Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH : DANIEL SIAHAAN
090503160
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan etika ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 18 Juli 2013 Yang membuat pernyataan,
Daniel Siahaan NIM : 090503160
(3)
ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara parsial dan simultan terhadap return saham padaperusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2012.
Populasi penelitian ini sebanyak 145 perusahaan manufaktur. Pemilihansampeldilakukandenganmenggunakanmetode purposive sampling, sehingga diperoleh 30 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2009-2012).Data yang digunakanadalah data sekunder yang diperolehdariIndonesia Capital Market Directory (ICMD) dandarisitus www.idx.co.id. Prosesanalisis data yang dilakukanterlebihdahuluadalahujiasumsiklasikdanselanjutnyadilakukanpengujianhipo tesis. Metodestatistik yang digunakanadalahregresi linearsederhana.
Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, Economic Value Added(EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruhpositif signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Economic Value Added (EVA),Market Value Added (MVA) dan Return Saham
(4)
ABSTRACT
The porpose of this research is to know the effect of Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) partially and simultaneous towards the stock return of manufactured companiesin the Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2012
The population of this research are 145 manufacture companies. This research is a kind of causal research with a total sample of 30 manufactured companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009 to 2012, so I get 30 company samples to 4 years (2009-2012). The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and from the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is to test the classic assumption and hypothesis testing is then performed. Statistical methods used are simple linear regression.
The results showed that partially and simultaneous Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) has positive influence significantly to stock return at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) and Stock Return
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Allah atas segala rahmat dan karuniaNya serta kesehatan, kemampuan dan kelapangan berpikir yang telahdiberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, keterangan dan dorongan moril maupun materil bantuan semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa untuk keluarga penulis tercinta ayahanda Ir. Wilson Siahaan, ibunda Marlina Panjaitan, kak Wina dan adek Rizky yang selalu memberikan doa, dorongan dan semangat kepada penulis selama ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selakuDekan Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS, Ak, CPA & Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.selaku Ketua & Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(6)
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. & Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selakuKetua &Sekretaris Departemen Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA selaku dosen pembaca penilai yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan dan sepermainan di kampus seperti Abi, Aqmal, Dodo, Dickey, David, Wando, Espan, Frans, Samuel, Andre serta teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, yang membuat hari-hari penulis dipenuhi canda tawa di dalam dan di luar kampus. Tidak lupa juga teman-teman basket ekonomi seperti Davis, Gordimer, Risol, Dafi, Bang Mifta, Budi, Satrio, Andry, Pedro dan tim putrinya seperti Elvina, Dina, Octhara, Julia, Anggie, Aulia, Rana yang membuat penulis di penuhi canda tawa dan memberikan sesuatu yang berbeda di hari-hari penulis.
(7)
Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada masa yang akan datang.
Medan, 18 Juli 2013 Penulis,
Daniel Siahaan NIM : 090503160
(8)
DAFTAR ISI SKRIPSI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah dan batasan masalah ... 4
1.2.1Perumusan Masalah ... 4
1.2.2 Batasan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 6
2.1.1Laporan Keuangan ... 6
2.1.2Kinerja Keuangan Perusahaan ... 7
2.1.3 EVA ... 9
2.1.4 MVA... 15
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.3 Kerangka Konseptual ... 17
2.4Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21
3.2 Karekteristik Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
3.3 Jenis Data ... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.5 Data Operasional Variabel ... 24
3.5.1 Variabel terikat ... 24
3.5.2 Variaabel bebas ... 24
3.6 Model Analisis Data ... 25
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 25
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 26
(9)
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 27
3.6.2.1UjiStatistik t ... 28
3.6.2.2 UjiStatistik F ... 28
3.7 Jadwal Penelitian ... 30
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 31
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 31
4.2.1Analisis Statistik Deskriptif ... 31
4.2.2Pengujian Asumsi Klasik ... 32
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 33
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 38
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 39
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 40
4.3Analisis Regresi ... 41
4.4Pengujian Hipotesis ... 43
4.4.1 Uji Statistikt ... 45
4.4.2 Uji Statistik F ... 47
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 52
5.3Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
(10)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
3.1Daftar Sampel Penelitian... 22
3.2 Rencana Jadwal Penelitian ... 29
4.1 Deskriptif Statistik ... 30
4.2 Uji Normalitas ... 32
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 34
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 37
4.5 Hasil Uji autokorelasi ... 40
4.6 Analisis regresi ... 41
4.7 Model Summary ... 43
4.8 Hasil Uji t ... 44
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 17
4.1 Grafik Normal Histogram ... 35
4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 36
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran i Return saham ... 58
Lampiran ii Market Value Added (MVA) ... 59
Lampiran iii Economic Value Added (EVA)... 60
Lampiran iv Data Variabel perubahan ... 61
(13)
ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara parsial dan simultan terhadap return saham padaperusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2012.
Populasi penelitian ini sebanyak 145 perusahaan manufaktur. Pemilihansampeldilakukandenganmenggunakanmetode purposive sampling, sehingga diperoleh 30 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2009-2012).Data yang digunakanadalah data sekunder yang diperolehdariIndonesia Capital Market Directory (ICMD) dandarisitus www.idx.co.id. Prosesanalisis data yang dilakukanterlebihdahuluadalahujiasumsiklasikdanselanjutnyadilakukanpengujianhipo tesis. Metodestatistik yang digunakanadalahregresi linearsederhana.
Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, Economic Value Added(EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruhpositif signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Economic Value Added (EVA),Market Value Added (MVA) dan Return Saham
(14)
ABSTRACT
The porpose of this research is to know the effect of Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) partially and simultaneous towards the stock return of manufactured companiesin the Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2012
The population of this research are 145 manufacture companies. This research is a kind of causal research with a total sample of 30 manufactured companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009 to 2012, so I get 30 company samples to 4 years (2009-2012). The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and from the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is to test the classic assumption and hypothesis testing is then performed. Statistical methods used are simple linear regression.
