Perubahan iklim mempengaruhi perkembangan jamur patogen secara fisiologis dan molekuler. Pengaruh itu bisa berdampak pada meningkatnya keganasan
patogen Garrett, 2010. Perubahan status moler menjadi penyakit utama diduga berkaitan dengan perubahan iklim yang tidak menentu beberapa tahun terakhir. Lahan
yang ditanami bawang merah sepanjang musim tanpa pergiliran tanaman juga rawan terinfeksi moler. Kandungan organik tanah rendah dan penggunaan bibit yang tidak
selektif, umbi berasal dari daerah yang pernah terkena Fusarium, juga memicu meningkatnya serangan Fusarium Suryo, 2010.
3. Sistematika dan Morfologi Fusarium oxysporum f. sp. cepae
Menurut Alexopus dan Mims 1979, Klasifikasi jamur Fusarium oxysporum f. sp. cepae
adalah sebagai berikut : Kingdom
: Mycota
Devisi :
Eumycotina Kelas
: Deuteromycates
Ordo :
Moniliales Famili
: Tuberculariaceae
Genus :
Fusarium Spesies
: Fusarium oxysporum
f. sp. cepae Fusarium menghasilkan dua macam konidia, yaitu makrokonidia yang
panjang – panjang melengkung serta meruncing di kedua ujung seperti bulan sabit dan mikrokonidia yang pendek – pendek. Dwijoseputra, 1978.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 8. Fusarium oxysporum f.sp. cepae a. Makrokonidium; b. Mikrokonidium; c. Klamidospora
Sumber: Wiyatiningsih, 2007a Jamur Fusarium oxysporum menghasilkan 3 spora tak-kawin, yaitu
mikrokonidium, makrokonidium, dan klamidospora. Konidiofor jarang bercabang, tidak membentuk rantai, tanpa sekat, elips-silindris, lurus-lonjong, pendek, dan
sederhana, fialid lateral, dan berukuran 5-12 x 2,3-3,5 µm Domsch et al., 2010. Mikrokonidium mempunyai satu atau dua sel, terdapat jumlah banyak, dan sering
dihasilkan pada semua kondisi. Jenis spora ini banyak dijumpai di dalam jaringan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tanaman terinfeksi. Sementara itu, makrokonidium mempunyai tiga sampai lima sel dan berbentuk lengkung. Jenis spora ini umumnya banyak dijumpai di permuakaan
tanaman yang mati karena infeksi jamur ini Agrios, 2010. Menurut Domsch et al., 2010, makrokonidium berbentuk gelendong, lonjong, ujung tajam, mempunyai 3-5
sekat, dan ukuran [20-27 – 46-60 x 3,5-4,5 5] µm. Klamidospora berbentuk bulat, berdinding tebal, dihasilkan di bagian ujung
maupun di tengah miselium yang tua atau pada makrokonidium, dengan diameter 5- 15 µm Domsch et al., 2010. Menurut Sastrahidayat 2010, klamidospora dihasilkan
apabila keadaan lingkungan tidak sesuai bagi patogen dan berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup patogen.
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Moler