Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI
SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED ( EVA), MARKET
VALUE ADDED (MVA) DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
TAMBANG YANG TERDAPAT DI BEI
OLEH
ADY SUHENDRA SIAGIAN
110522019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED ( EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BEI ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, ...
Tanda tangan
Nim. 110522019 Ady Suhendra Siagian
(3)
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added ( MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Mustafa Siagian dan Ibunda Nuraisyah Harahap atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivaasi bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc,Ac., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Sri Muliyani. MBA, AK., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.
6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih terhadap semua teman- teman yang mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, ... Penulis,
Nim. 110522019 Ady Suhendra Siagian
(5)
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED ( EVA), MARKET VALUE ADDED ( MVA ) DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK JAKARTA
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Economic Value Added, Marke Value Added,dan rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data Populasi Sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan tambang yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek indonesi Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS.Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas tidak memiliki pengeruh yang signifikan terhadap Return saham.
Kata Kunci : return saham, economic value added, market value added, rasio profitabilitas, regresi berganda.
(6)
ABSTRACT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA) AND RETURN TO PROFITABILITY RATIOS IN MINING
SHARES LISTED
JAKARTA STOCK EXCHANGE
The purpose of the study is to examine and analyze the effect of Economic Value Added, Value Added Marke, and a significant effect on the profitability ratios Return on shares of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Secondary data of Population in the form of financial statements yng mining company listed on the Indonesia Stock Exchange for three years conducted by the
Indonesia Stock Exchange to access the site
method used is the method of statistical analysis using SPSS software. Statistical test statistic used is the t test (partial) and F test (simultaneously) to test the assumptions of classical first.
The results showed that the Economic Value Added, Market Value Added and Profitability Ratios pengeruh not have a significant impact on stock return. Key Word : return saham, economic value added, market value added,
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Perumusan Masala... 6
1.3. Tujuan Penelitia... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1. Tinjauan Teoritis... 7
2.1.1. Laporan Keuangan... 7
2.1.2. Saham... 8
2.1.3. Return Saham... 9
2.1.4. Economic Value Added... 10
2.1.5. Market Value Added... 17
2.1.6. Rasio Profitabilita...…... 18
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu... 20
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 22
2.3.1. Kerangka Konseptual... 22
2.3.2. Hipotesis Penelitian... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 25
3.1. Desain Penelitian... 25
3.2. Populasi dan Sampel penelitian... 25
3.3. Jenis dan Sumber Data... 26
3.4. Teknik Pengumpulan Data... 27
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... ... 27
3.6. Metode Analisis Data... 31
3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik... 31
3.6.1.1. Uji Normalitas... 31
3.6.1.2. Uji Multikolinearitas... 32
3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas... 32
3.6.1.4 Uji Autokorelasi... 33
(8)
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN... 36
4.1. Data Penelitian... 36
4.2. Analisis Hasil Penelitian... 37
4.2.1. Analisis Statistik Deskriftif... 37
4.2.2. Uji Asumsi Klasik... 39
4.2.2.1. Uji Normalitas... 39
4.2.2.2. Uji Multikolonieritas... 42
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas... 44
4.2.2.4. Uji autokolerasi... . 45
4.3.3. Pengujian Hipotesis... 46
4.3.3.1. Persamaan Regresi... 46
4.3.3.2. Analisis koefisien korelasi... 47
4.3.3.3. Pengujian secara parsial... 49
4.3. Pemabahasan Penelitian... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 54
5.1. Kesimpulan... 54
5.2. Keterbatasan Penelitian... 54
5.3. Saran... 55
DAFTAR PUSTAKA... 57
(9)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1 Tolak Ukur EVA... 12
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 21
3.1 Perusahaan Yang Menjadi Sampel penelitian 26
3.2 Indentifikasi Variabel Penelitian... 31
4.1 Perusahaan Yang menjadi Sampel penelitian 36 4.2 Statistik Deskriftif Variabel Penelitian... 37
4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi 39 4.4 Hasil Uji Normalitas setelah di Transformasi 40 4.5 Uji Multikolonieritas... 42
4.6 Cofficient correlations... 43
4.7 Hasil Uji Autokolerasi... 46
4.8 Analisis hasil Regresi... 46
4.9 Model Summary... 48
4.10 Hasil Uji t... 49
(10)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual... 23 4.1 Uji Normalitas ( Histogram )... 41 4.2 Uji Normalitas ( Grafik Normal P – Plot) 42 4.3 Grafik Scatterplot... 45
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan
Sampel Penelitian ... ... 59
2 Economic Value Added... 59
3 Market Value Added... ...60
4 Rasio Proitabiltas...60
5 Return Saham ... ... 61
6 Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... ... 62
7 hasil Uji normalitas setealh transformasi ... ... 64
8 Hasil Uji Multikolonieritas...65
9 Hasil Uji Autokolerasi... 66
(12)
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED ( EVA), MARKET VALUE ADDED ( MVA ) DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK JAKARTA
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Economic Value Added, Marke Value Added,dan rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data Populasi Sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan tambang yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek indonesi Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS.Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas tidak memiliki pengeruh yang signifikan terhadap Return saham.
