PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP
MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)
DI BURSA EFEK INDONESIA
Salbiah dan Andika Jaka Asmara
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara
Abstract: The purpose of this research is to find the effect of Economic Value Added
(EVA) towards Market Value Added (MVA) of companies that already did Initial
Public Offering (IPO) in Indonesia Stock Exchange.That research used secondary
data, with using the form of financial statements obtained from Indonesia Stock
Exchange site. Sample used 34 companies that already did IPO in the year 2007-2010
using puposive sampling method. Classical assumption was the first step to analize
data and the hypothesis with linear regression as the statistic method. Statistical
methods used is simple linear regression. The results of this research showed that the
Economic Value Added (EVA) impact Market Value Added (MVA) significantly and
the known Economic Value Added (EVA) is capable of influencing the Market Value
Added (MVA) of 46.6% and the rest are other factors that come from outside the
variables examined. So from this research it was concluded any increase and decrease
of EVA will affect the increase and decrease of MVA.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Economic Value Added
(EVA) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang
melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
mengunakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs
Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah 34 perusahaan yang melakukan
IPO pada tahun 2007-2010 dalam pemilihan sampel dilakukan dengan puposive
sampling. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan
terhadap Market Value Added (MVA) dan diketahui Economic Value Added (EVA)
mampu mempengaruhi Market Value Added (MVA) sebesar 46,6% dan sisanya
faktor-faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Sehingga dari
penelitian ini disimpulkan setiap kenaikan dan penurunan EVA akan berpengaruh
terhadap kenaikan dan penurunan MVA.
Kata kunci: economic value added (EVA), market value added (MVA)

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis yang terjadi saat
ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan
manapun, sehingga diperlukan peran

manajemen dalam hal meningkatkan dan
memperbaiki kinerja perusahaan di
berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Tujuan perusahaan yang dahulunya
dianggap relevan yaitu untuk menghasilkan
laba yang sebesar-besarnya sudah dianggap
tidak relevan lagi di masa sekarang, karena
tanggung jawab perusahaan tidak hanya

135

kepada pemilik perusahaan saja tetapi
kepada seluruh stakeholders. sehingga
muncul tujuan yang lebih relevan yaitu
memaksimalkan nilai suatu perusahaan.
Penetapan tujuan yang benar sangat penting
dan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan dan pengukuran kinerja, karena
kedua hal ini akan memberikan pengaruh

dalam hal penetapan strategi yang tepat
dan memberikan imbalan atas prestasi.
Pengukuran kinerja perusahaan
pada umumnya diukur dengan rasio-rasio
keuangan yang merupakan teknik atau
metode untuk menganalisis laporan

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

keuangan. Menurut Kartini (2008:355)
kinerja dan prestasi dengan rasio-rasio
keuangan
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan,
karena
rasio
keuangan
yang
dihasilkan

sangat
bergantung pada metode atau perlakuan
akuntansi yang digunakan dan menurut
Hendrata (2001:4) penggunaan analisis
rasio keuangan memiliki kelemahan antara
lain: (1) Rasio keuangan tidak sesuai
dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio
keuangan
sulit
digunakan
sebagai
pembanding antara perusahaan sejenis, jika
terdapat perbedaan metode akuntansi. (3)
Rasio keuangan hanya mengambarkan
keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan
keuangan dan periode pelaporan keuangan.
Kelemahan utama rasio keuangan ini adalah
mengabaikan unsur cost of capital atau
biaya modal, sehingga sulit untuk
menentukan dan mengukur nilai tambah

yang tercipta dari perusahaan.
Dari kelemahan itu muncul konsep
baru yaitu Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA). Kedua
konsep ini diperkenalkan oleh Stern Stewart
& Co (SSC), EVA dan MVA sudah
digunakan dalam mengukur kinerja
perusahaan di Amerika seperti AT&T dan
Coca Cola Company. EVA merupakan
selisih dari Net Operating After Tax
(NOPAT) dengan Cost of capital,
Sedangkan MVA merupakan selisih dari
nilai buku ekuitas(book value of equity)
dengan nilai pasar ekuitas (market value of
equity). EVA dan MVA digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan
dengan dasar nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan oleh perusahaan, EVA dianggap
dapat mengukur kinerja masa lalu karena
dalam menghitung EVA digunakan

komponen-komponen yang berasal dari
laporan keuangan yang berarti berdasarkan
kinerja masa lalu sedangkan MVA
dianggap dapat mengukur kinerja masa
depan karena salah satu komponen MVA
yaitu harga pasar dari saham yang lebih
banyak ditentukan oleh kinerja masa depan.
EVA dan MVA yang positif
menandakan bahwa perusahaan berhasil
menciptakan suatu nilai tambah bagi
pemegang saham dan apabila EVA dan
MVA negatif menandakan perusahan
kurang berhasil menciptakan nilai tambah
bagi pemegang saham karena EVA

menunjukan sisa laba setelah semua biaya
modal (cost of capital) sedangkan MVA
menunjukan selisih antara nilai pasar
ekuitas (market value of equity ) dengan
nilai buku ekuitas (market value of equity).

Menurut Sartono (2001:105) ada
hubungan antara MVA dan EVA, namun
sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu
perusahaan memiliki EVA negatif, maka
mungkin saja MVA perusahaan akan
bernilai negatif dan sebaliknya jika EVA
positif maka belum tentu MVA perusahaan
positif. Hal ini juga yang di jelaskan Hartini
(2009) bahwa ada hubungan antara nilai
EVA dan MVA, namun sifatnya tidak
selalu searah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Airlangga (2009) pada perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar di BEI
dan Vitasari (2011)
pada perusahaan
perbankan di BEI menjelaskan bahwa EVA
memiliki pengaruh positif terhadap MVA.
Prakasa (2007) menjelaskan bahwa EVA
tidak berkorelasi signifikan dengan MVA

pada perusahaan manufaktur.
Dari beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan hasil yang tidak konsisten
dan memiliki perbedaan pada kelompok
perusahaan yang diteliti Disebabkan oleh
hal itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lanjutan.
Pada penelitian ini akan berbeda
dari pada penelitian terdahulu, perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah pada penelitian ini akan berfokus
pada pengaruh EVA terhadap MVA pada
perusahaan yang baru melakukan IPO serta
pada penelitian ini perusahaan yang diteliti
terdiri dari beberapa kelompok perusahaan
yang berbeda, seperti dibidang pertanian,
pertambangan,
manufaktur,
properti,
perbankan dan lainnya. Hal ini dilakukan

dengan mempertimbangkan salah satu
keunggulan EVA adalah dapat diterapkan
secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding dari perusahaan lain yang
sejenis maupun kecenderungan tertentu
(trend).
Penulis tertarik dengan pengaruh
EVA terhadap MVA pasca IPO karena
seperti yang diuraikan diatas EVA memiliki
keunggulan
yaitu
tidak
perlu
membandingkan data dengan perusahaan
lain yang sejenis maupun kecenderung
tertentu (trend) sedangkan MVA memiliki

136

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012


komponen utama harga pasar saham yang
dipengaruhi
oleh
permintaan
dan
penawaran yang ada dipasar modal serta
harga saham dipengaruhi oleh trend tertentu
dipasar modal dan pasca IPO sering terjadi
fenomena-fenomena
tertentu
seperti
fenomena underpricing, kinerja saham yang
underperformance, hot dan cold serta
earning management yang dilakukan
perusahaan dan fenomena IPO merupakan
suatu fenomena yang menarik untuk
diamati karena banyak motif perusahaan
untuk melakukan IPO seperti, menambah
nilai perusahaan, meningkatkan modal dan

motif lainnya. Sehingga penulis ingin
mengetahui apakah Economic Value Added
(EVA) dapat mempengaruhi Market Value
Added ( MVA) pada perusahaan yang baru
melakukan IPO di pasar modal
Indonesia.Permasalahannya:
Apakah
Economic
Value
Added(EVA)
Berpengaruh Terhadap Market Value
Added(MVA) Pada Perusahaan Yang
Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di
Bursa Effek Indonesia
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan
yang berisi informasi keuangan dalam satu
periode tertentu suatu entitas. Laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan hasil akhir proses akuntansi
yang
dimaksudkan
sebagai
sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan
kepada stakeholders. Menurut PSAK No.1
Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas”.
Secara umum laporan keuangan
memiliki tujuan untuk memberikan
informasi keuangan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum. PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi
2009), “tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan
pengguna
laporan
dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan
juga
menunjukkan
hasil
pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan
sumber
daya
yang
dipercayakan kepada mereka”.

137

Dari tujuan laporan keuangan yang
diuraikan diatas dijelaskan bahwa laporan
keuangan bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan yang
termasuk dalam laporan keuangan ini
dijelaskan
dalam
Kerangka
Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan dalam Standar Akuntansi
Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi
2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.
Penggunaan laporan keuangan dapat
disesuaikan
dengan kebutuhan para
pengguna laporan keuangan itu sendiri.
Adapun komponen dari laporan
keuangan menurut PSAK No.1 Paragraf 49
(Revisi 2009) adalah sebagai berikut :
a. Neraca, merupakan daftar yang
mengambarkan posisi keuangan
suatu perusahaan pada periode
tertentu meliputi aktiva, kewajiban
dan modal suatu perusahaan.
b. Laporan laba rugi, merupakan
laporan
yang
menyajikan
pendapatan, beban, rugi laba yang
diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan
perubahan
ekuitas,
merupakan
laporan
yang
menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode tertentu.
d. Laporan arus kas, merupakan
laporan
yang
memberikan
informasi aliran kas masuk dan
keluar selama periode tertentu.
e. Catatan atas laporan keuangan,
merupakan pengungkapan isi dari
laporan keuangan serta dasar
penyusunan laporan keuangan.
Initial Public Offering (IPO)
Initial public offering (IPO) secara
umum dapat didefinisikan penawaran
saham perdana yang dilakukan sebuah
perusahaan kepada investor umum melalui
pasar modal dengan kata lain perusahaan
mengubah
status
perusahaan
dari
perusahaan tertutup menjadi perusahaan
terbuka atau melakukan go public. Undangundang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

Modal mendefinisikan penawaran umum
sebagai kegiatan penawaran efek yang
dilakukan oleh emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara
yang diatur dalam undang-undang dan
peraturan pelaksanaannya. Adapun yang
dimaksud sebagai efek adalah surat
berharga yaitu surat pengakuan hutang,
surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek dan setiap derivatif dari efek.
Menurut Brealey, Marcus dan
Myres (2007 : 414) IPO disebut dengan
penawaran primer ketika saham baru dijual
untuk mengalang kas tambahan untuk
perusahaan dan IPO disebut penawaran
sekunder ketika pendiri perusahaan dan
pemodal
menguangkan
sebagian
keuntungannya dengan menjual saham.
Dalam pelaksanan IPO tidak
terlepas dari fenomena-fenomena yang
terjadi. Menurut Arifin (2010:89) ada tiga
fenomena yang terkait IPO yaitu :
a.
Underpricing pada kinerja
saham
jangka pendek, yaitu keadaaan
dimana harga saham saat IPO
secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan harga yang
terjadi di pasar sekunder.
b. Siklus pasar yang Hot dan Cold,
kondisi hot dalam IPO terjadi
dalam periode tertentu jika rata-rata
underpricing sebesar 25% tertinggi
dalam 20 tahun terakhir, sedangkan
kondisi cold dalam IPO terjadi
dalam periode tertentu dimana ratarata underpricing 25% terendah
dalam 20 tahun terakhir.
c. Kinerja
saham
yang
underperformance dalam jangka
panjang.
Fenomena-fenomena yang telah
diuraikan diatas merupakan fenomena yang
terjadi dipasar modal. Ada satu fenomena
yang sering terjadi pada saat perusahaan
akan melakukan IPO yaitu earning
management, menurut Schipper (1989:92)
earning management atau manajemen laba
adalah suatu intervensi dengan maksud
tertentu
terhadap
proses
pelaporan
keuangan eksternal dengan sengaja untuk
memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

seperti manajemen melakukan manipulasi
dengan
menggunakan
discretionary
accruals, yaitu kebijakan akuntansi yang
memberikan keleluasaan pada manajemen
untuk menentukan jumlah transaksi akrual
secara
fleksibel.
Sehingga
terjadi
peningkatan laba (income increasing)
menjelang penawaran (IPO), laba akan
terlihat tinggi pada saat IPO dan akan
menurun dan dalam jangka panjang akan
berdampak
pada penurunan kinerja
keuangan dan kinerja saham.
Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja menurut Mulyadi
(1997: 419) adalah penentuan efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi
pada dasarnya dijalankan oleh manusia
maka penilaian kinerja sesungguhnya
merupakan penilaian atas prilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka
mainkan dalam organisasi.
Pada umumnya penilaian kinerja
perusahaan
adalah
mengetahui
dan
mengevaluasi apa yang terjadi terhadap
sumber daya perusahaan selama periode
tertentu. Menurut Mulyadi (1997) tujuan
penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan
dalam
mencapai
sasaran
organisasi dan dalam mematuhi standar
prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya
agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan.
Penilaian kinerja juga memberikan
manfaat bagi manajemen menurut Sucipto
(2003:2) adalah sebagai berikut :
1. Mengelola operasi organisasi secara
efektif dan efisian melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang
bersangkutan dengan karyawan seperti
promosi, transfer dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan
evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan
umpan
balik
bagi
karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi
penghargaan.

138

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

Economic Value Added (EVA)
Menurut Steward III (1991:118),
yang memperkenalkan EVA secara umum
di Amerika mendefinisikan EVA sebagai
berikut:
EVA is a residual income measure that
substract the cost of capital from the
operating profits generated in the business.
It’s measure to account properly for all of
the ways in which corporate value may be
added or lost. EVA will increase if
operating can be made to grow without
trying up any more capital, if new capital is
diverted or liquidated from business
activities that do not cover their cost of
capital.
Menurut Young & O’Byrne
(2001:831) mendefinisikan “EVA Sebagai
alat ukur kinerja keuangan dengan
mengukur perbedaan antara pengembalian
atas modal perusahaan dengan biaya
modal” dan definisi EVA juga dikemukan
oleh Anthony & Govindarajan (2002:249)
EVA merupakan “jumlah uang bukan rasio
yang diperoleh dengan mengurangkan
beban modal (capital charge) dari laba
bersih operasi (net operating profit)”.
Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa EVA
merupakan alat ukur kinerja dalam bentuk
jumlah uang dari selisih laba operasi setelah
pajak dengan biaya modal (cost of capital)
dalam satu periode tertentu.
Economic Value Added (EVA)
dianggap lebih baik daripada pengukuran
pada umumnya, bisa terlihat dari kelebihan
penerapannya diantara lain menurut Mirza
& Imbuh (1999:93) EVA memiliki
keunggulan sebagai berikut :
1. EVA
memfokuskan
penilaian
terhadap nilai tambah dengan
memperhitungkan biaya modal
sebagai risiko investasi.
2. EVA dapat diterapkan secara
mandiri tanpa memerlukan data
pembanding dari perusahaan lain
maupun
standar
industri
sebagaimana konsep analisis rasio
keuangan.
3. Konsep EVA sebagai pengukur
kinerja perusahaan memperhatikan
harapan penyedia dana secara adil
dimana
derajat
keadilannya
dinyatakan
dengan
ukuran

