Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

OLEH

Muhammad Arief

100522125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat, hidayah serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya dan semua sahabat-sahabatnya yang telah berjuang dan membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulis juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada Ayahanda Sunardi dan Ibunda Sumarni atas cinta kasih, pengorbanan, dukungan, serta doanya yang selalu diberikan kepada penulis.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program studi S1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara dengan judul : ’’Pengaruh Economic Value Added dan

Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’ (Periode 2009-2011).

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, waktu dan materi yang tidak dapat diukur. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA., selaku Dekan


(3)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM.,Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi.,Ak selaku Ketua Program Studi

Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi USU serta Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar selaku Dosen Pembaca Penilai yang

telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh keluarga besar Ayahanda dan Ibunda, adinda Hartini yang penulis

sayangi dan cintai berkat pengertian, kesabaran, pengorbanan beliau semua, sehingga penulis termotivasi dalam meyelesaikan skripsi ini, seluruh guru-guru yang penulis hormati dan kagumi dari mulai SDN SDN 165732, SMPN 27 Medan, SMA Prayatna Medan, Dosen-dosen Fakultas Ekonomi USU berkat beliau semua penulis bisa memperoleh ilmu pengetahuan serta terbebas dari kebodohan dan seluruh teman penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu terima kasih atas pertemanan dan pertolongan kepada penulis selama ini.


(4)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya.

Medan, 13 Januari 2014 Penulis


(5)

ABSTRAK

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah EVA (Economic Value

Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return

On Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Variabel dalam penelitian ini adalah EVA

(Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return On Investment) dan harga saham. Populasi dalam penelitian adalah Laporan keuangan Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Gross Profit

Margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan variabel independen EVA (Economic Value Added ), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return on Investment) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, hanya arah koefisiennya saja yang berbeda. Variabel EVA dan ROI berpengaruh secara negatif, sedangkan Variabel NPM berpengaruh sacara Positif.

Kata Kunci: EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return On Investment) dan Harga saham.


(6)

ABSTRACT

EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS ON SHARE PRICE ON SERVICES COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to determine whether EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (net profit margin) , and ROI (Return on Investment) effect on stock prices at service companies listed in Indonesia Stock Exchange .

The model used to analyze the data in this study is a multiple linear regression . The variable in this study is EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) and stock prices . The population in this study is the Financial Statement Services Company Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 .

Based on the test results it can be concluded that the Gross Profit Margin in a positive and significant effect on stock prices , while the independent variables EVA (Economic Value Added) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) has insignificant effect on stock prices , only the direction of the coefficient is just different . EVA and ROI variables negatively , while the NPM variables affect positively.

Key Words : EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on Investment), Stock Price.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………. i

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham ... 9

2.1.1 Definisi Harga Saham ... 9

2.1.2 Valuasi Harga Saham... 10

2.1.3 Pendekatan Penilaian Saham... 11

2.1.4 Indeks Harga Saham ... 13

2.2 Economic Value Added ... 13

2.2.1 Pengertian Economic Value Added... 13

2.2.2 Tujuan dan Perhitungan EVA... 15

2.2.3 Model (Economic Value Added) ... 17

2.3 Rasio Profitabilitas ... 17

2.3.1 Gross Profit Margin (GPM)... 19

2.3.2 Net Profit Margin (NPM) ... 19

2.3.3 Return on Investment (ROI) ... 21

2.4 Tinjauan Penelitian terdahulu ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 26

2.6 Hipotesis... 27

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan waktu Penelitian... 28

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Operasional... 29

3.3.1 Definisi Operasional Variabel... 29

3.3.2 Skala Pengukuran Variabel... 31

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.5 Jenis Data ... 34

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.7 Teknik Analisis Data ... 35


(8)

3.7.2 Pengujian Hipotesis... ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 41

4.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 43

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 44

4.1.3.3 Uji Autokorelasi ... 45

4.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.1.4 Pembuktian Hipotesis ... 48

4.1.4.1 Koefisien Determinasi R2 ... 48

4.1.4.2 Anova (Uji F)... 49

4.1.4.3 Uji T (Uji Secara Parsial ) ... 50

4.2 Pembahasan ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Masalah... 58

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.4 Daftar Penelliti Terdahulu... 24

3.1 Skala Pengukuran Variabel... 31

3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel... 33

3.3 Daftar Perusahaan Sampel ... 33

4.1 Descriptive Statistics ... 42

4.2 One-Sample Kolmogrov-Sminorv Test ... 44

4.3 Uji Multikolinearitas ... 44

4.4 Uji Autokorelasi ... 45

4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.6 Model Summary ... 48

4.7 ANOVA ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

ABSTRAK

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah EVA (Economic Value

Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return

On Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Variabel dalam penelitian ini adalah EVA

(Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return On Investment) dan harga saham. Populasi dalam penelitian adalah Laporan keuangan Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Gross Profit

Margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan variabel independen EVA (Economic Value Added ), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return on Investment) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, hanya arah koefisiennya saja yang berbeda. Variabel EVA dan ROI berpengaruh secara negatif, sedangkan Variabel NPM berpengaruh sacara Positif.

Kata Kunci: EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return On Investment) dan Harga saham.


(12)

ABSTRACT

EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS ON SHARE PRICE ON SERVICES COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to determine whether EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (net profit margin) , and ROI (Return on Investment) effect on stock prices at service companies listed in Indonesia Stock Exchange .

The model used to analyze the data in this study is a multiple linear regression . The variable in this study is EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) and stock prices . The population in this study is the Financial Statement Services Company Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 .

Based on the test results it can be concluded that the Gross Profit Margin in a positive and significant effect on stock prices , while the independent variables EVA (Economic Value Added) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) has insignificant effect on stock prices , only the direction of the coefficient is just different . EVA and ROI variables negatively , while the NPM variables affect positively.

Key Words : EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on Investment), Stock Price.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang dalam penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, dimana investasi disini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang

pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat. Seperti halnya dengan pasar modal di Indonesia dimana telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan bagi perusahaan selain sektor perbankan. Hal ini karena ada dua fungsi yang dijalankan, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi sangat penting dalam menjembatani hubungan antara penyedia (investor), dan pengguna dana (emiten) atau perusahaan go public. Fungsi keuangan pasar modal ditunjukkan dengan keberadaannya yang memungkinkan


(14)

pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menanamkan modal dengan

harapan memperoleh hasil (return) dan perusahaan dapat memanfaatkan dana

tersebut untuk aktifitas perusahaan tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasional perusahaan.

Kesan yang muncul di benak banyak orang ketika berbicara tentang pasar modal di Indonesia sering kali adalah spekulasi dan investasi di bursa saham. Investor akan menggunakan berbagai cara guna meningkatkan peluang memperoleh hasil dan menurunkan risiko. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah menganalisa pasar secara terus menerus. Pemandu mereka adalah dua tipe dasar analisa, yang sudah lazim: Fundamental dan teknikal (dalam Cahyono, 2001: 12). Analisis fundamental menggunakan data keuangan perusahaan seperti: laba, dividen yang dibayar, penjualan, dan lain-lain. Sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar saham yang meliputi harga dan volume transaksi saham.

Salah satu bidang usaha yang tampak mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia adalah sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dari indeks tendensi bisnis tahun 2013 pada sektor perusahaan jasa mencapai 103,89% (www.bps.go.id). Perkembangan ini juga terlihat pada laju pertumbuhan PDB 10,84% (www.bps.go.id). Peningkatan sektor jasa disebabkan adanya tingkat optimisme pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis khususnya Jasa dan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap produk Jasa.

Kondisi tersebut berpengaruh pada meningkatnya minat investor yang berinvestasi pada saham-saham di perusahaan jasa. Adanya metode baru dan


(15)

rasio-rasio berdasarkan laporan keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian perusahaan terhadap perkembangan pesat saham-saham yang tergabung di BEI.

Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para

investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam mengeluarkan peraturan No. X.K.6 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan publik, setiap emiten secara berkala atau periodik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang bersangkutan melalui keputusan ketua Bapepam.

Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Harga saham

mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. . Harga saham dianggap sebagai suatu nilai yang dapat memberikan gambaran yang objektif tentang nilai investasi pada sebuah perusahaan dan karena harga saham juga akan mencerminkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap anggapan investor terhadap kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam kondisi tertentu harga saham tidak selalu mencerminkan pergerakan kinerja keuangan emiten, hal ini disebabkan karena adanya faktor teknis yang juga dapat mempengaruhi harga saham seperti adanya merger/akuisisi


(16)

pada perusahaan tertentu, kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan deflasi serta situasi politik dan keamanan.

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah

dicapainya. Economic Value Added (EVA), dan rasio-rasio profitabilitas yang

diukur dengan ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on

Sales), EPS (Earning Per Share), NPM (Net Profit Margin), GPM (Gross Profit Margin), ROI (Return on Investment) adalah beberapa rasio yang digunakan untuk menginterpretasi laporan keuangan. Bagi para kreditor jangka panjang atau pemegang saham selain berminat atau menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka pendek, justru terutama berminat pada kondisi keuangan jangka panjang, karena betapapun baiknya kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin bahwa dalam jangka panjang akan tetap baik.

Menurut Tandelilin (dalam Syaidati, 2009:6) EVA adalah ukuran


(17)

Added) bagi perusahaan. Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stem seorang analisis keuangan dari perusahaan Stem Stewart & Co pada tahun 1993/ Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Tunggal (dalam Dati 2009:6) EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya modal.

Terdapat beberapa macam rasio Profitabilitas dalam penelitian ini

yaitu GPM, NPM dan ROI. GPM (Gross Profit Margin) merupakan ratio atau

perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir, 2001:99). Menurut Hariyadi (2002 : 297) Rasio profit margin merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan. Semakin rendah biaya operasi per rupiah penjualan, semakin tinggi margin yang diperoleh.

Menurut Home dan Wachowiz (dalam Nugraha, 2009:22) ‘’NPM (Net

Profit Margin) secara umum digunakan untuk mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan. Pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan.’’ Jadi NPM adalah indikator seberapa besar laba bersih dari setiap rupiah pendapatan. Net Profit Margin yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukkan kekuatan bisnis tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk melakukan kontrol terhadap biaya. Dengan demikian perusahaan tersebut memiliki efisiensi yang


(18)

tinggi dan juga berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dari penjualannya.

ROI (Return on Investment) atau ratio pengembalian atas investasi

merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:60). Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai dari harga saham perusahaan jasa di Bursa Efek Jakarta. Di antaranya adalah penelitian Syaidati (2012) yang menganalisis Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap harga saham perusahaan Jasa di mana EVA dan rasio profitabilitas (ROE) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan, sedangkan ROA dan EPS berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian Widyatmini dan Michel (2008) manganalisis pengaruh EVA dan analisis Fundamental terhadap harga saham di perusahaan Jasa dimana

Economic Value Added, Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover Ratio,

Inventory Turnover Ratio, Gross Profit Margin Ratio, Net Profit Margin Ratio,

Return On Asset Ratio, Return On Equity Ratio, Debt Ratio, Debt Equity Ratio,

Leverage Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio) secara bersama-sama seluruhnya berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan,

tetapi secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang


(19)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2011.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang penelitian maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

 Apakah Eva (Economic Value Added) dan rasio profitabilitas {GPM (Gross

Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on Investment)} berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

 Mengetahui apakah Eva (Economic Value Added) dan rasio profitabilitas

GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on

Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :

1. Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan memperluas wawasan

peneliti yang berhubungan dengan pasar modal, khususnya kinerja keuangan baik yang berupa rasio maupun berbasis nilai dan harga saham.

2. Bagi Emiten memberikan informasi tentang EVA dan rasio profitabilitas

yang mempengaruhi harga saham sehingga perusahaan emiten dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya.

3. Bagi calon investor merupakan informasi sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi dan dapat memperoleh imbalan hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang diharapkan investor.

4. Bagi peneliti berikut nya dapat digunakan sebagai bahan referensi, bahan

masukan serta perbandingan hasil peneliti dengan periode yang berbeda dan perusahaan yang berbeda dengan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham

2.1.1 Definisi Harga Saham

Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis/intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.

Menurut Darmadji dan Fachruddin (dalam Syaidati, 35:2009), harga saham terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri yaitu:

1. Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.

2. Open atau opening price menunjukkan harga saham pertama kali

pada saat pembukaan sesi I perdagangan.

3. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.


(22)

4. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.

5. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga yang terakhir terjadi.

6. Close atau closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham.

2.1.2 Valuasi Harga Saham.

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik(intrinsic

value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan untuk menentukan harga saham adalah sebagai berikut:

a. Apabila NI lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut

dinilai harganya terlalu rendah (undervalued), sehingga saham

tersebut harus dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki;

b. Apabila NI lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut

dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam

kondisi seperti ini harus segera dijual;

c. Apabila NI sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut dinyatakan dalam kondisi keseimbangan. Dari asumsi investor terhadap nilai saham yang overvalued atau undervalued inilah terjadi proses jual beli saham yang akan berakibat pada perubahan harga saham.


(23)

2.1.3 Pendekatan Penilaian Saham

Untuk menentukan harga saham diperlukan adanya suatu model perhitungan yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana seharusnya dimasukkan dalam portofolio. Model perhitungan merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan (misalnya penjualan, laba, dan deviden) yang diamati menjadi perkiraan harga saham. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan harga saham yaitu:

1. Analisis Fundamental

Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya yaitu dengan dua pendekatan:

a. Pendekatan Deviden

Deviden merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembayaran deviden yang tinggi mencerminkan prospek tingkat keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan penurunan tingkat pembayaran deviden dapat menjadi informasi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan sebab deviden jugadianggap sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan juga mengindikasikan tingkat pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun besarnya deviden yang dibagikan;


(24)

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis ini dimulai denga cara memperhatikan perubahan harga suatu saham dari waktu ke waktu. Model analisis ini beranggapan bahwa harga suatu

saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut, sehingga

asumsi yang berlaku dalam model analisis ini adalah:

a. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand;

b. Supply dan demand dipengaruhi banyak faktor baik yang rasional maupun irasional;

c. Perubahan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu;

d. Tren tersebut dapat berubah mengikuti pergeseran supply dan demand;

e. Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari

diagram perilaku pasar;

f. Pola–pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan datang.


(25)

2.1.4 Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian – kejadian ekonomi, bahkan kejadian non ekonomi seperti misalnya sosial, politik, dan keamanan.Dengan demikian IHS juga dapat dijadikan sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu negara.

2.2 Economic Value Added

2.2.1 Pengerian Economic Value Added

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan

suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stewart dan Stren yaitu seorang analisis keuangan dari perusahaan Sten Stewart dan Co pada tahun 1993 Sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari sturktur modal awal yang ada.

Menurut Tunggal (dalam Iramani dan Febrian, 2005:3), EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.


(26)

Menurut Warsono (2001: 46 ), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.

Menurut Tandelilin (2001:195), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa EVA merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur.

Menurut Utama (dalam Dati, 2009:13 ) penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:

• Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah

terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

• Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.

• Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai tambah. Laba Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan.


(27)

2.2.2 Tujuan dan Perhitungan EVA

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Perhitungan

Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri.

Menurut Tunggal (Dalam Iramani dan Febrian, 2005:3) Terdapat beberapa manfaat EVA bagi suatu perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaan :

1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri

sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis

kecenderungan (Trend)

2. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan

untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

Menurut Iramani dan Febrian (dalam Dati, 2012:21) Eva sebagai penilai kinerja perusahaan yang mempunyai keunggulan dan kelemahan :


(28)

Keunggulan :

• Memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan

beban sebagai konsekuensi investasi.

• EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat

dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

• Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan

data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

• Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilain pemberian bonus

pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih

sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan Stakeholders

Satisfication Concepts.

• Pengaplikasian EVA yang mudah

Menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Kelemahan EVA

• EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur


(29)

• EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu.

2.2.3 Model Economic Value Added (EVA)

Berikut adalah Model Economic Value Added (EVA) :

EVA = NOPAT – Capital charges

NOPAT = Laba rugi usaha setelah bunga – pajak

Capital charges = WACC– Invested capital

WACC = ((D x rd)-(1-tax)+(Exre))

D = �����������

����������� & �������x 100%

Cost of debt (rd) = ����������

�������������������x 100%

Tingkat modal (E) = ������������

����������� & ������� x 100%

Cost of equity (re) = ����������������������

������������ x 100%

Tingkat pajak (Tax) = ����������

���������������������� x 100%

Invested Capital = (Total hutang + ekuitas)- hutang jangka pendek

2.3 Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor


(30)

yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapt melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (Profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, disamping mellihat laporan keungan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Home dan Wachowics (2005 : 222) menjelaskan rasio profitabilitas adalah ‘’rasio keuangan yang menghubungkan laba dengan penjualan investasi pada perusahaan’’.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas badan usaha dalam menghasilkan laba. Rasio ini menggambarkan kinerja operasional, risiko, dan pengaruh tuas (leverage). Ratio profitabilitas (profitability ratio) terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (Operating Asset).

Kasmir ( dalam Lumban 2010:3) menyatakan bahwa

hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.


(31)

Dalam penellitian ini Rasio profitabilitas yang peneliti gunakan

dalam menganalisis perubahan harga harga suatu saham adalah GPM (Gross

Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return on Investment).

2.3.1 Gross Profit Margin (GPM)

GPM digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Rasio GPM (Gross Profit Margin) menggambarkan efisiensi pengendalian harga

pokok atau biaya produksinya.

Rumus yang digunakan sbb: ��������� ���������

2.3.2 Net Profit Margin (NPM)

NPM digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus yang digunakan sbb: ���� ����� ℎ������ ℎ����� ����� ������

NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sedangkan NPM yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Jadi apabila NPM semakin meningkat maka kinerja perusahaan semakin membaik dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan. Dengan meningkatnya NPM perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut di pasar modal juga semakin meningkat.


(32)

Menurut Home dan Wachowicz (dalam Nugraha, 2009:9)

mengemukakan bahwa “Net profit margin secara umum digunakan untuk

mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan, pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan”.

Jadi NPM adalah indikator seberapa besar laba bersih dari setiap

rupiah pendapatan. Net profit margin yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukan

kekuatan bisnis tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk melakukan kontrol terhadap biaya. Dengan demikian perusahaan tersebut memiliki efisiensi yang tinggi dan juga berarti menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dari penjualannya.

Rasio margin laba (profit margin) menurut Sofyan (dalam Nugraha

2009:9) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dan menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Margin laba dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut

Marjin Laba (Profit Margin) =

Pendapatan Bersih Penjualan

Lukman Syamsudin (dalam Nugraha, 2009:9) menyatakan bahwa “Net

profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu

penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak

dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, semakin baik operasi suatu perusahaan”.

Rumus NPM dapat ditulis sebagai berikut :


(33)

Menurut Bambang Riyanto (dalam Nugraha, 2009:10) net profit margin diartikan sebagai keuntungan netto per rupiah penjualan. Menurut beliau, rumus perhitungan net profit margin dapat ditulis sebagai berikut :

Net Profit margin = ���������� ������ ℎ����� (���) ��������� ����

Tidak jauh berbeda dengan definisi para ahli sebelumnya, Helfert

(dalam Nugraha, 2009:10) mengartikan bahwa “Net profit margin adalah

hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan”. Menurut pendapat

beliau net profit margin menunjukan kemampuan manajemen perusahaan sampai

cukup berhasil memulihkan harga pokok barang dagang atau jasa, beban operasi (termasuk penyusutan) dan biaya pinjaman. Rasio ini juga menunjukan kemampuan manajemen menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu resiko.

Dari pendapat di atas, net profit margin menunjukan seberapa besar

imbal jasa atau kompensasi yang sanggup diberikan perusahaan terhadap investor.

2.3.3 ROI (Return on Investment)

ROI digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyediaa pendanaan ekuitas dan utang. Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang pengertian Return On Invesment (ROI).

Lukman Syamsudin (dalam Rijah, 2009:8) menyatakan bahwa “Return On Investmen (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara


(34)

keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia diperusahaan.” Sedangkan menurut Riyanto (dalam Rijah, 2009:8)

menyatakan bahwa “Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap

total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan. Uraian ini khususnya dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segment atau divisi dari suatu perusahaan.”

Dari pengertian yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih

yang bisa dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sehingga dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan.

Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan

mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis

yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment

(ROI) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI)

merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh keuntungan.

Menurut Riyanto (dalam Rijah, 2009:9) besarnya Return On

Investment (ROI) dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Return On Investment =

Net Profit After Tax

× 100%


(35)

Uraian dari rumus diatas adalah:

a. Net Profit After Tax

Merupakan pendapatan bersih hasil usaha yang merupakan suatu pos dalam income statement (laporan rugi laba).

b. Total Assets

Yang termasuk ke dalam total asset adalah keseluruhan assets yang ditanamkan perusahaan dalam kegiatannya, yaitu yang terdiri dari :

Current Assets, yaitu kas dan assets lainnya yang diharapkan dapat dikonversikan ke dalam kas, dijual atau dikonsumsikan baik dalam satu tahun atau dalam suatu siklus operasi. Adapun yang termasuk dalam

current assets adalah : marketable securities, account receivable, inventories.

Long Term Investment, umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu:

- Investasi dalam saham seperti obligasi, capital stocks atau longterm

notes.

- Investment tanggible fixed assets yang tidak secara langsung digunakan dalam operasi, seperti misalnya tanah yang dibeli dengan modif spekulasi.

- Investasi dalam dana khusus seperti dana pensiun atau dana perluasan

pabrik, juga termasuk disini adalah dana asuransi.

Property, plant equipment, dan intangible assets yaitu terdiri dari peralatan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, alat-alat, dan sumber daya seperti hutan dan mineral.


(36)

Other Assets yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah biaya-biaya yang ditangguhkan (Deffered changes) misalnya : biaya-biaya organisasi yaitu biaya-biaya yang terjadi pada saat pertama berdirinya perusahaan.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Latar belakang dalam penelitian ini selain dari rasa ingin tahu peneliti tentang pengaruh EVA dan Profitabilitas terhadap harga saham, namun juga ada beberapa faktor lain yaitu adanya penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan objek penelitian yang berbeda yang menyebabkan penulis semakin ingin tahu apakah ada perbedaan dari setiap penelitian tersebut.