Kata Kunci : return saham, economic value added, market value added, rasio profitabilitas, regresi berganda.
(13)
ABSTRACT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA) AND RETURN TO PROFITABILITY RATIOS IN MINING
SHARES LISTED
JAKARTA STOCK EXCHANGE
The purpose of the study is to examine and analyze the effect of Economic Value Added, Value Added Marke, and a significant effect on the profitability ratios Return on shares of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Secondary data of Population in the form of financial statements yng mining company listed on the Indonesia Stock Exchange for three years conducted by the
Indonesia Stock Exchange to access the site
method used is the method of statistical analysis using SPSS software. Statistical test statistic used is the t test (partial) and F test (simultaneously) to test the assumptions of classical first.
The results showed that the Economic Value Added, Market Value Added and Profitability Ratios pengeruh not have a significant impact on stock return. Key Word : return saham, economic value added, market value added,
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam pasar modal memungkinkan para pemodal membuat pilihan atas investasi yang diinginkan sesuai dengan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Ada dua hal yang menjadi perhatian investor dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu adanya risiko dan return. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain yaitu obligasi.
Returnadalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa berupa capital gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham. Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan capital loss tercipta bila terjadi penurunan harga saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang. (Jogiyanto,2000:107).
Imbal hasil (return) investasi saham selama 2006 – 2008 mencapai 93,37%.Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta
(15)
asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 18,91% per tahun, dalam tiga tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan 56,74%.
Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang mencapai 211,86%. Pada akhir Desember 2005, indeks berada pada posisi 1.232,32, sedangkan per akhir Desember 2009 menjadi 2.610,8. Untuk jangka waktu tiga tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik. Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal hasil 83,75%, diikuti pasar uang 36,25%, dan deposito 28,74%.
Selama tahun 2009, investasi di pasar saham memberi keuntungan cukup besar bagi investor. Dari 397 saham yang sudah tercatat lebih setahun di BEI, sebanyak 228 saham (57,43 %) mampu memberi keuntungan berupa capital gain selama setahun (30 Desember 2008 – 30 Desember 2009). Diantara 228 saham sebanyak 153saham menghasilkan capital gain diatas 100 %.
Investor melakukan analisi kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil keputusan dalam investasi saham, saham ia beli atau jual. Bapepam-LK melalui keputusan Bapepam-LK no.KEP-134/BL/2006 mewajibkan kepada emiten atau perusahaan publikuntuk menyampaikan laporan tahunan, laporan tahunan tersebut diantaranya laporan keuangan. Analisi kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mamfaat laporan keuangan. Informasi laporan keuangan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan.
Namun tidak selamanya return saham memberikan nilai rupiah yang tinggi. Seperti yang terjadi pada tahun 2008, hampir seluruh perusahaan yang go public
(16)
mengalami penurunan nilai saham. Harga saham yang rendah akan berdampak pada tingkat pengembaliannya (return) yaitu tidak setinggi return pada periode sebelumnya. Penurunan nilai saham ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berdampak kepada Indonesia pada tahun 1998. Akibatnya banyak perusahaan yang terdaftar di BEI mengalami penurunan keuntungan, yang berakibat turunnya tingkat returnsahamnya.
Untuk mengetahui fluktuasi dari nilai saham suatu perusahaan, para investor harus melakukan penilaian kinerja perusahaan tersebut.Para investor membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan di dalam mengambil keputusan investasi. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati investor, sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan akan meningkat. Analisis kinerja keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan karena analisis kinerja keuangan adalah alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Ukuran kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan rasio profitabilitasperusahaan.
Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jadi jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan kekayaan.Di Indonesia, penelitian EVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Dewanto (2005), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif dengan imbal hasil saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan. Sementara itu,
(17)
Mundaryatiningsih (2006) menunjukkan bahwa EVA ternyata mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari sebuah investasi adalah adalah Market Value Added (MVA). Di Indonesia, penelitian MVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Rahayu (2007), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa MVA tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu, Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.
Analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memperhitungkan tingkat pengembalian hasil (return) adalah rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA)dan Return on Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan (Sutrisno,2000:266). ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno,2000:267).
(18)
Di Indonesia, penelitian ROA dan ROE dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Wibowo (2005), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ROA dan ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu, Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham.
Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Ketidakkonsistenan hasil – hasil penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja keuangan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, dengan mengambil variabel independen yang sama, yang digunakan oleh masing – masing peneliti, namun memiliki hasil yang berbeda terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan tambang yang terdaftar di BEI.
(19)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakaheconomic value added (MVA),market value added (MVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu :
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return saham,
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI,
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham perusahaan,
4. bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
(20)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 (SAK:2007) yaitu sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Munawir (2002:2) menyatakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi atau suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan perusahaan.
(21)
2.1.2. Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (1995: 241) adalah sebagai berikut:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
b. Saham Preferen (Prefered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
(22)
2.1.3. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham sangat dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan di dalam perusahaan.
Return yang diterima pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Ross et al, 2002).
Return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi dan return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto (2000: 107) menyatakan bahwa return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
(23)
Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
2.1.4. Economic Value Added (EVA)
a. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “Economic Value Added (EVA) merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu.”