The results showed that partially and simultaneous Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) has positive influence significantly to stock return at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) and Stock Return
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kondisi perekonomian yang selalu berubah dan diimbangi dengan perkembangan teknologi menjadikan suatu perusahaan terus bersaing untuk mempertahankan keberadaannya. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan perbaikan di berbagai bidang.Salah satunya adalah di bidang akuntansi keuangan.
Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan keberadaannya tidak luput dari peran manajer keuangan dan keputusan keuangan yang telah dilakukan. Para manajer keuangan memiliki tugas utama yaitu merencanakan pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham.Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan yang diciptakan, maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Penilaian terhadap prestasi dan kinerja perusahaan tersebut pada umumnya dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuanganmerupakan salah satu teknik atau metode dalam menganalisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan ini memiliki keterbatasan (Warsono, 2003:25). Untuk mengatasi kelemahan tersebut
(16)
telah dikembangkan konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added).
Pada tahun 1990-an, Stern Stewart dan Company, terutama Joel M Stewart memperkenalkan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja keuangan yaitu dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA). EVA merupakan selisih antara laba bersih setelah pajak (NOPAT - Net Operating Profit After Tax) dengan biaya modal (Cost of Capital). Selain EVA, pendekatan lain yang juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang didasarkan pada nilai pasar yaitu Market Value Added (MVA). MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) dan nilai buku ekuitas (book value of equity).
EVA dan MVA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan internal perusahaan oleh berbagai perusahaan sebagai salah satu upaya untuk dapat menghubungkan antara kepentingan manajemen perusahaan dengan investor atau eksternal perusahaan. Di satu sisi, pihak manajemen perusahaan menginginkan penghargaan (reward) yang tinggi dalam menjalankan perusahaan, tetapi di sisi lain, pihak penyandang dana yaitu pemegang saham dan para kreditur menginginkan peningkatan kesejahteraan dan pengembalian yang tinggi atas investasi yang dilakukannya.
EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya, hal ini sejalan dengan sasaran
(17)
Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.
Perusahaan yang diteliti oleh penulis adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis tertarik dengan perusahaan manufaktur karena pada umumnya perusahaan manufaktur terdapat beberapa proses dalam pembuatannya, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya produk-produk yang ditawarkan dan variasi produk sehingga penulis ingin mengetahui apakah perusahaan manufaktur juga memberikan kepuasaan yang sama dengan para pemegang sahamnya dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi yang dilakukan oleh pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwitayanti (2005) menjelaskan bahwa EVA memiliki pengaruh terhadap MVA.Prakasa (2007) menunjukkan bahwa EVA tidak berkorelasi signifikan dengan MVA.Lebih lanjut, Hartini (2009) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa ada hubungan antara nilai EVA dan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten, hal ini memberikan motivasi kepada penulis untuk meneliti lebih lanjut pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) dalam sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”
(18)
1.2. Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: “Apakah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.”
1.2.2 Batasan Masalah
Beberapa batasan konsep yang ditetapkan penulis terhadap penelitian ini, yaitu diantaranya:
a. Metode analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan manufaktur di BEI adalah metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
b. Data yang digunakan berdasarkan laporan keuangan perusahaan manufaktur yaitu pada periode tahun 2009-2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
(19)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diharapkan tidak hanya bagi penulis, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.
a. Bagi penulis, sebagai bahan pembelajaran mengenai Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) serta bagaimana penggunaannya. b. Bagi para investor dan manajemen perusahaan, sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi dan bahan pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.
c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis serta memberikan wawasan yang relatif luas mengenai Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1. Laporan keuangan
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan.Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan.Dengan demikian untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan diperlukan adanya laporan keuangan dari perusahaan bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK No.45 paragraf 2 (2007:2), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya sebagai arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Munawir (2002:2) menyatakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Laporan keuangan
(21)
pengolahan data keuangan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan perusahaan.
2.1.2 Kinerja keuangan perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan adalah sampai sejauh mana prestasi peningkatan posisi kesehatan atau performance dari nilai perusahaan yang diukurmelalui laporan keuangan baik melalui neraca, maupun laporan laba rugi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu.
Manajemen keuangan yang merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan turut menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan dengan kemampuan perusahaan mencapai tujuan yangtelah ditetapkan sedangkan efisien berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang ada, yaitu kemampuan perusahaan dalam meminimalisasi input yang dipakai guna menghasilkan output yang diharapkan. Efisiensi dan efektivitas manajemen keuangan perusahaan dapat dinilai dari kinerja keuangannya.Kinerja keuangan perusahaan dicerminkan dari laporan keuangan yang disusun setiap periode.Karena ada banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, maka laporan keuangan perusahaan ini perlu dinilai dengan analisis laporan keuangan.Dengan
(22)
mengadakan analisis laporan keuangan, berarti juga mengevaluasi kinerja keuangan, sehingga dapat diambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengukuran kinerja merupakan kunci penting dalam infrastruktur organisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh siklus manajemen. Manajemen menggunakan sistem pengukuran sebagai mekanisme untuk mengimplementasikan strategi.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis.Tujuan umum penilaian kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi perubahan-perubahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Secara umum, tujuan suatu perusahaan dalam mengadakan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kontribusi masing-masing divisi atau perusahaan secara keseluruhan atau atas kontribusi masing-masing subdivisi dari suatu divisi (evaluasi ekonomi atau evaluasi segmen).
b. Memberikan daftar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing-masing manajer divisi (evaluasi manajerial).
c. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikan divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi).
(23)
2.1.3 Economic value added (EVA)
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “Economic Value Added (EVA) merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun tertentu.”
Menurut Stewart III (1991:118), pencetus EVA pertama kali, mendefinisikan EVA sebagai berikut:
EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from theoperating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.
Menurut Rudianto (2006:340), “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakanbahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).” Hansen dan Mowen (2005:829) menyatakan bahwa “nilai tambah ekonomi (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal.”
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi.EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas.
(24)
EVA ditentukan oleh dua hal yaitu laba bersih setelah pajak dan tingkat biaya modal.Laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.
EVA sangat bermanfaat bagi penilaian kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yangmemaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil.Sebaliknya, kegiatan atau proyek tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk selalu melakukan evaluasi atas tingkat risiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA, para manajer harus selalu membandingkan tingkatpengembalian proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut.
(25)
Hasil penelitian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran EVA menurut Rudianto (2006:348) dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu EVA positif, nol, dan negatif.
a. EVA > 0 atau EVA bernilai positif.
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
b. EVA = 0
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada pada titik impas.Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi juga tidak mengalami kemajuan secara ekonomi.
c. EVA < 0 atau EVA bernilai negatif.
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan. Dalam arti laba yang dihasilkan tidak memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham (investor).
Pada dasarnya pendekatan EVA (Economic Value Added) adalah berfungsi sebagai berikut.
a. Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi.
b. Indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan ekonomisnya. c. Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan
memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang saham.
Menurut Mirza & Imbuh (1999:93) keunggulan yang dimiliki EVA sebagai alat pengukur kinerja adalah sebagai berikut:
a. EVA memfokuskan penilaiannya terhadap nilai tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai risiko investasi,
b. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan,
(26)
c. konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku,
d. penerapan EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan, e. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada
karyawan. Hal ini disebabkan karena EVA dapat digunakan untuk alat pengukur kinerja sehingga EVA dapat digunakan sebagai alat penetapan besarnya bonus yang dibagikan kepada karyawan,
f. konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari mulut unit usaha yang mempunyai negative value added.
Disamping keunggulan, EVA juga memiliki kelemahan. Hal-hal yang menjadi kelemahan menurut Mirza & Imbuh (1999:99) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir, sementara aktivitas penentu seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan, fokus EVA terhadap kinerja keuangan masih kuat sehingga kinerja nonkeuangan seperti loyalitas dan referensi konsumen belum terlalu diperhatikan,
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan antuk menjual atau membeli saham tertentu,
3. konsep ini sangat tergantung pada transportasi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Adanya data yanga makin lengkap dengan klasifikasi yang jelas membuat EVA dapat dihitung dengan akurat.
Dipihak lain, Mamduh (2003:52) turut menyatakan bahwasanya EVA memiliki kelemahan baik secara konseptual maupun penerapannya.
a. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada satu tahun tertentu. Dengan demikian bisa saja suatu perusahaan mempunyai EVA pada tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah, karena di masa datang EVA yang dimiliki negatif.
(27)
b. Secara konseptual EVA memang lebih unggul dibandingkan konsep tradisional namun secara praktis EVA belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini sulit untuk dilakukan bagi perusahaan yang go public.
Rumus untuk mencari EVA adalah sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital charge
a. Menghitung NOPAT ( Net Operating Profit After Tax )
NOPAT (Net Operating Profit After Tax) atau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus:
NOPAT = EBIT (1- T) Keterangan :
EBIT : Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak
T : Tax atau pajak
Dimana tingkat pajak dapat diketahui dengan cara : Beban pajak
Tingkat Pajak (T) = ———————————– x 100 % Laba Bersih sebelum pajak
Dalam perhitungan EVA terlebih dahulu kita harus mengetahui nilai NOPAT perusahaan yang diteliti.Jika pada laba akuntansi laba dikurang dengan biaya operasional saja, maka EVA mengurangkan laba setelah
(28)
pajak dengan biaya utang dan biaya modal.Sehingga semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi benar-benar telah dihitung.
b. Menghitung Invested Capital Rumus :
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban Jk. Pendek Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha/kewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.
c. Menghitung WACC ( Weighted Average Cost Of Capital ) Rumus :
WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)} Dimana :
(29)
Total Kewajiban
Tingkat Modal (D) = ———————– x 100 % Total Kewajiban dan Ekuitas
Beban bunga
Cost of Debt (rd) = ———————– x 100 % Total Kewajiban
Total Ekuitas
Tingkat Modal dan Ekuitas (E) = ———————– x 100 % Total Kewajiban dan Ekuitas
Laba bersih setelah pajak
Cost of Equity (re) = ——————————— x 100 % Total Ekuitas
WACC adalah tingkat return minimum berdasarkan porsi masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur modal yang harus dihasilkan perusahaanuntuk memenuhi ekspektasi dari kreditur dan pemegang saham selaku penyedia modal.
d. Menghitung Capital Charges Rumus :
Capital Charges = WACC x Invested Capital
Capital charges adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham.
(30)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan menguntungkan pemegang saham, dan juga membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham.
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan disebut sebagai Market Value Added (MVA).” MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang.
Rumus :
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVA negatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
(31)
NO Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Periode Penelitian 1. Dwitayanti
(2005) Pengaruh EVA Terhadap MVA pada Perusahaan Industri Manufaktur yang
Terdaftar di BEJ
EVA memiliki pengaruhterhadap MVA.
Pengaruh
yang terjadi ialah
pengaruh positif dimanajika EVA semakin
tinggimaka MVA juga akansemakin tinggi dansebaliknya jika EVAmenurun maka MVA
juga
akan menurun
2002-2004
2. Mulya Yoga Prakasa(2007)
Analisis Hubungan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta (BEJ)
EVA tidak berkorelasi signifikan dengan MVA, hal ini disebabkan karena Tidak adanya efisiensi pasar modal di Indonesia
2003-2005
3. Sri Hartini (2009)
Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market
Value
Added (MVA) dalam
Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan pada PT Bank Mandiri Tbk.
ada hubungan antara nilai EVA danMVA, namun sifatnya tidak selalu searah, hal ini karena nilai EVA positif pada tahun 2006 dan 2008, sedangkan pada tahun 2007 nilai EVA menunjukkan hasil negatif, dan nilai MVA pada tahun 2006-2008 mencapai nilai positif
2006-2008
Sumber : Penulis (2010)
(32)
“Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.” (Jurusan Akuntansi, 2004:13).
Untuk menggambarkan pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut:
Dari beberapa penelitian terdahulu, pengaruh positif yaitu jika EVA dan MVA semakin tinggi maka return saham juga akan semakin tinggi yang menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya, hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai saham perusahaan.
2.4. Hipotesis Penelitian
Adapun hasil hipotesisnya adalah sebagai berikut : Economic Value Added
(EVA)
Return Saham
Market Value Added(33)
Bila perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembaliaan yang lebih besar dari biaya modalnya, hal ini menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, oleh karena itu hal ini menarik minat investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya karena ke dalam perusahaan tersebut dan hal ini mendorong terjadinya permintaan terhadap sahamyang bersangkutan semakin banyak maka harga saham cenderung meningkat di pasar modal. Berdasarkan hal tersebut diatas dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lehn and Makhija (1996) dan penelitian Dodd dan Chen (1996), yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif EVA dengan return saham artinya semakin tinggi nilai EVA yang diciptakan perusahaan maka harga saham akan mengalami kenaikan yang pada akhirnya memberikan return saham yang tinggi.
H1 = EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham 2. Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham
MVA merupakan selisih antara nilai pasar saham dengan modal sendiri yang disetor oleh pemegang saham. Nilai pasar saham adalah perkalian jumlah saham beredar dengan harga saham.Harga saham didapat dari harga saham rata-rata dalam satu tahun. (Husnan dan Pudjiastuti, 2004).
(34)
MVA diukur antara selisih dikurangi nilai buku per lembar saham.MVA positif menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor lebih besar dari pada nilai buku per lembarnya.Sehingga hal ini akan meningkatkan minat investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan karena MVA (Market Value Added)adalah ukuran komulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada waktu tertentu dari EVA yang akan datang (Lehn dan Makhija, 1996) sehingga apabila EVA bernilai positif maka MVA juga bernilai positif. Maka dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan :
H2 = MVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham 3. Pengaruh Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA)
terhadap return saham
MVA diukur antara selisih dikurangi nilai buku per lembar saham.MVA positif menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor lebih besar dari pada nilai buku per lembarnya. Sehingga hal ini akan meningkatkan minat investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan karena MVA (Market Value Added)adalah ukuran komulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada waktu tertentu dari EVA yang akan datang (Lehn dan
(35)
Berdasarkan hal tersebut diatas dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lehn and Makhija (1996) dan penelitian Dodd dan Chen (1996), yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif EVA dengan return saham artinya semakin tinggi nilai EVA yang diciptakan perusahaan maka harga saham akan mengalami kenaikan yang pada akhirnya memberikan return saham yang tinggi.
Maka dari hasil tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
3.2. Karekteristik Populasi dan Sampel yang digunakan
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sejumlah 145 perusahaan selama 4 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2009-2012.
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang konsisten dan representatif, sesuai dengan kriteria-kriteria yang digunakan.
(37)
1. perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012 dan tidak berada dalam proses delisiting.
2. menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode 2009 – 2012,
3.memiliki laba dan total ekuitas positif pada tahun 2009 - 2012.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.1
Daftar sampel penelitian
NO. Nama Perusahaan Kode
1. PT Ekadharma International Tbk. EKAD 2. PT Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 3. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. DSSA
4. PT Goodyear Indonesia Tbk. GDYR
5. PT Indo Acidatama Tbk. SRSN
6. PT Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA
7. PT Sepatu Bata Tbk. BATA
8. PT Astra Graphia Tbk. ASGR
9. PT Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA
10. PT Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ
11. PT Budi Acid Jaya Tbk. BUDI
12. PT Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT 13. PT Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC
14. PT Citra Tubindo Tbk. CTBN
15. PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. JTPE 16. PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA
17. PT Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI
18. PT Holcim Indonesia Tbk. SMCB
19. PT Roda Vivatex Tbk. RDTX
20. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. KIAS
(38)
22. PT Arthavest Tbk. ARTA 23. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM 24. PT Sekawan Intipratama Tbk. SIAP
25. PT Unilever Indonesia Tbk. UNVR
26. PT Centrin Online Tbk. CENT
27. PT Panasia Indosyntec Tbk HDTX
28. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
29. PT Pudjiadi And Sons Tbk. PNSE
30. PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. AISA Sumber : Lampiran 5
3.3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.Data ini merupakan data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan.Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data keuangan tahunan dan data saham seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Laporan keuangan tahun 2009-2012.
2. Data return saham tahun 2009-2012.
Pada awalnya tidak ada rencana peneliti untuk menambah jumlah tahun variabel penelitian.Setelah melakukan uji normalitas, peneliti mengalami kendala karena data tersebut tidak normal. Maka peneliti menambah jumlah tahun data penelitian tersebut dan memanipulasi data dengan cara mencari selisih dari satu tahun dengan satu tahun sebelumnya dan dikalikan 100%. Data tersebut yang digunakan pada variabel penilitian ini.
(39)
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya dari internet melalui situs www.idx.co.id dan dari Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Institute for Economics and Financial Research.
3.5 Data Operasionalisasi Variabel
3.5.1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat (dependent variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Perubahan harga saham merupakan perubahan harga pasar suatu saham dari waktu ke waktu.Dalam penelitian ini, perubahan harga saham dilihat dari tahun pengamatan terhadap periode sebelumnya.
3.5.2 Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas (independent variable) yang dipakai dalam penelitian unu adalah sebagai berikut:
1. EVA (Economic Value Added)
EVA adalah suatu system menejemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa
(40)
kesajahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) 2. MVA (Market Value Added)
MVA adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan.perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan
Data operasional variabel dapat dijelaskan dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b1(EVA) + b2(MVA) + c
Dimana : Y = Return Saham
a =konstanta
bi, b2 = koefisien regresi
EVA = Economic Value Added MVA = Market Value Added c = Penganggu
3.6 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu Software
(41)
SPSS (Statistical Package Social Science). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji asumsi klasik
Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada beberapa langkah untuk menguji model yang akan diteliti, antara lain :
3.6.1.1Uji normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas < 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
3.6.1.2Uji multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak
(42)
terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolienaritas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
3.6.1.3Uji heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2005 : 105), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi homokesdastisitas.Untuk mendeteksi adanya heterokesdastisitas dari tingkat signifikansi dapat digunakan Uji Glejser.Jika tingkat signifikansi berada di atas 5 persen berarti tidak terjadi heterokesdastisitas tetapi jika berada di bawah 5 persen berarti terjadi gejala heterokesdastisitas. Grafik Scatterplot juga dapat digunakan untuk menentukan heterokesdastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokesdastisitas pada model yang digunakan.
3.6.1.4 Uji autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan sebelumnya.Pengujian autokorelasi dapat dideteksi dengan Uji Durbin Waston (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
(43)
a) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif,
b) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi c) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2 Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi melalui uji statistik t dan uji statistik F. Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial atau simultan serta untuk mengetahui persentase dominasi variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6.2.1 Uji statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk: a) Jik a Ho : βι > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
dependen dan independen secara parsial.
b) Jika Ho : βι = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.
2) Menghitung nilai sig t dengan rumus :
�
���
(
�
�)
Dimana :
(44)
�� (��)= standar error dari estimasi βi
3.6.2.2 Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu :
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk:
a) Jika Ho : βι = β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.
b) Jika Ho : βι ≠ β2≠...≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.
2) Menghitung nilai sig t dengan rumus : R2/(� −1) (1−R2 )/(N− �)
Dimana :
R² : Koefisien Determinasi K : Nilai Variabel
N : Jumlah Observasi
(45)
a) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima.
b) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel maka hipotesis alternatif ditolak.
3.7 Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Rencana Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Feb 2013
Mar 2013
Apr 2013
Mei 2013
Jun 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Pengumpulan
(46)
dan
Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 30 perusahaan.Data variabel perubahan juga dipakai dalam penelitian ini.Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel 3.1 dan lampiran 4.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimun, mean, dan standar deviasi. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1.
Tabel Statistik Deskriptif
(47)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MVA 90 -1.60E12 1.43E14 6.9793E12 2.24913E13
EVA 90 -1.11E10 1.21E11 8.2899E9 1.85670E10
Return Saham 90 -.76 3.57 .3630 .76204
Valid N (listwise) 90
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :
1. Rata-rata dari MVA adalah 6,9793E12 dengan standar deviasi 2,24913E13 dan jumlah data yang ada adalah 90. Nilai tertinggi MVA adalah 1,43E14sedangkan nilai terendah adalah -160E12.
2. Rata-rata dari EVA adalah 8,2899E9dengan standar deviasi 1,85670E10 dan jumlah data yang ada adalah 90. Nilai EVA tertinggi adalah 1,21E11 sedangkan nilai terendah adalah -1,11E10.
3. Rata-rata dari return saham adalah 0,3630 dengan standar deviasi 0,76204dan jumlah data yang ada adalah 90. Nilai tertinggi return saham adalah 3,57 sedangkan nilai terendah adalah -0,76.
4.2.2 Pengujian asumsi klasik
Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan
(48)
bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut ini:
a) Berdistibusi normal.
b) Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
c) Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
d) Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
e)
4.2.2.1. Uji normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:
a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,
b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
(49)
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .75579440
Most Extreme Differences Absolute .154
Positive .154
Negative -.132
Kolmogorov-Smirnov Z 1.465
Asymp. Sig. (2-tailed) .027
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(50)
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.027. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.027< 0,05.Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dapat ketahui bahwa data yang digunakan oleh peneliti tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis.Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali (2005:32), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau logaritma natural (LN).Hasil transformasi data ke logaritma natural dapat dilihat pada lampiran.Setelah dilakukan transformasi, peneliti melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak.Hasil pengujian normalitas setelah transformasi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 38
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
(51)
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Kolmogrov– Smirnov sebesar 0,805 dan signifikan lebih dari 0,05 karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,536> dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak yang berarti data residual telah berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histrogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Positive .100
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z .805
Asymp. Sig. (2-tailed) .536
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(52)
Gambar 4.1
Histogram
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2
(53)
Gambar 4.2 Uji Normalitas Data Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Menurut Ghozali (2005), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal.Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal.Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.
(54)
4.2.2.2. Uji multikolinieritas
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:
1) nilaitolerence dan lawannya, 2) Variance Inflatin Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005).
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) 124.421 13.660 9.109 .000
MVA .007 .001 .510 5.900 .000 .989 1.011
(55)
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas.Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerance atau VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel bebasnya.
4.2.2.3. Uji heteroskedastisitas
Ghozali (2005) menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(56)
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedasitas Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi tingkat return sahamperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu market value added (MVA) dan economic value added (EVA).
4.2.2.4. Uji autokorelasi
(57)
(sebelumnya).Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:
1) angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .597a .356 .342 121.96337 1.762
a. Predictors: (Constant), EVA, MVA data perubahan b. Dependent Variable: Return Saham data perubahan
Sumber : Output SPSS, diolah oleh peneliti, 2013
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian.Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode.Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,762. Angka D-W di antara -2 sampai +2 yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
(58)
4.3 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi sebagai berikut :
Tabel 4.6 Analisis Regresi
a. D epe nde nt Vari
able : Return Saham data perubahan
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y= 124,421 + 0,003 (X1) + 0,078 (X2) + c Dimana:
Y = Return Saham a = Konstanta
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 124.421 13.660 9.109 .000
X1 .003 .001 .510 5.900 .000
(59)
X1 = MVA X2 = EVA e = Pengganggu
Penjelasan dari nilai a, b1, b2 padaUnstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.
• Nilai B Constant (a) = 124,421=konstanta
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu MVA dan EVA maka nilai return saham yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 124,421
• Nilai b1 = 0,003 = MVA
Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan MVA sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• Nilai b2 = 0,078 = EVA
Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan EVA sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,078 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4.4. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda yaitu Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R).Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti
(60)
terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1.Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square (Adj R2) bernilai positif.Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Model Summary
a. Predictors: (Constant), EVA, MVA data perubahan b. Dependent Variable: Return Saham data perubahan
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013
Pada tabel 4.7, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,597 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan Return Saham dengan MVA dan EVA mempunyai hubungan yang tidak cukup erat yaitu sebesar 59,7%. Menurut Sugiyono (2006), jika angka R berada diantara 0,40 dan 0,59 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya cukup erat.
Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
(61)
variabel EVA dan MVAterhadap tingkat Return Saham adalah sebesar 34,2%. Sedangkan sisanya sebesar 66,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Standar Error of Estimate (SEE) adalah 121,96337, semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.
4.4.1 Uji signifikan parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.
H0: b1,b2= 0, artinya EVA dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha: b1,b2 ≠ 0, MVA dan EVA berpengaruh terhadap return sahamsecara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria:
H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5% Ha diterima dan H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5%
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
(62)
C
oeff
icie
ntsa
a. D ependent Variable : Return Saham
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti 2013
Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.
1. Pengaruh MVA terhadap return saham
a. Variabel MVA memiliki t hitung 3,020. Dengan menggunakan t tabel, diperoleh t tabel sebesar 1,98729. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 3,020 lebih besar dari t tabel yang sebesar 1,98729 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial MVA memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
b. Nilai signifikansi sebesar 0,03 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu MVA secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.
B Std. Error Beta
1(Constant) 124.421 13.660 9.109 .000
EVA .003 .001 .510 5.900 .000
(63)
a. Variabel EVA memiliki t hitung 5,900. Dengan menggunakan t tabel, diperoleh ttabel sebesar 1,98729. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 5,900 lebih besar dari t tabel yang sebesar 1,98729 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial MVA memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
b. Nilai signifikansi sebesar 0,00 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu EVA secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.
4.4.2 Uji signifikan simultan (F-test)
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini:
H0: b1,b2 = 0, artinya EVA dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(64)
Ha: b1,b2 ≠ 0, artinya EVA dan MVA berpengaruh terhadap return saham secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria:
H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% Ha diterima dan H0 ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5%
Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 716536.990 2 358268.495 24.085 .000a
Residual 1294130.606 87 14875.064
Total 2010667.596 89
a. Predictors: (Constant), EVA, MVA data perubahan
b. Dependent Variable: Return Saham data perubahan
Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti 2013
(65)
Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 3,10. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung sebesar 24,085 lebih besar dari F tabel yang sebesar 3,10 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas yaitu MVA dan EVA secara simultanberpengaruh positif dan siginifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian regresi menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel-variabel EVA dan MVA terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 24,085 lebih besar dari F tabel sebesar 3,10. Nilai Adjusted R Square (Adj R2) sebesar 0,342(34,2%). Angka ini bernilai positif. Hal ini berarti ada variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh EVA dan MVA sebesar 34,2%. Sedangkan sisanya sebesar 66,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
1. Pengaruh MVA terhadap Return Saham
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa Market Value Added berpengaruh siginifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. MVA menunjukkan t hitung sebesar 3,020 dengan nilai signifikansi 0,03, sedangkan t tabel adalah 1,98729 sehingga t hitung > t tabel (3,020>1,98729), maka MVA secara individual berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwitayanti (2005), Mulya Yoga
(66)
Prakasa.(2007), dan Sri Hartini (2009) yang menyatakan bahwa MVA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Pemilihan indikator ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi perbedaan hasil penelitian karena penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartini.(2007) menggunakan kapitalisasi pasar sebagai indikator MVA, sedangkan penelitian ini menggunakan logaritma natural total asset sebagai indikator MVA. Dalam penghitungan tingkat return saham, ditemukan bahwa ada tiga item yang mempengaruhi MVA namun jarang diungkapkan oleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Ketiga item itu adalah kewajiban jangka panjang (hanya 7 dari 30 perusahaan yang menjadi sampel), NOPAT (hanya 5 dari 30 perusahaan yang menjadi sampel), dan investasi jangka panjang (hanya 7 dari 30 perusahaan yang menjadi sampel). Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan item-item tersebut pada periode yang bersangkutan.
2. Pengaruh EVA terhadap Return Saham
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. EVA menunjukkan t hitung sebesar 5,900 dengan nilai signifikansi 0,00, sedangkan t tabel adalah 1,98729 sehingga t hitung > t tabel (5,900 > 1,98729), maka EVA secara individual berpengaruh signifikan terhadap
(67)
dilakukan Mulya Yoga Prakasa.(2007) dan Sri Hartini (2009) yang menyatakan bahwa EVA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Dwitayanti (2004).Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan dari pemilihan populasi dan tahun penelitian yang diteliti. Dalam penghitungan tingkat return saham, ditemukan bahwa ada dua item yang mempengaruhi EVA perusahaan namun jarang diungkapkan oleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Kedua item itu adalah wesel tagih (hanya 7 dari 30 perusahaan yang menjadi sampel), wesel bayar (hanya 9 dari 30 perusahaan yang menjadi sampel). Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel tidak menerbitkan wesel tagih dan wesel bayar pada periode yang bersangkutan.
3. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham
Dari hasil pengujian secara simultan diketahui bahwa EVA dan MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Uji F menunjukkan F hitung sebesar 24,085 dengan nilai signifikansi 0,00 lebih besar dari F table yang sebesar 3,10. Maka EVA dan MVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
(68)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan pengujian hipotesis tentang pengaruh Economic Value Added(EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012, maka dapat disimpulkan :
1. Secara parsial, MVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
2. Secara parsial, EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
3. Dilihat dari uji-F, EVA dan MVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
4. Hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,356 berarti hanya 35,6% dari variasi return saham pada kurun waktu penelitian, mampu dijelaskan oleh variasi himpunan variabel EVA dan MVA. Dengan kata lain bahwa 64,4% variasi dalam return saham dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
(69)
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain :
1. Variabel dalam penelitian ini hanya berkisar antara satu set variabel yaitu rasio value added (EVA dan MVA) sebagai set variabel independen dan return saham sebagai set variabel dependen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi return saham.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2009-2012.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran kepada peneliti selanjutnya, manajemen perusahaan, dan investor.
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan perusahaan dengan karakteristik yang lebih beragam dan memperluas set variabel yang digunakan, misalnya menambah variabel-variabel kinerja keuangan lainnya seperti Price Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), dan sebagainya, yang diharapkan akan meningkatkan nilai R2 (koefisien determinasi) sehingga model yang ada akan dapat digunakan untuk memprediksi return saham secara lebih akurat. Selain itu disarankan juga untuk memperpanjang periode penelitian.
(70)
2. Bagi manajemen perusahaan, agar dapat mengelola dana investor sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan nilai bagi investor. Kinerja yang baik, akan meningkatkan return bagi investor, sehingga investor tidak ragu untuk berinvestasi pada perusahaan.
3. Bagi investor, dapat berpedoman dengan menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang menghasilkan EVA yang positif, karena perusahaan dengan EVA yang positif berarti kemampuan menciptakan kekayaan baginya baik dan MVA perusahaan tersebut akan mencerminkan prospek yang menguntungkan atas investasi modal yang telah ditanamkannya di masa yang akan datang.
(71)
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997.BukuPintarPasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia,Jakarta.
Bringham dan Houston, 2006. Dasar-dasar Menejemen Keuangan, Salemba empat, Jakarta.
Charoendeesawat, Ms. Suksom, 2011. The Explanatory Power of Accounting Measure, EVA, and MVA on Stock Return : Evidence from Thailand Stock Market, Thesis, Department of Business Management National Sun-Yat Sen University.
Dwitayanti, 2005.”Pengaruh EVA terhadap MVA pada perusahaan industri Manufaktur yang terdafrar di BEJ”, skripsi, Universitas Utara, Medan.
Dodd, J.L and Chen, 1996. EVA : A New Panacea Business and Economic Review, July-September : 26-28.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.
Fakhruddin, Henry M., 2008. Istilah Pasar Modal A-Z, Elex Media komputindo, Gramedia, Jakarta.
(72)
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gitman, Lawrence J, 2009. Principles of Managerial Finance, 12 Edition, Prentice Hall, Boston.
Hanafi, M. Mahduh, dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.
Hansen dan Mowen, 2005. Akuntansi Menejerial 1, Salemba Empat, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grasindo Persada, Jakarta.
Harianto, F. dan Sudono, S., 1998. Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT. Bursa Efek, Jakarta.
Hartini, Sri, 2009.”Analisis EVA dan MVA dalam menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada Bank Mandiri”.skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(73)
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, AMP YKPN, Yogyakarta.
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, 2005. Fundamental of Financial Management, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.
Kumar, Satish, 2012.Eva VersusConvenational Performance Measures – Empirical Evidence from India, Proceedings of ASBBS, Volume 19 Number 1.
Lehn, K. & Makhija, A.K, 1996. “EVA & MVA as performance measures and signals for strategic change”, Strategy & Leadership Magazine.
Lind, Marchal dan Wathen, 2007.Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta.
Mamduh, 2003. Ekonomi Mikro Terapan, Erlangga, Jakarta
Mirza dan Imbuh, 1999. Think Of menegement, Erlangga, Jakarta.
Mulia, T. W., 2002. “Penerapan Konsep EVA sebagai Added Aproach dari Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja PT Gudang Garam Kediri”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2,
(1)
40 Indopoly Swakarsa Industry Tbk X X Plastics & Packaging 41 Champion Pasific Indonesia Tbk X X Plastics & Packaging 42 Kageo Igar Jaya Tbk X Plastics & Packaging 43 Leyand Internasional Tbk X Plastics & Packaging 44 Sekawan Intipratama Tbk S(9) Plastics & Packaging
45 Siwani Makmur Tbk X Plastics & Packaging
46 Titan Kimia Nusantara Tbk X Plastics & Packaging
47 Trias Sentosa Tbk X Plastics & Packaging
48 Tunas Arifin Tbk X X Plastics & Packaging
49 Yanaprima Hastapersada Tbk X Plastics & Packaging 50 Chareon Pokphand Indonesia Tbk X Animal Feed
51 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk X Animal Feed 52 Matahari Putra Prima Tbk S(10) Animal Feed
