Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir, sehingga matematika sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelajaran matematika harus sudah diberikan sejak dini kepada anak yaitu sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar bahkan Taman Kanak-kanak. Namun jika dilihat perkembangan dunia pendidikan Sekolah Dasar pada saat ini belumlah menggembirakan, terlebih pelajaran matematika yang masih menjadi momok bagi siswa. Dalam pandangan siswa SD secara umum, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi yang paling mudah ditemukan adalah hasil belajar siswa yang cenderung kurang memuaskan. Terutama pada perolehan nilai yang rata-rata dibawah mata pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan oleh siswa itu sendiri. Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru kelas II SD Negeri 1 Bangsri, proses kegiatan belajar mengajar terutama matematika belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik. Minat siswa untuk belajar matematika sangat kurang yang dapat ditunjukkan dari persentase siswa yang mempunyai nilai diatas KKM hanya 45,5 dari 33 siswa dengan nilai rata-rata kelas hanya 56. Siswa terpancang oleh penjelasan dan sejumlah tugas yang diberikan guru. Akibatnya kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika rendah. Pendekatan dan media dalam pembelajaran sangat penting disebabkan karena cara berfikir siswa SD yang masih konkret. Dengan pendekatan dan media pembelajaran yang menarik, siswa dapat langsung berhadapan dengan masalah yang nyata, lalu dengan menggunakan kemampuan dan ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan pemecahannya. Siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami konsep pelajaran matematika merupakan suatu masalah yang perlu segera ditangani 1 pemecahannya. Dengan masalah ini dikhawatirkan akan mengakibatkan siswa tersebut kurang memahami permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika . Guru yang bertugas merangsang dan membina perkembangan intelektual dan membina pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak mempunyai wewenang untuk menentukan cara atau metode yang dianggap tepat dan efektif untuk dapat menjadi solusi bagi permasalahan di atas. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Ada sangat banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan metode pembelajaran cooperative learning. Pada umumnya, hasil-hasil penelitian tersebut mendukung penggunaan metode pembelajaran cooperative learning yang merupakan salah satu bagian dari Kurikulum KTSP Johnson Johnson:1989 dalam Anita Lie:2006. Salah satu tipe yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD Student Teams Achievment Division.

2. Perumusan Masalah