Menurut Steward III (1990:118), pencetus EVA pertama kali, mendefinisikan EVA sebagai berikut:
EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.
Menurut Rudianto (2006:340), “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost ofcapital).” Hansen (2005:829) menyatakan bahwa “nilai tambah
(24)
ekonomi (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal.”
Economic Value Added (EVA) saat ini merupakan salah satu konsep manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha, dimana dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai perusahaan dari laporan keuangannya, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan oleh Stern & Steward.
b. Manfaat EVA
EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation). Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkantingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
c. Tolak Ukur EVA
Menurut Gatot Wijayanto (1993) penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
(25)
1) Apabila EVA> 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.
3) Apabila EVA< 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.
Sehingga hal di atas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tolak Ukur Penilaian EVA
EVA> 0
Ada nilai ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua
kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur
sesuai ekspektasinya
Positif
EVA = 0
Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu
membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur
sesuai ekspektasinya.
Positif
EVA< 0
Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang
dana atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan ekspektasi return sahamtidak dapat
tercapai.
Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan
(26)
d. Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1) EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi.
2) Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam. 3) EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisisrasio.
Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain:
1) Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang.
2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih dominan.
(27)
3) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.
4) EVA jarang dipakai dalam praktik
5) EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis. e. Langkah – langkah dalam menentukan EVA
Menurut Brigham & Houston (2006:69), EVAditentukan dengan cara antara lain :
1) Menghitung laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax / NOPAT) Menurut Bringham dan Houston (2006 : 64), laba bersih tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi.
NOPATatau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus:
NOPAT = EBIT (1- Tax) Keterangan :
EBIT : Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak
(28)
2) Menghitung Invested Capital Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha/kewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban Jangka. Pendek
3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital) Menurut Young (2001:149) Weighted Average Cost of Capital(WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing – masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal perusahaan.
Dan rumus untuk menghitung WACC :
(29)
Keterangan :
WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-rata tertimbang
D :Tingkat Modal rd :Biaya hutang
E : Tingkat modal dan ekuitas re : Biaya ekuitas
Tax : Beban Pajak Dimana :
Total Kewajiban
Tingkat Modal (D) = X 100 %
Total Kewajiban dan Ekuitas Beban Bunga
Biaya hutang (rd) = X 100%
Total Kewajiban
Total Ekuitas
Tingkat modal Dan Ekuitas (E) = X 100%
Total Kewajiban dan Ekuitas
Laba Bersih Setelah Pajak
Biaya Ekuitas (re) = X 100% Total Ekuitas
4) Menghitung Capital Charges
capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham.
(30)
5) Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan :
EVA = NOPAT –Capital Charges
2.1.5. Market Value Added (MVA)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan menguntungkan pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham.
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan disebut sebagai Market Value Added (MVA).” MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang.
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa
Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi
(31)
menjadi lebih besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor.
2.1.6. Rasio Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada neraca cenderung menyimpangkan hasilnya. Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca.
a. Return on Assets (ROA) Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
(32)
dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266). ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 1995). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham (Arifin 2002;65).
Laba Bersih
Return on Assets = X 100 %
Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno 2000:267). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi&Halim, 1996:85). Salah satu alasan utama perusahaan
(33)
beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROEmencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Laba Bersih
Return on Equity = X 100 % Modal Sendiri
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Mochtasom (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
(34)
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti, tahun Dan Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Lucky Bani Wibowo (2005), “Pengaruh Economic Value
Added dan
Profitabilitas
Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham”.
Variabel Independen:
Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA) dan Return of Equity (ROE). Variabel
Dependen: Return Saham.
EVA, ROA,ROEtidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
2. Mariana Sri Rahayu (2007) “Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa
Variabel Independen: EVAdan MVA Variabel Dependen: Return Saham.
EVA dan MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
(35)
Efek Jakarta”. 3. Mochammad
Mochtasom (2009) “Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI”.
Variabel Independen:
Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROA Variabel
Dependen: Return Saham
EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan secara parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh
Terhadapreturn saham 4. Yogi Marshal (2009)
“Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”. Variabel Independen: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi Variabel
Dependen: ReturnSaham
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
(36)
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Economic Value Added merupakan nilai yang ditambah menejemen terhadap pemegang saham dalam waktu tertentu, dimana jika EVA positif maka akan memberikan nilai tambah terhadap perusahaan, dan jika Market Value Added ( MVA ) positif maka perusahaan telah meningkatkan modal yang diinvestasikan., sedangkan Return On Asset ( ROA), jika ROA mengalaminilai positif itu menunjukkan bahwa semakin tinggi perusahaan menghasilkan keuntungan, dan Return On Equity (ROE) semakin tinggi itu
Return on Equity (X4) Return on Asset
(X3) Market Value Added
(X2)
Economic Value Added (X1)
Return Saham
(37)
mencerminkan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Dimana Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) akan mempengaruhi Return saham terhadap pemegang saham.
2.3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007: 51). Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :Economic Value Added (EVA),Market Value Added (MVA), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE)berpengaruh secara parsial terhadap return saham.
(38)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007 : 30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), rasio profitabilitas terhadap return sahamperusahaan.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2009 - 2011.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2007 : 73) dimana sampel yang diambil harus benar – benar representatif (mewakili). Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007 : 78).
Kriteria – kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
(39)
1. Sampel yang diambil merupakan perusahaan Tambang yang tercatat dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2009 – 2011.
2. Perusahaan tersebut memiliki laba positif dan membagikan deviden setiap tahunnya selama periode penelitian ini yaitu pada tahun 2009 – 2011.
3. Perusahaan memiliki data – data yang diperlukan dalam penelitian ini. Tabel 3.1
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 CTTH PT.CITATAH Tbk
2 ANTM PT.ANEKA TAMBANG TbK
3 TINS PT.TIMAH Tbk
4 PTRO PT.PETROSEA Tbk
5 PTBA PT.BUKIT ASAM TbK
6 PGAS PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk
7 MEDC PT.MEDCO ENERGI Tbk
8 CNKO PT.EXPLOITASI ENERGI INDONESIA Tbk
9 BYAN PT.BAYAN RESOURCES Tbk
10 BUMI PT.BUMI RESOURCES Tbk
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar,2003 : 69). Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section (Pooled Data).
(40)
Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang di dapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu (Umar, 2003 :70).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait denga lingkup penelitian. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 – 2011. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs
www.idx.co.id untuk memperoleh data laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
3.5.1 Variabel Dependen (Y) : return saham Return merupakan tingkat pengembalian hasil yang diharapkan oleh investor dari kegiatan investasi. Dalam Jogiyanto (2000:109), return diukur dengan rumus :
Pt –Pt-1
return = + yield
Pt - 1
Pt –Pt-1 Dt
return = +
(41)
Keterangan :
Pt = Harga Saham Pada Waktu t
Pt -1 = Harga investasi saham penutupan sebelum periode t Yield = Persentase deviden terhadap harga saham sebelumnya 3.5.2 Variabel Dependen (X) terdiri dari :
a. Economic Value Added (EVA) Economic Value Added adalah laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) selama satu tahun buku dan akan dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh modal (capital charge) yang didasarkan atas WACC dan dikalikan dengan Invested capital.
Langkah – langkah menghitung EVA :
1) Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT = EBIT (1-T)
Keterangan:
NOPAT : Net Operating Profit After Tax atau laba bersih setelah pajak
EBIT : Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak
T : Tax atau pajak
2) Menghitung Invested Capital Rumus :
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban Jangka Pendek
3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital) Rumus:
(42)
Dimana :
Total Kewajiban
Tingkat Modal (D) = X 100 %
Total Kewajiban dan Ekuitas Beban Bunga
Biaya hutang (rd) = X 100%
Total Kewajiban Total Ekuitas
Tingkat modal Dan Ekuitas (E) = X 100%
Total Kewajiban dan Ekuitas
Laba Bersih Setelah Pajak
Biaya Ekuitas (re) = X 100% Total Ekuitas
Setelah biaya utang dan biaya ekuitas diperoleh maka biaya modal rata-rata tertimbang dapat dicari dengan rumus :
WACC = [(D x rd)x(1 x Tax) + (E x re)]
WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-rata tertimbang
D :Tingkat Modal rd :Biaya hutang
E : Tingkat modal dan ekuitas re : Biaya ekuitas
Tax : Beban Pajak
4) Menghitung Capital Charges Capital Charges = WACC x Invested Capital
(43)
Keterangan:
Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. 5) Menghitung EVA EVA dapat diukur dengan :
EVA = NOPAT –Capital Charges b. Market Value Added (MVA)
Market Value Added, adalah selisih nilai pasar perusahaan dikurang nilai buku perusahaan.MVAdihitung dengan rumus :
MVA = Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham
MVA= (saham beredar)(harga saham)–Total ekuitas saham biasa c. Return On Asset (ROA) Rasio ini mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
ROA dapat diukur dengan : Laba Bersih
Return on Assets = X 100 %
Total Aktiva
d. Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik dan/atau seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber – sumber lain untuk kepentingan pemilik.
(44)
Laba Bersih
Return on Equity = X 100 %
Modal Sendiri
Tabel 3.2
Identifikasi Variabel Penelitian
No Variabel Simbol Indikator Skala
1 Return Saham Y Pt -Pt -1 Dt + Pt -1 Pt - 1
Rasio
2 Economic Value Added
(EVA)
X1 NOPAT – Capital Charges Rasio
3 Market Value Added (MVA)
X2 Nilai Pasar Saham- Ekuitas Modal
Yang diberikan Pemegang Saham
Rasio
4 Return On Asset (ROA)
X3 Laba Bersih
Total Aktiva
Rasio
5 Return On Equity (ROE)
X4 Laba Bersih
Modal Ekuitas Pemegang Saham
Rasio
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 18 (Statistik Product and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1.Uji Normalitas
(45)
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas < 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas
(46)
dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas.
Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari uji statistik. Penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signfikan secara statistik terhadap variabel dependen (signifikansi <0,05), maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen (siginifikansi > 0,05) maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
3.6.1.4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang
(47)
lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) da 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positip
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas (Lubis, 2007: 45). Persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y = α + β1X
(48)
Keterangan :
Y = return saham
X
1 = EVA
X
2 = MVA
X
3 = ROA
X
4 = ROE
α = konstanta
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi
e = error
Penelitian ini menggunakan uji statistik t. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho=tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Ha= semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan
ketentuan :
Jika t-hitung< t-tabel,maka H
0diterima dan Ha ditolak.
Jika t-hitung>t-tabel,maka H
(49)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Data penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui hubungan antara economic value added, market value added dan profitabilitas perusahaan terhadap return saham. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik.
Analisis statistik merupakan analisis yamg mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan computer melalui program SPSS. Data variabel penelitian akan disajikan pada lampiran yang menyajikan variabeleconomic value added, market value added, profitabilitas perusahaan, dan return saham.
Sampel yang memenuhi kriteria seperti yang diungkapkan dalam bab tiga diperoleh sebanyak 10 perusahaan. Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah :
(50)
Tabel 4.1
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 CTTH PT.CITATAH TBK
2 ANTM PT.ANEKA TAMBANG TBK
3 TINS PT.TIMAH TBK
4 PTRO PT.PETROSEA TBK
5 PTBA PT.BUKIT ASAM TBK
6 PGAS PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK
7 MEDC PT.MEDCO ENERGI TBK
8 CNKO PT.EXPLOITASI ENERGI INDONESIA TBK
9 BYAN PT.BAYAN RESOURCES TBK
10 BUMI PT.BUMI RESOURCES TBK
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005:142). Deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan variabel penelitian tahun dari tahun 2009 - 2011.
Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan 2006 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini
(51)
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriftive Statisticsa
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EVA 30 733.1 8031048.2 292494.7 1990732.5 MVA 30 8940.8 1048885222.9 8563467.5 31797546.6
ROA 30 .01 .42 .09 .099520
ROE 30 .01 .49 .185 .145305
RETURN 30 -.59 2.91 .585 .768016
VALID 30 (Listwise)
a. Dependent Variable: ln_return Sumber : Data yang diolah Penulis 2013
Tabel 4.2 menunjukkan hasil output SPSS mengenai statistik deskriftif variabel penelitian tahun2009 -2011 dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 30 ( 10 perusahaan selama 4 tahun. Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan statistik deskriftif masing – masing variabel, bahwa :
a. Variabel return saham memiliki nilai maksimun sebesar 2,91 nilai minimun
sebesar -0,59, nilai rata – rata (mean) sebesar 0,585, dengan standar deviasi sebesar 0,768061 dan jumlah sampel sebanyak 30.
b. Variabel Economic Value Added memiliki nilai maksimum sebesar 8031048.2, nilai minimun sebesar 733.1, nilai rata –rata (mean) sebesar 8563467.5, dengn standar deviasi sebesar 1990732.5 dan jumlah sampel sebanyak 30.
c. Variabel Market Value Added memiliki nilai maksimum sebesar 1048885222.9, nilai minimum sebesar 8940.8, nilai rata- rata (mean)
(52)
sebesar 8563467.5, dengan standar deviasi sebesar 31797546.6, dan jumlah sampel sebanyak 30.
d. Variabel Return On Asset memiliki nilai maksimum sebesar 0,42, nilai minimum sebesar 0,01, nilai rata- rata (mean) sebesar 0,09, dengan standar deviasi sebesar 0,099520, dan jumlah sampel sebanyak 30.
e. Variabel Return On Equity memiliki nilai maksimum sebesar 0,49, nilai minimum sebesar 0,01, nilai rata- rata (mean) sebesar 0,185, dengan standar deviasi sebesar 0,145305, dan jumlah sampel sebanyak 30.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
(53)
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75953830
Most Extreme Differences Absolute .173
Positive .173
Negative -.128
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0,948 dan signifikan pada 0,330 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0.000 > 0,05 menurut Situmorang ( 2008 : 62 ) ada beberapa cara jika data tidak menyebar secara normal diantaranya melakukan transformasi data menjadi bentuk Logaritma natural (Ln), oleh karena itu penulis memutuskan melakukan transformasi data terhadap semua variabel menjadi Logaritma natural (Ln), agar variabel – variabel dalam penelitian memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu, dilakukan pengujian ulang dengan metode statistik.
Hasil output SPSS pengujian normalitas setelah transformasi data akan disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
(54)
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas setelah transformasi One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.42323136 Most Extreme Differences Absolute .176
Positive .097
Negative -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .963
Asymp. Sig. (2-tailed) .312
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Berdasarkan hasil pengujian K-S diatas, nilai K- S yang diperoleh adalah 0,963, dan signifikan pada 0,312, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dimana nilai p lebih besar dari 0,05 (p=0,312> 0,05). Dengan demikian keseluruhan bahwa nilai observasi telah didistribusikan secara normal Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak menceng (skewnes) ke kiri atau ke kanan.