139

tertimbang struktur modal yang ada
dan berpedoman pada nilai pasar
bukan pada nilai buku.
4. Penerapan EVA yang praktis
merupakan salah satu bahan
pertimbangan bagi pebisnis untuk
mengambil
keputusan
dan
kebijaksanaan pemodal.
5. EVA dapat digunakan sebagai tolak
ukur pemberian bonus pada
karyawan.
6. Konsep
EVA
mempengaruhi
keputusan organisasi untuk keluar
dari mulut unit usaha yang
mempunyai negative value added.
Market Value Added (MVA)
Tujuan utama perusahaan adalah
memaksimumkan kesejahteraan pemegang
saham. Hal itu dapat dicapai dengan
memaksimumkan nilai Market Value Added
(MVA), secara sederhana MVA dapat
diartikan sebagai selisih antara nilai pasar
saham dengan jumlah ekuitas modal
investor. Menurut Dierks, Paul A dan Patel
(1997:53) MVA is “a cumulative measure
of corporate performance that looks at how
much a company’s stock has added to (or
taken out of) investor’s pocketbooks over its
life and compares it with the capital thore
same investors put into the firm”.
MVA sendiri merupakan tingkat
keberhasilan suatu perusahaan untuk
meningkatkan
modal
yang
telah
diinvestasikan oleh investor maka semakin
Besar MVA menunjukkan bahwa MVA
semakin baik. Oleh sebab itu apabila MVA
bersifat positif dapat disimpulkan suatu
perusahaan telah berhasil meningkatkan
modal yang telah diinvestasikan, sedangkan
bila MVA bersifat negatif dapat diartikan
perusahaan
tersebut
tidak
berhasil
meningkatkan
modal
yang
telah
diinvestasikan bahkan hal ini juga dapat
menurunkan nilai modal yang telah
diinvestasikan oleh investor.
Menurut Young & O’Byrne
(2001:27) MVA dapat meningkat “ jika
modal yang diinvestasikan mendapatkan
tingkat pengembalian yang lebih besar
daripada biaya modal dan menurun jika
modal yang diinvestasikan pada proyek
yang memusnahkan nilai proyek atau
proyek dengan NPV negatif.

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

Hubungan EVA dan MVA
Economic Value Added (EVA)
digunakan
untuk
mengukur
dan
mengevaluasi kinerja suatu perusahaan
dalam satu periode. Pada dasarnya, EVA
menjadi alat ukur yang sangat baik dalam
mengukur kinerja perusahaan dimasa lalu
dalam hal menciptakan nilai perusahaan.
Yang mana kinerja masa lalu tersebut
diharapkan akan berlanjut dimasa yang
akan datang.
Hal
yang
relevan
untuk
menghubungkan kinerja masa lalu dengan
harapan dimasa mendatang adalah dengan
menghubungkan kinerja masa lalu yang
diwakili oleh EVA dengan harga pasar
saham. dalam teori yang ada menyatakan
EVA dan imbal balik saham cenderung
bergerak bersamaan. Hal ini mungkin
terjadi karena EVA dapat memberikan
pengaruh
kepada
investor
untuk
berinvestasi. Hal seperti ini yang
diungkapkan oleh Makelainen (1998) yang
menyatakan
bahwa
semakin
tinggi
ekspetasi EVA sebuah perusahaan, maka
semakin tinggi pula market value dan
konsekuensi akan menaikan pula harga
saham dan Makelainen (1998) juga
menyatakan bahwa imbal hasil saham
merupakan cerminan dari ekspetasi
terhadap EVA dimasa mendatang.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Pengaruh
Economic Value Added (EVA) terhadap
Market Value Added (MVA) telah
dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya
antara lain Ramana (2003) meneliti
pengaruh Economic Value Added (EVA)
dan Net Operating Profit After Tax
(NOPAT) terhadap Market Value Added
(MVA) dengan 500 perusahaan India
sebagai sampel dan data yang digunakan
adalah data tahun 1993-2003 menunjukan
bahwa EVA dan NOPAT berpengaruh
secara positif dengan MVA dan EVA yang
memiliki korelasi tertinggi dibandingkan
NOPAT.
Prakasa (2007) meneliti hubungan
EVA dan MVA pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dengan mengunakan data tahun
2004-2005 dengan hasil penelitian yang
menunjukan EVA tidak berkorelasi
signifikan dengan MVA, hal ini disebabkan

karena tidak adanya efisiensi pasar modal di
Indonesia. Airlangga (2009) meneliti
pengaruh EVA dan Return On Asset (ROA)
terhadap
MVA
pada
perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan mengunakan data tahun
2006-2008 menunjukan bahwa EVA dan
ROA memiliki pengaruh signifikan secara
simultan terhadap MVA dan secara parsial
EVA dan ROA berpengaruh signifikan.
Hartini
(2009)
melakukan
penelitian pada PT Bank Mandiri Tbk
untuk mengetahui hubungan antara EVA
dan MVA dalam menilai kinerja, pada
penelitian ini mengunakan data tahun 20062008. Hasil penelitian ini menunjukan ada
hubungan antara EVA dengan MVA,
namun sifatnya tidak selalu searah. Vitasari
(2011) meneliti pengaruh EVA terhadap
MVA pada perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia dengan mengunakan data
tahun
2007-2009.
Penelitian
ini
menunjukan bahwa secara parsial EVA
berpengaruh signifikan terhadap MVA.
Kerangka Konseptual
Menurut
Sugiyono
(2010:88)
Kerangka konseptual yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang diteliti. Kerangka konseptual
merupakan sintesa tentang hubungan antar
variabel yang disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan. Berdasarkan
teori-teori yang telah didesikripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis
dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antar variabel
yang teliti dan selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis.”
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan dalam merumuskan hipotesis
diperlukan kerangka konseptual dan
berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian
terdahulu serta permasalahan yang telah
dikemukan, maka digambarkan pengaruh
Economic Value Added (EVA) terhadap
Market Value Added (MVA), maka penulis
menyusun kerangka konseptual sebagai
berikut:
Economic Value
Added
(X)
Variabel

