nyaman, dan untuk melaksanakan hak-hak pribadi tanpa menyangkal hak orang lain.
Pengertian lain menurut Stein dan Book 2004, sikap asertif berarti kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik, dan
tidak berbelit-belit, sekaligus tetap dapat memberikan respon sesuai kebutuhan orang lain, dan sesuai situasi yang ada.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah kemampuan seseorang untuk bersikap tegas
dan berani dalam mempertahankan hak-haknya, mengekspresikan perasaan, pikiran, serta kepercayaannya secara langsung, jujur, dan
tanpa menganggu hak orang lain.
2. Ciri-ciri Orang Asertif
Menurut Stein dan Book 2004, sikap asertif meliputi tiga komponen dasar yaitu kemampuan untuk dapat mengungkapkan
perasaan secara tepat, kemampuan untuk mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka, dan kemampuan untuk dapat
mempertahankan hak-hak pribadi. Dengan demikian, orang yang asertif bukan pemalu melainkan mereka dapat mengungkapkan
perasaannya biasanya secara langsung tanpa bertindak agresif ataupun melecehkan.
Lenz dan Adams 1995 menyatakan bahwa orang yang berperilaku asertif merupakan :
a. Terbuka terhadap diri sendiri secara jujur
b. Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan, dan ide
c. Mampu mempertahankan hak mereka dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga tidak melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
d. Otentik, apa adanya, terbuka, dan langsung
e. Mampu bertindak demi kepentingan sendiri
f. Mampu mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya
g. Mampu meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana
mereka membutuhkan h.
Bila sedang berkonflik dengan orang lain, mereka mampu mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak
Perilaku asertif menurut Alberti dan Emmons 1987 memiliki
ciri-ciri, yaitu :
a. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia
Untuk mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia berarti menempatkan kedua belah pihak pada pijakan
yang sama, mengembalikan keseimbangan kekuasaan dengan memberikan kekuatan pribadi kepada yang tertindas dan
memungkinkan bagi setiap orang untuk memperoleh dan tidak ada yang menang maupun kalah.
b. Bertindak dalam kepentingan sendiri
Mengacu pada kemampuan untuk membuat keputusan sendiri mengenai jadwal karir, hubungan, gaya hidup, dan jadwal
waktu, memiliki inisiatif memulai percakapan dan mengorganisir kegiatan, mempercayai penilaian sendiri, menetapkan tujuan dan
bekerja untuk mencapainya, meminta bantuan dari orang lain, dan berpartisipasi secara sosial.
c. Membela diri
Termasuk perilaku seperti mengatakan tidak, menetapkan batas waktu dan energi, menanggapi kritik atau ejekan atau
kemarahan, mengekspresikan atau mendukung atau membela pendapat.
d. Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman
Berarti kemampuan untuk tidak setuju, menunjukkan kemarahan, menunjukkan kasih sayang atau persahabatan,
mengakui ketakutan
atau kecemasan,
mengekspresikan persetujuan atau dukungan, dan menjadi spontan - semua tanpa
kecemasan yang menyakitkan. e.
Melaksanakan hak-hak pribadi Berkaitan dengan kompetensi sebagai warga negara,
sebagai konsumen, sebagai anggota sebuah organisasi atau sekolah atau kelompok kerja, sebagai peserta dalam acara-acara
publik untuk mengekspresikan pendapat, bekerja untuk perubahan,
untuk menanggapi pelanggaran hak yang dimiliki seseorang atau orang lain.
f. Tidak mengingkari hak orang lain
Adalah mencapai ekspresi di atas kepentingan pribadi tanpa kritik yang tidak adil dari orang lain, tanpa perilaku menyakitkan
terhadap orang lain, tanpa manipulasi, dan tanpa mengontrol orang lain.
Berdasarkan beberapa ciri-ciri yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang asertif adalah yang dapat
mengendalikan diri, mampu mengekspresikan perasaan baik positif maupun
negatif, mampu
berkomunikasi dengan
baik, mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merugikan orang lain, serta
dapat mengendalikan diri sesuai situasi yang ada. Pada penelitian ini ciri-ciri asertivitas yang akan digunakan
sebagai dasar penyusunan alat ukur adalah ciri-ciri asertivitas yang diungkapkan oleh Alberti dan Emmons 1987 yaitu mempromosikan
kesetaraan hubungan manusia, bertindak dalam kepentingan sendiri, membela diri, mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman,
melaksanakan hak-hak pribadi, dan tidak mengingkari hak orang lain, karena ciri-ciri tersebut lebih lengkap dibandingkan dengan ciri-ciri
asertivitas dari tokoh lain.
3. Manfaat Asertivitas