Berikut ini ada beberapa peneliti terdahulu yang dijelaskan secara singkat dan jelas ke dalam bentuk tabel:

Table 2.4.

Daftar Peneliti Terdahulu

No Nama dan

tahun penelitian

Judul Variabel Hasil penelitian

1 Zadollah

Fathi (2012) Relationship Economic Value Added (EVA) with Stock Market Value (MV) and Profitability Ratios EP, EPS, EVA, MV, ROA

the correlation results, using person index between two indices, the economic value added index and the index of stock market value, show that at 1% level, these two variables are correleted, and the correlation is positive. Also, the results of the panel regression estimation indicate a positive and significant

relationship between two

indices of the economic value added and stock market.


(37)

2 Widyatmini dan Michel (2008) Penagruh Economic Value Added

(EVA) dan

Analisis Fundamentel terhadap Harga Saham. Dependen: harga saham Independen: EVA, CR, QR, TAR, ITR, GPM, NPM,ROA, RER,DR, DER,LR, EPS,dan PER)

EVA, CR, QR, TAR, ITR, G PMR, NPM, ROA, RER, DR,

DER, LR, EPS, dan PER)

secara bersama-sama seluruhnya berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan, tetapi secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan

3 Syaidati

(2012) Analisis pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2011 Dependen: harga saham Independen: EVA, ROA, ROE, dan EPS

ROA dan EPS tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan ROE dan EVA berpengaruh positif terhadap harga saham.

4 Indah

Nurmalasari (2008) Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008 Dependen: Harga Saham Independen: ROA, ROE, NPM, dan EPS

ROA dan EPS berpengaruh Positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham peusahaan

5 Alfitriady,

Amries & Edfan (2010) Pengaruh EVA, ROA, ROE, ROS, EPS, BEP terhadap harga saham di perusahaan Dependen: Harga saham Independen: EVA, ROA, ROE, ROS,

return on asset, return on sales tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga

saham. Sedangkan return on

equity, earning per share, Basic Earning Power dan


(38)

Perbankan dan Asuransi di Bursa Efek Indonesia (2007-2009)

EPS, BEP memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

2.5 Kerangka Konseptual

Untuk memperjelas kerangka dari penulisan ini maka dibuatlah suatu kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

Economic Value Added

(1)

Gross Profit Margin (2)

Net Profit Margin (3)

Return on Investment (4)

Harga Saham (Y)


(39)

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah prediksi tentang fenomena atau dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada (Jogiyanto, 2004:44).

a. EVA, GPM, NPM dan ROI berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar BEI.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan hipotesis (explanatory) atau kausal yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel yang lainya, dimana Yang dipengaruhi adalah variabel dependen (VD) dan variabel yang mempengaruhi adalah variabel Independen (VI) (Jogiyanto: 2004-44). Karakteristik penelitian ini bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis harus didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang dengan kondisi lain yang kurang lebih sama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini beralokasi di PT. Bursa Efek Indonesia yang beralamat di jalan jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta, Indonesia. Akan tetapi, peneliti

dalam hal ini hanya melakukan perolehan data melalui website

internet


(41)

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel 3.3.1 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel menjelaskan konsep masing-masing variabel dalam penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa (dalam Dati, 34:2009). Analisis terhadap harga saham pada umumnya bertujuan memperkirakan nilai yang layak bagi saham tersebut. Tentunya jika nilai yang seharusnya dari suatu saham (nilai instrinsik) tersebut lebih besar dari harga saham itu, maka harga saham dinilai undervalued (harga saham terlalu rendah). Jika sebaliknya, maka harga saham dinilai overvalued (harga saham terlalu mahal). b. Variabel Independen

1. Economic Value Added ( �1 ) adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah

perusahaan (Tandelilin, 2001:195). Langkah perhitungan EVA

sebagai berikut:

Eva = Nopat – Capital charges


(42)

Capital Charges = WACC – Invested capital

WACC = ((D x rd)-(1-tax)+(Exre))

D = �����������

����������� & ������� x 100%

Cost of debt (rd) = ����������

�������������������x 100%

Tingkat modal (E) = ������������

����������� & ������� x 100%

Cost of equity (re) = ����������������������

������������ x 100%

Tingkat pajak (Tax) = ����������

���������������������� x 100%

Invested Capital = (Total hutang + ekuitas)- hutang jangka pendek

2. Gross Profit Margin (�2) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Gross profit margin = ���� �����

���������

3. Net Profit Margin (�3) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan Volume penjualan.

Net profit margin = ���� ������ ℎ����� (���)


(43)

4. Return on Investment (�4) adalah suatu rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

Return on Investment = ���������� ℎ����� (���)

����� ������

3. 3.2 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel adalah proses dari kegiatan penelitian mengukur variabel untuk pengujian hipotesis serta mendapatkan jawaban yang akurat terhadap permasalahan yang muncul dalam penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel fisik seperti Economic Value Added ( nilai tambah ekonomis) dan rasio profitabilitas dari perusahaan jasa yang akan diteliti melalui data laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel

No Defenisi Parameter Skala

1. EVA: metode yang mencatat dengan

baik atau tepat seluruh kompleksitas perdagangan yang terkait dengan penciptaan nilai perusahaan

EVA = NOPAT– Capital charges

Rasio

2 GPM: mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien

GPM = ���������

���������

Rasio

3 NPM: mengukur laba bersih sesudah NPM = ���� ������ ℎ����� (���)


(44)

pajak dibandingkan dengan volume penjualan

4 ROI: menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

ROI = ���� ������ ℎ����� (���)

����� ������

Rasio

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah seluruh obyek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 31 desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2011 yaitu 28 perusahaan . Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan yang sudah diaudit per 31 Desember.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus

menerus sejak tahun 2009 sampai tahun 2011.