Market Value
Added
(Y)
Variabel dependen

140

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

Economic Value Added (EVA)
merupakan alat ukur kinerja masa lalu suatu
perusahaan yang berarti
EVA dapat
mengambarkan kondisi perusahaan. Dengan
melihat
EVA para investor
dapat
memprediksi kondisi kinerja masa yang
akan datang atau mengharapkan suatu
kinerja yang lebih baik dimasa yang akan
datang hal ini dapat dilihat berupa respon
terhadap harga saham di pasar yang
merupakan komponen dari Market value
Added (MVA). Sehingga pada kondisi
umum EVA dapat memberikan pengaruh
terhadap MVA.
Hipotesis Penelitian
Menurut
Sugiyono
(2010:93)
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Berdasarkan
kerangka
konseptual
yang
telah
dikemukan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Economic Value Added (EVA)
berpengaruh signifikan terhadap Market
Value Added (MVA) pada perusahaan yang
melakukan Initial Public Offering (IPO).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain Penelitian ini adalah desain
penelitian
asosiatif
kausal.
Desain
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan satu variabel dengan variabel
lainnya atau satu variabel mempengaruhi
variabel lainnya. Dalam penelitian ini akan
diuji pengaruh Economic Value Added
(EVA) terhadap Market Value Added
(MVA) pada perusahaan yang melakukan
IPO di BEI.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah Perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 20072010 yaitu 22 perusahaan pada tahun 2007,
19 perusahaan pada tahun 2008, 13
perusahaan pada tahun 2009 dan 23
perusahaan pada tahun 2010 dengan total
populasi 77 perusahaan.
Penelitian
ini
menggunakan
metode
purposive
sampling
yaitu

141

pengambilan sampel berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
Kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2007-2010 dan menerbitkan
laporan keuangan yang telah
diaudit pada tahun IPO dan satu
tahun pasca IPO.
2. Perusahaan tersebut mempunyai
data penelitian pada tahun IPO dan
satu tahun pasca IPO.
3. Perusahaan tersebut mempunyai
nilai EBIT (Earning before interest
and tax), EBT (Earning Before
Tax) dan EAT (Earning After Tax)
positif pada tahun IPO dan satu
tahun pasca IPO..
Jenis Data
Penelitian ini mengunakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh secara
tidak langsung dari perusahaan yang
bersangkutan tetapi berasal dari lembaga
pengumpul data. Data sekunder yang
digunakan adalah data keuangan tahunan
dan data saham yang diperoleh dari dari
situs www.idx.co.id. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pooling data,
yaitu gabungan dari data cross section dan
time series.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi dokumentasi
yaitu dengan mengumpulkan data sekunder
yang berupa dokumen-dokumen, catatancatatan, laporan keuangan dan informasi
yang berkaitan dengan penelitian ini. Data
diperoleh dari internet dengan cara
mengunduh data-data yang akan digunakan
dengan
mengakses
dari
situs
www.idx.co.id.
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Variabel Independen
Variabel independen disebut juga
variabel bebas dimana variabel ini dapat
mempengaruhi variabel secara bebas atau
mempengaruhi secara positif maupun
negatif.
Variabel
independen
pada

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

penelitian ini adalah Economic Value
Added (EVA.
Variabel Dependen
Variabel Dependen disebut juga
variabel terikat yang berarti variabel ini
dipengaruhi variabel independen. Dalam
penelitian ini Market Value Added (MVA)
yang menjadi variabel dependen.
Market Value Added (MVA)
merupakan dengan mencari selisih antara
nilai pasar ekuitas dengan total ekuitas
saham biasa. Atau dapat dihitung dengan
rumus :
MVA = (Saham yang Beredar ×
Harga Saham) – Total
Ekuitas Saham Biasa
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis
yang dilakukan dengan analisis statistik dan
mengunakan software SPSS versi 19
(Statistical Product and Services Solution).
Metode dan teknik analisis dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan
gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), median,
modus, standar deviasi, maksimum dan
minimum yang kemudian menjadi sebuah
informasi yang jelas dan dapat dipahami.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Normalitas Menurut Ghozali
(2011:160) “bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil.”
Uji Heterokedastisitas
Uji
Heterokedastistas bertujuan
“untuk menguji apakah
dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut
heteroskesdatisitas”
(Ghozali,
2011:139).
Adapun cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskesdatisitas dengan
cara melihat grafik plot antara nilai prediksi
antar nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik plot dengan dasar analisis.
Uji heterokedastisitas dapat juga
dilakukan dengan mengunakan uji glejser
dilakukan dengan meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen
Gujarati dalam (Ghozali,2011:142) dengan
persamaan regresi :
| Ut| =  + Xt + vt
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011:110) Uji
Autokorelasi ini bertujuan “untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu
pada
periode
t-1
(sebelumnya)”.
Autokorelasi dapat terjadi pada observasi
yang menggunakan runtut waktu (time
series) dimana penggangu dari data pada
periode sebelumnya akan berpengaruh
terhadap data pada periode berikutnya.
Model regresi yang baik harus terbebas dari
adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu
dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW
test).
Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian Hipotesis penelitian
dilakukan dengan analisis regresi liner
sederhana. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Hasil dari analisis regresi linear
sederhana berupa koefisien untuk variable
independen. Persamaan regresi linear
sederhana yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Y=+X+e
Keterangan :
Y = Market Value Added
 = konstanta
 = koefisian regresi dari variabel
independen
X = Economic Value Added
e = error
142