Gambar 4.1 Histogram
(55)
Pada grafik normal plot, dapat dilihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot 4.2.2.2. Uji Multikolonieritas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gajala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi anatara variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
(56)
Tabel 4.5
Uji multikolonieritas untuk
LN_RETURN=f(LN_EVA,LN_MVA,LN_ROA, LN_ROE) Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
ln_eva .484 2.065
ln_mva .511 1.959
ln_roa .732 1.366
ln_roe .531 1.883
a. Dependent Variable: ln_return Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk LN_EVA lebih besar dari 0,1 ( 0,484>0,1 ), LN_MVA lebih besar dari 0,1 ( 0,511 > 0,1 ) LN_ROA lebih besar dari 0,1 ( 0,732 > 0,1 ), LN_ROE lebih besar dar 0,1 ( 0,531 > 0,1). Angka VIF untuk LN_EVA lebih kecil dari 10 ( 2,065 < 10 ), LN_MVA lebih kecil dari 10 ( 1,959 < 10 ), LN_ROA lebih kecil dari 10 (1,366 < 10 ), LN ROE lebih kecil dari 10 ( 1,883 < 10
).
Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan tidak terdapat multikolonieritas.Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel bebas (independen).
(57)
Tabel 4.6 Cofficient correlations Coefficient Correlationsa
Model ln_roe ln_mva ln_roa ln_eva
1 Correlations ln_roe 1.000 -.218 -.514 -.305
ln_mva -.218 1.000 .121 -.566
ln_roa -.514 .121 1.000 .105
ln_eva -.305 -.566 .105 1.000 Covariances ln_roe .126 -.010 -.066 -.017
ln_mva -.010 .016 .006 -.011
ln_roa -.066 .006 .132 .006
ln_eva -.017 -.011 .006 .023
a. Dependent Variable: ln_return Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Dari tabel di atas data dapat dilihat tingkat kolerasi antara variabel bebas yaitu : tingakat antara variabel bebas antara LN_EVA terhadap LN_MVA menunjukkan angka -0,566 atau -56,6 %. Tingkat ini masih jauh dibawah 95%. Tingkat kolerasi antara LN_EVA terhadap LN_ROA menunjukkan angka 0,121% atau 12,1%. Tinkat kolerasi antara LN_EVA antara LN_ROE menunjukkan angka 0,218 atau -21,8%. Tingkat kolerasi antara LN_MVA terhadap LN_ROA menunjukkan angka 0,105 atau 10,5%. Tingkat kolerasi antara LN_MVA antara LN_ROE menunjukkan -0,305 atau -30,5%. Tingkat kolerasi antara LN_ROA antara LN_ROE menunjukkan angka -0,514 atau -51,4%. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa tidak dapat kolerasi antara variabel bebas atau tidak terdapat multikolonieritas.
(58)
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas
Untuk pengujian heteroskedastisitas, penulis menggunakan alat analisis grafik (Scatterplot). Pada analisis grafik Scatterplot,.deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot maka tidak terjadi heteroskedastisitas dengan kata lain homoskedastisitas. Hasil pengujian dapat ditunjukkan grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID sebagai berikut.Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot 4.2.2.4. uji autokolerasi
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1.Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu
(59)
dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Metode yang digunakan penulis telah diungkapkan dalam bab tiga. Hasil pengujian pada tabel memperlihatkan nilai statistik Durbin – Watson sebesar 1, 195. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin –Watson dengan nilai signifikan 5%, jumlah sampel = 30, jumlah variabel independen 4 ( K=4) , maka di tabel Durbin – Watson akan dapat nilai, maka di tabel Durbin –Watson akan dapat nilai dl = 0,8795 dan du = 0,9825. Nilai DW terletak di antar batas du lebih kecil dari 3,0175 (4-0,9825), maka dapat disimpulkan tidak ada autokolerasi
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson dimension0 1 .163a .027 -.129 1.53287 1.195 a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_mva, ln_roa, ln_eva
Sumber : Data yang diolah penulis 20113
4.3.3. Pengujian Hipotesis
Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk logaritma natural (LN).Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Penulis menggunakan analisis regresi berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan program SPSS 18.
(60)
4.3.3.1. Persamaan Regresi
Tabel 4.8
Analisis Hasil Regresi
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .007 3.801 .002 .998
ln_eva .030 .153 .055 .195 .847 .484 2.065
ln_mva -.040 .125 -.088
-.319
.752 .511 1.959 ln_roa .236 .363 .150 .651 .521 .732 1.366
ln_roe -.151 .355 -.115
-.424
.675 .531 1.883 a. Dependent Variabel : Ln_return
Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Berdasarkan tabel diatas di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut : LN_RETURN : 0,07+0,30 LN_EVA – 0,40 LN_MVA + 0,236 LN_ROA
– 1,51LN_ROE Keterangan :
1) Konstanta sebesar 0,07 menunjukkan bahwa apa bila tidak ada variabel independen ( EVA, MVA,ROA,ROE ) maka tingkat return saham sebesar 0,07.
2) β1 sebesar 0,30 menunjukkan bahwa setiap perubahan economic
value added sebesar 1% akan di ikuti kenaikan return saham sebesar 30% dengan asumsi variabel tetap.
(61)
3) β2 sebesar -0,40 menunjukkan bahwa setiap perubahan maket
value added 1% akan di ikuti penurunan return saham sebesar -40% dengan asumsi variabel tetap.
4) β3 sebesar 0,236 menunjukkan bahwa setiap perubahan return on
asset 1% akan di ikuti kenaikan return saham sebesar 23,6% dengan asumsi variabel tetap.
5) β4 sebesar -1,51 menunjukkan bahwa setiap perubahan return on
equity sebesar 1% akan di ikuti penurunan return saham sebesar -151% dengan asumsi variabel tetap.
4.3.3.2. Analisis koefisien korelasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.
(62)
Tabel 4.9 Model Summary Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson dimension0 1 .163a .027 -.129 1.53287 1.195 a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_mva, ln_roa, ln_eva
Sumber : Data yang diolah penulis 20113
Pada tampilan output SPSS model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,27 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara EVA,MVA,ROA,ROE (variabel independen) terhadap Variabel dependen yaitu return saham lemah. koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. angka afjusted R square atau koefisien determinasi adalah -0.129 . hal ini berarti -12,9% variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel indepeden, sedangkan sisanya 112,9% dijelaskan olah faktor-faktor lain. Standard Error of Estimate ( SEE) adalah 1.53287, semakin kecil SEE maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.3.3.3 Pengujian secara parsial
Uji – t digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dan setiap variabel independennya. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.10.
(63)
Table 4.10 Hasil uji – t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .007 3.801 .002 .998
ln_eva .030 .153 .055 .195 .847
ln_mva -.040 .125 -.088
-.319 .752
ln_roa .236 .363 .150 .651 .521
ln_roe -.151 .355 -.115
-.424 .675 a. Dependent Variable: ln_return
Sumber : Data yang diolah penulis 2013
Dari hasil pengolahan SPSS dapat dilihat besarnya t hitunguntuk variabel EVA sebesar 0,195 dengan nilai signifikan 0,847. hasil uji tersebut dapat menunjukkan t hitung lebih adalah lebih kecil dari t tabel ( 0,195 < 1,7081 ). Dilihat dari signifikasinya, signifikasi EVA sebesar 0,847 lebih besar dari nilai signifikan yaitu sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikasinya, menunjukkan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham. Nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 ( 5% ) dan derajat kebebasan (df) = (n – k- 1 ) atau (30 – 4 – 1 ).
Nilai hitung Variabel MVA adalah -0,319 dengan nilai signifikan 0,752 . hasil uji tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel ( -,319 < 1,7081 ). Dilihat signifikasinya MVA sebesar 0,752 lebih besar dari signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan nilai t hitung maupun
(64)
signifikannya, menunjukkan MVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham.
Nilai t hitung untuk Varibel ROA adalah 0,615 dengan nilai signifikan 0,521. Hasil uji tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel ( 0,615 < 1,7081 ). Dilihat signifikannya ROA sebesar 0,521 lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan nilai t hitung maupun signifikannya. menunjukkan ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham.
Nilai t hitung Variabel ROE adalah-0,424 dengan nilai signifikan 0,675. Hasil uji tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel ( -0,424 < 1,7081 ). Dilihat signifikannya ROE sebesar 0,675 lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan nilai t hitung maupun signifikannya, menunjukkan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Variabel return saham.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai adjusted R square sebesar -0,135. Hal ini berarti bahwa -13,5% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi EVA, MVA, ROA, dan ROE, sedangkan sisanya sebesar 113,5% dijelaskan oleh sebab – sebab lainyang tidak termasuk dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui secara parsial , economic value added dan return on asset tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki pengaruh ke arah positif terhadap return saham, sedangkan market value added,
(65)
dan return on equitytidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki pengaruh ke arah negatif terhadap return saham.
Dari hasil pengujian tersebut, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return saham
Dari penjelasan uji t diketahui bahwa economic value added memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,030 yang mana setiap perubahan Economic Value Added sebesar 1% akan di ikuti kenaikan return saham sebesar 3% dengan asumsi variabel tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa Economic Value Added berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Artinya, setiap perubahan Economic Value Added akan mempengaruhi perubahan pada return saham tapi tidak siginifikan. Hasil ini bertolak belakang dengan dengan hasil yang diperoleh Wibowo (2005),Marshal (2009),dan Rahayu (2007) dimana variabel EVA memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
2. Pengaruh Market Value Added terhadap return saham
Dari penjelasan uji t diatas dapat dapat diketahui bahwa Market Value Added memiliki koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,040 yang mana setiap perubahan Market Value Added sebesar 1% maka diikuti oleh penurunan return saham sebesar 4% dengan asumsi variabel tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa Market Value Added berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham.
(66)
Artinya, setiap perubahan Market Value Addedakan mempengaruhi perubahan pada return saham tapi tidak siginifikan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Rahayu (2007), namun bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Marshal (2009).
3. Pengaruh Return On Asset terhadap retun saham
Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa Return On Asset memiliki koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,236 yang dimana setiap perubahan Return On Asset 1 % akan di ikuti peningkatan return saham sebesar 23,6% dengan asumsi variabel tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa Return On Asset berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Artinya, setiap perrubhan Return On Asset mempengaruhi perubahan return saham tapi tidak signifikan, Hasil ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Wibowo (2005) dimana variabel ROA memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap return saham.
4. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham
Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa Return On Equity memiliki koefisien regresi yang negatif, yaitu sebesar -0,151 yang mana setiap perubahan Return On Equity sebesar 1% akan diikuti penurunan return saham sebesar -15,1% dengan asumsi variabel tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan , diketahui Return On Equity berpengaruh negatif terhadap return saham,artinya setiap perubahan Return On Equity akan mempengaruhi return saham tetapi tidak
(67)
signifikan . Hasil ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Wibowo (2005) dimana variabel ROE memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap return saham.
Tidak signifikannya pengaruh economic value added, market value added, return on assets, dan return on equity perusahaan terhadap return pemegang saham perusahaan kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kondisi sosial, politik, serta ekonomi Indonesia yang tidak stabil sehingga mengakibatkan tingginya resiko bisnis serta ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan diterima oleh investor, pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasi di Bursa Efek Indonesia kurang memperhatikan aspek fundamental perusahaan yang dalam penelitian ini diwakili oleh EVA, MVA, ROA, dan ROE.
Hal ini disebabkan juga karena kemungkinan-kemungkinan bahwa dalam perhitungan EVA hanya mengacu pada hasil akhir, sehingga konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
(68)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat hubungan yang signifikan antara economic value added (EVA), market value added (MVA), return on assets (ROA), dan return on equity (ROE) terhadap return saham. Sampel yang dipilih sebanyak 60 perusahaan.Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik inferensial setelah sebelumnya dilakukan pengujian asumsi klasik.
1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang positif.
2. MVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang negatif.
3. ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang positif.
4. ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang negatif.
5.2. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Variabel dalam penelitian ini hanya berkisar antara dua set variabel yaitu value added (EVA dan MVA) dan rasio profitabilitas (ROA dan ROE) sebagai set variabel independen dan return saham sebagai set variabel
(69)
dependen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi return saham.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas hanya dari tahun 2009 – 2011.
5.3. SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas set variabel yang digunakan, misalnya melibatkan tingkat inflasi dalam penelitian, atau menambah variabel moderat serta disarankan untuk memperbanyak sampel yang digunakan. Selain itu disarankan juga untuk memperpanjang periode penelitian.
2. Bagi manajemen perusahaan, agar dapat mengelola dana investor sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan nilai bagi investor. Kinerja yang baik, akan meningkatkan return bagi investor, sehingga investor tidak ragu untuk berinvestasi pada perusahaan.
3. Bagi investor, agar dapat memanfaatkan informasi dengan sebaik mungkin. Investor dapat menilai kinerja perusahaan melalui informasi yang beredar.
(1)
Hasil Uji Normalitas SEBELUM TRANSFORMASI
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75953830 Most Extreme Differences Absolute .173
Positive .173
Negative -.128
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
(2)
(3)
SETALAH TRANSFORMASI DATA Uji Normalitas
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas setelah transformasi
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.42323136
Most Extreme Differences Absolute .176
Positive .097
Negative -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .963
Asymp. Sig. (2-tailed) .312
a. Test distribution is Normal.
(4)
Uji multikolonieritas untuk
LN_RETURN=f(LN_EVA,LN_MVA,LN_ROA, LN_ROE)
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ln_eva .484 2.065
ln_mva .511 1.959
(5)
Cofficient correlations
Coefficient Correlationsa
Model ln_roe ln_mva ln_roa ln_eva
1 Correlations ln_roe 1.000 -.218 -.514 -.305
ln_mva -.218 1.000 .121 -.566
ln_roa -.514 .121 1.000 .105
ln_eva -.305 -.566 .105 1.000
Covariances ln_roe .126 -.010 -.066 -.017
ln_mva -.010 .016 .006 -.011
ln_roa -.066 .006 .132 .006
ln_eva -.017 -.011 .006 .023
b. Dependent Variable: ln_return
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson dimension0 1 .163a .027 -.129 1.53287 1.195 a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_mva, ln_roa, ln_eva
Analisis Hasil Regresi Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .007 3.801 .002 .998
ln_eva .030 .153 .055 .195 .847 .484 2.065
ln_mva -.040 .125 -.088
-.319
.752 .511 1.959 ln_roa .236 .363 .150 .651 .521 .732 1.366
ln_roe -.151 .355 -.115
-.424
(6)
Hasil uji – t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .007 3.801 .002 .998
ln_eva .030 .153 .055 .195 .847
ln_mva -.040 .125 -.088
-.319 .752
ln_roa .236 .363 .150 .651 .521
ln_roe -.151 .355 -.115
-.424 .675 a. Dependent Variable: ln_return
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriftive Statisticsa
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EVA 30 733.1 8031048.2 292494.7 1990732.5 MVA 30 8940.8 1048885222.9 8563467.5 31797546.6
ROA 30 .01 .42 .09 .099520
ROE 30 .01 .49 .185 .145305
RETURN 30 -.59 2.91 .585 .768016
VALID 30 (Listwise)