53 Sierad Produce Tbk X Animal Feed
54 Fajar Surya Wisesa Tbk X Pulp & Paper 55 Indah Kiat Pulp & Paper Corp.
Tbk
X Pulp & Paper
56 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
X Pulp & Paper
57 Suparma Tbk X Pulp & Paper
58 Surabaya Agung Industry Tbk X Pulp & Paper 59 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk S(11) Pulp & Paper
60 Toba Pulp Lestari Tbk X Pulp & Paper
(2)
62 Daya Sakti Unggul Corporation
Tbk X
X Wood Industries
63 Sumalindo Lestari Jaya Tbk X Wood Industries 64 Tirta Mahakam Resources Tbk S(12) Wood Industries
65 Albond Makmur Usaha Tbk X Automotive and
Components 66 Astra International Tbk S(13) Automotive and
Components
67 Astra Otoparts Tbk X Automotive and
Components
68 Gajah Tunggal Tbk X Automotive and
Components 69 Goodyear Indonesia Tbk S(14) Automotive and
Components
70 Indo Kordsa Tbk Automotive and
Components 71 Indomobil Sukses International
Tbk
X Automotive and
Components 72 Trias Sentosa Tbk S(15) Automotive and
Components 73 Multi Prima Sejahtera Tbk X Automotive and
Components 74 Multistrada Arah Sarana Tbk X Automotive and
(3)
Components 76 Prima Alloy Steel Universal Tbk X Automotive and
Components 77 Jasuindo Tiga Perkasa Tbk S(16) Automotive and
Components 78 APAC Citra Contertex Tbk X Textile, Garment
79 Argo Pantes Tbk X Textile, Garment
80 Asia Pacific Fibers Tbk X Textile, Garment
81 Centrin Tbk S(17) Textile, Garment
82 Delta Dunia Makmur Tbk X Textile, Garment
83 Eratex Djaja Tbk X Textile, Garment
84 Ever Shine Textile Industry Tbk X Textile, Garment 85 Hexindo Adiperkasa Tbk S(18) Textile, Garment 86 Indorama Synthetics Tbk Textile, Garment 87 Karwell Indonesia Tbk X Textile, Garment 88 Nusantara Inti Corpora Tbk X Textile, Garment 89 Pudjiadi And Sons Tbk S(19) Textile, Garment 90 Panasia Filament Inti Tbk X Textile, Garment 91 Panasia Indo Syntec Tbk S(20) Textile, Garment 92 Polychem Indonesia Tbk X Textile, Garment 93 Ricky Putra Globalindo Tbk X Textile, Garment 94 Roda Vivatex Tbk S(21) Textile, Garment 95 Sunson Textile Manufacturer Tbk X Textile, Garment 96 Tifico Indonesia Fiber Tbk X Textile, Garment
(4)
97 Unitex Tbk X Textile, Garment 98 Primarindo Asia Infrastructure
Tbk
X Footwear
99 Sepatu Bata Tbk S(22) Footwear
100 Surya Intrindo Makmur Tbk X Footwear
101 Jembo Cable Company Tbk X Cable
102 Kabelindo Murni Tbk X Cable
103 KMI Wire and Cable Tbk X Cable
104 Sucaco Tbk X Cable
105 Arthavest Tbk S(23) Cable
106 Voksel Electric Tbk X Cable
107 Sat Nusapersada Tbk X Electronics
108 Ratu Prabu Energi Tbk X Others Industry
109 Akasha Wira International Tbk X Food and Beverages 110 Aqua Golden Mississippi Tbk X X Food and Beverages
111 Cahaya Kalbar Tbk X Food and Beverages
112 Tunas Baru Lampung Tbk S(24) Food and Beverages
113 Delta Djakarta Tbk X Food and Beverages
114 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
X X Food and Beverages
115 Indofood Sukses Makmur Tbk S(25) Food and Beverages
116 Mayora Indah Tbk X Food and Beverages
117 Multi Bintang Indonesia Tbk X Food and Beverages 118 Nippon Indosari Corpindo Tbk X X Food and Beverages 119 Prashida Aneka Niaga Tbk X Food and Beverages
(5)
121 Sekar Laut Tbk X Food and Beverages
122 Siantar Top Tbk X Food and Beverages
123 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk S(26) Food and Beverages 124 Ultra Jaya Milk Tbk S(27) Food and Beverages
125 BAT Indonesia X X Tobacco Manufactures
126 Bentoel International Investama Tbk
X Tobacco Manufactures
127 Gudang Garam Tbk X Tobacco Manufactures
128 HM Sampoerna Tbk X Tobacco Manufactures
129 Darya-Varia Laboratoria Tbk X Pharmaceuticals
130 Indofarma Tbk X Pharmaceuticals
131 Kalbe Farma Tbk X Pharmaceuticals
132 Kimia Farma Tbk X Pharmaceuticals
133 Merck Tbk S(28) Pharmaceuticals
134 Pyridam Farma Tbk X Pharmaceuticals
135 Schering Plough Indonesia Tbk X Pharmaceuticals 136 Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk
X Pharmaceuticals
137 Tempo Scan Pacific Tbk X Pharmaceuticals
138 Mitra Adiperkasa Tbk S(29) Cosmetics and Household
139 Martina Berto Tbk X X Cosmetics and Household
140 Mustika Ratu Tbk X Cosmetics and Household
141 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk
(6)
142 Unilever Indonesia Tbk S(30) Cosmetics and Household
143 Kedaung Indah Can Tbk X Houseware
144 Kedawung Setia Industri Tbk X Houseware 145 Langgeng Makmur Industri Tbk X Houseware