2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit setiap

tahun pengamatan.

3. Perusahaan memiliki data harga saham (pada tanggal saat laporan

keuangan diserahkan ke BAPEPAM selama tahun 2009-2011.

4. Di dalam laporan keuangan tersebut tercantum biaya bunga (interest


(45)

Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2009-2011.

28

2 Perusahaan yang dikeluarkan karena data laporan

keuangan tidak lengkap

18

Jumlah populasi yang masuk kriteria 10

Data periode pengamatan yang dilakukan dari Tahun 2009-2011 diperoleh populasi 28 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memenuhi kriteria untuk menjadi sampel perusahaan adalah sebanyak 10 perusahaan. Data perusahaan dari tahun 2009-2010 selama 3 tahun menghasilkan unit analisis dari 10 sampel adalah sebanyak 30 data sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Daftar perusahaan sampel

No Nama Perusahaan Kode Saham

1 Inter Delta Tbk, PT INTD

2 Akbar Indo Makmur Stimec Tbk, PT AIMS

3 Hexindo Adiperkasa Tbk, PT HEXA

4 Colorpak Indonesia Tbk, PT CLPI

5 AKR Corporindo Tbk, PT AKRA

6 Asia Natural Resources Tbk, PT ASIA

7 Enseval Putera Megatrading Tbk, PT EPMT

8 Dayaindo Resources International Tbk, PT KARK

9 Fks Multi Agro Tbk, PT FISH


(46)

3.5 Jenis Data

Berdasarkan teknik data yang diperoleh melalui laporan keuangan

perusahaan yang akan diteliti, maka analisis data disebut time series techniques

dan cross section techniques. Times seriestechniques dalam penelitian ini adalah data yang berurut selama 3 tahun yang dimulai tahun 2009 sampai 2011.

Sedangkan cross section techniques yaitu membandingkan analisa 10 keuangan

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain yang sejenis pada saat bersamaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau data yang dapat dihitung serta dapat dianalisis secara sistematis. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data angka-angka yang terdapat dalam laporan neraca dan laba rugi

serta harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2009– 2011.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan, melainkan data sudah tersedia oleh pihak lain. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui internet laporan tahunan perusahaan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara pendekatan terhadap sumber data sehingga data yang terkumpul benar-benar dapat menggambarkan atau


(47)

mewakili populasinya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mendownload data perusahaan melalui website Bursa Efek Indonesia yait

Menurut jenis metode penarikan sampel dalam penelitian ini, maka

metode yang digunakan adalah metode non-probability sampling yaitu setiap

elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan

karakteristik khusus masing-masing elemen. Model dari metode non-probality

sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling seperti yang sudah dijelaskan pada bagian populasi dan sampel.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang diuji dengan persamaan kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) untuk meramalkan atau menjelaskan pengaruh metode EVA dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap harga saham. Menurut Imam Ghozali (dalam Cynthia, 2012:69) regresi linier berganda ingin menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.

Dalam penelitian ini akan diuji: (1) pengaruh secara serentak dengan

menggunakan uji F (over all test) (2) pengaruh secara parsial dengan

menggunakan uji t (individual test). Kemudian untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi varibel dependen, peneliti


(48)

didasarkan pada hasil perhitungan komputer dengan bantuan program SPSS. Adapun model matematis dari penelitian ini adalah:

Y= βo + β1X1 ++ β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Dimana:

Y = harga saham (variable terikat) β 0 = Konstanta

�1 = Economic Value Added (EVA) sebagai variabel bebas

�2 = Gross Profit Margin (GPM) sebagai variabel bebas

�3 = Net Profit Margin (NPM) sebagai variabel bebas

�4 = Return on Investment (ROI) sebagai variabel bebas

e = error ter

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat pengujian dalam uji klasik, yaitu :

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05.


(49)

2. Uji multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu untuk mengetahui

ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan VarianceInflation

Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas. 3. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem Autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak dipakai. Setiaji (dalam dati, 2009:43) ‘’Untuk mendeteksi adanya Autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson, adapun kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada Autokorelasi positif; b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokorelasi; c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada Autokorelasi negatif. 4. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke


(50)

pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Kebalikannya jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.

Untuk menguji adanya heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.7.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) baik

secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (t-test), dan untuk

melihat kelayakan model dilakukan dengan uji statistik F (F-test), pada level 5%

(α = 0,05).

1. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis Koefisien Ganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuatkah pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun menurut Sugiyono (dalam Syaidati, 2009:46) pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Ganda sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0,000 – 0,199 Sangat Lemah 0,200 – 0,399 Lemah

0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat


(51)

2. Koefisien Determinasi (R2 )

Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:160), Uji ini

digunakan untuk menguji kelayakan model (goodness of fit). Tingkat signifikansi

yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-K-1), dimana n = jumlah observasi dan k = Jumlah Variabel. Jika signifikan (nilai signifikansi di bawah 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika tidak signifikan (nilai signifikansi di atas 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji signifikansi tersebut dapat kita lihat pada Tabel ANOVA (Uji F) dengan menggunakan SPSS Versi 17.

4. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Untuk mengetahui nilai t statistik tabel ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu df = (n-k), di mana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel. Jika nilai signifikansi di bawah 0,05


(52)

berarti variabel bebas secara terpisah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi di atas 0,05 berarti variabel bebas secara terpisah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Arah pengaruh variabel Independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai

t

hitungnya sebagai berikut:

• Jika

t

hitung bernilai positif artinya variabel Independen memiliki pengaruh

yang searah dengan variabel dependen, dengan kata lain apabila variabel independen naik maka variabel dependen akan mengalami kenaikan.

• jika

t

hitung bernilai negatif artinya variabel Independen memiliki

pengaruh yang berlawanan arah dengan variabel dependen, artinya jika variabel independen naik maka variabel dependen tidak akan mengalami kenaikan.

• Jika

t

hitung >

t

tabel artinya variabel Independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

• Jika

t

hitung <

t

tabel artinya variabel independe tidak berpengaruh terhadap


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa

yang terdaftar di BEI sebanyak 10 perusahaan jasa yang masuk kriteria dalam penelitian ini. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh EVA dan rasio Profitabilitas (GPM, NPM, dan ROI) terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

4.1.2 Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengolahan data dengan statistik (SPSS), data EVA, GPM, NPM, ROI dan harga saham perusahaan jasa terlebih dahulu

di-log dengan menggunakan program excel untuk menghindari munculnya

nilai exponensial pada output data.

Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Dapat disimpulkan deskriptif statistic dari data yang digunakan sebagai


(54)

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

ROI 30 -0.150 0.141 0.04787 0.010165 0.055674

NPM 30 -1.190 0.092 -0.00387 0.041196 0.225638

GPM 30 0.011 0.221 0.11497 0.012423 0.068044

EVA 30 -3.E11 4.E11 1.18E10 2.592E10 1.420E11

Saham 30 50 18000 2413.87 742.687 4067.865

Valid N (listwise)

30

Sumber : Output SPSS, 2013 (data diolah)

Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.1 ditemukan bahwa jumlah data yang dimasukkan sebanyak 42 dengan nilai ROI, GPM, NPM, EVA dan harga saham terendah yaitu -150; -1,190; 0,011; -3,E11;50 dan nilai tertinggi yaitu 0,141; 0,092; 0,221; 4,E11; 18000.

Rata-rata nilai ROI, NPM, GPM, EVA dan harga saham perusahaan jasa selama 3 tahun adalah 0,04787; -0,00387; 0,11497; 1,18E10; 2413,87. Nilai

standart of mean variabel tersebut yaitu 0,010165; 0,041196; 0,012423; 2,592E16; 742,687. Maka dengan taraf kepercayaan 95% nilai ROA, ROE, EPS, EVA, dan harga saham perusahaan jasa dapat diperkirakan 0,04787 ± (2 x 0,010165) ;


(55)

-0,00387 ± (2 x 0,041196); 0,11497 ± (2 x 0,012423); 1,18E10 ± (2 x 2,592E16); 2413,87 (2 x 742,687).

Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata sampel dengan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu 0,055674; 0,225638; 0,068044; 1,420E11; 4067,865. Dari sebaran di atas dapat dilihat kemungkinan distribusi datanya tidak normal, namun untuk mendapatkan kepastian dari sebaran

datanya maka akan dilakukan uji normalitas data dengan kolmogrov sminorv.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan One SampleKolmogorov Smirnov Test. Dasar dalam

pengambilan keputusan ini adalah jika tingkat signifikansinya 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :


(56)

Pada tabel terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,863 dan signifikan pada 0,446 dengan nilai signifikansi di atas α = 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu untuk mengetahui

ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan VarianceInflation

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.43132313E3

Most Extreme Differences

Absolute .158

Positive .158

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .863

Asymp. Sig. (2-tailed) .446

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data


(57)

Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 93.111 1413.070 .066 .948

ROI -12398.060 21888.844 -.170 -.566 .576 .317 3.153

NPM 8255.606 4955.510 .458 1.666 .108 .377 2.655

GPM 26488.794 11652.884 .443 2.273 .032 .749 1.335

EVA -8.430E-9 .000 -.294 -1.501 .146 .741 1.350

a. Dependent Variable: Saham

Sumber : Output SPSS, 2013 (Data diolah)

Hasil analisis data digunakan semua nilai tolerance lebih besar dari 0,1 sedangkan niali VIF kurang dari 10. Maka hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.1.3.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem Autokorelasi yang menyebabkan model yang


(58)

digunakan tidak layak dipakai. Untuk mendeteksi adanya Autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson.

Tabel : 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .537a .288 .175 3695.648 2.258

a. Predictors: (Constant), EVA, GPM, NPM, ROI b. Dependent Variable: Saham

Sumber : Output SPSS, 2013 (data diolah)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada

diantara 1,5 sampai 2,5 yaitu sebesar 2,258 (tabel 4.4), hal ini menunjukkan tidak adanya masalah autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

4.1.3. 4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser.


(59)

Tabel 4.5

Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 791.347 703.406 1.125 .271

ROI -15703.482 10895.960 -.393 -1.441 .162

NPM 6180.014 2466.784 .627 2.505 .019

GPM 22175.696 5800.642 .678 3.823 .001

EVA 2.349E-10 .000 .015 .084 .934

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber : Output SPSS, 2013 (data diolah)

Berdasarkan Tabel Coefficients menunjukkan bahwa terdapat dua

varibel independen yang signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel

dependen absolute Ut (absUt) yaitu ROI dan EVA. Hal ini terlihat dari

probabilitas signifikansinya di atas tingkatan kepercayaan 5%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Sementara dua variabel independen mempengaruhi variabel dependen yaitu NPM dan GPM. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di bawah


(60)

tingkatan kepercayaan 5%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi mengandung adanya heteroskedastisitas.

4.1.4 Pembuktian Hipotesis

Untuk membuktikan pengaruh EVA dan rasio profitabilitas yang terdiri dari GPM, NPM, ROI tehadap harga saham perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini dilanjutkan dengan pengujian statistik untuk pembuktian hipotesis yang telah diangkat. Pengujian dilakukan dengan regresi linier berganda.

4.1.4.1 Koefisien Determinasi(R2)

Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan Godness of fit-nya yaitu nilai R2 atau koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainya adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Tabel 4.6 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .537a .288 .175 3695.648

a. Predictors: (Constant), EVA, GPM, NPM, ROI


(61)

• R = 0,537 berarti hubungan antara EVA, GPM, NPM, ROI terhadap harga saham sebesar 53%, artinya hubungannya Cukup erat atau sedang. Semakin besar R berarti hubungannya semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,000 – 0,199 Sangat tidak erat

0,200 – 0,399 Tidak erat

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Erat

0,800 – 1,000 Sangat erat

• R Square (R2) sebesar 0,288 berarti 28,8% faktor-faktor keputusan dapat

dijelaskan oleh ROI, NPM, GPM dan EVA. Sedangkan sisanya 71,2% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. • Standard Error of Estimated adalah 3695,648, disebut juga standar

deviasi. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.1.4.2 Anova (Uji F) Secara Serentak/ Simultan

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic F (uji F). jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak.

Sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika tingkat

signifikan dibawah 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berdasarkan output


(62)

Tabel 4.7 ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.384E8 4 3.461E7 2.534 .065a

Residual 3.414E8 25 1.366E7

Total 4.799E8 29

a. Predictors: (Constant), EVA, GPM, NPM, ROI b. Dependent Variable: Saham

Sumber : Output SPSS, 2013 (Data diolah)

Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai Fhitung adalah 2,534 dengan

tingkat signifikan 0,065. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =

0.05) adalah 2,759 maka Fhitung < Ftabel menunjukkan bahwa pengaruh variabel

independen secara serentak tidak signifikan terhadap variabel dependen atau ROI, NPM, GPM dan EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4.1.4.3 Uji T (Uji Secara Parsial)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). jika t hitung < t table, maka �0 diterima atau �1 ditolak,

dan sebaliknya. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka �0 ditolak dan �1


(63)

Tabel 4.8 Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 93.111 1413.070 .066 .948 ROI -12398.060 21888.844 -.170 -.566 .576 NPM 8255.606 4955.510 .458 1.666 .108 GPM 26488.794 11652.884 .443 2.273 .032 EVA -8.430E-9 .000 -.294 -1.501 .146

a. Dependent Variable: Saham

Sumber : Output SPSS, 2013 (data diolah)

• Variabel EVA berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga

saham. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,146) diatas 0,05 dan nilai t hitung

(-1,501) < t table (2,060) artinya jika ditingkatkan Variabel EVA sebesar satu

satuan unit maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar -8,430.

• Variabel GPM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga

saham. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,032) di bawah 0,05 dan nilai thitung (2.273) > ttable karena thitung sebesar 2,273 lebih besar dari ttable sebesar

2,060. Artinya jika ditingkatkan variabel GPM sebesar sebesar satu satuan (unit) maka berpengaruh terhadap harga saham.

• Variabel NPM berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap harga


(64)

thitung(1.666) < ttable karena thitung sebesar 1,666 lebih kecil dari ttable sebesar

2,060. Artinya jika ditingkatkan variabel NPM sebesar satu satuan (unit) maka tidak berpengaruh terhadap harga saham.

• Variabel ROI berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan tehadap harga

saham. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,576) diatas 0,05 dan nilai thitung

bernilai negatif, artinya walaupun ditingkatkan variabel ROI sebesar satu satuan (unit) maka harga saham tidak akan mengalami penurunan sebesar -12398,60 satuan (unit).

Berdasarkan tabel 4.9 uji t, maka persamaan regresinya adalah sbb: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3 X3 + β4X4 ei

Y = 93.11 - ( 8,430) X1 + (2648,794)X2 + (8255,606)X3 - (12398,060) X4 + ei

Dimana:

Y = harga saham perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Β0 = konstanta

X1 = Economic Value Added (EVA)

X2 = Gross Profit Margin (GPM)

X3 = Net Profit Margin (NPM)

X4 = Return on Investment (ROI)


(1)

Lampiran III

Data Profitabilitas

Rasio Profitabilitas (dalam %)

GPM NPM ROI

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

0,157 0,191 0,208 -0,009 0,024 0,057 -0,021 0,046 0,109

1,9 0,013 0,016 0,004 0,001 0,002 0,005 0,003 0,003

0,221 0,18 0,188 0,092 0,083 0,086 0,098 0,1308 0,086

0,152 0,12 0,1265 0,069 0,055 0,044 0,141 0,103 0,074

0,106 0,058 0,054 0,037 0,023 0,031 0,056 0,031 0,071

0,127 0,15 0,007 0,036 0,034 -1,19 0,074 0,05 -0,15

0,128 0,11 0,113 0,038 0,026 0,033 0,11 0,079 0,08

0,09 0,113 0,103 0,019 0,06 0,063 0,011 0,031 0,0209

0,018 0,036 0,031 0,015 0,013 0,004 0,058 0,05 0,017


(2)

Lampiran IV

Harga Saham

EMITEN

2009 Harga Saham (dalam Rp) 2010 2011

PT. INTER DELTA 560 420 420

PT. AKBAR INDO MAKMUR 115 135 255

HEXINDO ADI PERKASA 3150 7150 8950

PT. COLORPACK 1670 345 1340

PT. AKR Corporindo 1109 1730 3025

PT. ASIA NATURAL RESOURCES 104 80 50

PT. ENSEVAL 790 1136 750

PT. DAYAINDO 132 50 50

PT. FKS MULTI AGRO 940 910 2000


(3)

Lampiran V


(4)

(5)

(6)

Lampiran VI

t Tabel

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002 1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bersa Efek Indonesia (BEI)

1 32 98

Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Dengan Harga Saham Perusahaan Manakan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 46 73

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 4 96

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

7 20 27

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), DAN Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 105

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 9

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17