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi
variabel
dependen
(Ghozali,2011:97).
Nilai
koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Jika
koefisien determinasi semakin mendekati 1
maka semakin kuat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dan
koefisien determinasi mendekati 0, maka
dapat dikatakan semakin kecil pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2011:98) “uji
statsitik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen
secara individual
dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
Hipotesis yang akan diuji:
Ho :  = 0, artinya EVA tidak berpengaruh
signifikan terhadap MVA
H1 :  ≠ 0, artinya EVA berpengaruh
signifikan terhadap MVA.
Dengan ketentuan sebagai berikut :
 Jika thitung < ttabel dan probitabilitas >
0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak
untuk  = 5%.
 Jika thitung > ttabel dan probitabilitas >
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima
untuk  = 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh
dari situs www.idx.co.id tahun 2007-2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang melakukan Initial Public
Offering (IPO) pada tahun 2007-2010.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan
mengunakan metode purposive sampling
dengan kriteria tertentu.berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan, terdapat sejumlah 34
perusahaan yang melakukan IPO pada
tahun 2007-2010 yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan sampel dan diamati selama
1 tahun setelah IPO.
Metode
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik dengan model

143

persamaan regresi linear sederhana yang
bertujuan mengetahui pengaruh variabel
bebas atau variabel independen terhadap
variabel terikat atau dependen. Analisis data
dimulai dengan mengumpulkan data serta
mengolah data mengunakan microsoft Excel
2007, selanjutnya dilakukan pengujian
asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang
dilakukan dengan mengunakan regresi
linear sederhana. Pengujian asumsi klasik
dan regresi linear sederhana dilakukan
dengan software SPSS 19.
Analisis Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif akan
memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai minimum,
maksimum, rata-rata (mean), dan standar
deviasi yang dihasilkan dari variabel
penelitian. Hasil analisis dengan statistik
deskriptif dari sampel disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

EVA

N
68

MVA

68

Std.
Mini Maxi
Deviat
mum mum Mean
ion
2.32 1.7280 4.1051
4.32 E12
E11
4E11
E9
2.97 4.8093 6.5432
7.44 E13
E12
1E12
E11

Valid N
68
(listwise)
Sumber : Data diolah oleh penulis (2012)

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 68, yang dapat dilihat dari nilai
N.
Economic Value Added (EVA)
EVA dalam penelitian itu dihitung
dengan membandingkan Net Operating
After Tax (NOPAT) dengan Capital Charge
atau biaya modal yang dikeluarkan
perusahaan .
Market Value Added (MVA)
MVA dalam penelitian itu dihitung
dengan membandingkan antara nilai buku
ekuitas saham biasa dengan nilai pasar
saham biasa yang beredar.

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
mendeteksi apakah residual terdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik yang terdiri dari
histrogram dan Normal Probanility Plot.
Hal menunjukkan bahwa distribusi residual
yang tidak normal, hal ini ditunjukan oleh
grafik histrogram yang terlalu menurun
dengan (landai) ke arah kiri (skewness),
sedangkan kearah kanan tidak demikian.
Data tidak terdistribusi normal
disebabkan sampel yang digunakan terdiri
dari beberapa kelompok perusahaan yang
berbeda sehingga data mempunyai fluktasi
data
yang
tidak
stabil
sehingga
menimbulkan banyak angka yang bias.
Untuk mengubah nilai residual agar
berdistribusi normal, penulis melakukan
transformasi data ke model logaritma
natural (Ln). Setelah dilakukan transformasi
data ke model logaritma natural (Ln),
jumlah sampel (N) berkurang akibat proses
penormalan data, yaitu dari 68 menjadi 64
sampel. Berikut hasil uji normalitas setelah
data di uji ulang. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi
regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan
dengan mengunakan uji glejser dilakukan
dengan meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Dalam
pengambilan keputusan dapat dilihat dari
koefisien parameter, jika nilai probabilitas
signifikansinya di atas 0,05 maka dapat
disimpulkan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika
nilai probabilitas signifikansinya di bawah
0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Dalam uji autokorelasi ini kita
dapat menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan
penganggu pada periode t dengan
kesalahan-kesalahan
penganggu
pada
periode sebelumnya.
Jika terjadi

autokorelasi dalam model regresi berarti
koefisien korelasi yang diperoleh menjadi
tidak akurat sehingga model regresi yang
baik adalah model regresi yang bebas dari
autokeralasi. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan uji Durbin
Watson (DW). Hasil uji autokorelasi
dengan mengunakan pengujianan DW
ditunjukan pada tabel berikut:
Pengujian Hipotesis Penelitian
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien
determinasi
(R²)
digunakan untuk mengukur kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
independen.
Berikut
adalah
hasil
perhitungan koefisien determinasi hipotesis.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis penelitian
dilakukan
untuk
menguji
hipotesis
penelitian
yang
telah
dipaparkan
sebelumnya. Hasil uji t pada menerangkan
bahwa konstanta sebesar 12.44 menyatakan
bahwa jika tidak ada variabel independen
(EVA=0)
maka Market Value Added
(EVA) sebesar 12,444 dan tabel 4.7 juga
menyatakan bahwa Economic Value Added
(EVA) berpengaruh terhadap Market Value
Added (MVA). Hal ini terlihat dari
signifikansi pada tabel 4.7 lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05). Perbandingan nilai t
hitung dengan t tabel juga menunjukan
bahwa EVA berpengaruh terhadap MVA
dimana nilai thitung sebesar 7,475 dan
nilaitabel yang diperoleh dari Microsoft
Excel, dengan rumus TINV(0.05,63)
sebesar 1,99834 yang berarti thitung >
nilaitabel (7,475 > 1,99834) dan nilai  =
0,644 menunjukan bahwa EVA memiliki
hubungan positif terhadap MVA.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data mengunakan
program SPSS sebelumnya menunjukkan
nilai Adjust R Square terhadap Market
Value Added (MVA) sebesar 0,466 yang
bearti 46,6 % variabel Market Value Added
(MVA) dapat dijelaskan oleh Economic
Value Added (EVA) sedangkan sisanya
54,4 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
lain selain variabel independent tersebut.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh
bahwa Economic Value Added (EVA)

144

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

berpengaruh secara signifikan terhadap
Market Value Added (MVA) pada
perusahan yang melakukan Initial Public
Offering (IPO) terbukti dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,050,000 <
0,05) dan berdasarkan nilai thitung > nilai
ttabel (7,475 > 1,99834). Hasil tersebut
menunjukan
bahwa
kenaikan
atau
penurunan EVA akan berpengaruh terhadap
MVA.
Dan berdasarkan nilai  = 0,644
dapat diambil kesimpulan pengaruh EVA
terhadap MVA merupakan pengaruh positif
yang berarti setiap kenaikan atau penurunan
EVA akan berpengaruh dengan kenaikan
dan penurunan MVA. Tetapi EVA yang
negatif belum tentu menyebabkan MVA
yang negatif dan sebaliknya, karena MVA
merupakan harapan kinerja masa yang akan
datang.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
Ramana (2003), Airlangga (2009) dan
Vitasari (2011) yang menyatakan bahwa
EVA memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap MVA
Namun
hasil
penelitian
ini
bertentangan dengan hasil penelitian
Prakarsa (2007) yang menyatakan bahwa
Economic Value Added (EVA) tidak
berpengaruh signifikan atau berkorelasi
terhadap Market Value Added (MVA) dan
hasil penelitian ini juga bertentangan
dengan penelitian Hartini (2009) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara
nilai EVA dan MVA, namun sifatnya tidak
selalu searah.
Perbedaan hasil penelitian ini dengan
Prakasa (2007) hal ini disebabkan pada saat
penelitian tersebut pasar modal yaitu BEI
tidak memiliki efisiensi pasar modal dan
perbedaan hasil penelitian dengan Hartini
(2009) disebabkan pada penelitiannya
Hartini hanya mengunakan sampel satu
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uji asumsi klasik yang
dilakukan menunjukan distribusi data yang
normal begitu pula dengan uji asumsi klasik
lainnya yaitu uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi
tidak
ditemukan
penyimpangan dari uji asumsi klasik dan
berdasarkan hasil analisis statistik dan uji t
terhadap seluruh data, maka dapat

145

disimpulkan bahwa H diterima. Hasil
menunjukan bahwa Economic Value Added
(EVA) berpengaruh signifikan terhadap
Market Value Added (MVA) pada
perusahaan yang melakukan Initial Public
Offering (IPO) dan berdasarkan uji
Koefisien determinasi (R²) diketahui bahwa
EVA mampu mempengaruhi MVA sebesar
46,6 % sedangkan sisanya 54,4 %
dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel yang diteliti. Hal ini berarti jika
kinerja suatu perusahaan mengalami
penurunan maupun peningkatan yang
dicerminkan oleh Economic Value Added
(EVA) akan berdampak pada nilai pasar
perusahaan yang dicerminkan oleh MVA
yang merupakan harapan atau ekseptasi dari
investor terhadap kinerja masa yang akan
datang suatu perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan-keterbasan
yang dimiliki
antara lain sebagai berikut :
1. Referensi yang dimiliki penulis belum
begitu lengkap untuk menunjang
proses penelitian, sehingga terdapat
banyak kekurangan dalam mendukung
teori dan latar belakang masalah.
2. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini hanya menganalisis
perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia pada tahun
2007-2010 dengan jumlah populasi 77
perusahaan dan jumlah sampel 34
perusahaan dengan n observasi
sebanyak 64.
3. Penelitian ini hanya mengunakan
indikator EVA dan MVA saja sebagai
alat ukur kinerja keuangan perusahaan
tanpa
mengunakan
indikator
pembanding sehingga kondisi kinerja
keuangan perusahaan tidak dapat
diketahui dengan pasti.
SARAN
Berdasarkan pada hasil analisis,
kesimpulan dan keterbatasan yang telah
diuraikan, maka saran yang dapat diberikan
penulis adalah sebagai berikut :
a. Bagi manajemen perusahaan
1. Manajemen perusahaan disarankan
memperbaiki
EVA
dengan
mengoptimalkan cost of capital
sehingga tujuan utama perusahaan

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

untuk mensejahterakan pemegang
saham tercapai.
2. Manajemen perusahaan disarankan
memperbaiki
EVA
sebelum
melakukan IPO dan melakukan
perbaikan secara berkala pasca IPO.
b. Bagi investor
Bagi investor atau calon investor
disarankan mengunakan EVA salah satu
indikator penting untuk melengakapi
analisis fundamental sebelum melakukan
investasi di Bursa Efek Indonesia
c. Bagi peneliti selanjutnya
1. Jumlah sampel yang digunakan
dapat ditambah dengan memasukan
perusahaan yang melakukan IPO
pada sebelum tahun 2007 maupun
tahun setelah tahun 2010 sehingga
mewakili
ukuran
sampel
perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia dan dapat
diperoleh distribusi data yang baik.
2. Menambahkan
jumlah
tahun
pengamatan untuk mengetahui
pengaruh jangka panjang.
3. Bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian
sejenis
sebaiknya
menambahkan variabel lain yang
diperkirakan
mampu
mempengaruhi
Market
Value
Added (MVA).
DAFTAR PUSTAKA
Airlangga, 2009. Analisis Pengaruh
Econimic Value Added (EVA) dan
Return on Asset (ROA) terhadap
Market Value Added (MVA) pada
Perusahan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekononomi
Universitas
Pembangunan Nasional Veteran,
Jakarta.
Anthony dan Govindarajan, 2002. Sistem
Pengendalian Manajemen, Edisi I,
Salemba Empat, Jakarta.
Arifin, Zaenal 2010. Potret IPO di Bursa
Efek Indonesia, Jurnal Siasat Bisnis,
Volume 14 Nomor 1 hal 89-110.
Brealey, Marcus dan Myres 2008. Dasardasar
Manajemen
Keuangan
Perusahaan, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F,
2006.
Dasar-dasar
Manajemen
Keuangan, Edisi 10, Salemba Empat,
Jakarta.
Dierks, Paul A, Patel, 1997. “What is EVA
and How Can It Help Your
Company?”.
Strategic
Finance,
ABI/INFORM hal 52-58.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU
Press, Medan
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19, Edisi kelima, Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro,
Semarang, hal 110.
Kartini, Gatot Hermawan, 2008. “Economic
Value Added dan Market Value
Added terhadap Return Saham”,
Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Volume 12, hal 355-368.
Makelainen, Esa, 1998. “Economic Value
Added
as
Management
Tool”Helsinki School of Economic
ad Business Administration.
Mirza, Tengku dan Imbuh, S, 1999. Konsep
EVA “Pendekatan untuk Menentukan
Nilai Rill Manajemen”. Usahawan,
Nomor 2 hal 93 dan 99.
Mulyadi, 1997. Akuntansi Manajemen:
Konsep, manfaat dan rekayasa, Edisi
kedua, Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.
Prakasa, Yoga Mulya, 2007. Analisis
Hubungan Econimic Value Added
dan Market Value Added (MVA)
pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi
Universitas
Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Ramana, D.V, 2003. “Market Value Added
Economic Value Added : Some
Emperical Evidences”, SSRN, hal 115.
Schipper, K, 1989. “Commentary on
Earnings Management”. Accounting
Horizon, Volume 3 hal 91-102.
Steward III, G. Bennet, 1991. The Quest for
Value, Harper Cillins, hal 118.
Stewart, G. Bennet, 1990. The Quest For
Value: the EVATM management
quide. HarperBusiness.

146

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 3, Juli 2012

Sucipto, 2003. Penilaian Kinerja Keuangan.
Jurnal
Akuntansi.
Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan ke-15, Alfabeta, Bandung.
Vitasari, Leony, 2011. Analisis Pengaruh
Econimic Value Added terhadap
Market Value Added (MVA) pada
Perusahaan Perbankan di Bursa
Efek Indonesia, Skripsi Jurusan

147

Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Winarto, Jacinta, 2005. “Penilaian Kinerja
Keuangan
Perusahaan
dengan
Menggunakan Metode Market Value
Added (MVA)”, Jurnal Manajemen
Maranatha, Volume 4 hal 1-19.
Young, S. David, and O’Bryne 2001, EVA
and Value Bases Management a
Partical Guide or Implementation,
Mc Graw-Hill, New York.

Salbiah, Andika Jaka Asmara: Pengaruh Economic Value Added (EVA) …

Pedoman Penulisan
Petunjuk Penulisan bagi Penulis

Jurnal EKONOM
ISSN 0853-2435
1.

Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidang
ekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4,
maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik dengan
Microsoft Word.

2.

Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel.
Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di
bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mail harus dicantumkam untuk
mempermudah komunikasi.

3.

Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan format
essai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besar
kecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring.

4.

Format penulisan untuk hasil penelitian adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100
kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar
belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulan
dan saran ; daftar rujukan

5.

Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis;
abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan
(latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan
saran ; daftar rujukan.

6.

Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku,
jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukan
dicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202).

7.

Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :
Buku :
Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since
1970, University Press, Oxford.
Jurnal :
Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan,
Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Koran (Surat Khabar) :
Neraca. 29 Juli, 2006. Reformasi Ekonomi Dewasa Ini. Hal. 5.
Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian :
Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan.
Medan.SPs Universitas Sumatera Utara.
Internet :
Hitchkock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-1995 : The Calm Before the
Storm, (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996).

148

Prihatin Lumbanraja: Bersama UKM Membangun Ekonomi Rakyat…

8.

Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkan
kepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disunting
dan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis.

9.

Proses penyuntingan terhadap draft tulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkan
penulis.

10. Segala sesuatu yang menyangkut dengan HAKI seperti perizinan pengutipan dan
penggunaan software computer dalam pembuatan artikel sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis artikel.

149

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 74 8

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15