State of the Art

Hasil yang diperoleh yaitu citra fraksi dari edmember vegetasi beserta proporsi spasialnya antara tahun 1991, 1994 dan 2001, dimana tahun 1994 dan 2001 dideteksi terjadinya perubahan luas areal vegetasi seluas ± 1.245 hektar. Penelitian Yennie Marini, Emiyati, dan Maryani Hartutidan 2014 dengan judul “Perbandingan Metode Klasifikasi Supervised Maximum Likelihood dengan Klasifikasi Berbasis Objek untuk Inventarisasi Lahan Tambak di Kabupaten Maros ”. Penelitian yang dilakukan yaitu menginventarisasi lahan tambak di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan citra SPOT -4 secara digital menggunakan metode klasifikasi digital Supervised Maximum Likelihood dan metode klasifikasi digital berbasis objek atau segmentasi dan membandingkan hasil keduanya. Hasil perhitungan luasan tambak di Kabupaten Maros menggunakan metode klasifikasi Supervised Maximum Likelihood adalah 9693,58 hektar sedangkan hasil berdasarkan metode segmentasi adalah 11348,84 hektar. Perbedaan dari perhitungan kedua metode yaitu sebesar 1655,26 hektar, hal ini disebabkan oleh perbedaan interpretasi dalam pengambilan training sampel antara kedua metode tersebut, dimana pada metode Maximum Likelihood training sampel dilakukan oleh user secara manual sedangkan pada segmentasi dilakukan secara digital.

2.2 Citra

Citra dapat diartikan sebagai suatu fungsi intensitas cahaya dua dimensi yang dinyatakan oleh fx,y, dimana nilai atau amplitudo dari f pada koordinat spasial x,y menyatakan intensitas kecerahan citra pada titik tersebut. Menurut kamus Webster, citra adalah representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dinyatakan sebagai suatu fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada bidang dua dimensi. Citra yang terlihat merupakan cahaya yang direfleksikan dari sebuah objek. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut dan pantulan cahaya ditangkap oleh alat optik, misalnya: mata manusia, kamera, scanner, sensor satelit. Citra digital merupakan citra fx,y yang telah dilakukan digitalisasi baik area koordinat maupun level brightness. Nilai f dikoordinat x,y menunjukkan level brightness atau grayness dari citra pada titik tersebut. Citra digital adalah citra yang telah disimpan atau dikonversi ke dalam format digital. Gambar 2.1 Contoh Citra Dalam Bentuk Piksel Sumber: yusronrijal.wordpress.com

2.2.1 Resolusi Citra

Empat macam resolusi yang digunakan dalam penginderaan jauh yaitu resolusi spasial, resolusi spektral, resolusi radiometrik, dan resolusi temporal Jaya, 2002 masing-masing resolusi tersebut yaitu: 1. Resolusi spasial yaitu ukuran terkecil dari suatu bentuk feature permukaan bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan di sekitarnya atau yang ukurannya bisa diukur, misalnya data citra yang diambil dari Landsat memiliki resolusi spasial 30 m x 30 m. 2. Resolusi spektral diartikan sebagai dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang sensitif terhadap sensor, misalnya citra Landsat TM memiliki resolusi spektral sebesar 7 sampai 11 band, dimana masing- masing band memiliki rentang panjang gelombangnya masing-masing. 3. Resolusi radiometrik yaitu ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi radian flux yang dipantulkan dari suatu objek permukaan bumi, misalnya radian pada panjang gelombang 0.6 – 0.7 µm direkam oleh detector MSS band 5 dalam bentuk voltage. 4. Resolusi temporal yaitu frekuensi dari suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama, misalnya Landsat TM mempunyai ulangan overpass 16 hari.

2.2.2 Interpretasi Citra