Metode Smirnov Kolmogorov Uji Kesesuaian Distribusi

4.6.2 Perhitungan Faktor Erodibilitas K

Penyebaran jenis tanah mencakup wilayah Bondowoso, Situbondo, Jember, Probolinggo, dan Pasuruan dapat dikelompokan yaitu: 1. Aluvial = Aluvial kelabu tua dengan bahan induk endpan liat dan fisiografi dataran. 2. Aluvial = Aluvial coklat kekelabuan dengan bahan induk endapan liat dan fisiografi dataran. 3. Lithosol = Komplek litosol, mediteran dan renzina. Bahan induk campuran batu kapur dan Napal. Fisiografi bukit lipatan. 4. Mediteran = Mediteran coklat kemerahan, bahan induk berasal dari tuf vulkan intermedier denga fisiografi vulkan. 5. Aluvial = Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekelabuan endapan liat dan pasir, berkembang di dataran. 6. Grumusol = Grumusol kelabu tua, dengan bahan induk endapan liat dan berkembang pada fisiografi datar. 7. Mediteran = Mediteran coklat kemerahan dengan bahan induk tuf vulkan intermedier dengan fisiografi vulkan. 8. Regosol = Regosol coklat kekelabuan dengan bahan induk abu vulkan, pasir dan tuf vulkan intermedier sampai basis. Tabel 4.14 Jenis Tanah Pada DAS Sampean No Jenis Tanah Tekstur Tanah Nilai K 1 Aluvial Sedang 0,47 2 Andosol Ringan 0,18 3 Grumusol Sangat Berat 0,07 4 Latosol Berat 0,56 5 Litosol Ringan 0,46 6 Mediteran Sangat Berat 0,46 7 Regosol Ringan 0,40 Total 2,62 Rata-rata 0,37 Sumber : Study Watershed Management Satuan Wilayah Sungai Pekalen Sampean Nilai K untuk beberapa jenis tanah di Indonesia yang disarankan oleh Dinas RLKT, Departemen Kehutanan RI ditunjukan dalam tabel 2.7 Jenis tanah yang terdapat pada lokasi studi sesuai pada tabel 4.14. Sehubungan jenis tanah pada tabel 2.7 seluruhnya memenuhi karakteristik tanah yang terdapat dilokasi studi maka diambil nilai rata-rata K = 0,37 4.6.3. Perhitungan Faktor Gabungan Panjang dan Kemiringan Lereng Kemiringan rerata DAS akan memberikan informasi mengenai kondisi topografi DAS. Kemiringan rerata suatu DAS akan berpengaruh langsung terhadap nilai waktu konsentrasi dan secara langsung terhadap besarnya limpasan permukaan yang ditimbulkan oleh hujan. DAS Kali Sampean Hulu memiliki kemiringan Rerata DAS s = 0,93 dan memmpunyai panjang lereng L = 13.500 m, didapat dari gambar 3.3 dan sesuai dengan tabel 2.8 maka nilai m = 0,2 karena kemiringan lereng s lebih besar dari 5. Sehingga persamaan 2.24 dapat digunakan untuk menghitung LS : S = 0,93 L ’ = m L     1 , 22 = 2 , 1 , 22 500 . 13     = 3,6 m Maka,   L s L s s L s LS         065 , 10000 6 , 4 10000 65 5 , 2 2 2           6 , 3 065 , 10000 93 , 6 , 3 93 , 6 , 4 10000 93 , 6 , 3 93 , 65 5 , 2 2 2           LS LS = 0,49

4.6.4. Perhitungan Faktor Penutup Vegetasi C

Peta penggunaan lahan DAS Sampean dibuat berdasarkan data sekunder. Dan peta dasar yang digunakan adalah Peta Rupa Bumi Indonesia RBI yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal. Berdasarkan tabel 2.10 yang disesuaikan dengan tata guna lahan dilokasi studi maka diperoleh nilai C yang dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut