ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Etiologi

Diabetes Mellitus Yoko Irawan., S.Ked 406080079

I. PENDAHULUAN

Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. DM merupakan gangguan yang kronis dan berhubungan dengan kerusakan berbagai organ tertentu seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai ketika orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Terkadang gambaran klinik dari diabetes tidak jelas dan diabetes baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring atau pemeriksaan untuk penyakit lain. Menurut American Diabetes Association ADA 2003, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis, neuropati, gagal ginjal, dan retinopati. Sedikitnya setengah dari populasi penderita diabetes lanjut usia tidak mengetahui kalau mereka menderita diabetes karena hal itu dianggap merupakan perubahan fisiologis yang berhubungan dengan pertambahan usia. Diabetes melitus pada lanjut usia umumnya adalah diabetes tipe yang tidak tergantung insulin NIDDM. Prevalensi diabetes melitus makin meningkat pada lanjut usia. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Di Indonesia sendiri, prevalensi DM pada lanjut usia mencapai 15,9-32,73. Dimana saat ini diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia yang berarti 1 dari 40 penduduk Indonesia menderita diabetes.

II. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Etiologi

Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Jadi untuk golongan lanjut usia diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi dari pada batas yang dipakai untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus pada orang dewasa yang bukan merupakan golongan lanjut usia. Intoleransi glukosa pada lanjut usia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, berkurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaan obat-obatan, di samping karena pada lanjut usia sudah terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin. Pada lebih 50 lanjut usia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan ditemukan hasil Test Toleransi Glukosa Oral TTGO yang abnormal, namun intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan diabetes melitus. Menurut Jeffrey, peningkatan kadar gula darah pada lanjut usia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:  Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang  Perubahan karena lanjut usia sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskular.  Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan.  Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi.  Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan. Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 29 Diabetes Mellitus Yoko Irawan., S.Ked 406080079  Adanya faktor keturunan. Gambar 1. Beberapa faktor penyebab diabetes melitus pada lanjut usia Patofisiologi Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat. Pada d iabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri. Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat. Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 30 Keberadaan penyakit lain Genetik Obat Aktivitas fisik yang berkurang Kegemukan Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin Umur yang berkaitan dengan penurunan insulin Faktor- faktor penyebab pada usia lanjut Diabetes Mellitus Yoko Irawan., S.Ked 406080079 Tabel 1. Karakteristik diabetes melitus tipe I dan tipe II DM TIPE I DM TIPE II  Mudah terjadi ketoasidosis  Pengobatan harus dengan insulin  Onset akut  Biasanya kurus  Biasanya terjadi pada umur yang masih muda  Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4  Didapatkan antibodi sel islet  10nya ada riwayat diabetes pada keluarga  30-50 kembar identik terkena  Sukar terjadi ketoasidosis  Pengobatan tidak harus dengan insulin  Onset lambat  Gemuk atau tidak gemuk  Biasanya terjadi pada umur 45 tahun  Tidak berhubungan dengan HLA  Tidak ada antibodi sel islet  30nya ada riwayat diabetes pada keluarga   100 kembar identik terkena Sumber : PERKENI, Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2, 2002 III. KLASIFIKASI ETIOLOGIS DIABETES MELITUS Klasifikasi etiologis diabetes melitus menurut American Diabetes Association 1997 : Diabetes melitus tipe I : Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Diabetes melitus tipe II : Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Diabetes melitus tipe lain : 1. Defek genetik fungsi sel beta : Maturity onset diabetes of the young MODY 1,2,3  DNA mitokondria 2. Defek genetik kerja insulin 3. Penyakit eksokrin pankreas 4. Endokrinopati : Akromegali Sindrom Cushing Hipertiroidisme Feokromositoma 5. Obat atau zat kimia 6. Infeksi Citomegalovirus Rubela kongenital 7. Imunologi : Antibodi anti reseptor insulin 8. Sindrom genetik lainnya : Down syndrome Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 31 Diabetes Mellitus Yoko Irawan., S.Ked 406080079 Klinefelter syndrome Turner syndrome, Huntington syndrome, Chorea syndrome, Prader Willi Syndrome

IV. GAMBARAN KLINIS Keluhan umum pada pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM