Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Kinerja Fiskus Di Kantor Pelayanan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara)

(1)

iii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak instansi tempat penelitian, menyetujui:

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia hak Bebas Royality Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan penelitian”.

Bandung, Agustus 2016

Penulis

Lita Meirina Sutrisno 21112226

Catatan:

Bab I, II, IV dan Lampiran-lampiran tidak dionline-kan dengan alasan : 1. Pihak instansi tidak ingin dipublikasikan, dan

2. Untuk menghindari penyalahgunaan data oleh pihak lain yang dapat merugikan penulis da instansi tempat penelitian.

Ketua Tax Center UNIKOM

Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si NIP. 4127.34.02.015

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Adi Rachmanto,S.Kom.,M.Kom NIP : 4127.34.03.016


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI DIREKTORAT

JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP KINERJA FISKUS (PEGAWAI PAJAK) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

(Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojanagara)

THE INFLUENCE OF TAX ADMINISRATION REFORMS AND USER SATISFACTION DIRECTORATE GENERAL OF TAX INFORMATION

SYSTEMS ON FISCUS PERFORMANCE TAX OFFICE (Study case on Tax Office Primary Bojonagara Bandung)

LITA MEIRINA SUTRISNO NIM. 21112226

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal: Agustus 2016

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom NIP.4127.34.03.016

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec., Lic NIP. 4127.70.019

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak, CA NIP.4127.34.03.015


(3)

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis (Skripsi) saya ini adalah asli dan murni baik gagasan, rumusan, serta penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing. 2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2016

Lita Meirina Sutrisno 2111226


(4)

150 Lampiran 15

Daftar Riwayat Hidup

1. DATA PRIBADI

NIM : 21112226

Jenis Kelamin : Perempuan

NamaLengkap : Lita Meirina Sutrisno

Tempat, TanggalLahir : Bandung, 12 Mei1994

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Fakultas : Ekonomi


(5)

151

Alamat : Jln. Kopo Cirangrang Gg. H.Sutisna No 08

RT/RW 05/01 Kel Cirangrang, Kec Babakan Ciparay, Kota Bandung

No. HP : 083822391205/085721065578

E-mail : litameirina8@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

19981999 : TK. Al-Muhajirin Bandung

19992000 : TK. Melati Jaya Bandung

20002006 : SDN Babakan Ciparay 18

Bandung

20062009 : SMPN 36 Bandung

20092012 : SMA Pasundan 1 Bandung


(6)

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI DIREKTORAT

JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP KINERJA

FISKUS

(PEGAWAI PAJAK)

DI

KANTOR PELAYANAN PAJAK

( Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojanagara)

THE INFLUENCE OF TAX ADMINISRATION REFORMS AND

USER SATISFACTION DIRECTORATE GENERAL OF TAX

INFORMATION SYSTEMS ON FISCUS PERFORMANCE TAX

OFFICE

(Study case on Tax Office Primary Bojonagara Bandung) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Jenjang Strata 1 Guna Memporeleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Progam Studi Akuntansi

Oleh :

Nama : Lita Meirina Sutrisno Nim : 21112226

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persayaratan dalam memenuhi tugas mata kuliah skripsi pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis, untuk itu penulis memerlukan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Penyusunan laporan ini tidak lepas pula dari bantuan dan dukungan semua pihak yang telah memberi dukungan dan masukan. Dengan segala ketulusan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec, Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia


(8)

vii

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing penulis selama menyelesaikan usulan proposal penelitian ini di Universitas Komputer Indonesia..

5. Kepada keluargaku tercinta Papa, Mama, Kakak, yang telah memberikan dukungan pada penulis.

6. Kepada teman seperjuangan Dena, Mira, Vera, Dea, Astri, Kamilah Noer yang telah memberikan dukungan pada penulis dan masukan dalam pengerjaan skripsi ini, I Love You.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita semua, dan semoga doa, dorongan, perhatian dan pengertian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Terima kasih.

Bandung, April, 2016 Penulis


(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... .... ii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... iii

ABSTRACT... ... iv

ABSTRAK... ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN….. ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah …... .. 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4.1 Maksud Peneliatian ... 7

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 7

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... ... 9

2.1 Kajian pustaka... ... 9

2.1.1 Pengertian Pajak ... 9

2.1.2 Pengertian Reformasi Administrasi Perpajakan ... 10

2.1.3 Pengertian Administrasi Perpajakan ... 11

2.1.4 Dimensi dan Indikator Reformasi Administrasi Perpajakan ... 12


(10)

ix

2.1.5 Pengertian Kepuasan Pengguna ... 13

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.1.7 Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak 15 2.1.8 Dimensi dan Indikator Indikator Kepuasan Pengguna Sistem Informasi ... 16

2.1.9 Pengertian Kinerja... 17

2.1.10 Dimensi dan Indikator Kinerja ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 19

2.2.1 Pengaruh Reformasi Perpajakan terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak ... 19

2.2.2 Pengaruh Kepuasan pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak ... 20

2.3 Hipotesis ... 24

BABIII METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 25

3.2 Operasionalisasi Variable ... 28

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Sumber Data ... 31

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Populasi, Sample, dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 34

3.4.1 Populasi ... 34

3.4.2 Sample Penelitian ... 34

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.4.3.1 Tempat Penelitian ... 36

3.4.3.2 Waktu Penelitian ... 36

3.5 Metode Pengujian Data ... 37

3.5.1 Uji Validitas... 37

3.5.2 Uji Reabilitas ... 38

3.6 Metode Pengujian Data ... 40

3.6.1 Analisis Data ... 40


(11)

x

3.6.1.2 Analisis Verifikatif ... 41

3.6.1.3 SEM Partial Least Square (PLS) ... 42

3.6.1.4 Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Karakteristik Responden ... 60

4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 65

4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas ... 65

4.1.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 69

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Reformasi Administrasi Perpajakan ... 69

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ... 76

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak ... 82

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 88

4.1.4.1 Hasil Analisis ReformasiAdministrasi Perpajakan Terhadap Kinerja Fiskus ... 90

4.1.4.2 Hasil Analisis Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Kinerja Fiskus ... 102

4.2 Pembahasan ... 111

4.2.1 Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kinerja Fiskus ... 111

4.2.2 Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Kinerja Fiskus ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 118

5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Saran . ... 119

DAFTAR PUSTAKA... 121


(12)

(13)

121

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sudiro. 2011. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Malang: UB. Press Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta : Rineka Cipta. Hope

dan Muhleman.

Cramer, Duncan and Howit, Denis. 2006. The Sage Dictionary Of Statistics. London: Sage Publication.

Cocca, P & Alberti, M. 2010. A Framework to Assess Performance Measurement. System in SMEs. International Journal

Chaizi Nasucha, 2004, Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo

Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology. Management Information System Quarterly, 21(3).

DeLone, W. H., and Mclean, E. R. 2003. The DeLone McLean Model Of Information System Success: A ten-Year Update, Journal Of Management Information, Vol. 19, No. 4:9-30

Edy Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Prenada Media Group.

Faisal. 2008. Sistem Informasi Manajemen Jaringan. Malang: UIN-Malang Press. Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Pers Kariyoto. 2011. Pengaruh Reformasi Perpajakan, Audit Perpajakan Terhadap

Kinerja Perpajakan

Jogiyanto. 2007. Analisis dan desain sistem informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: andi

Liberti Pandiangan. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan berdasarkan UU terbaru.Jakarta:PT Gramedia.

Lumbantoruan Sophar. 2010. Ensiklopedia Perpajakan Indonesia.

Mangkunegara, Anwar Parabu. 2012. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan keenam. Bandung: Refika Aditama

Marina Lestari , Kertahadi, Imam Suyadi . 2013. Efektifitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


(14)

122

M.E Ivone Kartikaputri P. 2013. Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kinerja Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Jurnal Ilmiah Akuntansi. Pp. 1-14.

Moch. Fatkur Fadhilah. 2013. Pengaruh Reformasi Administasi Perpajakan Terhadap Kinerja ISSN: 2302-8556

Nadeak. 2012. Kualitas Sistem dan kepuasan Pengguna Sistem Informasi. Bandung: Universitas Sahid.

Norman D. Nowak. 2007. Tax Administration: Theory and Practire. Wahington: Prager Publisher Inc.

O’Brien JA, Marakas G. 2009. Management Information sistem. Ninth edition. Boston: Mc Graw Hill, Inc.

Pabundu Tika, 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Rahadian Saputra, Endang Siti Astuti & Kusdi Rahardjo. 2013. Analisis Penggunaan Aplikasi sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dan Kinerja Pegawai (studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 November 2014|

Rahayu,Siti Kurnia dan Ely Suhayati.Perpajakan Teori dan Teknis perhitungan. Yogyakarta:Graha Ilmu.2009.

Rahayu Siti Kurnia. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal.2010. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Rivai, Veithzal. & Sagala, EJ 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2013. Jurus Ampuh SPSS Untuk Riset Skripsi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. CV. Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D(12thed). Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) Bandung: Alfabeta.


(15)

123

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

danAplikasi. Bandung: Agung Media.

Umi Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zauhar, Soesilo. 2007. Reformasi Adminitrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER- 160/PJ/2006 tanggal 6 November 2006

http://wartaekonomi.co.id/read/2015/12/03/82276/mahfud-kualitas-kinerja-pegawai-pajak-harus-ditingkatkan.html

http://finance.detik.com/read/2011/06/07/130913/1373119/4/

http://www.antaranews.com/print/334838/reformasi-birokrasi-untuk kesejahteraan-masyarakat

http://www.antaranews.com/berita/549797/djp-komitmen-teruskan-pengawasan-internal-pegawai


(16)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan, memperoleh data, baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Adapun pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010 : 2), diantaranya adalah sebagai berikut :

“εetode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif agar diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(17)

26

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut :

“εetode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:

“εetode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Metode deskriptif pada penelitian ini adalah Bagaimana Reformasi Administrasi Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung, Bagaimana Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung dan Bagaimana Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung, Adapun Metode Verifikatif pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk


(18)

27

mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun pendapat Sugiyono (2009:13) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu.Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Reformasi Administrasi Perpajakan (X1) dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (X2) pada Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak (Y).

2. Unit Analisis

Menurut Hamidi (2005: 75), unit analisis dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian”.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung . Unit observasi dalam penelitian ini adalah Bagian Tempat Pelayanan Terpadu KPP Pratama Bojonagara Bandung.


(19)

28

3.2 Operasional Variabel

Adapun variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu :

1. Variabel bebas ( Independent Variable )

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat), Sugiyono (2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. 2. Variabel terikat ( Dependent Variabel )

Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak.


(20)

29

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Item

Reformasi Administrasi Perpajakan Reformasi administrasi perpajakan

merupakan suatu hal yang dilakukan dengan cara menyempurnakan atau meningkatkan kinerja administrasi secara individu, kelompok, serta kelembagaan sehingga menjadi lebih efisien, ekonomis, dan cepat (Nasucha, 2004:37)

1. Modernisasi struktur organisasi 2. Modernisasi

strategi organisasi 3. Modernisasi

prosedur organisasi 4. Modernisasi

budaya organisasi (Nasucha, 2004:37) 1. Pembentukan organisasi berdasarkan fungsi. 2. Pengukuran kinerja 3. Penetapan Standard

Operating Procedures.

4. Menerapkan kode etik terhadap seluruh pegawai Direktorat.

Ordinal 1-4

Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Kepuasan pemakai sistem informasi adalah satu dari ukuran kunci yang dikembangkan awal tahun 1990 dalam menilai kesuksesan sebuah sistem. Dalam hal ini kesuksesan sebuah sistem dapat dilihat pada dua elemen yang berbeda yaitu tingkat teknik dan tingkat semantik merupakan penyebab atau mempengaruhi tingkat keefektifan sistem

(Nadeak, 2012:17)

1. Tingkat teknik 1. Format atau isi informasi

2. Akurasi Informasi

Ordinal 5-6

2. Tingkat Semantik

3. Ketepatan Waktu 4. Waktu Respon

7-8

Kinerja

fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau kegiatannya baik dari faktor internal dan faktor eksternal. (Mangkunegara 2012:14)

1. Atribut Individu

1. Kualitas Ordinal 9-12 2. Upaya Kerja 2. Ketepatan waktu

3. Interpesonal Impact

3. Dukungan Organisasi

4. InternalControl


(21)

30

Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Umi Narimawati (2010:23) adalah sebagai berikut :

“Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu”.

Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan rating scale. Menurut Sugiyono (2015:97), rating scale didefinisikan sebagai berikut:

“Skala rating adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya”.

Dalam rating scale terdapat tingkatan pengukuran 5 titik, yaitu titik 1 sampai 5 yang mengukur setiap item jawaban pernyataan di kuesioner. Jawaban responden pada tiap item kuesioner mempunyai nilai dimana titik 1 merupakan jawaban dengan kategori sangat tidak baik sedangkan titik 5 merupakan jawaban dengan kategori sangat baik.

Tabel 3.2

Rating Scale

Skor Kategori

5 Sangat/Selalu/ Jujur, diverifikasi, netral 4

Obyektif/Sering/Tinggi/Sesuai/Menentukan/Baik/Jujur,

diverifikasi/Dapat/Dimengerti/Transparan/Terencana/ Ekonomi, efisiensi, dan efektivitas

3 Cukup /Meminimalkan/Jujur, netral 2 Kurang/Memaksimalkan/Rendah/Netral

1 Tidak/Sangat/Buruk/Diverifikasi


(22)

31

3.3Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012:137), sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:137), sumber data primer dan sumber sekunder didefinisikan sebagai berikut:

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mencari sejumlah data yang di peroleh dengan cara studi lapangan (Field Research) yaitu langsung terjun ke lapangan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan, dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.


(23)

32

b. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi.

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.

Tabel 3.3 Bobot Nilai Kuesioner Bobot Nilai

Kuesioner

Pernyataan Kuesioner

5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Netral

2 Kurang Setuju

1 Sangat Kurang Setuju Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010: 40)

Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Menurut Yang dan Miller (2008:231) menjelaskan response rate sebagai berikut:

“Response rate is also known as completion rate or return rate. Response rate in survey research refers to the number of people who answered the survey divided the number of people in the sample. It


(24)

33

usually expressed in the form of percentage. So, response rate is particularly important for anyone doing research, because sometimes sample size normally is not the same as number of units actually studied”.

Berdasarkan pengertian diatas, rumus dari response rate adalah sebagai berikut :

= ℎ � ℎ ℎ x % Sumber: Yang dan Miller (2008:231)

Kriteria penilian dari response rate adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Response Rate

Sumber: Yang dan miller (2008:231)

d. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

No Response Rate Kriteria

1 ≥ 8η% Excellent

2 70% - 85% Very Good

3 60% - 69% Acceptable

4 51% - 59% Questionable


(25)

34

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi

Sugiyono (2012:15) menjelaskan pengertian populasi adalah sebagai berikut:

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah wajib pajak di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 81.473 wajib pajak.

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:81) menjelaskan definisi sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam penelitian ini dipilih teknik random sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota pupulasi tersebut.


(26)

35

Berikut rumus Taro Yamane atau Slovin dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008:49) :

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

= batas kesalahan yang ditetapkan

Dalam praktik riset umumnya penelitian menggunakan kisaran nilai signifikansi/Probabilitas atau alpha sebesar 1%, yang terkecil, 5% atau 10% yang terbesar (Cramer dan Howitt, 2006:12). Hal ini bukan berarti kita tidak bisa menggunakan nilai-nilai diluar nilai kesepakatan tersebut.

Tingkat kepercayaan atau disebut juga confidence interval didasarkan dari Teorema Batas Sentral (Central Limit Theorem). Nilai-nilai yang diperoleh tersebut yang berasal dari sampel-sampel yang sudah ditarik didistribusikan secara normal dalam bentuk nilai benar/ nyata dari populasi. Bentuk nilai-nilai tersebut akan menjadi nilai-nilai sampel yang lebih tinggi atau lebih rendah jika bandingkan dengan nilai populasinya. Dalam suatu distribusi normal, tingkat kepercayaan berkisar antara 99% yang tertinggi dan 90% yang terendah (Sarwono, 2013:84).

n =


(27)

36

Jumlah wajib pajak pada KPP Pratama Bojonagara Bandung sebanyak 81.473 orang . Berdasarkan rumus tersebut dapat dicari samplenya,maka ukuran sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut :

Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel sebesar 100 orang. Karena dengan sampel sebesar 100 orang dapat mewakili populasi yang ada.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.3.1Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis berencana akan melakukan penelitian dalam bentuk survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara yang beralamatkan di Jalan. Ir. Sutami No.2 Bandung.

3.2.3.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret-Agustus 2016. Berikut rincian kegiatan penelitian yang berada pada tabel berikut ini :

Tabel 3.5

Rincian Kegiatan Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Maret 2016

April 2016

Mei 2016

Juni 2016

Juli 2016

Agustus

I Tahap Persiapan:

1. Bimbingan dengan dosen pembimbing

2. Membuat online dan proposal skripsi

3. Mengambil formulir penyusunan skripsi

n =

.


(28)

37

3.5 Metode Pengujian Data 3.5.1 Uji Validitas

Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa valid adalah menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Oleh karena itu validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

Sumber : Umi Narimawati (2010 : 42)

4. Menentukan tempat penelitian

II Tahap Pelaksanaan:

1. Mengajukan online dan proposal skripsi

2. Meminta surat pengantar ke perusahaan

3. Penelitian di perusahaan 4. Penyusunan skripsi

III Tahap Pelaporan:

1. Menyiapkan draf skripsi 2. Sidang akhir skripsi

3. Penyempurnaan laporan skripsi 4. Penggandaan skripsi


(29)

38

Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,40 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Adapun standar penilaian untuk uji validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Standar Penilaian untuk Validitas

Criteria Validity

Excellent 0,81-100

Good 0,61-080

Acceptable 0,41-0,60

Marginal 0,21-0,40

Poor 0,00-0,20 (Sumber: Barker et al,2002:70)

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3) pengertian reabilitas adalah sebagai berikut : “Reliabiltas adalah derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan”.

Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.


(30)

39

Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

4. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono (2012:131) Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Tabel 3.7

Standar Penilaian Untuk Reabilitas Reliability

Good 0,80

Acceptable 0,70

Marginal 0,60

Poor 0,50

Sumber : Barker et al,(2002 : 70) �

=

+


(31)

40

Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002 :70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.

3.6 Metode Pengujian data 3.6.1 Analisis Data

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan menggunakan analisis deskriptif dan analisis verifikatif dan jenis penelitian kuantitatif.

3.6.1.1Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Menurut Sugiyino (2013:169) analisis deskriptif adalah

“Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”

Dalam penelitian, penulis menggunakan analisis deskriptif atas variabel independent dan dependent yang selanjutnya dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah total skor responden. Dari jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan. Berikut ini cara mengitung skor total :


(32)

41

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:45)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Berdasarkan perhitungan persentase skor aktual maka untuk menjawab persentase tanggapan responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 76% - 100% Baik

2 56% - 75% Cukup Baik

3 40% - 55% Kurang Baik

4 < 40% Tidak Baik

3.6.1.2Analisis Verifikatif

Penelitian verifikatif digunakan dalam penelitian untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 (Reformasi Administrasi Perpajakan) dan X2 (Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak). Analisis verifikatif ini menggunakan alat uji statistik yaitu uji Model Persamaan Struktural (Structural Equation


(33)

42

Modeling/SEM) dengan menggunakan metode alternatif partial least square (PLS) menggunakan software SmartPLS V.0.3.

3.6.1.3SEM Partial Least Square (PLS)

Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan nama Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 3.0. Menurut Imam Ghozali (2006:1), metode Partial Least Square (PLS) menjelaskan bahwa Model persamaan strukturan berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak terukur langsung) dan diukur menggunakan indikator-indikator (variable manifest).

Menurut Imam Ghozali (2006:18), Partial Least Square (PLS) didefinisikan sebagai berikut:

Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi.

Nils Urbach dan Frederik Ahlemann (2010:12) menjelaskan PLS adalah:

pendekatan berbasis komponen untuk pengujian model persamaan struktural. Selain itu, mereka menjelaskan bahwa PLS didasarkan pada gagasan memiliki dua prosedur iteratif menggunakan least square estimation untuk model tunggal dan multikomponen.

Pendekatan PLS memiliki beberapa karaketristik yaitu seperti yang dikutip oleh Nils Urbach (2010:12) pertama memiliki distribusi bebas, tidak ada asumsi mengenai bentuk distribusi variabel yang akan diukur. Menurut Fornell and


(34)

43

Bookstein (1982) yang dikutip oleh Nils bahwa PLS tidak akan menghasilkan solusi yang tidak dapat diterima atau mendapat faktor ketidakpastian. Selain itu, dalam kondisi tertentu dapat bekerja atau diolah dengan ukuran sampel yang relatif kecil (Cassel et al. 1999).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat dikatakan model analisis PLS merupakan pengembangan dari model analisis jalur, adapun beberapa kelebihan yang didapat jika menggunakan model analisis PLS yaitu data tidak harus berdistribusi tertentu, model tidak harus berdasarkan pada teori dan adanya indeterminancy, dan jumlah sampel yang kecil.

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran (error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.

Menurut Fornell yang dikutip Imam Ghozali (2006:1) kelebihan lain yang didapat dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) adalah sebagai berikut: SEM berbasis variance atau PLS ini memberikan kemampuan untuk melakukan analisis jalur (path) dengan variabel laten. Analisis ini sering disebut sebagai kedua dari analisis multivariate.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa model analisis PLS merupakan pengembangan dari model analisis jalur, adapun beberapa


(35)

44

kelebihan yang didapat jika menggunakan model analisis PLS yaitu data tidak harus berdistribusi tertentu, model tidak harus berdasarkan pada teori dan adanya indeterminancy, dan jumlah sampel yang kecil. Beberapa istilah umum yang berkaitan dengan SEM menurut Hair et al (1995), diuraikan sebagai berikut:

a) Konstruk Laten;

Pengertian konstruk adalah konsep yang membuat peneliti mendefinisikan ketentuan konseptual namun tidak secara langsung (bersifat laten), tetapi diukur dengan perkiraan berdasarkan indikator. Konstruk merupakan suatu proses atau kejadian dari suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk konseptual dan memerlukan indikator untuk memperjelasnya. b) Variabel Manifest;

Pengertian variabel manifest adalah nilai observasi pada bagian spesifik yang dipertanyakan, baik dari responden yang menjawab pertanyaan (misalnya kuesioner) maupun observasi yang dilakukan oleh peneliti. Sebagai tambahan, konstruk laten tidak dapat diukur secara langsung (bersifat laten) dan membutuhkan indikator-indikator untuk mengukurnya. Indikator-indikator tersebut dinamakan variabel manifest. Dalam format kuesioner, variabel manifest tersebut merupakan item-item pertanyaan dari setiap variabel yang dihipotesiskan. c) Variabel Eksogen, Variabel Endogen, dan Variabel Error;

Variabel eksogen adalah variabel penyebab, variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.Variabel eksogen memberikan efek kepada variabel lainnya. Dalam diagram jalur, variabel eksogen ini secara eksplisit ditandai sebagai variabel yang tidak ada panah tunggal yang menuju ke arahnya. Variabel endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh variabel eksogen.Variabel endogen adalah efek dari variabel eksogen. Dalam diagram jalur, variabel endogen ini secara eksplisit ditandai oleh kepala panah yang menuju ke arahnya.

d) Variabel Intervening.

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflective indicator). Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya diistilahkan dengan indikator


(36)

45

formatif (formative indicator). Adapun penjelasan dari jenis indikator tersebut menurut Imam Ghozali (2006:7) adalah sebagai berikut:

a) Model refleksif dipandang secara matematis, indikator seolah-olah sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini mengakibatkan bila terjadi perubahan dari satu indikator akan berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama. Ciri-ciri model indikator reflektif adalah: 1) Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator.

2) Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki interval consistency reliability).

3) Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti variabel laten.

4) Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.

b) Model formatif dipandang secara matematis, indikator seolah-olah sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu konstruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel latennya. Ciri-ciri model indikator formatif adalah:

1) Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari indikator ke variabel laten.

2) Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi.

3) Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna variabel.

4) Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat variabel.

Menurut Imam Ghozali (2006:4) PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab masalah pengukuran indeks kepuasan karena PLS tidak memerlukan asumsi yang ketat, baik mengenai sebaran dari perubahan pengamatan maupun ukuran contoh yang tidak besar. Keunggulan PLS antara lain:

a) PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif.

b) Fleksibilitas dari algoritma, dimensi ukuran bukan masalah, dapat menganalisis dengan indikator yang banyak.


(37)

46

Adapun cara kerja PLS menurut Imam Ghozali (2006:19) yaitu:

“Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen keduanya variabel laten dan indikator diminimumkan”.

Semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan, efeyaitu: (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya (measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala zero means dan unit variance sama dengan satu sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model. Adapun langkah-langkah metode Partial Least Square (PLS) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1) Merancang Model Pengukuran

Model pengukuran (outer model) adalah model yang menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest atau yang biasa disebut dengan indikator. Untuk variabel laten kinerja Fiskus di kantor pelayanan pajak terdiri dari 4 variabel manifest. Kemudian untuk variabel laten kepuasan pengguna sistem informasi direktorat jenderal pajak terdiri dari 4 variabel manifest dan untuk variabel laten reformasi administrasi perpajakan terdiri dari 4 variabel manifest.


(38)

47

2) Merancang Model Struktural

Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari dua variabel laten eksogen atau dapat diartikan sebagai variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya (Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direkorat Jenderal Pajak) dan satu variabel laten endogen atau biasa disebut dengan variabel yang dipengaruhi ( Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak).

3) Membangun Diagram Jalur

Hubungan antar variabel pada sebuah diagram alur yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat antar konstruk dari model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama. Diagram alur menggambarkan hubungan antar konstruk dengan anak panah yang digambarkan lurus menunjukkan hubungan kausal langsung dari suatu konstruk ke konstruk lainnya. Konstruk eksogen, dikenal dengan independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.


(39)

48

Berikut ini adalah struktural dari penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Struktur Analisis Variabel Penelitian Secara Keseluruhan Keterangan:

ξ1 =Reformasi administrasi Perpajakan

ξ2 = Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

= KinerjaFiskus di Kantor Pelayanan Pajak

λ = Bobot Faktor Laten Variabel dengan Indikatornya

= Kesalahan Pengukuran Indikator Exogenous Latent Variable

= Kesalahan Pengukuran Indikator Endogenous Latent Variable

= Koefisien Pengaruh Langsung antara Exogenous Latent Variable (X1) dan Endogenous

Latent Variable

= Koefisien Pengaruh Langsung antara Exogenous Latent Variable (X2) dan Endogenous

Latent Variable.

Untuk memahami Gambar 3.1 di atas, pada tabel 3.9 berikut dijelaskan mengenai lambang-lambang statistik yang digunakan dalam model struktural.

Tabel 3.9

Lambang Statistik untuk Indikator dan Variabel yang Diteliti

Lambang Indikator Lambang Variabel

X1.1

Pembentukanorganisasi berdasarkan fungsi.

ξ1 Reformasi Administrasi Perpajakan X1.2 Pengukuran kinerja.

X1.3

Penetapan Standard Operating Procedures.

X1.4 Menerapkan kode etik terhadap seluruh

pegawai Direktorat X2.1 Format atau isi informasi

2

Kepuasan Pengguna Sistem X2.2 Akurasi Informasi


(40)

49

X2.4 Waktu respon sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak Y1 Kualitas

Kinerja Fiskus

(Pegawai Pajak) di Kantor Pelayanan Pajak Y2 Ketepatan waktu

Y3 Internal Control (Pengawasan)

Y4 Interpersonal Impact

4) Menjabarkan Diagram Alur ke dalam Persamaan Matematis

Berdasarkan konsep model penelitian pada tahap dua di atas dapat diformulasikan dalam bentuk matematis. Persamaan yang dibangun dari diagram alur yang konversi terdiri atas:

a) Persamaan inner model, menyatakan hubungan kausalitas untuk menguji hipotesis.

b) Persamaan outer model (model pengukuran), menyatakan hubungan kausalitas antara indikator dengan variabel penelitian (latent).

Persamaan Model Pengukuran:

Exogenous Constructs

= � +

Exogenous Constructs

= � + Sumber: Imam Ghozali (2006)

Persamaan matematis dalam penelitian ini yang telah dijelaskan pada diagram jalur adalah:

1) Persamaan model structural (inner model) = ᵝξ 1 + yβ +

2) Persamaan model pengukuran (outer model) a) Pengukuran variabel eksogen

X1.1 = λ1 ξ 1 + 1

X1.2 = λ2ξ 1 + 2

X1.3 = λ3ξ 1 + 3

X2.1 = λ4 ξ 2 + 4

X2.2 = λ5 ξ 2 + 5

X2.3 = λ6 ξ 2 + 6


(41)

50

X2.5 = λ8 ξ 2 + 8

X2.6 = λ9 ξ 2 + 9

X2.7 = λ10 ξ 2 + 10

X2.8 = λ11 ξ 2 + 11

X2.9 = λ12 ξ 2 + 12

b) Pengukuran variable endogen Y1 = λ12 + 1

Y2 = λ13 + 2

Interpretasi model atau hasil pengujian pada tahap ini disesuaikan dengan data teori dan analar. Keterangan simbol disajikan pada sebagai berikut:

Tabel 3.10 Keterangan Simbol

Simbol Keterangan Nama

Measurement Error Exogenous Indicator Delta Measurement Error Endogenous Indicator Epsilon

Ξ Exogenous Latent Variable Ksi

Η Endogenous Latent Variable Eta

Λ Bobot Faktor antara Latent Variable dengan Indikatornya Lamda

Γ Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable dan

Endogenous Latent Variable Gamma

Β Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable dan

Endogenous Latent Variable Gamma

5) Estimasi

Estimasi menurut Imam Ghozali (2006:85), pada tahapan ini adalah :

Nilai , dan λ yang terdapat pada langkah keempat diestimasi

menggunakan program Smart PLS. Dasar yang digunakan untuk dalam etimasi adalah resampling dengan Bootstrapping yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. Tahap pertama dalam estimasi menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan parameter lokasi (konstanta).

6) Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit)

Uji kecocokan model pada Structural Equation Modelin melalui pendekatan Partial Least Square terdiri dari dua jenis, yaitu uji kecocokan model pengukuran dan uji kecocokan model struktural. Model pengukuran/measurement model (outer model) dievaluasi dengan convergent validity and discriminant validity.


(42)

51

A. Uji Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model)

Uji kecocokan model pengukuran (fit test of measurement model) adalah uji kecocokan pada outer model dengan melihat validitas konvergen (convergent validity) dan validitas diskriminan

a) Validitas Konvergen (convergent validity) adalah nilai faktor loading pada laten dengan indikator-indikatornya. Faktor loading adalah koefesien jalur yang menghubungkan antara varibel laten dengan indikatornya. Validitas konvergen (convergent validity) dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu:

1) Indikator validitas: dilihat dari nilai faktor loading dan t-statistic sebagai berikut:

 Jika nilai faktor loading antara 0,5-0,6 maka dikatakan cukup,

sedangkan jika nilai faktor loading ≥ 0,7 maka dikatakan tinggi (Imam Ghozali, 2006).

 Nilai t-statistic ≥ 1,984 maka menunjukkan bahwa indikator tersebut sahih (Yamin dan Kurniawan, 2011 dalam Uce Indahyanti, 2013).

2) Reabilitas konstruk: dilihat dari nilai output Composite Reability (CR).

Kriteria dikatakan realibel adalah nilai CR ≥ 0,7 (Yamin dan

Kurniawan, 2011 dalam Uce Indahyanti, 2013).

3) Nilai Average Variance Extracted (AVE): nilai AVE yang diharapkan

adalah ≥ 0,η (Yamin dan Kurniawan, 2011 dalam Uce Indahyanti,


(43)

52

b) Validitas Diskriminan (discriminant validity) dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan cara melihat nilai cross loading factor dan membandingkan dengan akar AVE dengan korelasi antar konstruk/variabel laten. Cross loading factor untuk mengetahui apakah variabel laten memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan korelasi indikator dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan korelasi antar indikator dengan variabel laten lain. Jika korelasi indikator dengan variabel latennya memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap variabel laten lain, maka dikatakan variabel laten tersebut memiliki validitas diskriminan yang tinggi (Uce Indahyanti, β01γ). Nilai AVE direkomendasikan ≥ 0,η.

B. Uji Kecocokan Model Struktural (Inner Model)

Uji kecocokan model struktural (fit test of structural model) adalah uji kecocokan pada inner modelberkaitan dengan pengujian hubungan antar variabel yang sebelumnya dihipotesiskan (Uce Indahyanti, 2013). Evaluasi menghasilkan hasil yang baik apabila:

a) Koefisien korelasi menunjukkan hubungan (korelasi) antara dua buah variabel, dimana nilai koefisien korelasi menunjukkan arah dan kuat hubungan antara dua variabel. Karena data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal atau peringkat, maka koefisien korelasi yang dipakai adalah koefisien korelasi spearman atau koefisien korelasi range.


(44)

53

Rumus dari koefisien korelasi spearman atau koefisien korelasi range adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = koefisien korelasi

D = perbedaan skor antara dua variabel N = jumlah subyek dalam variabel

Bentuk dan besarnya koefisien korelasi (r) memiliki nilai -1 sampai dengan +1 yang dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Jika r ≤ 0, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

merupakan hubungan negatif. Artinya, jika variabel bebas naik, maka variabel terikat turun. Sebaliknya, jika variabel bebas turun, maka variabel terikat naik.

b) Jika r > 0, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat merupakan hubungan positif. Artinya, jika variabel bebas naik, maka variabel terikat naik. Sebaliknya, jika variabel bebas turun, maka variabel terikat turun.

c) Jika r = 0, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungan. Artinya, jika salah satu variabel berubah maka tidak mempengaruhi variabel lainnya.

d) Jika r = -1 atau 1, berarti antara variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan negatif/positif yang kuat sempurna.


(45)

54

Berdasarkan kategori koefisien korelasi di atas, maka kriteria penilaian koefisien korelasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,000 – 0,199 Sangat rendah

2 0,200 – 0,399 Rendah

3 0,400 – 0,599 Sedang

4 0,600 – 0,799 Kuat

5 0,800 – 1,000 Sangat kuat

(Sumber: Sugiyono, 2009; 250)

a) Koefisien hubungan antar variabel tersebut signifikan secara statistik yaitu dengan nilai t-statistic ≥ 1,984. Taraf nyata atau taraf keberartian (α) dalam penelitian ini adalah 0,05 , dimana di dalam tabel distribusi normal nilainya adalah 1,984. Apabila nilai t-statistic ≥ 1,984berarti ada suatu hubungan atau pengaruh antar variabel dan menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik (Uce Indahyanti, 2013).

b) Nilai koefisien determinasi (R2 atau R-square) mendekati nilai 1. Nilai R2 untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen yang dihipotesiskan dalam persamaan mampu menerangkan variabel endogen. Nilai R2 ini dalam PLS disebut juga Q-square predictive relevance. Besarnya R2 tidak pernah

negatif dan paling besar sama dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin besar


(46)

55

2013).

Pengukuran R2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran Guilford sebagai berikut :

Tabel 3.12

Kriteria Penilaian Koefisien Determinasi

Nilai Koefesien Determinasi Tafsiran

> 0,40 Sangat rendah

0,ζ0 ≤ R2 < 0,16 Rendah

0,16 ≤ R2 < 0,49 Sedang/Cukup

0,ζ9 ≤ R2 < 0,81 Tinggi

0,81 ≤ R2 < 1,00 Sangat Tinggi

Sumber: Guilford (1956:145) C. Uji kecocokan seluruh model/model gabungan

Uji kecocokan seluruh model/model gabungan (fit test of combination model) adalah uji kecocokan untuk memvalidasi model secara keseluruhan, menggunakan nilai Goodness of Fit (GoF). GoF merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran dan model struktural, yang diperoleh dari akar nilai rata-rata communality dikalikan dengan akar nilai rata-rata R-square (Vinzi, dkk, 2010 dalam Uce Indahyanti, 2013). Nilai GoF terbentang antara 0-1 dengan interpretasi 0,1 (GoF kecil); 0,25 (GoF moderat); dan 0,36 (GoF substansial) (Uce Indahyanti:2013).

3.6.1.4Uji Hipotesis


(47)

56

pernyataan mengenai populasi yang perlu diuji kebenarannya.Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karenanya harus ditolak.

Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Kedua hipotesis ini diuji dengan statistik uji t dengan ketentuan H0 ditolak jika tstatistik lebih besar dari nilai

kritis untuk α = 0,05 sebesar 1,984.

1. Hipotesis 1 (X1 terhadap Y)

Hipotesis yang pertama adalah Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak. , Persamaan model struktural:

Model pengukuran dan struktural terdiri dari 1 exogenous constructs dengan 4 indikator dan 1 endogenous constructs dengan 4 indikator. Model struktural yang akan diuji digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Struktur Analisis Pengaruh ξ1terhadap


(48)

57

Berdasarkan gambar 3.2 maka persamaan struktural hasil pengolahan hipotesis pertama menggunakan software SmartPLS 3.0 adalah sebagai berikut:

Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance ξ

Keterangan:

= VariabelEndogenous Construct

= Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable dan Endogenous Latent Variable

ξ = Variabel Endogenous Construct

= Pengaruh faktor lain terhadap Endogenous Latent Variable

Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan dengan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : λ = 0 : Pengaruh ξ1 terhadap tidak signifikan

H1 : λ≠ 0 : Pengaruh ξ1 terhadap signifikan

Statistik uji yang digunakan adalah:

Tolak Ho jika tstatistik> tkritis pada taraf signifikan. Dimana tkritis untuk α = 0,05 sebesar 1,984.

2. Hipotesis 2 (X2 terhadap Y)

Hipotesis yang kedua adalah Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak. Persamaan model struktural:

= � λλ


(49)

58

Model pengukuran dan struktural terdiri dari 1 exogenous constructs dengan 4 indikator dan 1 endogenous constructs dengan 4 indikator. Model struktural yang akan diuji digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3

Struktur Analisis Pengaruh ξ2terhadap

Berdasarkan gambar 3.3, maka persamaan struktural hasil pengolahan hipotesis kedua menggunakan software SmartPLS 3.0 adalah sebagai berikut: Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance

= ξ +

Keterangan:

= Variabel Endogenous Construct

= Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable) dan Endogenous Latent Variable

ξ = Variabel Endogenous Construct

= Pengaruh faktor lain terhadap Endogenous Latent Variable

Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho: λ = 0 : Pengaruh ξ2terhadap 2 tidak signifikan


(50)

59

Statistik uji yang digunakan adalah:

Tolak Ho jika tstatistik> tkritis pada taraf signifikan. Dimana tkritis untuk α = 0,05 sebesar 1,984.

3. Menggambarkan Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan terhadap sebuah hipotesis dapat digambarkan dengan uji dua pihak daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Sumber : Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:54) Gambar 3.4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


(51)

118 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan kepuasan penggunaan sistem informasi direktorat jendera pajak terhadap kinerja fiskus, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Reformasi administrasi perpajakan berpengaruh tingggi terhadap kinerja fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak, artinya semakin baik reformasi administrasi perpajakan dalam melakukan Modernisasi struktur organisasi, Modernisasi prosedur organisasi, Modernisasi strategi organisasi, dan Modernisasi budaya organisasi, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja fiskusnya. Namun dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena memiliki beberapa masalah seperti:

a. Pegawai yang bertugas melaksanakan tugas tidak sesuai dengan Standard Operating Procedures yang telah ditetapkan, dan

b. Pegawai melaksankan tugas tidak dengan menerapkan kode etik sebagai petugas pajak.

2. Kepuasan penggunaan sistem informasi direktota jenderal pajak berpengaruh sedang/cukup terhadap kinerja fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak, artinya semakin diterapkannya Content (isi), Accuracy (akurat), Timeliness (ketepatan waktu), dan waktu respon sistem maka hal tersebut


(52)

119

akan meningkatkan kinerja fiskusnya. Namun dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena memiliki beberapa masalah seperti:

a. Dilihat dari segi akurasi informasi dihasilkan oleh sistem informasi DJP masih belum baik dan juga;

b. Waktu Respon sistem informasi DJP untuk memperolehan informasi yang diperlukan masih belum baik.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan kepuasan penggunaan sistem informasi direktorat jenderal pajak terhadap kinerja fiskus, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Saran Operasional

a) Untuk meningkatkan Reformasi Administrasi Perpajakan sebaiknya kepada pegawai yang masih kurang dalam melaksanakan tugas tidak sesuai dibandingkan dengan peraturan yang telah ditetapkan melalui Standard Operating Procedures, diberikan pelatihan kembali hal ini bertujuan meningkatkan kinerja fiskus di KPP.

b) Untuk meningkatkan Reformasi Administrasi Perpajakan sebaiknya peran pengawasan intern lebih ditingkatkan lagi, agar tercipta dan terwujudnya pegawai pajak yang bersih dan tidak melanggar kode etik yang berlaku. c) Untuk meningkatkan Kepuasan Penggunaan Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak sebaiknya pihak IT dari pihak perpajakan lebih dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas keamanan sehingga Pengguna


(53)

120

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merasa puas dalam penggunaan Sistem Informasi, sehingga tidak terjadi kekhawatiran yang lebih dari para pengguna atas keakuratan data, serta membuat waktu respon dari aplikasi tersebut lebih cepat agar kenyamanan dari para pegawai dalam mengambil data dapat terjaga.

2. Saran Akademis

Dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi perpajakan diharapkan hasil ini dapat dijadikan acuan agar kedepannya peneliti lain dapat menggunakan variabel yang sama, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda atau mencari variabel lain yang mempengaruhi kinerja fiskus seperti sumber daya manusia dan sistem informasi akuntansi.


(1)

57

Berdasarkan gambar 3.2 maka persamaan struktural hasil pengolahan hipotesis pertama menggunakan software SmartPLS 3.0 adalah sebagai berikut:

Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance ξ

Keterangan:

= VariabelEndogenous Construct

= Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable dan Endogenous Latent Variable

ξ = Variabel Endogenous Construct

= Pengaruh faktor lain terhadap Endogenous Latent Variable

Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan dengan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho: λ = 0 : Pengaruh ξ1terhadap tidak signifikan H1: λ≠ 0 : Pengaruh ξ1terhadap signifikan Statistik uji yang digunakan adalah:

Tolak Ho jika tstatistik> tkritis pada taraf signifikan. Dimana tkritis untuk α = 0,05 sebesar 1,984.

2. Hipotesis 2 (X2 terhadap Y)

Hipotesis yang kedua adalah Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Fiskus di Kantor Pelayanan Pajak. Persamaan model struktural:

= � λλ


(2)

Model pengukuran dan struktural terdiri dari 1 exogenous constructs dengan 4 indikator dan 1 endogenous constructs dengan 4 indikator. Model struktural yang akan diuji digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3

Struktur Analisis Pengaruh ξ2terhadap

Berdasarkan gambar 3.3, maka persamaan struktural hasil pengolahan hipotesis kedua menggunakan software SmartPLS 3.0 adalah sebagai berikut: Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance

= ξ +

Keterangan:

= Variabel Endogenous Construct

= Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable) dan Endogenous Latent Variable

ξ = Variabel Endogenous Construct

= Pengaruh faktor lain terhadap Endogenous Latent Variable

Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho: λ = 0 : Pengaruh ξ2terhadap 2 tidak signifikan H1: λ ≠ 0 : Pengaruh ξ2terhadap 2 signifikan


(3)

59

Statistik uji yang digunakan adalah:

Tolak Ho jika tstatistik> tkritis pada taraf signifikan. Dimana tkritis untuk α = 0,05 sebesar 1,984.

3. Menggambarkan Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan terhadap sebuah hipotesis dapat digambarkan dengan uji dua pihak daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Sumber : Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:54)

Gambar 3.4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


(4)

118

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan kepuasan penggunaan sistem informasi direktorat jendera pajak terhadap kinerja fiskus, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Reformasi administrasi perpajakan berpengaruh tingggi terhadap kinerja fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak, artinya semakin baik reformasi administrasi perpajakan dalam melakukan Modernisasi struktur organisasi, Modernisasi prosedur organisasi, Modernisasi strategi organisasi, dan Modernisasi budaya organisasi, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja fiskusnya. Namun dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena memiliki beberapa masalah seperti:

a. Pegawai yang bertugas melaksanakan tugas tidak sesuai dengan Standard Operating Procedures yang telah ditetapkan, dan

b. Pegawai melaksankan tugas tidak dengan menerapkan kode etik sebagai petugas pajak.

2. Kepuasan penggunaan sistem informasi direktota jenderal pajak berpengaruh sedang/cukup terhadap kinerja fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak, artinya semakin diterapkannya Content (isi), Accuracy (akurat), Timeliness (ketepatan waktu), dan waktu respon sistem maka hal tersebut


(5)

119

akan meningkatkan kinerja fiskusnya. Namun dalam pelaksanaannya masih belum optimal karena memiliki beberapa masalah seperti:

a. Dilihat dari segi akurasi informasi dihasilkan oleh sistem informasi DJP masih belum baik dan juga;

b. Waktu Respon sistem informasi DJP untuk memperolehan informasi yang diperlukan masih belum baik.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh reformasi administrasi perpajakan dan kepuasan penggunaan sistem informasi direktorat jenderal pajak terhadap kinerja fiskus, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Saran Operasional

a) Untuk meningkatkan Reformasi Administrasi Perpajakan sebaiknya kepada pegawai yang masih kurang dalam melaksanakan tugas tidak sesuai dibandingkan dengan peraturan yang telah ditetapkan melalui Standard Operating Procedures, diberikan pelatihan kembali hal ini bertujuan meningkatkan kinerja fiskus di KPP.

b) Untuk meningkatkan Reformasi Administrasi Perpajakan sebaiknya peran pengawasan intern lebih ditingkatkan lagi, agar tercipta dan terwujudnya pegawai pajak yang bersih dan tidak melanggar kode etik yang berlaku. c) Untuk meningkatkan Kepuasan Penggunaan Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak sebaiknya pihak IT dari pihak perpajakan lebih dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas keamanan sehingga Pengguna


(6)

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merasa puas dalam penggunaan Sistem Informasi, sehingga tidak terjadi kekhawatiran yang lebih dari para pengguna atas keakuratan data, serta membuat waktu respon dari aplikasi tersebut lebih cepat agar kenyamanan dari para pegawai dalam mengambil data dapat terjaga.

2. Saran Akademis

Dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi perpajakan diharapkan hasil ini dapat dijadikan acuan agar kedepannya peneliti lain dapat menggunakan variabel yang sama, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda atau mencari variabel lain yang mempengaruhi kinerja fiskus seperti sumber daya manusia dan sistem informasi akuntansi.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 102 44

Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Kota

0 93 79

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

4 76 62

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 43 68

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega Kota Bandung)

4 13 36

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

0 8 48

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat jenderal Pajak Dan Kepuasaan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)

2 16 62

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Kewajiban Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung-Bojonagara).

0 0 19

Pengaruh Modernisasi Perpajakan terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara, Bandung).

0 0 22