xiii

29. Uji Anova dan t pada riap mingguan berjalan tinggi ................................... 44
30. Uji lanjut Duncan terhadap riap mingguan berjalan tinggi........................... 45
31. Pengaruh model terhadap keragaman riap CWI tinggi ................................ 45
32. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan tinggi ................................... 47
33. Uji lanjut Duncan terhadap riap rata-rata mingguan tinggi .......................... 47
34. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa akar ...................... 48
35. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa daun ..................... 49
36. Uji Anova dan t pada riap rata-rata mingguan biomassa batang................... 49
37. Uji lanjut Duncan terhadap riap biomassa akar, batang, dan daun ............... 49
38. Pengaruh model terhadap nilai keragaman riap biomassa............................ 50

xiv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Denah lokasi penelitian............................................................................... 11

2.

Desain perlakuan penggenangan terhadap semai pada setiap blok ............... 12

3.

Ilustrasi semai R. mucronata yang diletakkan di sandaran (a) dan
peletakan semai R. mucronata di lapangan (b) ........................................... 14

4.

Batas pengukuran tinggi dan diameter R.mucronata ................................... 15

5.

Pengaruh interaksi perlakuan pada blok penggenangan ke 1 (a), 2 (b), dan
3 (c) terhadap pertambahan diameter semai R. mucronata........................... 25

6.

Pengaruh interaksi model penggenangan terhadap pertumbuhan tinggi
semai R. mucronata pada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c). .................................. 28

7.

Pengaruh interaksi model penggenangan air terhadap pertumbuhan
jumlah daun semai R. mucronata pada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c) ............... 31

8.

Pengaruh interaksi perlakuan dan blok penggenangan air terhadap
pertambahan panjang buku pada blok 1 (a), 2 (b), dan 3 (c) ........................ 34

9.

Pengaruh interaksi perlakuan dan blok penggenangan air terhadap
pertambahan jumlah buku pada blok 1 (a), 2 (b) dan 3 (c)........................... 37

10. Pengaruh model terhadap respon biomassa semai R. mucronata ................. 39
11. Pertambahan riap mingguan berjalan semai R. mucronata pada blok 1
(a), 2 (b), dan 3 (c)...................................................................................... 42
12. Diagram riap rata-rata mingguan diameter semai R. mucronata .................. 44
13. Pengaruh model terhadap riap mingguan berjalan respon tinggi semai R.
mucronata .................................................................................................. 46
14. Pengaruh penggenangan dan blok terhadap riap rata-rata mingguan tinggi
semai R. mucronata .................................................................................... 48
15. Riap biomassa akar, batang, dan daun semai R. mucronata ......................... 50
16. Pertumbuhan daun baru mulai dari kuncup (a), pembentukan daun dan
buku baru (b), dan bekas sarung kuncup mongering (c)............................... 51
17. Persen pengaruh tingkat penggenangan pada umur berbeda terhadap
pertumbuhan semai R. mucronata.............................................................. 53
18. Persen keragaman pengaruh tingkat penggenangan pada umur berbeda
terhadap pertumbuhan semai R. mucronata................................................ 57
19. Grafik kecepatan angin pada bulan Maret-Juni 2011................................... 51
20. Curah hujan bulan Maret-Juni 2011 .............................................................60
21. Suhu bulan Maret-Juni 2011 ...................................................................... 61
22. Persen kelembaban udara bulan Maret-Juni 2011....................................... 61

xv

23. Tekanan udara pada bulan Maret-Juni 2011 ............................................... 62
24. Kondisi daun mongering (a), daun sehat (b), dan daun terdapat bercakbercak coklat terserang hama (c)................................................................. 63
25. Hama dan penyakit yang menyerang daun semai R. mucronata meliputi
telur hitam di bagian bawah daun (a), telur hitam menyebar di bagian
permukaan daun (b), telur putih bersarang di bagian bawah daun (c), ulat
(Pila ampulaceae) (d), pucuk daun mengerut bekas sarang ulat (e), dan
laba-laba (f) ................................................................................................ 63
26. Keong (Telescopium telescopium) yang menyebabkan pembusukan pada
akar (a), menyebar melalui polibag (b), dan pengurangan kulit batang (c)... 64

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Rata-rata diameter (mm) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)................................ 70

2.

Rata-rata tinggi (mm/minggu) semai R. mucronata pada eksperimen 30
Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian) ..................... 70

3.

Jumlah buku (buku) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23
Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)..................................... 70

4.

Pertambahan panjang buku (mm/minggu) semai R. mucronata pada
eksperimen 30 Maret-23 Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir
penelitian)................................................................................................... 71

5.

Jumlah daun (helai) semai R. mucronata pada eksperimen 30 Maret-23
Juni 2011 (masa setelah aplikasi - akhir penelitian)..................................... 72

6.

Biomassa R. mucronata .............................................................................. 72

7.

Riap CWI diameter (mm/minggu) R. mucronata......................................... 73

8.

Riap MWI diameter (mm/minggu) R. mucronata........................................ 73

9.

Riap CWI tinggi (mm/minggu) R. mucronata ............................................. 73

10. Riap MWI tinggi (mm/minggu) R. mucronata ............................................ 73
11. Riap biomassa ............................................................................................ 74
12. Data klimatologi selama bulan Maret-Juni .................................................. 75

1

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di daerah pasang surut

(terutama di pantai yang terlindung, laguna, dan muara sungai) yang tergenang
pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut dengan komunitas
tumbuhan yang toleran terhadap garam (Kusmana et al. 2003). Pola pasang surut
memberi pengaruh terhadap distribusi jenis mangrove, jenis satwa, struktur
tegakan, dan komponen ekosistem di setiap zonasi yang ditemukan pada
ekosistem mangrove. Faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi mangrove
adalah perubahan salinitas air, pertukaran massa air tawar dan air asin, pasang
surut air laut, dan kondisi tanah. Lama periode pasang surut air laut akan
mempengaruhi distribusi jenis, struktur vegetatif, dan fungsi ekosistem mangrove.
Menurut Watson (1926) dalam Triswanto (2000), komposisi jenis dan distribusi
mangrove di area yang terendam berbeda menurut lama periode pasang surut dan
frekuensi penggenangan air pasang.
Perbedaan lama penggenangan dan tingkat kedalaman air merupakan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove. Pertumbuhan tersebut meliputi
pertumbuhan tinggi, diameter, perpanjangan akar, daun, dan lain-lain. Misalnya
pertumbuhan pada sistem perakaran, akar penahan Rhizophora spp. di areal
mangrove dengan kondisi genangan yang tinggi akan menunjukkan posisi akar
yang berada jauh di bawah permukaan tanah, sebaliknya apabila genangan
semakin dangkal maka posisi akar akan berada dekat dengan permukaan tanah
(Triswanto 2000). Hal ini menunjukkan bahwa Rhizophora spp. memiliki
kemampuan tumbuh optimal pada kondisi genangan yang tinggi.
Bakau (R. mucronata) merupakan salah satu jenis tanaman mangrove yang
memiliki kemampuan tumbuh di daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Ketinggian genangan pasang surut air laut yang berbeda dapat
mempengaruhi proses fisiologi dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas
air, penyerapan air, hara, dan pengikatan N oleh akar tanaman. Menurut Triswanto
(2000), kedalaman air pasang dan umur tanaman Rhizophora spp. berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun per pohon, jumlah ruas per pohon,

2

jumlah cabang per pohon, dan akar nafas. Perbedaan pola pertumbuhan bakau
akibat penggenangan air akan mempengaruhi kadar biomassa.
Tingkat

respon

tanaman

dalam

pertumbuhan

tanaman merupakan

representasi pengaruh kolektif dari kondisi lingkungan. Kemampuan tumbuh R.
mucronata secara signifikan dipengaruhi oleh perbedaan umur dan kondisi
lingkungan seperti variasi kedalaman penggenangan (Verheyden et al. 2004).
Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui tinggi daya
toleransi pertumbuhan R. mucronata terhadap tingkat penggenangan air.
1.2

Perumusan Permasalahan
Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

penggenangan terhadap pertumbuhan dan riap semai R. mucronata?.
1.3

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:

1.

Mengidentifikasi pengaruh penggenangan terhadap pertumbuhan dan riap R.
mucronata.

2.

Menentukan tingkat penggenangan yang sesuai untuk mendukung
pertumbuhan R. mucronata yang optimal.

1.4

Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1.

Pertumbuhan

R.

mucronata

dipengaruhi

oleh

tingkat

kedalaman

penggenangan air dan umur semai pada awal penanaman.
2.

Penggenangan air setinggi batas akar pada kelas umur 28 minggu akan
memberi pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan bakau.

1.5

Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.

Memberikan informasi mengenai pengaruh kedalaman air dan kelas umur
semai terhadap pertumbuhan R. mucronata.

2.

Sebagai dasar pertimbangan dalam penanaman dan pengelolaan mangrove
untuk mencapai keberhasilan pertumbuhan yang optimal.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Hutan Mangrove

2.1.1 Pengertian
Kusmana (2005) menyatakan bahwa hutan mangrove didefinisikan sebagai
suatu tingkat hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang
terlindung laguna dan muara sungai) dan komunitas tumbuhnya bertoleransi
terhadap garam. Menurut Irwan (2007), hutan mangrove merupakan ekosistem
yang khas dengan sebaran vegetasi yang seragam, tajuk rata, tidal mempunyai
lapisan tajuk dengan bentukan yang khas, selalu hijau, dan mampu tumbuh di
lingkungan yang ekstrem (air asin, berlumpur, dan selalu tergenang). Hutan
mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloed
bossehan, dan hutan payau.
2.1.2 Fungsi dan manfaat mangrove
Fungsi mangrove dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu fungsi fisik,
fungsi biologis (ekologis), dan fungsi ekonomis (Kusmana 2005). Fungsi fisik
dari mangrove, yaitu dapat menjaga garis pantai dan tebing sungai dari
erosi/abrasi agar tetap stabil, mempercepat perluasan lahan, mengendalikan intrusi
air laut, melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan
angin kencang. Fungsi biologis/ekologis mangrove, yaitu tempat mencari makan,
memijah, berkembang biak berbagai jenis biota laut, tempat bersarang berbagai
jenis satwa liar terutama burung dan sumber plasma nutfah. Fungsi ekonomis
mangrove, yaitu memproduksi berbagai jenis hasil hutan (kayu) maupun hasil
hutan bukan kayu dan sebagai lahan untuk kegiatan produksi pakan lainnya.
Sumberdaya mangrove dalam tingkat primary biotic component berpotensi
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Manfaat mangrove dalam tingkat
ekosistem secara keseluruhan, yaitu sebagai lahan tambak, pertanian, kolam
garam dan lahan pariwisata. Manfaat mangrove sebagai primary biotic component
adalah peningkatan skala komersial berbagai jenis flora mangrove sebagai chips,
polywood, scalfold, kayu bakar, arang, dan berbagai jenis biota laut (ikan, udang,
kepiting, burung) yang dapat digunakan sebagai objek penelitian, budidaya, dan
sumber pangan serta bahan obat-obatan tradisional. Contoh jenis dan bagian

4

tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah kulit batang dan daun R.
mucronata yang diyakini dapat mengatasi penyakit astrigen, anti muntah,
antidiare, hoemostatic, dan antiseptik (Kusmana 2005). Menurut Rohini et al.
(2010), kandungan polysaccharide dalam kulit R. mucronata dapat menjadi obat
anti HIV.
2.2

Bakau (R. mucronata Lamk.)

2.2.1 Taksonomi R. mucronata
Taksonomi bakau (R. mucronata Lamk.) adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub kelas

: Rosidae

Ordo

: Mytales

Famili

: Rhizophooraceae

Genus

: Rhizophora

Spesies

: R. mucronata Lamk. (Tomlinson 1986).

2.2.2 Nama daerah R. mucronata
Nama daerah R. mucronata Lamk. adalah bakau, bakau gundul, bakau
genjah, bakau bandul, bakau hitam, tancang lanang, tokke-tokke, bakao, bakau
laki, blukap, tongke besar, lului, bakau-bakau, wako, bako, dan bangko (Baehaqie
dan Indrawan 1993). R. mucronata merupakan jenis pohon dari anggota Genus
Rhizophora famili Rhizophoraceae. Berdasarkan kunci genus yang didasarkan
pada ciri vegetatifnya, selain genus Rhizophora, terdapat genus Bruguira, Ceriops,
dan Kandelia (Tomlinson 1986).
Sistem perakaran R. mucronata berupa akar tunjang. Berdasarkan
identifikasi Kusmana et al. (2003) di Teluk Bintuni, Irian jaya, R. mucronata
mampu tumbuh hingga mencapai diameter 35 cm dengan tinggi 30 m. Batang
berdiri tegak, tidak berlekuk, tidak berpilin, dan tidak berbenjol. Kulit luar

5

berwarna abu-abu terang, retak-retak membentuk persegi empat dengan tepi
terangkat, bersisik, dan mengelupas.
Jenis ini mempunyai daun tunggal dengan susunan opposite. Bentuk daun
elliptical membesar sampai oblong dengan ukuran panjang 16-22 cm, lebar 8-11
cm, dan panjang 3-4,5 cm. Septa ujung daun acute dan pangkal daun cunute.
Ujung daun memiliki mucro (jarum). Permukaan atas daun bewarna hijau, sedang
permukaan bawah hijau kekuningan dan berbintik-bintik hitam.
Bunga tersusun menggarpu dengan 2-3 bunga. Calyx bewarna krem sampai
kuning dan petal bewarna krem sampai putih (Kusmana et al. 2003). Buah
bewarna coklat dengan ukuran panjang 3-5 cm dan lebar kurang lebih 2 cm.
Hipokotil bewarna hijau dengan lentisel jelas, banyak, dan menyebar. Panjang
hipokotil ± 60 cm dan diameter ± 2 cm (Kusmana et al. 2003).
2.2.3 Karakteristik morfologi dan fisiologi R. mucronata
Mangrove adalah istilah umum bagi komunitas tumbuhan yang tumbuh
pada zona peralihan yang dipengaruhi air laut pada daerah pesisir atau mulut
sungai di kawasan tropis dan sub tropis. Komunitas tumbuhan mangrove tahan
terhadap kondisi lingkungan yang asin (salt-resistant) sehingga memiliki karakter
yang unik (Ewuisie 1980). Para ahli ekologi mengklasifikan tumbuhan yang
mampu tumbuh dalam kondisi kadar garam yang tinggi ini sebagai halofit
(Kusmana et al. 2003) dari jenis yang sudah dikenal sebanyak 90 jenis utama,
yaitu srict, sub, dan minor mangrove (Tomlinson 1986). Tomlinson (1986)
mengelompokkan jenis mangrove ke dalam tiga kelompok, yaitu komponen
mayor,

komponen

minor,

dan

mangrove

associates.

Berdasarkan

laju

pertumbuhannya, mangrove dikelompokkan ke dalam jenis mangrove cepat
tumbuh dan lambat tumbuh (Karsten 1983 dalam Chapman 1976). R. mucronata
merupakan salah satu jenis yang termasuk ke dalam kelompok strict mangrove
(Kato 1976), mangrove major (Tomlinson 1986) termasuk jenis lambat tumbuh,
jenis ini banyak tumbuh di daerah pesisir.
Perakaran R. mucronata berbentuk melengkung (still root), tumbuh pada
bagian bawah batang utama berfungsi sebagai akar nafas dan tumbuh dari batang
utama ke arah samping dan masuk ke dalam tanah. Sistem perakaran ini

6

merupakan adaptasi morfologi dalam kondisi anaerobik tanah mangrove. Akar
muda mengandung klorofil sehingga mampu melakukan proses fotosintesis.
Secara fisiologis pada beberapa jenis mangrove memiliki sistem yang cocok
untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tingkat salinitas tinggi, yaitu
berupa organ khusus untuk proses skresi (kelenjar garam). Bakau (R. mucronata)
dapat

mengendalikan

keseimbangan

kandungan

garam

dengan

cara

menggugurkan daun tua yang berisi akumulasi garam.
2.2.4 Interaksi R. mucronata dengan lingkungan
Saenger dan Hutching (1987) menyatakan bahwa faktor-faktor fisik kimia
lingkungan merupakan penentu utama terhadap pertumbuhan dan perkembangan
mangrove. Struktur, fungsi, komposisi, distribusi spesies, dan pola pertumbuhan
mangrove sangat tergantung pada faktor-faktor lingkungan (Kusmana 2005).
Keterkaitan antara faktor lingkungan dengan penyebaran beberapa jenis mangrove
yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Penyebaran mangrove berdasarkan tingkat penggenangan.
No

1

2

3

4

5

Tipe
pasang
Watson
(1928)

Kelas
penggenangan,
Watson (1928)

Kelas
penggenangan
(salinitas
dan
frekuensi pasang),
De Haan (1931)
All high 0-8 kaki dari garis A. Payau sampai
tides
pantai atau
asin, salinitas 1056-62 kali/bulan
30 ppt, selalu
tergenang
A1. 1-2 kali/hari,
minimal
20
hari/bulan
Medium
8-11 kaki dari
A2. 10-19
high tides
garis pantai atau
hari/bulan
45-59 kali/bulan
Normal
11-13 kaki dari
A3. 9 hari/bulan
high tides
garis pantai atau
20-45 kali/bulan
Spring
13-15 kaki dari
A4. Beberapa
tides only
garis pantai atau
hari/bulan
2-20 kali/bulan

Frekuensi
penggenangan,
Chapman
(1944)

Jenis
mangrove
dominan

530-700 + kali

Avicennia spp.
Sonneratia
spp.

400-530
kali/hari

Strom
high tides
only

4-100 kali/tahun

Rhizophora
spp.
Bruguiera spp.
Xylocarpus
spp.
Heritiera spp.
Lumnitzera
spp. Bruguiera
spp.
Scyphyphora
spp.
Jenis marginal
halophyta
Nypa
fruticans,
Oncosperma,
Cerbera

15 kaki dari garis
pantai atau 2
kali/bulan
(abnormal/
equinoctial tides)

Sumber: Tomlinson (1986)

B. Air tawar
sampai payau
B1. Jarang
tergenang
pasang

-

150-250
kali/tahun

-

7

Tabel 2 Interaksi faktor lingkungan terhadap penyebaran mangrove secara alami.
Zonasi

Pola
pasang

Pinggir
pantai

Harian

Frekuensi
Salinitas
penggenangan
(hari/bulan)
20 +
10 – 30

Tipe
tanah

Jenis-jenis mangrove

Koral,
berpasir,
lempung
berpasir
Berdebu
sampai
liat
berdebu

Avicenia marina,
Sonneratia caseolaris, R.
stylosa, R.apiculata

Tengah

Harian

10 – 19

10 – 30

Pedalaman

Tergenang
hanya saat
pasang
purnama

4–9

0 – 10

Berdebu,
liat
berdebu
sampai
liat

Pinggir
sungai
(Reveriae)

Jarang
tergenang:
air tawarpayau

2

0 – 10

Berpasir
sampai
liat
berdebu

A.alba, A. officinalis,
R.mucronata, Aegiceras
corniculatum, A. floridum,
Bruguiera gymnorrhiza, B.
sexangula, Ceriops tagal,
C. decandra, Excoecaria
agallocha, Lumnitzera
racernosa, Xylocarpus
granatum
A.alba, B. sexangula, C.
tagal, E. agallocha,
Heritiera littoralis,
Scyphiphora
hydrophylaceae, X.
granatum, X. mekongensis,
Nypa fruticans
Muara sungai:
A.marina, A. officinalis,
Aegiceras corniculatum, A.
floridum, Carnptosternon
philipinensis, R. apiculata,
R. mucronata, R. stylosa,
Hulu sungai:
A.alba, A. officinalis,
Aegiceras corniculatum, A.
floridum, B. cylindrical, B.
gymnorrhiza, B.
parviflora, Camtostemon
philippinensis, E.
agallocha, Heritiera
littoralis, Nypa fruticans,
R. mucronata, R.
apiculata, X. granatum, X.
mekongensis

Sumber: Kusmana (2005)

Jenis mangrove umumnya menyebar di pantai yang terlindung dalam
komposisi jenis yang berbeda sesuai kondisi habitatnya. R. mucronata memiliki
kemampuan tumbuh pada habitat dari yang tergenang dalam hingga daerah muara.
Adapun beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan R.
mucronata meliputi topografi pantai, salinitas, tanah, iklim, dan faktor lainnya
seperti kondisi genangan, pasang surut air laut, jenis media yang digunakan, asalusul mangrove.

8

2.2.4.1 Topografi pantai
Topografi

pantai

merupakan

faktor

penting

yang

mempengaruhi

karakteristik struktur mangrove, khususnya komposisi dan distribusi R.
mucronata, serta luas hutan mangrove. Semakin datar pantai dan semakin besar
pasang surut air laut maka semakin lebar hutan mangrove yang akan tumbuh
(Kusmana 2005).
2.2.4.2 Salinitas
Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan, daya tahan dan zonasi spesies mangrove. Menurut Kusmana (2005),
tumbuhan mangrove tumbuh subur di daerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt,
sedangkan kadar salinitas jenis tegakan Rhizophora spp. berkisar antara 32-36 ppt
(Tomlinson 1986), pada saat keadaan air laut tidak pasang surut. Kadar salinitas
Rhizophora spp. tersebut menunjukkan bahwa Rhizophora spp. dapat tumbuh di
daerah dengan salinitas tinggi (>30 ppt). Menurut Kusmana (2005) melalui
perhitungan Anova, salinitas terbesar yang dapat mempengaruhi distribusi
mangrove adalah kondisi salinitas dibawah 0,5 ppt (p